2.1.3 Epidemiologi
Penyakit ini terutama menyerang anak-anak usia muda, rata-rata usia tiga sampai dua belas tahun Frankowski dan Boccini, 2010 dan cepat meluas dalam
lingkungan yang padat, misalnya sekolah, penjara, asrama dan panti asuhan Akturk et al., 2012. Tambahan pula dalam kondisi higienitas yang tidak baik,
misalnya jarang membersihkan rambut dan rambut yang relatif susah dibersihkan rambut yang sangat panjang pada wanita. Cara penularannya biasanya melalui
perantara benda,
misalnya sisir,
bantal, kasur,
dan topi
Handoko, 2013; Marcdante, 2014. Penyakit ini tersebar di seluruh dunia, baik di negara maju maupun di
negara berkembang dan lebih sering menyerang anak perempuan dibanding anak laki-laki.
Prevalensi pedikulosis
kapitis di
Turki sekitar
0,7-59 Akturk et al., 2012, di Eropa 0,48-22,4, di Inggris 37,4, di Australia 13, di
Afrika 58,9, di Amerika 3,6-61,4 Guenther, 2015. Di negara berkembang, contohnya Malaysia dan Thailand, prevalensinya mencapai 35 dan 23,48
Rassami dan Soonwera, 2012. Sedangkan di Indonesia belum ada data statistik yang jelas tentang penyakit ini.
2.1.4 Gejala Klinis
Gejala klinis penyakit ini yang dominan adalah rasa gatal, terutama di daerah oksiput dan temporal serta dapat meluas ke seluruh kepala.Kemudian
karena garukan terjadi erosi, ekskoriasi, dan infeksi sekunder pus, krusta. Bila infeksi sekunder berat, rambut akan bergumpal disebabkan oleh banyaknya pus
dan krusta plikapelonika dan diserta pembesaran kelenjar getah bening regional oksiput dan retroaurikular. Pada keadaan tersebut kepala memberikan bau yang
busuk Pasricha, 2002; Handoko, 2013. 2.1.5 Dampak yang Ditimbulkan Pedikulosis Kapitis
Ada banyak dampak yang ditimbulkan oleh pedikulosis kapitis, baik dampak kesehatan, ekonomi, bahkan psikososial yang dapat mempengaruhi
kualitas hidup seseorang. Berbagai dampak tersebut antara lain adalah: 1 Dampak kesehatan; 2 Dampak Ekonomi; dan 3 Dampak Psikososial.
Dampak Kesehatan. Selain menimbulkan kelainan pada rambut dan kulit kepala, pedikulosis kapitis juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang lain
berupa: a Limfadenopati dan b Anemia defisiensi besi. Limfadenopati.Infeksi berat pada kulit kepala yang disebabkan pedikulosis kapitis dapat menimbulkan
reaksi peradangan lokal berupa pembesaran kelenjar getah bening limfadenopati regional
terutama pada
bagian oksiput
dan retroaurikular
Guenther, 2015; Handoko, 2013.Anemia defisiensi besi.Penelitian yang dilakukan oleh Guess et al. 2011 menunjukkan bahwa infestasi pedikulosis
kapitis yang berat menimbulkan komplikasi berupa anemia defisiensi besi. Dampak Ekonomi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Cohen 2013,
biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah Amerika Serikat untuk mengatasi masalah pedikulosis kapitis mencapai satu juta dolar per tahun. Biaya ini
termasuk, pengobatan dan program pengendalian penularan kutu Pediculus di sekolah.
Dampak Psikososial. Anak-anak yang menderita penyakit ini cenderung mengalami masalah psikis yaitu merasa malu, rendah diri, merasa terisolasi, takut,
bahkan frustasi akibat stigma masyarakat yang menganggap pedikulosis kapitis identik dengan higienitas yang buruk, kemiskinan, dan kurangnya perhatian dari
orangtua penderita Cohen, 2013. Berbagai dampak tersebut dapat mempengaruhi aktivitas harian seseorang,
bahkan kualitas hidupnya, termasuk konsentrasi belajar. Pedikulosis kapitis menimbulkan menimbulkan gangguan konsentrasi dengan beberapa mekanisme
yaitu : 1 Gatal menyebabkan gangguan tidur; 2 Anemia defisiensi besi; dan 3 Dampak psikis yang mempengaruhi konsentrasi belajar.
Gatal menyebabkan gangguan tidur. Pedikulosis kapitis menimbulkan gejala klinis utama berupa rasa gatal pada kulit kepala. Rasa gatal ini disebabkan
injeksi saliva kutu ke dalam kulit kepala dan menyebabkan reaksi alergi. Saliva P.
humanus var. capitis mengandung enzim hyaluronidase yang merupakan enzim pendegradasi hyaluronan HA dan bahan-bahan glikosaminoglikan lain dari
matriks ekstraseluler. Enzim ini bekerja untuk memperluas lesi gigitan sehingga mempermudah kutu untuk menghisap darah Volfova et al., 2008. Komponen
lain yang terdapat dalam saliva binatang ini antara lain antitromboksan, antiserotonin, antitrombin, penghambat faktor Xa, enzim aphyrase, dan
prostaglandin yang menghambat vasokonstriksi pembuluh darah dan mencegah agregasi platelet dan sebagai antikoagulan. Aktivitas komponen-komponen
tersebut mengakibatkan koagulasi darah terhambat sehingga memudahkan kutu menghisap darah Mumcuoglu et al., 1996.
Aktivitas berbagai enzim tersebut menyebabkan reaksi hipersensitivitas tipe
lambat dan
menyebabkan reaksi
gatal pada
kulit kepala
Krenn dan Aspock, 2012. Reaksi alergi ini biasanya muncul setelah empat sampai enam minggu setelah infestasi berkembang. Rasa gatal yang berlebihan
menyebabkan gangguan tidur akibat aktivitas kutu yang meningkat di malam hari Cohen, 2013.
Gangguan tidur yang persisten akan menimbulkan dampak negatif berupa menurunnya daya konsentrasi, penurunan ketajaman memori, sensorik, motorik,
dan kognitif Tanjung, 2004. Hal yang sama juga terdapat pada penelitian yang dlakukan oleh Heukelbach 2004 yang menunjukkan bahwa rasa gatal yang
intens menyebabkan gangguan tidur dan menyebabkan gangguan konsentrasi sehingga performa pasien dalam kegiatan sehari-hari terganggu. Misalnya,
terhambatnya pencapaian prestasi yang maksimal bagi seorang pelajar. Anemia defisiensi besi.Anemia defisiensi besi yang merupakan komplikasi
dari pedikulosis kapitis menyebabkan pasien marasa lesu, mengantuk di kelas dan mempengaruhi kinerja belajar dan fungsi kognitifnya termasuk untuk
berkonsentrasi. Dampak psiskis mempengaruhi konsentrasi belajar. Dampak psikis
mental yang ditimbulkan oleh penyakit ini menyebabkan penderita mengalami gangguan konsentrasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Hakim 2002 bahwa salah
satu faktor yang berperan penting pada daya konsentrasi seseorang adalah fakor internal. Faktor internal terdiri dari faktor jasmaniah dan rohaniah psikis.
Seseorang yang mengalami gangguan dari salah satu atau kedua faktor tersebut akan mengalami gangguan konsentrasi.
Dari teori yang sudah dijelaskan sebelumnya, peneliti dapat membuat kerangka sistematis seperti berikut:
Gambar 2.1 Mekanisme gangguan konsentrasi belajar pada pedikulosis kapitis
Pedikulosis Kapitis
Gatal di malam
hari Anemia
defisiensi besi
Stigma Sosial
Gangguan Tidur
Persisten Lesu,
mengantuk, dll
Malu, Cemas,
Frustasi, dll
Gangguan Konsentrasi
Belajar
2.2 Konsentrasi Belajar