PERANAN MEDIATOR DALAM PENYELESAIAN SENGKETA

BAB IV PERANAN MEDIATOR DALAM PENYELESAIAN SENGKETA

PERCERAIAN A. Proses Penyelesaian Sengketa Perceraian Oleh Mediator Secara institusional proses mediasi di pengadilan dilembagakan melalui Peraturan Mahkamah Agung No. 2 tahun 2003 tentang Proses Mediasi Di Pengadilan, yang kemudian disempurnakan dengan Peraturan Mahkamah Agung No. 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi Di Pengadilan, dengan tujuan memperkuat dan memaksimalkan mediasi yang terkait dengan proses berperkara di pengadilan untuk menemukan penyelesaian yang memuaskan, dan memenuhi rasa keadilan, serta memaksimalkan fungsi lembaga pengadilan dalam menyelesaikan sengketa di samping proses pengadilan yang bersifat memutus. Untuk itu lah dalam proses mediasi sudah diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung No. 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi Di Pengadilan sebagai berikut: TAHAPAN PROSES MEDIASI 1.Pernyataan Pembukaan oleh mediator. a. Ucapan selamat datang; b. Perkenalkan diri; c. Penjelasan peran mediator; membantu proses dan tidak berpihak; Menerangkan urutan kejadian, Meyakinkan para pihak yang masih ragu, Menerangkan peran mediator dan para pihak, Menegaskan bahwa para pihak yang bersengketalah yang “berwenang” untuk mengambil keputusan, Universitas Sumatera Utara Menyusun aturan dasar dalam menjalankan tahapan, Member kesempatan mediator untuk membangun kepercayaan dan menunjukan kendali atas proses, Mengonfirmasi komitmen para pihak terhadap proses. d. Penjelasan proses; sifat tidak formal, kesepakatan aturan-aturan mediasi 1 tidak boleh menyerang pribadi, 2 kerahasiaan, segala sesuatu dalam mediasi tidak dapat menjadi alat bukti litigasi, dan 3 melakukan kaukus. Kaukus adalah pertemuan yang dilakukan oleh mediator yang dimana pertemuan ini dilakukan secara terpisah antara tergugat dan penggugat. Pertemuan ini dilakukan untuk mendengar pendapat dari kedua bela pihak. Dengan kaukus, persoalan yang dead lock, diharapkan ada titik temunya. Karena dengan kaukus, pihak-pihak lebih leluasa untuk menyatakan pendapat, karena pada saat kaukus pihak lawan tidak hadir dan mendengar pembicaraan. Pada saat kaukus, pihak yang mengadakan pertemuan, juga bisa secara terbuka mengungkapkan kepentingan yang tersembunyi, sehingga lebih mudah mediator mendorong pihak-pihak untuk menemukan solusi pemecahan dari mereka. 64 Kaukus merupakan salah satu ciri utama yang membedakan proses mediasi dari proses litigasi. Kaukus merupakan teknik pendekatan yang sering kali digunakan dalam proses mediasi. Kaukus merupakan pengecualian dari prinsip umum yang 64 http:lily-ahmad.blogspot.com200904kaukus-dalam-perkara-mediasi.html diakses pada tanggal 14 januari 2014 pada pukul 16.32 WIB Universitas Sumatera Utara mengharuskan setiap pertemuan mesti dihadiri para pihak yang berperkara. 65 2.Pernyataan Pembukaan Para Pihak. a. Mengungkapkan riwayat masalah sengketa Pengungkapan semua masalah yang terjadi dalam rumah tangga agar dicatat oleh mediator sebagai penengah dalam sengketa perceraian, agar dapat dijadikan poin-poin untuk mendamaikan para pihak sengketa perceraian. Dan juga salah satu peran yang penting bagi mediator adalah mengidentifikasi hal-hal yang telah disepakatiantara para piahk sebagai landasan untuk melanjutkan proses negosiasi. b. Mengungkapkan posisi-posisi dan kepentingan Pengungkapan masalah yang terjadi apabila perceraian benar-benar terjadi, biasanya tentang harta, dan hak asuh anak serta hal lain yang berhubungan dengan perkawinan dan harus diatur ulang bila perceraian itu benar terjadi. 3.Merancang Proses Pemecahan Masalah. a. Menyusun jadwal. Menyatukan jadwal antar para pihak yang bersengketa agar dapat hadir bersamaan dalam mediasi yang dilakukan oleh pengadilan, agar mediasi tidak sia-sia dilaksanakan akibat tidak hadirnya para pihak yang bersengketa Universitas Sumatera Utara b. Menyusun agenda masalah-masalah yang harus diperundingkan disimpulkan dari pernyataan para pihak. Mediator perlu membuat suatu “struktur” dalam pertemuan mediasi yang meliputi masalah-masalah yang sedang diperselisihkan dan sedang berkembang. Dikonsultasikan dengan para pihak, sehingga tersusun “daftar permasalahan” menjadi suatu agenda. Dan membuat kesimpulan masalah-masalah yang terjadi dalam sengketa perceraian dicatat dan didapatkam dari keluhan-keluhan para pihak selama menjalani perkawinan dan dijadikan poin untuk bertindak untuk menyelesaikan sengketa perceraian. c. Menyusun rencana pembahasan untuk tiap masalah. 4.Pemecahan Masalah. a. Mengetahui dan mengkaji posisi dan kepentingan para pihak. b. Menggali berbagai opsi untuk tiap masalah. c. Membahas tiap opsi. d. Memilih opsi terbaik dari berbagai opsi. 5.Tawar Menawar. a. Mengadakan perubahan-perubahan dari opsi. b. Kesepakatan awal. c. Trade off, mengembangkan rencana, pelaksanaan. 6.Penyiapan Draft. a. Disiapkan dari kesepakatan awal. Universitas Sumatera Utara b. Bahas ulang draft, perubahan jika perlu. 7.Kesepakatan Akhir Formalisir :Serahkan kepada majelis hakim untuk dijadikan akta perdamaian. 66 Setelah menyelesaikan tugasnya,mediator kemudian melaporkan kepada majelis hakim yang memeriksa perkara, dan menyerahkan laporan hasil tersebut berupa laoran tertulis, serta melampirkan hasil kesepakatan kedua bela pihak yang telah ditandatangani kedua bela pihak jika proses mediasi itu berhasil dilaksanakan. Hasil proses mediasi di pengadilan yang menghasilkan kesepakatan perdamaian dituangkan dalam bentuk tertulis seperti yang diatur dalam Pasal 17 ayat 1 dan ayat 2 PERMA Nomor 1 Tahun 2008 yang menyatakan jika mediasi menghasilkan kesepakatan perdamaian, para pihak dengan bantuan mediator wajib merumuskan secara tertulis kesepakatan yang dicapai dan ditandatangani oleh para pihak dan mediator. Ayat 2 jika dalam proses mediasi para pihak diwakili oleh kuasa hukum, para pihak wajib menyatakan secara tertulis persetujuan atas kesepakatan yang terjadi. Dengan adanya kesepakatan perdamaian secara tertulis tersebut, maka terdapat bukti tertulis bahwa di antara para pihak yang bersengketa tersebut telah mencapai kesepakatan perdamaian melalui mediasi, sehingga tidak ada pihak yang dapat mengingkari adanya kesepakatan damai tersebut. Tetapi sedikit berbeda dengan perkara yang menyangkut status seseorang seperti dalam hal perkara perceraian, perdamaian tidak perlu dibuat akta perdamaian yang dikuatkan dengan putusan perdamaian, karena tidak mungkin 66 http:www.pn-stabat.go.iduserfilesfileMediasitahapan.pdf diakses pada tanggal 14 januari 2014 pada pukul 16.40 WIB Universitas Sumatera Utara dibuat suatu perjanjian yang melarang seseorang melakukan perbuatan tertentu, seperti melarang salah satu pihak meninggalkan tempat tinggal bersama, harus setia, memerintahkan supaya tetap mencintai dan menyayangi, dan lain sebagainya, karena hal-hal tersebut apabila diperjanjikan dalam suatu akta perdamaian dan kemudian dilanggar oleh salah satu pihak, maka akta perdamaian tersebut tidak dapat dieksekusi, selain itu akibat dari perbuatan itu dan tidak berbuatnya, tidak akan akan mengakibatkan terputusnya perkawinan, kecuali jika salah satu pihak membuat gugatan baru untuk perceraiannya. 67

B. Hambatan Yang Di Hadapi Mediator Dalam Menyelesaikan Sengketa Perceraian.