57
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kondisi Ekspor Manggis di Provinsi Sumatera Utara
Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi penghasil buah-buahan yang layak ekspor, salah satunya adalah ekspor buah manggis segar. Sentra
produksi manggis tersebar hampir diseluruh kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Hal ini terdapat pada Lampiran 1 dimana sentra produksi buah
manggis pada tahun 2005 masih berjumlah 20 kabupatenkota seiring berjalannya waktu serta adanya pemekaran daerah yang terjadi di Provinsi Sumatera Utara
selama 10 tahun terakhir, sentra produksi manggis pada tahun 2014 sudah menjadi 29 KabupatenKota dari 32 KabupatenKota yang ada di Provinsi Sumatera Utara.
Adapun Kabupaten dengan produksi manggis tertinggi sepanjang tahun 2005- 2014 adalah Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah dan Deli
Serdang. Produksi buah manggis segar di Provinsi Sumatera Utara mampu menutupi
permintaan ekspor buah manggis. Hal ini dapat dilihat dari grafik berikut:
Gambar 8. Grafik Produksi Buah Manggis dan Permintaan Ekspor Buah Manggis Provinsi Sumatera Utara Tahun 2005-2014
5,000,000 10,000,000
15,000,000 20,000,000
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Produksi Manggis
Permintaan Ekspor
Universitas Sumatera Utara
58 Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa produksi manggis di Provinsi Sumatera
Utara sepanjang tahun 2005-2014 cukup tinggi dan mampu menutupi permintaan ekspor buah manggis ke luar negeri. Adapun sisa dari buah manggis yang tidak
diekspor keluar negeri dijual oleh petani manggis ke pasar terdekat atau didistribusikan ke pasar domestik seperti Jakarta, Batam, Berastagi, dan daerah-
daerah lainnya. Selama ini produksi manggis Provinsi Sumatera Utara selalu mampu menutupi
permintaan manggis dari dalam dan luar negeri. Apabila suatu waktu produksi manggis Provinsi Sumatera Utara tidak mampu menutupi permintaan dalam dan
luar negeri, maka kemungkinan Provinsi Sumatera Utara akan mengimpor buah manggis segar dari negara pesaing ekspor manggis yaitu Negara Malaysia,
Thailand dan Amerika Latin. Pada tabel Produksi Buah-Buahan Sumatera Utara Menurut Jenis Tanaman ton
Tahun 2005-2014, dapat dilihat bahwa produksi manggis Sumatera Utara masih rendah bila dibandingkan dengan produksi buah jeruk, salak, pisang, nenas dan
durian. Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa buah manggis belum menjadi buah unggulan di Provinsi Sumatera Utara. Hal ini disebabkan
karena buah manggis merupakan tanaman hutan yang belum dibudidayakan dengan baik oleh petani, disamping itu produksi manggis untuk diekspor juga
tidak konstan. Misalnya dalam setahun kegiatan ekspor manggis dapat dilakukan setiap bulan, akan tetapi tahun depan kegiatan ekspor manggis dapat menurun dan
hanya dilakukan 3 atau 4 kali dalam setahun.
Universitas Sumatera Utara
59 Walaupun buah manggis bukan merupakan buah unggulan, buah manggis tetap
menjadi komoditas buah ekspor dari Provinsi Sumatera Utara. Buah manggis yang diekspor dari Provinsi Sumatera Utara dikenakan pajak ekspor dan pajak
impor di negara tujuan. Besarnya pajak ekspor dan impor ditentukan oleh kedua negara yang melakukan perdagangan yaitu Indonesia sebagai negara pengekspor
dan China sebagai negara pengimpor. Buah manggis yang diekspor diperoleh dari petani manggis yang menjual hasil
panen kepada pedagang pengumpul. Selanjutnya pedagang pengumpul mendistribusikan manggis ke pihak eksportir. Dimana antara pihak pedagang
pengumpul dan pihak eksportir sudah menjalin relasi bisnis sejak dahulu. Petani manggis di Provinsi Sumatera Utara belum mampu mengekspor langsung hasil
panennya ke luar negeri karena minimnya informasi mengenai prosedur ekspor buah ke luar negeri serta kurangnya kemampuan untuk berkomunikasi langsung
dengan pihak importir. Dalam perdagangan internasional, negara pengimpor produk pertanian memiliki
persyaratan khusus yang wajib dipenuhi oleh negara pengekspor. Salah satu persyaratan tersebut adalah sertifikat layak ekspor yang dikeluarkan oleh Balai
Karantina Pertanian. Ada beberapa negara yang mewajibkan syarat sertifikat layak ekspor tetapi adapula negara yang tidak mewajibkan sertifikat tersebut.
Adapun negara pengimpor yang mewajibkan syarat sertifikat layak ekspor adalah China, Netherlands, Malaysia, Hongkong,Vietnam, Singapura dan Thailand.
Balai Karantina Pertanian melayani pembuatan sertifikat layak ekspor yang dibutuhkan untuk kegiatan ekspor produk pertanian. Sebelum sertifikat tersebut
Universitas Sumatera Utara
60 dikeluarkan, produk pertanian dalam hal ini buah manggis segar harus dikarantina
terlebih dahulu. Pihak Balai Karantina bertugas untuk menguji buah manggis melalui uji laboratorium. Adapun rincian biaya selama buah manggis berada di
balai karantina sebagai berikut:
Tabel 7. Rincian Biaya Karantina Manggis Rincian
Biaya RpKg
Uji Laboratorium 10.000
Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP 5
Sertifikat 5.000
Sumber: Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP merupakan tarif yang
diberlakukan atas barang – barang ekspor dan impor. Tarif ini mulai diberlakukan
sejak tahun 2012 sesuai dengan Peraturan Pemerintah pada tahun 2012. Sepanjang tahun 2010
– 2014 terjadi peningkatan dan penurunan ekspor manggis dari Provinsi Sumatera Utara ke negara China, hal ini dapat dilihat dari grafik
berikut:
Gambar 9. Grafik Ekspor Buah Manggis Provinsi Sumatera Utara ke Negara China Tahun 2010-2014
100,000 200,000
300,000 400,000
500,000 600,000
700,000 800,000
2009 2010
2011 2012
2013 2014
2015 Volume Ekspor
Universitas Sumatera Utara
61 Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa peningkatan permintaan ekspor ke Negara
China terjadi pada tahun 2010-2011 sedangkan sepanjang tahun 2011-2014 ekspor buah manggis segar dari Provinsi Sumatera Utara ke Negara China
mengalami penurunan. Menurut Kepala Seksi Karantina Tumbuhan di Balai Karantina Pertanian Kelas II
Medan, penurunan permintaan ekspor ini disebabkan oleh isu politis yang berkembang di negara China yang mengatakan bahwa manggis Indonesia
mengandung timbal sebagai bahan radioaktif. Isu ini ternyata sudah dibuktikan oleh penelitian di negara China. Berdasarkan penelitian tersebut akhirnya
pemerintah China mengambil tindakan untuk mengurangi volume impor manggis dari Indonesia termasuk dari Provinsi Sumatera Utara.
Selama ini manggis dari Provinsi Sumatera Utara yang akan diekspor hanya mendapat perlakuan perendaman Dipping buah dalam larutan insektisida untuk
membunuh serangga. Sedangkan penanggulangan kandungan yang terdapat dalam buah manggis seperti timbal dapat dilakukan dengan fumigasi oleh Balai
Karantina Pertanian. Akan tetapi hal ini sulit dilakukan mengingat manggis ekspor dibutuhkan dalam keadaan segar dan apabila dilakukan fumigasi terlebih
dahulu maka akan memakan waktu yang lebih lama bagi buah manggis untuk dieskpor ke negara tujuan.
Fumigasi merupakan teknik pengendalian hama dengan zat beracun yang memerlukan ruangan khusus. Fumigasi tidak dapat dilakukan berkali-kali
mengingat gas yang digunakan sangat beracun dan berbahaya bagi fumigator atau petugas fumigasi. Fumigasi sebaiknya dilakukan dengan cara mengumpulkan
Universitas Sumatera Utara
62 buah dalam ruangan khusus lalu dilakukan penyemprotan gas yang dibutuhkan.
Sedangkan seluruh manggis yang akan diekspor tidak dapat dikumpulkan dalam satu waktu karena manggis merupakan tanaman hutan yang tidak dibudidayakan
dengan baik sehingga waktu panen dan volume panen juga tidak konsisten. Jika dilakukan fumigasi pada buah manggis dikhawatirkan penggunaan ruang khusus
fumigasi menjadi tidak efektif dan resiko fumigator mengalami keracunan akan lebih tinggi.
Sampai saat ini pemerintah belum dapat menanggulangi adanya timbal dalam buah manggis ekspor. Tentunya penanggulangan hal ini sangatlah penting demi
keberlanjutan kegiatan ekspor buah manggis segar di Provinsi Sumatera Utara. Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa buah manggis belum menjadi
buah unggulan di Provinsi Sumatera Utara. Ekspor manggis Provinsi Sumatera Utara ditujukan ke Negara China, Netherlands, Malaysia, Hongkong, Vietnam,
Singapura dan Thailand. Dimana negara-negara ini mewajibkan syarat sertifikat layak ekspor yang dikeluarkan oleh Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan.
Adapun buah manggis yang tidak diekspor didistribusikan ke pasar domestik seperti Jakarta, Batam, Berastagi, Medan dan daerah-daerah lainnya. Buah
manggis yang diekspor ke Negara China sepanjang tahun 2011-2014 mengalami penurunan akibat adanya kandungan timbal sebagai bahan radioaktif.
5.2 Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Buah Manggis