Penentuan Alternatif Strategi Peningkatan Pemasaran Bunga Potong

Gambar 5.1 menunjukkan nilai x0 yaitu -0,16 dan nilai y0 yaitu 1,84. Hal ini berarti posisi strategi peningkatan pemasaran bunga potong berada pada kuadran III yang menandakan kelemahan yang dimiliki Dinas Pertanian Karo dalam pemasaran bunga potong lebih besar dari pada kekuatan, tetapi memiliki peluang yang besar untuk meningkatkan pemasaran. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah strategi Turn-around, artinya Dinas Pertanian menghadapi banyak kendala atau kelemahan internal namun memiliki peluang yang sangat besar sehingga sangat memungkinkan untuk merebut pasar yang lebih baik dan meningkatkan kemajuan secara maksimal dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada serta memperbaiki kelemahan. Kekuatan Dinas Pertanian terdapat pada penetapan GAP dan SOP dan pembinaan tenaga penyuluh yang dapat menghasilkan bunga potong yang sesuai dengan tuntutan masyarakat global, dan peluang yang dimanfaatkan yaitu jumlah permintaan pasar yang tinggi khususnya pada hari-hari tertentu, serta jadwal tanam yang disesuaikan panen khusunya pada saat permintaan tinggi.

5.3 Penentuan Alternatif Strategi Peningkatan Pemasaran Bunga Potong

Strategi peningkatan pemasaran bunga potong dilakukan dengan membuat matriks SWOT. Matriks SWOT dibangun berdasarkan faktor-faktor internal kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal peluang dan ancaman. Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT peningkatan pemasaran bunga potong diperoleh 4 empat alternatif strategi, yaitu: strategi S-O, strategi W-O, strategi S-T, strategi W-T seperti disajikan pada Tabel 5.7 berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 5.7 Penentuan strategi Peningkatan Pemasaran Bunga Potong Internal Eksternal Kekuatan S Kelemahan W 1. Sudah ditetapkan GAP dan SOP 2. Pembinaan tenaga penyuluh baik 1.Kurangnya pengawasan pelaksanaan GAP dan SOP 2.Kurangnya dukungan Dinas Pertanian Karo dalam penyediaan sarana prasarana 3.Jaringan Pemasaran regional 4.Kurang efektifnya leaflet 5. Pameran kurang tersedia Peluang O Strategi S-O Strategi W-O 1.Lokasi pasar strategis 2.Harga yang diterima pedagang dan reseller tinggi 3.Jumlah permintaan pasar cukup tinggi 4.Permodalan usaha pribadi 5. Jadwal tanam bunga yang sudah mampu melihat pangsa pasar 6.Keahlian pascapanen baik 1. Memanfaatkan pembinaan penyuluh dalam penentuan jadwal tanam bunga dan peningkatkan keahlian pascapanen S2,O5,O6 1. Meningkatkan pengawasan pelaksanaan GAP dan SOP dalam jadwal tanam hingga perlakuan dalam pascapanen W1,O5,O6 2. Meningkatkan dukungan Dinas Pertanian dalam penyediaan sarana dan prasarana untuk mendorong peningkatan jumlah permintaan pasar W2,O3 3. Meningkatkan promosi melalui pengefektifan penggunaan leaflet dan pameran untuk mendorong peningkatan jumlah permintaan bunga W4,W5,O3 Ancaman T Strategi S-T Strategi W-T 1.Harga yang diterima petani rendah 2.Variasi permintaan pasar kurang berubah 3. Tidak dilaksanakan GAP dan SOP dalam usaha tani 1. Melaksanakan penetapan GAP dan SOP dalam usahatani S1,T3 2. Menggunakan pembinaan tenaga penyuluh untuk mendorong peningkatan harga yang diterima petani S2,T1 1. Meningkatkan pengawasan pelaksanaan GAP dan SOP agar dilaksanakan dalam usaha tani W1,T3 2. Meningkatkan dukungan Dinas Pertanian untuk meningkatkan harga yang diterima petani W2,T1 3. Mengefektifkan penggunaan leaflet dan pameran untuk meningkatkan harga yang diterima petani W4,W5,T1 Tabel 5.7 menggambarkan strategi peningkatan pemasaran bunga yang dapat dijelaskan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Strategi S-O Adapun strategi yang dijelaskan untuk meningkatkan pemasaran bunga dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada adalah sebagai berikut: 1. Memanfaatkan pembinaan penyuluh dalam penentuan jadwal tanam bunga dan peningkatan keahlian pascapanen S2,O5,O6. Strategi ini perlu dilakukan agar dapat menjaga keberlanjutan usaha bunga melalui pemanfaataan pembinaan tenaga penyuluh yang akan membantu untuk meningkatkan kualitas dan produksi bunga potong. Strategi W-O Strategi yang dapat dilaksanakan Dinas Pertanian dalam memasarkan bunga potong dengan meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada, sebagai berikut: 1. Meningkatkan pengawasan pelaksanaan GAP dan SOP dalam jadwal tanam hingga perlakuan dalam pascapanen W1,O5,O6. 2. Meningkatkan dukungan Dinas Pertanian dalam penyediaan sarana prasarana untuk mendorong jumlah permintaan pasar. W2,O3 3. Meningkatkan promosi melalui pengefektifan leaflet selebaran dan pameran untuk mendorong peningkatkan permintaan bunga W4,W5,O3 Kurangnya pelaksanaan GAP dan SOP yang sudah ditetapkan Dinas Pertanian merupakan suatu kelemahan yang sangat mendasar bagi perkembangan pemasaran yang dilakukan. Pelaksanaan GAP dan SOP merupakan suatu prosedur budidaya yang baik untuk meningkatkan Kualitas bunga dan menjaga kelestarian Lingkungan. Untuk itu, diperlukan pengawasan pelaksanaan GAP dan SOP oleh Universitas Sumatera Utara petani mulai dari penentuan jadwal tanam hingga perlakuan dalam pascapanen. Selain itu, sangat diperlukan dukungan Dinas Pertanian dalam penyediaan sarana dan prasarana agar dapat menghasilkan kualitas bunga yang baik yang sesuai dengan tuntutan masyarakat global. Meningkatkan sarana promosi melalui pengefektifan leaflet selebaran dan pameran juga menjadi salah satu cara untuk mengenalkan bahwa desa Raya mampu menghasilkan bunga potong khususnya Krisan dengan kualitas yang baik kepada masyarakat lokal maupun internasional. Strategi S-T Adapun strategi peningkatan pemasaran bunga potong dengan melihat kekuatan dan ancaman adalah sebagai berikut: 1. Melaksanakan penetapan GAP dan SOP dalam usaha tani S1,T3. 2. menggunakan pembinaan tenaga penyuluh untuk meningkatkan harga yang diterima petani S2,T1 Strategi ini perlu dilakukan karena pada umumnya harga yang diterima petani dalam memasarkan bunga potong masih sangat rendah. Hal ini dikarenkan kualitas bunga yang dimiliki petani masih berada pada grade 2 dan grade 3. Dengan demikian, diharapkan dengan adanya pembinaan tenaga penyuluh dapat meningkatkan harga di petani. Strategi W-T Adapuun strategi peningkatan pemasaran bunga potong dengan melihat kelemahan dan ancaman sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Meningkatkan pengawasan GAP dan SOP agar dilaksanakan dalam usaha tani W1,T3 2. Meningkatkan dukungan Dinas Pertanian dalam penyediaan sarana dan prasarana untuk meningkatkan harga yang diterima petani W2,T1 3. Meningkatkan promosi melalui pengefektifan leaflet dan pameran untuk meningkatkan harga yang diterima petani W4,W5,T1 Peran Dinas Pertanian dalam meningkatkan pemasaran bunga potong sangatlah diperlukan, terutama pada pengawasan pelaksanaan GAP dan SOP yang sampai saat ini petani belum melaksanakannya, penyediaan sarana prasarana dalam usaha tani, penggunaan leaflet dan pameran yang masih kurang. Faktor-faktor tersebut harus dipenuhi agar dapat tercapainya peningkatan pemasaran bunga potong. Universitas Sumatera Utara 60

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdarsarkan pada hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan serta dengan memperhatikan kaitannya dengan tujuan penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Faktor Internal yang mempengaruhi peningkatan pemasaran bunga potong, yaitu: sudah ada penetapan GAP dan SOP, pembinaan tenaga penyuluh khusus bunga potong sudah dilakukan, masih kurangnya pengawasan pelaksanaan GAP dan SOP, kurangnya dukungan pemerintah dalam penyedia sarana prasarana, leaflet selebaran masih kurang efektif, jaringan pemasaran masih regional, dan kurangnya pameran. Faktor Eksternal yang mempengaruhi peningkatan pemasaran bunga potong untuk peluang yaitu: lokasi pasar strategis, harga yang diterima pedagang dan reseller tinggi, jumlah permintaan pasar tinggi, permodalan bersumber dari pribadi, jadwal tanam bunga potong sudah melihat pangsa pasar, keahlian pascapanen baik, harga jual yang diterima petani rendah, variasi permintaan pasar yang tidak berubah, dan tidak dilaksanakannya GAP dan SOP dalam usahatani. 2. Berdasarkan analisis Strenghts Weakness Opportunities Threats SWOT dalam peningkatan pemasaran bunga potong, strategi pemasaran berada di kuadran ke tiga dengan tiga alternatif strategi yaitu: meningkatkan pengawasan pelaksanaan GAP dan SOP dalam jadwal tanam hingga perlakuan dalam pascapanen, meningkatkan dukungan Dinas Pertanian dalam penyediaan sarana prasarana produksi usaha tani bunga potong, dan Universitas Sumatera Utara