Hambatan Yang Di Hadapi Mediator Dalam Menyelesaikan Sengketa Perceraian.

dibuat suatu perjanjian yang melarang seseorang melakukan perbuatan tertentu, seperti melarang salah satu pihak meninggalkan tempat tinggal bersama, harus setia, memerintahkan supaya tetap mencintai dan menyayangi, dan lain sebagainya, karena hal-hal tersebut apabila diperjanjikan dalam suatu akta perdamaian dan kemudian dilanggar oleh salah satu pihak, maka akta perdamaian tersebut tidak dapat dieksekusi, selain itu akibat dari perbuatan itu dan tidak berbuatnya, tidak akan akan mengakibatkan terputusnya perkawinan, kecuali jika salah satu pihak membuat gugatan baru untuk perceraiannya. 67

B. Hambatan Yang Di Hadapi Mediator Dalam Menyelesaikan Sengketa Perceraian.

Mediasi adalah suatu cara untuk menyelesaikan suatu sengketa dimana mediator yang sebagai penengah dalam suatu sengketa tersebut. Untuk mensukses kan suatu jalanya mediasi banyak hambatan yang terjadi dimana ketika penulis mengadakan wawancara dengan salah seorang hakim yang ada di pengadilan stabat yang bernama darminto SH yang juga sebagai salah seorang mediator di pengadilan stabat Mahkamah agung RI dengan keputusan Mahkamah Agung RI No:KMA059SK2003 yang berlaku sejak 30 Desember 2003 dan berlaku efektif sejak 18 september-nobember 2004, telah menunjuk beberapa pengadilan negeri yang perlu dibina dan diamati secara khusus dalam rangka penerapan PERMA 67 Wawancara dengan bapak darminto sh selaku mediator hakim dalam pengadilan langkat 3 oktober 2013 Universitas Sumatera Utara No.2 tahun 2003 yaitu pengadilan Negeri Surabaya, pengadilan Negeri bengkalis dan pengadilan Negeri batusangkar. Keempat Pengadilan Negeri tersebut bertugas menjalankan kegiatan mediasi berupa: 1. Mengadakan pelaksanaan dan sosialisasi program percontohan mediasi. 2. Mengadakan pelatihan bagi Hakim-Hakim, wakil advokat, pemuka adat, wakil pengusaha, dan para dosen mengenai pelaksanaan mediasi, dan 3. Hal lain yang dipandang perlu. Dengan berakhirnya masa pembinaan tersebut, ternyata terdapat hambatan yang dijumpai dalam pelaksanaan mediasi berdasarkan Perma No.2 Tahun 2003tersebut. 68 Dalam perma menimbang baik Pasal 130 HIR maupun Pasal 154 RBg, mendorong para pihak untuk menempuh proses perdamaian yang dapat diintensifkan dengan cara mengintegrasikan proses mediasi ke dalam prosedur berperkara di Pengadilan Negeri, dan dalam Perma no 2 tahun 2003 itu masih dilakukan tetapi tidak bersifat memaksa , tetapi hanya bersifat disarankan supaya para pihak berdamai 69 kemudian lahir lah Perma no. 1 tahun 2008 yang diharap kan dapat mengatasi kekurangan Perma no. 2 tahun 2003. Akan tetapi , meski peraturan telah diganti, hambatan pelaksanaan tetap ada sebagai sebagai mana dibawah ini beberapa yang menghambat pelaksanaan mediasi 1. Ketidakadaan Mekanisme yang dapat memaksa salah satu pihak atau para pihak yang tidak menghadiri pertemuan mediasi 68 Nurnianingsih , Mediasi alternatif penyelesaian sengketa perdata di pengadilan , Rajawali Pers, 2011, halaman: 154. 69 Wawancara dengan bapak darminto sh selaku mediator hakim dalam pengadilan langkat 3 oktober 2013. Universitas Sumatera Utara Memang dalam PERMA No1 tahun 2008 ada perubahan yang betul-betul membuat proses mediasi dalam pelaksanaan menjadi suatu hal yang wajib dilaksanakan tidak seperti dalam 130 HIR dan 154 RBg dan juga dalam PERMA no2 tahun 2003 yang hanya menyarankan para pihak untuk berdamai. Dalam PERMA no 11 tahun 2008 jika dalam suatu proses peradilan perdata tidak ada dilakukan upaya mediasi maka, putusan dari peradilan tersebut batal demi hukum. 70 Dalam proses persidangan biasa jika salah satu pihak tidak hadir pada sidang pertama setelah dipanggil secara patut maka hakim dapat menjatuhkan putusan verstek, yang mengalahkan pihak yang tidak hadir. Ketentuan ini mendorong bagi para pihak untuk memenuhi panggilan di pengadilan. 71 Tetapi tidak ada yang menjamin atau membuat suatu mekanisme dimana para pihak harus hadir dalam proses mediasi. oleh karena salah seorang atau para pihak tidak hadir dalam mediasi maka proses peradilan akan berlanjut sesuai dengan ketentuan yang reguler tentunya , dengan demikian proses mediasi dinyatakan gagal 72 jadi dalam proses mediasi bila ada para pihak yang tidak hadir setelah ditentukan pertemuan mediasi, berarti ia sebenarnya tidak berkehendak untuk berdamai, sehingga mereka sengaja bermain main dengan waktu empat puluh hari yang diwajibkan untuk proses mediasi. 73 2. Jumlah mediator dan jumlah hakim yang terbatas 70 Wawancara dengan bapak darminto sh selaku mediator hakim dalam pengadilan langkat 3 oktober 2013 71 Nurnianingsih , Opcit, halaman : 155. 72 Wawancara dengan bapak darminto sh selaku mediator hakim dalam pengadilan langkat 3 oktober 2013 73 Nurnianingsih, Opcit ,halaman : 156. Universitas Sumatera Utara Hal ini mempengaruhi pula terhadap pelaksanaan mediasi di pengadilan. Lembaga penyedia jasa yang ada di Indonesia masih sangat minim, padahal jumlah perkara perdata yang diajukan ke pengadilan terbilang banyak dan memerlukan mediator. Sampai saat ini jumlah mediator yang terdaftar di pengadilan masih sangat sedikit, bahkan tidak ada. Oleh karena itu guna pemberdayaan PERMA tersebut, maka jumlah tenaga mediator harus ditingkatkan yang didukung pula oleh lembaga penyedia jasa mediator. Didalam pengadilan stabat ada dua ketentuan mengenai pengaturan tentang mediasi yaitu hakim yang telah mendapatkan sertifikat mediator dari mahkamah agung dan jika tidak ada hakim yang memiliki sertifikat dalam suatu pengadilan maka semua hakim berhak untuk menjadi hakim dalam proses mediasi tersebut. Dan yang kedua adalah dari golongan non hakim dimana didalam nya terdapat kalangan dosen dan pengacara atau pun praktisi praktisi hukum yang telah mendapatkan sertifikat mediator tersebut, Tetapi di pengadilan stabat sendiri dari 15 hakim yang betugas , yang memiliki sertifikat mediator tersebut hanya ada satu hakim yang memilikinya yaitu pak Sohe SH MH selaku mediator hakim dalam pengadilan negeri stabat. 74 Dengan adanya PERMA no 1 tahun 2008, pasal 8 ayat 1, mediator pada setiap pengadilan berasal dari kalangan hakim dan bukan hakim yang memiliki sertifikat. Hakim diberi tugas sebagai seorang mediator dimana mereka juga peru mendapatkan pelatihan mengenai mediasi. Hakim mediator dapat berupa hakim pemeriksa perkara dan hakim bukan pemeriksa perkara. Hanya saja timbul 74 Wawancara dengan bapak darminto sh selaku mediator hakim dalam pengadilan langkat 3 oktober 2013 Universitas Sumatera Utara kendala bahwa akankah berhasil pelaksanaan mediasi yang mediatornya adalah hakim pemeriksa perkara hal tersebut mustahil karena tentu hakim mediator tidak akan sungguh sungguh mengupayakan perdamaian karena akan mengurangi pekerjaanya, sebab terdapat juga kalangan hakim yang tidak berminat mewujudkan perdamaian para pihak. 75 3. Itikad baik para pihak Itikad baik sangat penting guna keberhasilan proses mediasi agar tercapai kepakatan win-win solution. Apabila para pihak tidak mau melihat kebutuhan mereka dan hanya mengejar keuntungan, maka perdamaian melalui mediasi akan sulit di tercapai 76 Tercapai atau tidaknya kesepakatan sangat tergantung dari itikad baik para pihak untuk menyelesaikan sengketa dalam proses mediasi. Jika tidak ada itikad baik dalam proses mediasi dari kedua belah pihak, kesepakatan tidak akan pernah tercapai dan konflik pun tidak dapat terselesaikan. Selain itu dalam proses mediasi harus dimunculkan informasi yang cukup sebagai bahan perundingan. Informasi- informasi yang disampaikan oleh kedua belah pihak menjadi sangat penting bagi mediator untuk dapat segera memberikan pendapatnya terhadap konflik yang tengah terjadi. Selain itu kedua belah pihak harus memberikan kewenangan yang cukup bagi mediator untuk menjadi penengah dalam konflik yang sedang dihadapi oleh kedua pihak. Kepatuhan para pihak dalam menaati kesepakatan yang dibuat dan pengaruh mediator dalam proses mediasi sangat mempengauhi kesepakatan 75 Nurnianingsih, Opcit, halaman : 156 76 Ibid, halaman :157. Universitas Sumatera Utara yang akan dicapai oleh pihak-pihak yang bersengketa. 77 Tetapi jika melihat melihat mediasi dari pembahasan perceraian yang alasan-alasan perceraian itu sendiri biasanya adalah ketidak cocokan hubungan , kdrt, mempunyai wanita atau pria lain , masalah ekonomi karena menyangkut juga sengketa hati yang cukup dalam rasa nya cukup sulit untuk para pihak agar berdamai karena masing masing pihak sudah tidak ada itikad baik untuk berdamai, ini yang membuat sulit mediator untuk mendamaikan kedua belah pihak. 4. Dukungan para hakim Para hakim pengadilan negeri berpendapat bahwa tgas pokok mereka adalah menyelesaikan sengketa secara memutus. Gaji yang diterima merupakan imbalan atas pelaksanaan tugas pokok itu. Pemberian tugas sebagai mediator intinya adalah mendamaikan adalah berbeda dari tugas pokok, dengan kata lain tugas tambahan, sehingga mereka berhak atas insentif. Hal ini terjadi karena hakim belum memiliki kesadaran idealis seperti itu. Tanpa dukungan dari hakim, maka penerapan mediasi yang diwajibkan itu tidak akan pernah berhasil. 78 Dukungan dari hakim kurang untuk memediasi para pihak agar berdamai bisa jadi hakim tidak menjiwai mediasi dan hanya untuk sekedar formalitas tapi bukanya untuk menggali apa yang menjadi pokok permasalahan agar perceraian dapat dimediasi, tetapi hanya dilakukan secara formalitas sehingga mediasi yang hanya sekedarnya saja tidak akan berhasil tanpa hakim yang menjiwai perkara tersebut dan memberikan dukungan-dukungan kepada para pihak untuk 77 http:yoegipradana.blogspot.com201305bab-i-pendahuluan-a.html 78 Nurnianingsih ,Opcit, halaman : 156. Universitas Sumatera Utara meelanjutkan perkawinan mereka. 79 Oleh karenanya perlu upaya penciptaan insentif yang jelas dan transparan bagi para hakim yang sukses mendamaikan, sehingga para hakim mendukung sepenuhnya proses mediasi. Memang dalam pasal 25 ayat 1 PERMA ini diatur bahwa hakim yang berhasil menjalankan fungsi mediator akan diberi insentif dan mahkamah agung menyediakan sarana yang dibutuhkan bagi proses mediasi, akan tetapi hingga tahun 2011 pengaturan tersebut belum terealisasi, hanya sekedar peraturan diatas kertas sehingga tidak meningkatkan kesadaran hakim untuk mendamaikan. 80 5. Ruangan mediasi Tersedianya ruangan khusus mediasi merupakan faktor penting untuk mendukung pelaksanaan mediasi tersebut. Disamping faktor kerahasiaan nya yang harus dijaga, rasa nyaman juga perlu diperhatikan agar para pihak lebih leluasa mengungkapkan masalahnya didengar orang lain. 81 Hal ini juga yang telah dipikirkan oleh ketua pengadilan negeri langkat sehingga ,pengadilan negeri langkat tersebut memiliki ruangan mediasi yang cukup baik dan dapat menjaga privasi dari para pihak yang sedang bersengketa terlebih jika sengketa perceraian yang merupakan aib bagi suami maupunisteri 82 6. Dukungan pengacara dalam proses mediasi Masalah pemberian honorarium kepada pengacara 79 Wawancara dengan bapak darminto sh selaku mediator hakim dalam pengadilan langkat 3 oktober 2013 80 Nurnianingsih ,Opcit, halaman : 158 81 Ibid, halaman :158. 82 Wawancara dengan bapak darminto sh selaku mediator hakim dalam pengadilan langkat 3 oktober 2013 Universitas Sumatera Utara hubungan antara pengacara dan kliennya sehingga tidak perlu dicampuri oleh mahkamah agung. Akan tetapi karena dukungan atau penolakan pengacara untuk menganjurkan klienya bermediasi akan berpengaruh pada pelaksanaan perma ini, hal ini perlu dibahas sebagai satu mata rantai yang saling berkaitan 83 Pak darmito juga mengatakan ada juga hubungan antara proses mediasi dengan pengacara dimana pengacara mempunyai peran penting sebagai penasehat hukum bagi klienya yang seharusnya dapat digunakan secara maksimal tetapi jika itu dilakukan maka pengacara akan kehilangan atau kekuragan honor yang akan didapatnya tetapi pak darminto tidak ingin membahas terlalu dalam karena itu bukan bagian langsung dari tanggung jawab dia sebagai hakim. 84 Pola honorarium terbagi atas tiga pola, yaitu : pertama pengacara mempunyai klien tetap dan menerima honor yang biasanya pertahun atau perbulan, kedua pengacara menerima honor berdasarkan penanganan kasus hingga selesai dan ketiga pengacara menerima honor dari klien berdasarkan jam kera atau frekuensi kunjungan ke persidangan. Pola yang terakhir ini lah yang menyebabkan pengacaracenderung untuk bersikap negatif terhhadap upaya pelembagaan mediasi di pengadilan negeri.karena jika kasus selesai dengan cepat, maka honornya kecil.

C. Keberhasilan dalam penyelesaian sengketa perceraian melalui mediasi