Bentuk tablet Bahan pewarna tablet Metode pembuatan sediaan tablet

14 1. Memiliki kemampuan atau daya tahan terhadap pengaruh mekanis selama proses produksi, pengemasan dan distribusi. 2. Bebas dari kerusakan seperti pecah pada permukaan dan sisi-sisi tablet. 3. Dapat menjamin kestabilan fisik maupun kimia dari zat berkhasiat yang terkandung di dalamnya. 4. Dapat membebaskan zat berkhasiat dengan baik sehingga memberikan efek pengobatan seperti yang dikehendaki. Tablet dapat didefenisikan sebagai bentuk sediaan solid yang mengandung satu atau lebih zat aktif dengan atau tanpa berbagai eksipien yang meningkatkan mutu sediaan tablet, kelancaran sifat aliran bebas, sifat kohesivitas, kecepatan disintegrasi, dan sifat antilekat dan dibuat dengan mengempa campuran serbuk dalam mesin tablet. Defenisi lain tablet kempa adalah unit bentuk sediaan solid dibuat dengan mengempa suatu campuran serbuk yang mengandung zat aktif dengan atau tanpa bahan tambahan atau bahan tertentu yang dipilih guna membantu dalam proses pembuatan dan untuk menciptakan sifat-sifat sediaan tablet yang dikehendaki Siregar dan Wikarsa, 2010.

2.4.1 Bentuk tablet

Tablet terdapat dalam berbagai ragam bentuk, ukuran, bobot, kekerasan, ketebalan, sifat disolusi dan disintegrasi dan dalam aspek lain, tergantung pada penggunaan yang dimaksudkan dan metode penggunannya. Tablet biasanya berbentuk bundar dengan permukaan datar, atau konveks. Bentuk khusus seperti kaplet, segitiga, lonjong, empat segi dan segi enam heksagonal dikembangkan oleh beberapa pabrik untuk membedakan produknya terhadap produk pabrik lainnya. Tablet dapat dihasilkan dalam berbagai bentuk, dengan membuat punch 15 dan lubang kempa lesung tablet cetakan yang didesain secara khusus. Misalnya jika punch kurang konkaf makin datar tablet yang dihasilkannya. Sebaliknya punch yang semakin konkaf, semakin lebih konveks tablet yang dihasilkan. Tablet dapat diberi monogram pada salah satu atau pada kedua permukaan tablet tergantung keberadaan monogram pada punch bawah danatau punch atas yang menghasilkan monogram. Tablet adalah sediaan solid mengandung zat aktif yang dapat diberikan secara oral dan ditelan, tablet yang hanya ditempatkan di dalam rongga mulut tanpa ditelan, tablet oral yang dikunyah dulu lalu ditelan, atau hanya dikulumdiisap Siregar dan Wikarsa, 2010.

2.4.2 Bahan pewarna tablet

Zat warna ditambahkan dalam sediaan tablet untuk memperindah tablet, membedakan dosis, spesifikasi dari pabrik, untuk memudahkan pengawasan misalnya warna yang pudar menunjukkan bahwa tablet tersebut telah rusak. Zat warna yang dipakai harus memenuhi persyaratan Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Ada 2 cara penambahan zat warna yaitu: 1. Cara basah Bahan warna dilarutkan dalam larutan bahan pengikat kemudian ditambahkan ke dalam serbuk yang akan digranulasi. 2. Cara kering Bahan warna dicampurkan dalam keadaan kering ke dalam campuran serbuk kemudian baru ditambahkan larutan bahan pengikat. Konsentrasi zat warna yang biasa dipakai 0.33 Soekemi, dkk., 1987. 16

2.4.3 Metode pembuatan sediaan tablet

Tablet dibuat dengan 3 cara umum, yaitu granulasi basah, granulasi kering mesin rol atau mesin slag dan kempa langsung. Tujuan granulasi basah dan kering adalah untuk meningkatkan aliran campuran dan atau kemampuan kempa Depkes RI., 1995. Metode pembuatan tablet didasarkan pada sifat fisika kimia dari bahan obat, seperti stabilitas dari bahan aktif dalam panas atau terhadap air, bentuk partikel bahan aktif dan sebagainya. Metode pembuatan sediaan tablet yaitu : 1. Cetak langsung Cetak langsung adalah pencetakan bahan obat atau campuran bahan obat bahan pembantu tanpa proses pengolahan awal. Cara ini hanya dilakukan untuk bahan-bahan tertentu saja yang berbentuk kristal butir-butir granul yang mempunyai sifat-sifat yang diperlukan untuk membuat tablet yang baik. Keuntungan utama dari cetak langsung ini adalah untuk bahan obat yang peka lembab dan panas, dimana stabilitasnya terganggu akibat pekerjaan granulasi, tetapi dapat dibuat menjadi tablet. Meskipun demikian hanya sedikit bahan obat yang mampu dicetak secara langsung, seperti ammonium bromida, ammonium klorida, kalium bromida, kalium klorida, natrium bromida, natrium klorida dan heksamin Voigt, 1995. 2. Granulasi kering Granulasi kering disebut juga slugging atau prekompresi. Cara ini sangat tepat untuk tabletasi zat – zat yang peka suhu atau bahan obat yang tidak stabil dengan adanya air. 17 Obat dan bahan pembantu pada mulanya dicetak dulu, artinya mula-mula dibuat tablet yang cukup besar, yang massanya tidak tertentu. Selanjutnya terjadi penghancuran tablet yang dilakukan dalam mesin penggranul kering, atau dalam hal yang sederhana dilakukan di atas sebuah ayakan. Granulat yang dihasilkan kemudian dicetak dengan takaran yang dikehendaki Voigt, 1995. Metode ini digunakan pada keadaan dosis efektif terlalu tinggi untuk pencetakan langsung, obatnya peka terhadap pemanasan, kelembaban, atau keduanya Lachman, dkk., 1994. 3. Granulasi basah Pada teknik ini juga memerlukan langkah-langkah pengayakan, penyampuran dan pengeringan. Pada granulasi basah, granul dibantuk dengan suatu bahan pengikat. Teknik ini membutuhkan larutan, suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke campuran serbuk. Cara penambahan bahan pengikat tergantung pada kelarutannya dan tergantung pada komponen campuran. Karena massa hanya sampai konsistensi lembab bukan basah seperti pasta, maka bahan pengikat yang ditambahkan tidak boleh berlebihan Banker dan Anderson, 1994. Proses pengeringan diperlukan oleh seluruh cara granulasi basah untuk menghilangkan pelarut yang dipakai pada pembentukan gumpalan-gumpalan granul dan untuk mengurangi kelembaban sampai pada tingkat yang optimum Banker dan Anderson, 1994.

2.4.4 Komposisi tablet

Dokumen yang terkait

Pembuatan Tablet Parasetamol Untuk Anak-anak Secara Granulasi Basah Dengan Ekstrak Buah Stroberi (Fragaria vesca L. ) Sebagai Pewarna

4 38 97

Pembuatan Tablet Parasetamol Untuk Anak-anak Secara Granulasi Basah Dengan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcumae domestica Valeton Rhizoma) Sebagai Pewarna

0 0 15

Pembuatan Tablet Parasetamol Untuk Anak-anak Secara Granulasi Basah Dengan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcumae domestica Valeton Rhizoma) Sebagai Pewarna

0 0 2

Pembuatan Tablet Parasetamol Untuk Anak-anak Secara Granulasi Basah Dengan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcumae domestica Valeton Rhizoma) Sebagai Pewarna

0 0 4

Pembuatan Tablet Parasetamol Untuk Anak-anak Secara Granulasi Basah Dengan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcumae domestica Valeton Rhizoma) Sebagai Pewarna

0 1 20

Pembuatan Tablet Parasetamol Untuk Anak-anak Secara Granulasi Basah Dengan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcumae domestica Valeton Rhizoma) Sebagai Pewarna

0 1 2

Pembuatan Tablet Parasetamol Untuk Anak-anak Secara Granulasi Basah Dengan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcumae domestica Valeton Rhizoma) Sebagai Pewarna

0 0 37

Pembuatan Tablet Parasetamol Untuk Anak-anak Secara Granulasi Basah Dengan Ekstrak Buah Stroberi (Fragaria vesca L. ) Sebagai Pewarna

0 0 15

Pembuatan Tablet Parasetamol Untuk Anak-anak Secara Granulasi Basah Dengan Ekstrak Buah Stroberi (Fragaria vesca L. ) Sebagai Pewarna

0 0 2

Pembuatan Tablet Parasetamol Untuk Anak-anak Secara Granulasi Basah Dengan Ekstrak Buah Stroberi (Fragaria vesca L. ) Sebagai Pewarna

0 0 3