17 Pengujian SPT pada pasir, hasilnya dapat digunakan secara
langsung untuk memprediksi kerapatan relatif dan kapasitas daya dukung tanah.
2. Kerugian :
Sampel dalam tabung SPT diperoleh dalam kondisi terganggu. Nilai N yang diperoleh merupakan data sangat kasar, bila
digunakan untuk tanah lempung. Derajat ketidakpastian hasil uji SPT yang diperoleh bergantung
pada kondisi alat dan operator. Hasil tidak dapat dipercaya dalam tanah yang mengandung
banyak kerikil.
2.4 Pondasi Tiang Pancang
Pondasi tiang pile foundation adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal gaya tegak lurus ke sumbu tiang dengan jalan
menyerap lenturan. Pondasi tiang dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang pancang yang terdapat dibawah konstruksi,
dengan tumpuan pondasi. Sosrodarsono dan Nakazawa, 2000. Pondasi tiang digunakan untuk suatu bangunan yang tanah dasar di bawah bangunan tersebut
tidak mempunyai daya dukung bearing capacity yang cukup untuk memikul beban berat bangunan dan beban yang diterimanya atau apabila tanah pendukung
yang mempunyai daya dukung yang cukup letaknya sangat dalam.
Kegunaan dari pondasi tiang pancang ini meliputi beberapa hal, yaitu diantaranya adalah :
Universitas Sumatera Utara
18 1.
Untuk membawa beban-beban konstruksi di atas permukaan tanah ke
dalam tanah melalui lapisan tanah.
2. Untuk menahan gaya desakan ke atas yang sering kali menyebabkan
terjadinya kegagalan guling, seperti untuk telapak ruangan bawah tanah di
bawah bidang batas air jenuh.
3. Dapat memampatkan endapan tak berkohesi yang bebas lepas di dalam
tanah dengan melalui kombinasi perpindahan isi tiang pancang dan getaran
dorongan saat pemancangan.
4. Sebagai faktor keamanan tambahan di bawah tumpuan jembatan dan tiang
khususnya, jika erosi merupakan persoalan yang potensial. Dengan adanya pondasi tiang pancang, kegagalan gelincir yang dapat disebabkan oleh
erosi dan beban horisontal akan dapat diatasi.
5. Dalam konstruksi yang didirikan pada lepas pantai, pondasi tiang pancang
digunakan untuk meneruskan beban-beban yang terjadi di atas permukaan air pada struktur ke dalam air dan ke dalam dasar tanah yang mendasari air
tersebut. Hal ini berlaku pada pondasi tiang pancang yang ditanamkan sebagian ke dalam tanah pada dasar air dan yang terpengaruh oleh beban
vertikal dan tekuk serta beban lateral.
2.4.1 Jenis-Jenis Tiang Pancang
Pondasi tiang pancang dapat digolongkan berdasarkan pemakaian bahan, cara penyaluran beban, cara pemasangannya, dan berdasarkan perpindahan tiang.
1. Pondasi tiang pancang menurut pemakaian bahan Tiang pancang dapat dibagi ke dalam beberapa kategori sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
19 A. Tiang Pancang Kayu
Pemakaian tiang pancang kayu ini adalah cara tertua dalam penggunaan tiang pancang sebagai pondasi. Tiang kayu akan tahan lama dan tidak mudah
busuk apabila tiang kayu tersebut dalam keadaan terendam penuh di bawah muka air tanah.
B. Tiang Pancang Beton Keuntungannya yaitu :
a. Karena tiang dibuat di pabrik dan pemeriksaan kualitas ketat dapat
dilakukan setiap saat, hasilnya lebih dapat diandalkan. b.
Prosedur pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah. c.
Daya dukung dapat diperkirakan berdasarkan rumus tiang pancang sehingga mempermudah pengawasan pekerjaan konstruksi.
d. Cara penumbukan sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung
vertikal. Kerugiannya yaitu :
a. Karena dalam pelaksanaannya menimbulkan getaran dan kegaduhan
maka pada daerah yang berpenduduk padat di kota dan desa, akan menimbulkan masalah disekitarnya.
b. Pemancangan sulit, bila diameter tiang terlalu besar.
c. Bila panjang tiang pancang kurang, maka untuk melakukan
penyambungannya sulit dan memerlukan alat penyambung khusus. d.
Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan memerlukan waktu yang lama.
Tiang pancang beton terdiri dari 3 macam, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
20 1.
Precast Reinforced Concrete Pile 2. Precast Prestressed Concrete Pile .
3. Cast in Place Pile 2. Pondasi berdasarkan cara penyaluran beban yang diterima tiang kedalam tanah
Berdasarkan cara penyaluran bebannya ke tanah, pondasi tiang dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu :
A. Pondasi tiang dengan tahanan ujung End Bearing Pile
Pondasi tiang jenis ini meneruskan beban melalui tahanan ujung tiang ke permukaan lapisan tanah pendukung. Dari hasil sondir dapat dipakai kira- kira
harga perlawanan konu s S ≥ 150 kgcm
2
untuk lapisan non kohesif, dan S ≥ 70 kgcm
2
untuk kohesif. Menurut Hardiyatmo, 2002, Tiang dukung ujung End Bearing Pile adalah
tiang yang kapasitas dukungnya ditentukan oleh tahanan ujung tiang. Umumnya tiang dukung ujung berada dalam zona tanah yang lunak yang berada di atas tanah
keras. Tiang-tiang dipancang sampai mencapai batuan dasar atau lapisan keras lain yang dapat mendukung beban yang diperkirakan tidak mengakibatkan
penurunan berlebihan. Kapasitas tiang sepenuhnya ditentukan dari tahanan dukung lapisan keras yang berada di bawah ujung tiang.
Gambar 2. 4. Tumpuan Ujung End Bearing Pile Sumber : Hardiyatmo, 2002
Universitas Sumatera Utara
21
B.
Tiang pancang dengan tahanan gesersisi Friction Pile Jenis tiang pancang ini akan meneruskan beban ketanah melalui gesekan
antara tiang dengan tanah sekelilingnya. Bila butiran tanah sangat halus, tidak akan menyebabkan tanah di antara tiang-tiang menjadi padat. Sebaliknya, bila
butiran tanah kasar maka tanah diantara tiang-tiang akan semakin padat. Perbedaan dari kedua jenis tiang pancang ini, semata-mata hanya dari segi
kemudahan, karena pada umumnya tiang pancang berfungsi sebagai kombinasi antara friction pile tumpuan sisi dan end bearing pile tumpuan ujung. Kecuali
tiang pancang yang menembus tanah yang sangat lembek sampai lapisan tanah dasar yang padat.
Menurut Hardiyatmo, 2002, Tiang gesek friction pile adalah tiang yang kapasitas dukungnya lebih ditentukan oleh perlawanan gesek antara dinding tiang
dan tanah disekitarnya Tahanan gesek dan pengaruh konsolidasi lapisan tanah di bawahnya diperhitungkan pada hitungan kapasitas tiang.
Gambar 2.5.Tumpuan GeserSisi Friction Pile Sumber : Hardiyatmo, 2002
Universitas Sumatera Utara
22 C. Tiang pancang dengan tahanan lekatan Adhesive Pile
Bila tiang dipancangkan di dasar tanah pondasi yang memiliki nilai kohesi yang tinggi, maka beban yang diterima oleh tiang akan ditahan oleh lekatan antara
tanah di sekitar dan permukaan tiang.
Gambar 2.6. Pondasi Tiang dengan Tahanan Lekatan Sumber : Sardjono, 1988
3. Pondasi Tiang Pancang menurut Pemasangannya Pondasi tiang pancang menurut pemasangannya dibagi menjadi dua yaitu :
A. Tiang Pancang Pracetak
Tiang pancang pracetak yaitu tiang pancang yang dicetak dan dicor di dalam acuan beton bekisting, kemudian setelah cukup kuat lalu diangkat dan
dipancangkan. Tiang beton, umumnya berbentuk prisma atau bulat dengan diameter yang bervariasi sesuai kebutuhan.
Keuntungan dari pemakaian jenis tiang pancang ini adalah : a.
Bahan tiang dapat diperiksa sebelum pemancangan. b.
Prosedur pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah. c.
Tiang dapat dipancang sampai kedalaman yang dalam d.
Pemancangan tiang dapat menambah kepadatan tanah. Kerugian dari pemakaian jenis tiang pancang ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
23 a.
Penggembungan permukaan tanah dan gangguan tanah akibat pemancangan dapat menimbulkan masalah.
b. Tiang kadang – kadang rusak akibat pemancangan.
c. Pemancngan sulit bila diameter terlalu besar
B. Tiang yang Dicor di Tempat Cast in Place Pile
Tiang pancang yang dicor langsung di tempat, dibentuk dengan membuat sebuah lubang dalam tanah dan mengisinya dengan beton. Lubang tersebut dapat
dicor, tetapi sering dibentuk dengan memancangkan sebuah sel atau corong kedalam tanah.
Keuntungan dari pemakaian jenis tiang pancang ini adalah : a.
Getaran pada saat melaksanakan pekerjaan sangat kecil, sehingga cocok untuk pekerjaan pada daerah yang padat penduduk.
b. Tanpa sambungan, dapat dibuat tiang yang lurus dengan diameter besar,
serta panjang tiang dapat ditetapkan dengan mudah. Kerugian dari pemakaian jenis tiang pancang ini adalah :
a. Ketika beton dituang, dikuatirkan adukan beton akan bercampur dengan
runtuhan tanah, oleh karena itu beton harus segera dituangkan dengan seksama setelah penggalian dilakukan.
b. Karena diameter tiang sangat besar dan memerlukan banyak beton, untuk
pekerjaan yang kecil mengakibatkan biaya yang sangat mahal. 2.4.2 Jenis-Jenis Alat Pancang
Dalam pemasangan tiang ke dalam tanah, tiang dipancang dengan alat pemukul berupa pemukul hammer mesin uap, pemukul getar atau pemukul yang
Universitas Sumatera Utara
24 hanya dijatuhkan. Penutup pile cap biasanya diletakkan menutup kepala tiang
yang kadang-kadang dibentuk dalam geometri tertutup. Jenis-jenis alat pancang yaitu :
1. Pemukul Jatuh Drop hammer Pemukul jatuh terdiri dari blok pemberat yang dijatuhkan dari atas.
Pemberat ditarik dengan tinggi jatuh tertentu kemudian dilepas dan menumbuk tiang. Pemancangan tiang biasanya dilakukan secara perlahan,
jumlah jatuhnya palu per menit dibatasi pada empat sampai delapan kali. Pelaksanaan pemancangan berjalan lambat, sehingga alat ini hanya dipakai
pada volume pekerjaan pemancangan yang kecil. Keuntungan menggunakan pemukul jatuh drop hammer :
a Peralatannya sederhana. b Tinggi jatuh dapat diperiksa dengan mudah.
c Kesulitan kecil dan biaya operasi murah. Kelemahan menggunakan drop hammer :
a Kepala tiang mudah rusak. b Pancang pemancangan terbatas.
c Kecepatan pemancangan lambat
2. Hidrolik Sistem Hydrolic Jack in
Hidrolik Sistem adalah suatu metode pemancangan pondasi tiang dengan menggunakan mekanisme hydraulic jacking foundation system,
dimana sistem ini telah mendapatkan hak paten dari United States, United Kingdom, China dan New Zealand.
Universitas Sumatera Utara
25 Keunggulannya tiang pancang metode hydraulic jack in :
1. Bebas getaran
2. Bebas pengotoran lokasi kerja dan udara serta bebas dari kebisingan
3. Daya dukung aktual pertiang diketahui
Dengan hydraulic jack in, daya dukung setiap tiang dapat diketahui dan dimonitor langsung dari manometer yang dipasang pada peralatan
hydraulic jacking system sepanjang proses pemancangan berlangsung. 4.
Harga yang ekonomis Teknologi hydraulic jacking ini tidak memerlukan pemasangan tulangan
ekstra penahan impack pada kepala tiang seperti pada tiang pancang umumnya.
5. Lokasi kerja yang terbatas
Dengan tinggi alat yang relatif rendah, hydraulic jacking system ini dapat digunakan pada basement, ground floor atau lokasi kerja yang terbatas,
Alat hydraulic jacking system ini dapat dipisahkan menjadi beberapa komponen sehingga memudahkan untuk dapat dibawa masuk atau keluar
lokasi kerja. Kekurangan tiang pancang metode hydraulic jack in :
1. Apabila terdapat batu atau lapisan tanah keras yang tipis pada ujung tiang
yang ditekan, maka hal tersebut akan mengakibatkan kesalahan pada saat pemancangan.
2. Sulitnya mobilisasi alat pada daerah lunak ataupun pada daerah berlumpur
biasanya pada areal tanah timbunan.
Universitas Sumatera Utara
26 3.
Karena hydraulic jacking ini mempunyai berat sekitar 360 ton dan saat permukaan tanah yang tidak sama daya dukungnya, maka hal tersebut
akan dapat mengakibatkan posisi alat pancang menjadi miring bahkan tumbang. Kondisi ini akan sangat berbahaya terhadap keselamatan
pekerja.
2.4.3 Tahap – Tahap Pemancangan
Tahap-tahap pemancangan pondasi tiang pancang, sebagai berikut: 1.
Membubuhi tanda, tiap tiang pancang harus dibubuhi tanda serta tanggal saat tiang tersebut dicor. Titik-titik angkat yang tercantum pada gambar
harus dibubuhi tanda dengan jelas pada tiang pancang. Untuk mempermudah perekaan, maka tiang pancang diberi tanda setiap 1 meter.
2. Pengangkatanpemindahan, tiang pancang harus dipindahkandiangkat
dengan hati-hati sekali guna menghindari retak maupun kerusakan lain yang tidak diinginkan. Pengangkatan tiang pancang dengan bantuan alat
berat seperti mobile crane apabila alat pancang tidak tersedia service crane. Ada dua metode proses pengangkatan tiang pancang yaitu :
Pengangkatan tiang dengan dua tumpuan Metode ini biasanya dipakai pada saat penyusunan tiang.
Persyaratan umum metode ini adalah jarak titik angkat dari kepala tiang adalah 15 L. Untuk mendapatkan jarak harus diperhatikan
momen minimum pada titik angkat tiang sehingga dihasilkan momen yang sama.
Pengangkatan dengan satu tumpuan
Universitas Sumatera Utara
27 Metode ini biasanya dipakai pada saat tiang sudah siap akan
dipancang oleh mesin pemancangan. Persyaratan metode ini adalah jarak anatara kepala tiang dengan titik angker berjarak L3. Untuk
mendapatkan jarak ini, harus diperhatikan bahwa momen maksimum pada tempat pengikatan tiang sehingga dihasilkan nilai
momen yang sama. 3.
Rencanakan setting out atau menentukan titik-titik tiang pancang dilapangan dan urutan pemancangan, dengan pertimbangan kemudahan
maneuver alat. 4.
Memasukkan tiang pancang secara perlahan kedalam lubang pengikat tiang pancang yang disebut grip.
5. Sistem Jack-in akan naik dan menjepit tiang dengan penjepit. Ketika tiang
sudah dipegang erat oleh grip, maka tiang mulai ditekan oleh mesin hidrolik.
6. Setelah selesai memancang, crane akan mengambil tiang kedua dan
mengulang kembali seperti tahap pertama. 7.
Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk penyambungan batang berikutnya bila level kepala tiang telah mencapai level muka tanah
sedangkan level tanah keras yang diharapkan belum tercapai. Ujung bawah tiang didudukkan diatas kepala tiang yang pertama sehingga sisi-sisi pelat
sambung kedua tiang telah berhimpit dan menempel menjadi satu. Penyambungan tiang pertama dan tiang kedua digunakan sistem
pengelasan penuh. Agar proses pengelasan berlangsung dengan baik dan sempurna, maka ke dua ujung tiang pancang yang diberi plat harus benar-
Universitas Sumatera Utara
28 benar tanpa rongga. Pengelasan harus dilakukan dengan teliti karena
kecerobohan dapat berakibat fatal, yaitu beban tidak tersalur sempurna. 8.
Pemancangan tiang dilakukan hingga tercapai daya dukung desain tiang. 9.
Setelah satu titik selesai pindah ke titik lainnya.
2.5 Kapasitas Daya Dukung Aksial Tiang Pancang