Analisis Kondisi Eksisting Faktor Internal Dianalisis dengan Skor

35

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Kondisi Eksisting dari Faktor-faktor Strategis Dianalisis

dengan Menggunakan Skor Faktor strategis yang mempengaruhi pemasaran bunga potong dibagi atas faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Dinas Pertanian Karo, sedangkan faktor eksternal merupakan peluang dan ancaman yang diluar kendali dari Dinas Pertanian Karo.

5.1.1 Analisis Kondisi Eksisting Faktor Internal Dianalisis dengan Skor

Faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan dalam pemasaran bunga potong yang dilakukan oleh Dinas Pertanian seperti; penetapan GAP dan SOP, pengawasan pelaksanaan GAP dan SOP, dukungan Dinas Pertanian, jaringan pemasaran, pembinaan tenaga penyuluh, leaflet selebaran, dan pameran. Berikut hasil penelitian melalui kuisioner dan observasi yang dilakukan untuk menunjukkan skor faktor internal tersebut: Tabel 5.1. Penentuan Skor Faktor Internal No. Uraian Rata-rata skor Hasil Penilaian Sumber Keterangan Orang 1 Penetapan GAP dan SOP 4 Kekuatan Dinas Pertanian dan penyuluh 4 2. Pengawasan pelaksanaan GAP dan SOP 2 Kelemahan Dinas Pertanian dan penyuluh 4 3. Dukungan Dinas Pertanian dalam penyedian sarana dan prasarana 2 Kelemahan Dinas Pertanian 3 4. Jaringan pemasaran 2 Kelemahan Dinas Pertanian 3 5. Pembinaan tenaga penyuluh 3,25 Kekuatan Dinas Pertanian dan penyuluh 4 6. Leaflet selebaran 2 Kelemahan Dinas Pertanian 3 7. Pameran 2 Kelemahan Dinas Pertanian 3 Sumber: Lampiran 7 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1 Menunjukkan bahwa hasil penilaian faktor internal yang mempengaruhi pemasaran bunga potong terdapat 2 kekutan dan 5 kelemahan. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Penetapan GAP dan SOP Untuk menghasilkan produk bermutu yang mencakup penerapan teknologi ramah lingkungan, pencegahan penularan OPT Organisme Pengganggu Tanaman, penjagaan kesehatan, dan meningkatkan kesejahteraan pekerja maka perlu penerapan GAP Good Agricultural Practices dan SOP Standard Operasional Procedure yang merupakan pedoman budidaya yang dan standard produk yang dihasilkan baik. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada pejabat Dinas Pertanian Karo dan penyuluh pertaian, penerapan GAP dan SOP untuk usaha tani sudah diterapkan. Terdapat beberapa titik kendali wajib pedoman budidaya tanaman bunga potong seperti: tersedia tempat atau fasilitas pembuangan pengolah limbah yang letaknya terpisah dari lokasi produksi untuk mencegah terjadinya resiko cemaran pada produk dan lingkungan, media taman tidak mengandung cemaran bahan berbahaya dan beracun B3, kotoran manusia tidak digunakan sebagai pupuk, pupuk disimpan terpisah dari produk pertanian, pestisida yang digunakan tidak kadaluarsa, dan petani mampu menunjukkan pengetahuan dan keterampilan mengaplikasikan pestisida aturan pemberian pestisida kepada tanaman. Pedoman tersebut akan menghasilkan produk sesuai tuntutan masyarakat global yang aman bagi lingkungan dan konsumen. Universitas Sumatera Utara 2. Pengawasan Pelaksanaan GAP dan SOP Dinas Pertanian sudah mengenalkan dan menetapkan GAP dan SOP kepada petani dalam usaha tani yang dilakukan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada pejabat Dinas Pertanian dan penyuluh, penyuluh pertanian selalu melakukan pertemuan minimal 3 kali dalam sebulan dengan perwakilan dari masing-masing 11 kelompok tani kepala setiap kelompok tani untuk membahas permasalahan yang dialami petani dalam usaha taninya, pengawasan terhadap pelaksanaan GAP dan SOP juga terdapat didalamnya. Perwakilan petani yang mengikuti pertemuan tersebut akan menjelaskan kembali kepada anggotanya. Dengan jumlah pertemuan dan cara penyampaian kepada anggota kelompok tani tersebut, pengawasan terhadap pelaksanaan GAP dan SOP masih sangat kurang untuk mengajak dan menyadarkan petani mengikuti GAP dan SOP dalam pelaksanaan usaha tani bunga potong. 3. Kurangnya Dukungan Dinas Pertanian dalam Penyediaan Sarana dan Prasaranana Dalam meningkatkan pemasaran bunga potong, dukungan Dinas Pertanian sangatlah diperlukan terkhusus dalam produksi agar tercipta produk yang memiliki nilai di pasar dan kualitas yang baik pada saat dipasarkan. Pada tahun 2013 terdapat beberapa bantuan yang diberikan kepada petani untuk meningkatkan produksi dan kualitas bunga potong seperti screen house untuk pembibitan, alat-alat pertanian, dan modal usahatani dari dana PUAP. Dukungan Dinas Pertanian dalam penyediaan sarana dan prasarana diukur dari adanya bantuan yang diberikan kepada petani berupa penyediaan alat dan mesin pertanian, bibit bunga yang unggul, dan bantunan permodalan. Dari wawancara Universitas Sumatera Utara dengan Dinas Pertanian Karo bantuan yang saat ini diberikan kepada petani hanya penyediaan balai pembibitan bunga oleh instansi swasta yang dibawah pengawasan Dinas Pertanian Karo, hal ini karena anggaran Pemerintah Karo dan Dinas Pertanian lebih dialihkan pada bencana Ginung Sinabung yang terjadi. Tetapi Dinas Pertanian Karo memiliki perencanaan program 2016 untuk menyediakan bibit unggul bunga potong dengan varietas baru. 4. Jaringan Pemasaran Regional Pemasaran bunga potong untuk wilayah Karo masih bersifat regional, yang berarti pemasaran masih sekitar Sumatera Utara seperti Pematang Siantar, Sidikalang, Balige, dan Medan. Hal ini terjadi karena fasilitas seperti bentuk kontak bisnis, koordianasi pemasaran dan inisiasi kemitraan pemasaran setelah kerja sama dengan pihak Amarta sudah selesai, belum kembali dilakukan kerja sama dengan pihak-pihak lain oleh Dinas Pertanian Kabupaten Karo, meskipun produk florikultura khususnya bunga potong memiliki potensi ekspor nasional. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti fokus dari Dinas Pertanian Karo untuk komoditi ekspor Nasional dan Internasional adalah hortikultura pangan seperti kubis, kentang, dll, karena Dinas Pertanian sudah menjalin kerjasama untuk produk hortikultura pangan dengan pihak-pihak terkait baik instansi swasta maupun pemerintah yang ada didalam dan diluar negeri yang diperkirakan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sehingga fasilitas disribusi bunga belum dilaksanakan. Hal ini merupakan suatu kelemahan yang harus diperbaiki untuk meningkatkan pemasaran bunga potong. Universitas Sumatera Utara 5. Pembinaan Tenaga Penyuluh Baik Introduksi teknologi inovatif membutuhkan tenaga penyuluhan yang handal agar transfer teknologi kepada petani dapat dilakukan tanpa mengalami distorsi lapangan. Dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para penyuluh pertanian, Dinas Pertanian Pusat pernah memberikan pembinaan 2014 kepada penyuluh khusus bunga potong. Pembinaan diarahkan pada pemberian pelatihan teknik dan manajerial budidaya seperti aturan pemberian pupuk, penggunaan pestisida dan herbisida sesuai dengan aturan dan dosis yang tepat, pascapanen, dan pemasaran tanaman hias seperti perlakuan yang tepat dalam pengiriman produk, teknik pendampingan kelompok tani, dan prinsip-prinsip penyuluhan. Melalui program pembinaan dan pemberdayaan secara berkelanjutan yang diharapkan dapat diperoleh tenaga penyuluh handal di bidang pengembangan industri dan pemasaran tanaman hias. 6. Leaflet Selebaran masih kurang efektif Promosi merupakan media yang efektif untuk komunikasi antar pelaku usaha florikultura untuk mendorong peningkatan pasar yang berdampak terhadap peningkatan kegiatan produksi yang akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat setempat dan peningkatan pemasaran agar dapat menembus pasar Internasional. Salah satu jenis sarana promosi adalah leaflet selebaran Dinas Pertanian Karo menyediakan leaflet selebaran untuk produk unggulan Karo. Leaflet selebaran menjelaskan luas lahan, produksi, dan lokasi terbesar yang menanam komoditi unggulan Karo dan salah satu produk unggulan yang termasuk didalamnya adalah bunga potong Krisan. Leaflet tersebut tidak diberikan kepada konsumen bunga potong melainkn diberikan kepada tamu-tamu yang Universitas Sumatera Utara berkunjung ke Dinas Pertanian Karo karena diletakkan di Dinas Pertanian Karo. Selain itu, leafltet tidak dengan khusus menjelaskan bunga potong yang ada di daerah penelitian. Dengan kondisi tersebut, leaflet yang disediakan masih kurang efektif digunakan sebagai sarana meningkatkan pemasaran bunga potong, faktor ini merupakan suatu kelemahan. 7. Pameran Kurang Tersedia Pameran salah satu kegiatan untuk menunjukkan atau memperkenalkan produk secara langsung. Lima tahun lalu sebelum Gunung Sinabung meletus, setiap satu kali dalam satu tahun Dinas Pertanian Karo melakukan kegiatan Pesta Bunga dan Buah dimana seluruh bunga dan buah akan dipamerkan di acara tersebut, produk utama yang dipamerkan adalah bunga dan untuk tahun ini akan kembali diadakan Pesta Bunga dan Buah yang berada di Berastagi pada bulan September. Selain pameran yang biasanya diadakan di Berastagi, terdapat juga beberapa pemeran yang dilaksanakan baik oleh Dinas Pertanian Pusat maupun instansi swasta. Untuk pameran yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Pusat, biasanya diadakan di luar wilayah Sumatra Utara yang diikuti oleh salah satu perwakilan yang diunjuk oleh Dinas Pertanian Karo dengan membawa bunga terbaik di daerah penelitian, tetapi untuk pameran yang dilaksanakan oleh instansi swasta yang diadakan disekitar wilayah Sumatra Utara, petani yang berniat untuk memamerkan bunganya dapat mengikuti pameran tersebut dengan biaya yang ditanggung peserta. Universitas Sumatera Utara

5.1.2 Analisis Kondisi Eksisting Faktor Eksternal Dianalisis dengan Menggunakan Skor