Efisiensi Tiang Kelompok Daya Dukung Tiang Kelompok Penurunan Pondasi Tiang Pancang Kelompok Perhitungan dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga

101 u H =   1,76 0,60 16,45 H 0,54 170 2 u    u H = 190,199 kN = 19,02 ton 3. Cek terhadap grafik hubungan p 4 y K D M  dan p 3 u K D H  Tahanan momen ultimate =      76 , 1 45 , 16 60 , 170 4 = 45,44 Nilai tahanan ultimate sebesar 45,44 diplot ke grafik pada Gambar 2.16b, sehingga diperoleh tahanan lateral ultimate sebesar 31 31 = 76 , 1 0,60 16,45 H 3 u   u H = 193,31 kN =19,33 ton Hasil yang diperoleh dengan cara analitis tidak berbeda jauh dengan cara grafis.

4.4 Efisiensi Tiang Kelompok

Untuk menentukan efisiensi tiang kelompok diperlukan data mengenai susunan kelompok tiang dalam satu pile cap. Adapun susunan tiang yang akan di hitung dapat dilihat pada Gambar 4.1 Universitas Sumatera Utara 102 Gambar 4.1 Susunan Kelompok Tiang Pancang 1. Metode Conversi – Labarre  = arc tg 0,50 = 26,57 m = 2 n = 2 Berdasarkan Persamaan 2.38 dapat dihitung efisiensi tiang kelompok yaitu : E g = 1 – 26,57     2 2 90 2 1 2 2 1 2      = 0,70 2. Metode Los – Angeles Group Berdasarkan Persamaan 2.39 dapat dihitung efisiensi tiang kelompok yaitu : E LA =          1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 120 14 , 3 60 1          = 0,65 60 120 60 300 350 Universitas Sumatera Utara 103 3. Metode Feld Berdasarkan Persamaan 2.40 dapat dihitung efisiensi tiang kelompok yaitu : E ff tiang = 1- 16 2 = 16 14 = 8 7 = 0,87 Maka digunakan nilai efisiensi terkecil yaitu dengan dari metode Los – Angeles Group dengan E LA = 0,65

4.5 Daya Dukung Tiang Kelompok

Daya dukung tiang pancang kelompok dengan panjang tiang 18,5 m dihitung berdasarkan Persamaan 2.41 Q g = 3 x 88,74 ton x 0,65 = 173,04 ton

4.6 Penurunan Tiang Pancang Tunggal

A. Penurunan Tiang Tunggal dengan Rumus Poulus-Davis

c q = 4N= 4 60 = 240 kg 2 cm Besar modulus elastisitas tanah disekitar tiang s E dapat dihitung berdasarkan Persamaan 2.69 s E = 2 kgcm 240 3  = 720 kg 2 cm = 72 MPa Menentukan modulus elastisitas tanah didasar tiang : Universitas Sumatera Utara 104 b E = s E 10  = MPa 72 10  = 720 MPa Menghitung modulus elastisitas dari bahan tiang : p E = c f 4700 = 60 4700 = 36406.034 MPa Dengan menggunakan Persamaan 2.53 didapat R a adalah R a =   2 60 , 4 1 2826 ,  = 1 Menentukan faktor kekakuan tiang berdasarkan Persamaan 2.52 K = 72 1 36406,034  = 505,639 Untuk 1 60 60 d d b   Untuk 83 , 30 60 1850 d L   Dengan menggunakan Grafik 2.20, 2.21, 2.22, 2.23, 2.24 diperoleh : I = 0,05 untuk d L = 30,83 dan 1 d d b  3 , 1 R k  untuk d L = 30,83 dan K = 505,639 Universitas Sumatera Utara 105 h R = 0,75 untuk d L = 30,83 dan 32 , 1 L h   R = 0,93 untuk  = 0,3 dan K=505,639 b R = 0,70 untuk d L = 30,83 ; s b E E = 10 ;dan ; 1 d d b  a. Untuk tiang apung atau tiang friksi : Dengan Persamaan 2.49 didapatkan koefisien I sebesar : I = 93 , 75 , 3 , 1 05 ,    = 0,0453 Sehingga dapat dihitung penurunan berdasarkan Persamaan 2.48 S = cm 6 kgcm 720 0,0453 kg 000 . 200 2   = 0,21 cm = 2,10 mm b. Untuk tiang dukung ujung : Dengan Persamaan 2.51 didapatkan koefisien I sebesar : I = 93 , 7 , 3 , 1 05 ,    = 0,042 Sehingga dapat dihitung penurunan berdasarkan Persamaan 2.50 S = cm 60 kgcm 720 0,042 kg 000 . 200 2   = 0,194 cm = 1,94 mm Universitas Sumatera Utara 106 Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Elastis Tiang Pancang Tunggal Diameter 60 cm No. Bentuk Penurunan Penurunan tiang mm 1 Untuk tiang apung 2,10 2 Untuk tiang dukung ujung 1,94 Total penurunan 4,04 Besar penurunan yang diijinkan S ijin adalah 25 mm. Penurunan elastis total pondasi tiang pancang tunggal diameter 0,60 m lebih kecil dari penurunan ijin yaitu 4,04 mm 25 .Sehingga penurunan masih aman. B. Penurunan Elastis Tiang Tunggal wp Q = Daya dukung ujung – daya dukung selimut = 568,03 – 376,80 = 191,23 kN ws Q = 376,80 kN s E = 364060,43 kgcm 2 = 36.406.043 kNm 2 L = 18,50 m  = 0,67 berdasarkan Gambar 2.25 D = 0,60 m p q = 50 , 2 03 , 568 23 , 191  = 303,70 kN p C = ambil 0,02 Tabel 2.14 Dengan menggunakan Persamaan 2.58 hitung konstanta empiris : Universitas Sumatera Utara 107 s C = 0,02 6 , 5 , 18 16 , 93 ,      = 0,0218 Maka penurunan elastis tiang dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan 2.55 ,2.56 dan 2.57   1 Se =     043 . 406 . 36 2826 , 50 , 18 03 , 568 67 , 23 , 191   = 0,00102 m = 1,02 mm   2 Se = 70 , 303 60 , 02 , 23 , 191   = 0,00126 m = 1,16mm   3 Se = 70 , 303 50 , 18 0218 , 80 , 376   = 0,0014 m = 1,40 mm Maka penurunan total dapat dihitug berdasarkan Persamaan 2.54 total S = 3,58 mm

4.7 Penurunan Pondasi Tiang Pancang Kelompok

Dalam menghitung penurunan kelompok tiang pancang dapat digunakan metode Mayerhoff yaitu : 2 g g c kgcm 905 . 1 350 300 200000 B L Q q     Universitas Sumatera Utara 108 Berdasarkan Persamaan 2.61 didapatkan koefisien I 5 , 8B L - 1 I g   5 , 350 8 300 - 1 I    5 , 893 ,  Maka penurunan kelompok tiang dapat ditentukan dengan Persamaan 2.60 60 893 , 350 905 , 1 2 S g    12 , 1 S g  cm = 11,20 mm

4.8 Perhitungan dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga

Pada Metode Elemen Hingga daya dukung yang akan dihitung adalah daya dukung aksial pondasi tiang pancang. Pemodelan tanah yang digunakan adalah model Mohr – Coulomb dan Soft Soil. Data-Data yang dimasukkan dalam pemodelan menggunakan Metode Elemen Hingga, yaitu sebagai berikut : 1. Data tiang pancang Data – data yang harus diketahui sebelum melakukan pemodelan pondasi tiang pancang pada program Metode Elemen Hingga dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut : Universitas Sumatera Utara 109 Tabel 4.5 Data Tiang Pancang No Keterangan Nilai 1 Lokasi Bore Hole I 2 Jenis Pondasi Tiang Pondasi tiang pancang 3 Diameter Tiang m 0,60 4 Panjang Tiang m 17 m 5 Luas Penampang m 2 0,2826 6 Modulus Elastisitas E kNm 2 36.406.043,45 7 Momen Inersia I m 4 0,0063585 8 Berat jenis γ kNm 3 24 9 EA kNm 10.288.347,88 10 EI kNm 2 m 231.487,827 11 Angka Poisson 0,30 2. Deskripsi dan parameter tanah setiap lapisan Keterbatasan data parameter tanah yang diberikan oleh pihak Skyview Apartement Setiabudi menyebabkan perlunya penggunaan program Allpile untuk mengetahui sudut geser dalam  dan kohesi c Universitas Sumatera Utara 110 Gambar 4.2 Parameter Tanah dari Program Allpile Untuk mempermudah proses pemodelan tanah dalam Metode Elemen Hingga maka telah disajikan nilai parameter tanah pada Tabel 4.6 Universitas Sumatera Utara 111 Tabel 4.6 Parameter Tanah Lapisan ke - Depth m Jenis Tanah Dan Konsistensi Tanah Tebal Lapisan Tanah m Kedalaman Muka Air Tanah m γ dry kNm 3 γ wet kNm 3 Kx mday Ky mday Es’ kNm 2 µ c kNm 2 ϕ Ψ 1 – 2 Clay some silt 2 0,45 11,81 16,41 0,00053 0,00053 1.600 0,40 33,4 15,90 soft to medium N = 5 2 2 – 6,50 Coarse sand some fine gravel 4,50 - 10,82 14,88 864 864 40.000 0,20 1 29,70 loose N = 9 3 6,50 – 12,65 medium sand some 6,15 - 11,18 15,44 8,64 8,64 2.000 0,30 1 36,28 6,28 Universitas Sumatera Utara 112 clay loose to medium dense N = 15 4 12,65 – 15 coarse sand some tuff 2,35 - 10,82 14,88 864 864 40.000 0,20 1 39 9 medium dense to dense N = 33 5 15 – 23,2 silty coarse sand some tuff 8,20 - 12,89 16,45 0,864 0,864 4.000 0,30 1 36,40 6,40 medium dense N = 35 Universitas Sumatera Utara 113 6 23,20- 30,50 silty sand some tuff 7,30 - 13,31 16,70 0,864 0,864 4.000 0,30 1 42,10 12,10 very dense N = 60 Universitas Sumatera Utara 114 Proses masukan data ke program Metode Elemen Hingga 1. Langkah awal dalam setiap analisis adalah mengatur parameter dasar dari model di jendela pengaturan global Gambar 4.3 Kotak Dialog Pengaturan Global General Setting pada Plaxis 2. Gambarkan pemodelan tanah menggunakan garis geometri . 3. Setelah selesai memodelkan struktur tanah, kemudian gambarkan dinding diafragma sebagai tiang dengan cara menggunakan tombol pelat. Kemudian pisahkan kekakuan tanah dan tiang pancang menggunakan tombol antar muka interface yang di indikasikan sebagai garis teputus-putus sepanjang garis geometri. 4. Setelah itu gambarkan beban permukaan, yaitu sistem beban A-beban terpusat dengan menggunakan , kemudian input nilai bebannya dengan mengklik ujung beban. Universitas Sumatera Utara 115 5. Untuk membentuk kondisi batas, klik tombol jepit standar standard fixities , maka akan terbentuk jepit penuh pada bagian dasar dan jepit rol pada sisi-sisi vetikal. 6. Kemudian masukkan data material dengan menggunakan tombol material set . Untuk data tanah, pilih soil interface pada set type, sedangkan data tiang pilih plates pada set type. Setelah itu seret data-data yang telah diinput ke dalam pemodelan geometri awal, seperti Gambar 4.4 berikut. a Universitas Sumatera Utara 116 b Gambar 4.4. Input Data Material Set a Data Lapisan Tanah b Data Spesifikasi Pondasi 7. Kemudian klik Generate mesh untuk membagi-bagi elemen menjadi beberapa bagian yang beraturan sehingga mempermudah dalam perhitungan , diupdate, klik initial condition, kondisi awal setelah terbentuknya jaring-jaring elemen generated mesh menandakan model elemen pada beberapa kondisi yaitu kondisi awal untuk tekanan air yang didapat dengan memodelkan muka air tanah, dan kondisi tegangan efektif awal. Universitas Sumatera Utara 117 Gambar 4.5. Update Mesh Generation Sebelum Melakukan Kalkulasi Perhitungan 8. Kemudian klik tombol initial conditions untuk memodelkan muka air tanah. Klik pada tombol phreatic level untuk menggambarkan kedalaman muka air tanah. 9. Kemudian klik tombol generate water pressure untuk mendefenisikan tekanan air tanah. Lalu setelah muncul diagram active pore pressures, klik update, maka akan kembali ke tampilan initial water pressure, lalu klik initial pore pressure, dan generate pore pressure maka akan muncul diagram untuk effective stresses. Universitas Sumatera Utara 118 Gambar 4.6 Kondisi Active Pore Pressure 10. Initial stresses dan ok kemudian diupdate, akhirnya calculate , dan akan muncul kotak dialog perhitungan. 11. Selanjutnya akan dilakukan perhitungan dengan mengklik tombol Calculate, lalu buatlah perhitungan Phase 1 sampai Phase 4 seperti Gambar 4.7 di bawah ini. Universitas Sumatera Utara 119 Gambar 4.7 Tahap Kalkulasi 12. Sebelum melakukan perhitungan, terlebih dahulu lakukan pemilihan titik node sebagai titik yang ditinjau, titik node A yang terletak di ujung atas tiang dan diupdate. Kemudian pada phase 1 dilakukan pendefinisian beban. Dengan cara klik parameters, define, dan aktifkan beban dengan cara klik ujung beban dan update. Beban yang dimaksud adalah beban ijin rencana yaitu sebesar 200 ton. Universitas Sumatera Utara 120 Gambar 4.8. Pemilihan titik nodal kemudian proses kalkulasi dapat dilakukan, klik calculation 13. Dalam window calculation terdapat beberapa fase yang akan dikerjakan dari awal hingga akhir pemodelan sehingga diperoleh nilai  M sf Universitas Sumatera Utara 121 Gambar 4.9. Hasil kalkulasi dan besar  M sf pada fase 3 Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Program Metode Elemen Hingga didapat nilai  M sf fase 3 sebelum konsolidasi sebesar 1,19 Gambar 4.9. Maka nilai Q u adalah : Q u =  Msf x 2000 kN = 1,19 x 2000 kN = 2380 kN = 238 ton Universitas Sumatera Utara 122 Gambar 4.10 Hasil kalkulasi dan besar  M sf pada Fase 4 Sesudah Konsolidasi Nilai  M sf setelah konsolidasi adalah 1,19 Gambar 4.10 sehingga dapat dihitung nilai Q u adalah : Q u =  Msf x 2000 kN = 1,19 x 2000 kN = 2380 kN = 238 ton Universitas Sumatera Utara 123 Gambar 4.11. Besar Nilai Penurunan yang Terjadi Setelah Perhitungan Dari hasil pemodelan, diperoleh besar penurunan sebesar 3,31 mm. Dari hasil tersebut dapat kita lihat bahwa penurunan yang terjadi lebih kecil dari batas penurunan maksimum yaitu 25,40 mm maka pondasi dinyatakan aman terhadap penurunan Universitas Sumatera Utara 124

4.9 Diskusi

Dokumen yang terkait

Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang pada Titik Bore Hole - 01 dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus : Hotel Medan Siantar Sinaksak – Pematang Siantar)

3 76 181

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Tiang Pancang pada Bore Hole II dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus Proyek Skyview Apartment Medan)

10 54 141

Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang pada Titik Bore Hole - 01 dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus : Hotel Medan Siantar Sinaksak – Pematang Siantar)

49 317 181

Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang pada Titik Bore Hole - 01 dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus : Hotel Medan Siantar Sinaksak – Pematang Siantar)

0 3 18

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Tiang Pancang pada Bore Hole II dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus Proyek Skyview Apartment Medan)

0 0 19

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Tiang Pancang pada Bore Hole II dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus Proyek Skyview Apartment Medan)

0 0 1

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Tiang Pancang pada Bore Hole II dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus Proyek Skyview Apartment Medan)

0 0 5

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Tiang Pancang pada Bore Hole II dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus Proyek Skyview Apartment Medan)

0 1 55

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Tiang Pancang pada Bore Hole II dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus Proyek Skyview Apartment Medan)

0 2 2

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Tiang Pancang pada Bore Hole II dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus Proyek Skyview Apartment Medan) Appendix

0 0 13