45 Hipotesis :
H0: variabel bebas secara serempak tidak berpengaruh nyata terhadap variabel
terikat; H1:
variabel  bebas  secara  serempak  berpengaruh  nyata  terhadap  variabel terikat.
Kriteria Uji SPSS: Signifikansi F
α 0,05 : maka terima H0 tolak H1 Signifikansi F
≤ α 0,05 : maka tolak H0 terima H1
Jika signifikansi F ≤ α 0,05 maka tolak H0 artinya variabel bebas dalam model
secara serempak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat pada taraf nyata 5, demikian pula sebaliknya.
3.4.2  Uji Asumsi Klasik
Uji  asumsi  klasik  adalah  persyaratan  statistik  yang  harus  dipenuhi  pada  analisis regresi  linier  berganda  yang  berbasis  Ordinary  Least  Square  OLS.  Pada
prinsipnya model regresi linier yang dibangun sebaiknya tidak boleh menyimpang dari asumsi BLUE Best, Linier, Unbiased dan Estimator. Ada empat uji asumsi
klasik  yang  akan  dilakukan  dalam  penelitian  in  antara  lain  uji  normalitas, heterokedastisitas, multikolinieritas dan autokorelasi.
1.  Uji Normalitas
Salah  satu  pengujian  yang  dilakukan  dalam  persamaan  regresi  untuk  menguji apakah  nilai-nilai  dari  Y  berdistribusi  normal  pada  tiap  nilai  dari  X  adalah  uji
normalitas. Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan metode yang digunakan untuk menguji kenormalan data adalah metode Kolmogorov Smirnov KS.
Universitas Sumatera Utara
46 Hipotesis:
H0: Sebaran Normal;
H1: Sebaran Tidak Normal.
Kriteria Uji SPSS: Signifikansi KS  α 0,05: maka terima H0 tolak H1
Signifikansi KS ≤ α 0,05: maka tolak H0 terima H1 Jika signifikansi KS  α 0,05 maka terima H0 artinya tidak ada perbedaan antara
distribusi  residual  dengan  distribusi  normal,  data  residual  model  berdistribusi normal, dan sebaliknya.
2.  Uji Heterokedastisitas
Uji  asumsi  heterokedastisitas  bertujuan  untuk  menguji  apakah  terjadi ketidaksamaan  varians  dari  residual  satu  pengamatan  ke  pengamatan  yang  lain
dalam  model  regresi.  Jika  varians  dari  residual  satu  pengamatan  ke  pengamatan lain  tetap,  maka  disebut  homokedastisitas  atau  tidak  terjadi  heteroskedastisitas.
Model  regresi  yang  baik  adalah  yang  homoskedastisitas  atau  tidak  terjadi heterokedastisitas.  Pengujian  heteroskedastisitas  dapat  dilakukan  dengan
menggunakan metode Uji Glejser. Hipotesis:
H0: Homokedastisitas;
H1: Heterokedastisitas.
Kriteria Uji SPSS: Signifikansi t
α 0,05: maka terima H0 tolak H1 Signifikansi t ≤ α 0,05: maka tolak H0 terima H1
Universitas Sumatera Utara
47 Jika nilai s
ignifikansi t  α 0,05: maka terima H0 tolak H1, artinya tidak terjadi heterokedastisitas  pada  model  regresi  atau  model  regresi  merupakan
homokedastisitas, dan sebaliknya.
3.  Uji Multikolinieritas
Salah  satu  dari  asumsi  model  regresi  linier  klasik  adalah  bahwa  tidak  terdapat multikolinieritas  antara  variabel  bebas  yang  dimasukkan  ke  dalam  model.  Uji
asumsi  multikolinieritas  bertujuan  untuk  menguji  apakah  ditemukan  adanya korelasi  atau  hubungan  antar  variabel  bebas  dalam  model  regresi.  Korelasi  di
antara  variabel  bebas  seharusnya  tidak  terjadi  dalam  model  regresi  yang  baik. Multikolinieritas dapat dideteksi dengan cara melihat nilai toleransi dan VIF.
Hipotesis: H0:
tidak terjadi multikolinieritas; H1:
terjadi multikolinieritas. Kriteria Uji SPSS:
Nilai toleransi  0,10 dan VIF  10: maka terima H0 tolak H1 Nilai
toleransi ≤ 0,10 dan VIF ≥ 10: maka tolak H0 terima H1
Jika nilai toleransi  0,10 dan  VIF  10, maka terima H0 tolak  H1 artinya tidak ada  korelasi  antara  variabel  bebas  dalam  model  regresi  atau  tidak  terjadi
multikolinieritas pada model regresi, dan sebaliknya.
4.  Uji Autokorelasi