Diskusi HASIL DAN PEMBAHASAN

124

4.9 Diskusi

4.9.1 Perbandingan Nilai Daya Dukung Ultimit Aksial dan Penurunan Tiang dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga Hasil perhitungan daya dukung dan penurunan tiang dengan metode Analitis dan Metode Elemen Hingga dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.7 Nilai Daya Dukung Aksial dan Daya Dukung Ijin Tiang Pancang dengan Data Sondir Kedalaman m Titik Sondir Q u ton Q ijin ton 14 S-3 667,69 198,35 S-6 698,94 209,88 Tabel 4.8 Nilai Daya Dukung Aksial dari Data Sondir dan SPT Kedalaman m Q u ton Sondir SPT 14 667,69 145,07 Tabel 4.9 Nilai Daya Dukung Aksial Tiang Pancang dengan Data SPT Kedalaman Titik Pengeboran Q u ton Analitis Program Metode Elemen Hingga 18,45 BH-I 221,84 238 Universitas Sumatera Utara 125 Tabel 4.10 Besar Penurunan Tiang Pancang dengan Metode Analitis Metode Penurunan mm Poulus - Davis 4,04 Elastis 3,58 Program Metode Elemen Hingga 3,31 Dari hasil perhitungan, didapatkan hasil yang berbeda beda pada daya dukung aksial dan penurunan tiang pancang untuk setiap metode yang digunakan. Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat terjadi perbedaan pada besarnya daya dukung dari data sondir pada titik S-3 dan S-6 di kedalaman 14 m. Namun perbedaan tidak teralu besar sehingga dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa kekuatan tanah disekitar S-3 dan S-6 hampir sama. Sedangkan pada Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa terjadi perbedaan yang cukup jauh antara besarnya daya dukung aksial tiang berdasarkan data sondir dan SPT pada kedalaman yang sama. Hal ini dapat disebabkan karena percobaan pada titik yang berbeda. Pada titik yang berbeda karakteristik tanah dapat berbeda pula meskipun dengan jarak yang berdekatan. Sedangkan nilai daya dukung yang diperoleh dengan metode Analitis dan Metode Elemen Hingga diperoleh hasil yang cukup mendekati dapat dilihat pada Tabel 4.9, sehingga hasilnya cukup dapat dipercaya Untuk besarnya penurunan yang terjadi pada tiang pancang dengan metode analitis dapat dilihat pada Tabel 4.10. Pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa besarnya penurunan yang terjadi berdasarkan metode Poulus – Davis, metode Elastis dan Program Metode Elemen Hingga memberikan nilai yang mendekati. Sehingga dapat disimpulkan perhitungan akurat dan penurunan masih dalam angka aman yakni lebih kecil dari penurunan ijin yaitu 25,40 mm Universitas Sumatera Utara 126 4.9.2 Perbandingan antara Tekanan Air Pori Sebelum Konsolidasi dan Setelah Konsolidasi dengan Program Metode Elemen Hingga Berdasarkan Gambar 4.12 dan 4.13 dapat dilihat bahwa besar nilai tekanan air pori ekses dari Program Metode Elemen Hingga memberikan hasil yang berbeda antara keadaan plastis dan konsolidasi. Saat plastis besar tekanan air pori ekses adalah 36,15 kNm 2 sedangkan setelah konsolidasi besar tekanan air pori ekses adalah 0,96 kNm 2 . Dari nilai tersebut dapat dilihat bahwa besar tekanan air pori ekses sebelum konsolidasi lebih besar daripada setelah terjadi konsolidasi. Hal ini dikarenakan sebelum konsolidasi terjadi, tanah dan pori air dan udara bersama sama menahan beban luar yang bekerja pada tanah sedangkan setelah konsolidasi tanah telah termampatkan dan air telah keluar sehingga yang menahan gaya luar hanya tanah saja sehingga besarnya tekanan yang dihasilkan tanah untuk menahan gaya luar berkurang. Universitas Sumatera Utara 127 Gambar 4.12. Nilai Tekanan Air Pori Ekses Sebelum Konsolidasi Gambar 4.13. Nilai Tekanan Air Pori Ekses Sebelum Konsolidasi Universitas Sumatera Utara 128 4.9.3 Perbandingan antara Daya Dukung Ultimate Sebelum Konsolidasi dan Setelah Konsolidasi. Besarnya daya dukung sebuah tiang akan berbeda antara sebelum dan sesudah konsolidasi terjadi. Daya dukung setelah konsolidasi akan lebih besar daripada sebelum konsolidasi, hal ini disebabkan oleh termampatnya tanah akibat proses konsolidasi. Tanah yang mampat memiliki susunan partikel yang lebih rapat dan kokoh dalam memikul beban. Berdasarkan hasil perhitungan dengan program Metode Elemen Hingga didapat hasil seperti pada Tabel 4.12. Dapat dilihat bahwa besarnya daya dukung sebelum dan sesudah konsolidasi adalah sama. Hal ini terjadi karena proses konsolidasi yang terjadi dalam waktu singkat yaitu 2,25 hari dapat dilihat pada Tabel 4.13 Tabel 4.11 Nilai Daya Dukung Pondasi dengan Program Metode Elemen Hingga Daya Dukung ton Sebelum Konsolidasi Setelah Konsolidasi 238 238 4.9.4 Penurunan yang Terjadi Pada Setiap Lapisan Tanah Dalam mekanisme transfer beban, ada dua macam tahanan beban yang dimiliki oleh tiang pancang yaitu tahanan friksi dan tahanan ujung. Konsekuensi dari tahanan beban luar yang dilakukan oleh tiang pancang adalah terjadinya penurunan. Saat tiang diberi beban, maka beban luar mula mula akan di pikul oleh tahanan friksi dengan konsekuensi penurunan sebesar 2,40 mm, ketika penurunan yang terjadi lebih besar maka besar beban yang harus dipikul oleh tahanan friksi telah berlebih sehingga beban akan di transfer ke tahanan ujung. Sedangkan Universitas Sumatera Utara 129 secara keseluruhan penurunan ijin yang diperbolehkan terjadi akibat tiang menahan beban adalah 25,40 mm. Dari perhitungan dengan program Metode Elemen Hingga didapat hasil penurunan tiap lapisan tanah dan ujung tiang terlampir pada Tabel 4.13. dari hasil yang didapat, disimpulkan bahwa tahanan friksi mampu menahan beban dan penurunan secara keseluruhan setelah konsolidasi adalah sebesar 3,29 mm maka penurunan nya aman. Gambar 4.14. Titik Peninjauan Penurunan pada Setiap Lapisan Universitas Sumatera Utara 130 Tabel 4.12 Penurunan yang Terjadi pada Setiap Lapisan Tanah Lapisan Penurunan mm Konstribusi Penurunan mm Waktu hari A 3,203 2,20 2,25 B 1,001 0,25 2,25 C 0,751 0,15 2,25 D 0,601 0,16 2,25 E 0,752 0,15 2,25 F 0,361 0,37 2,25 Total penurunan = 3,29 Pengecekan displacement Displacement maksimum akibat transfer beban friksi = 0,40 x D tiang = 0,40 x 600 mm = 2,40 mm Displacement maksimum akibat transfer beban end bearing = 6 x D tiang = 6 x 600 mm = 36 mm Universitas Sumatera Utara 131 Tabel 4.13 Pengecekan Penurunan Lapisan Konstribusi penurunan mm Transfer Pembebanan yang diterima Penurunan maksimum mm Keterangan A 3,20 Friksi 2,40 Aman B 1,00 Friksi 2,40 Aman C 0,75 Friksi 2,40 Aman D 0,60 Friksi 2,40 Aman E 0,75 Friksi 36 Aman F 0,36 End bearing 36 Aman 4.9.5 Penurunan Pondasi Tiang Pancang Sebelum dan Sesudah Konsolidasi Penurunan pondasi dapat ditinjau dalam dua keadaan yakni sebelum dan sesudah konsolidasi. Saat tiang baru selesai di pancang maka akan terjadi penurunan yang besar sehingga bangunan yang direncanakan di atas tiang tidak boleh langsung di bangun. Setelah proses konsolidasi selesai, partikel tanah telah rapat, air dan udara telah keluar sehingga penurunan yang terjadi akan lebih kecil dan daya dukung telah konstan. Dari hasil perhitungan dengan program Metode Elemen Hingga didapat besar penurunan sebelum konsolidasi adalah sebesar 48,52 mm dapat dilihat pada Gambar 4.15 dan besar penurunan setelah konsolidasi sebesar 3,31 m dapat dilihat pada Gambar 4.16. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penurunan setelah konsolidasi lebih kecil daripada sebelum konsolidasi dan penurunan setelah konsolidasi masih dalam keadaan aman karena lebih kecil daripada penurunan ijin yaitu 25,40 mm. Universitas Sumatera Utara 132 Gambar 4.15 Penurunan Pondasi Tiang Pancang Sebelum Konsolidasi Gambar 4.16 Penurunan Pondasi Tiang Pancang Sesudah Konsolidasi Universitas Sumatera Utara 133

BAB V KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan pada proyek Pembangunan Skyview Apartment Setiabudi, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil perhitungan analitis untuk data Sondir diperoleh nilai daya dukung ultimit tiang pancang diameter 60 cm dapat dilihat pada Tabel 5.1 dibawah ini. Tabel 5.1. Daya dukung ultimit menggunakan data Sondir dengan diameter 60 cm Kedalaman m Sondir Q ult Ton Q ijin Ton 14 S-3 667,69 198,35 14 S-6 698,94 209,88 2. Hasil perhitungan kapasitas daya dukung ultimit dan daya dukung ijin pada tiang berdiameter 60 cm berdasarkan data SPT dengan metode Meyerhoff dapat dilihat pada Tabel 5.2 Tabel 5.2 Daya Dukung Ultimit dan Daya Dukung Ijin berdasarkan Data SPT Kedalaman m Titik Pengeboran Diameter Tiang 60 cm Q u ton Q ijin ton 18,45 BH-I 221,84 88,74 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang pada Titik Bore Hole - 01 dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus : Hotel Medan Siantar Sinaksak – Pematang Siantar)

3 76 181

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Tiang Pancang pada Bore Hole II dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus Proyek Skyview Apartment Medan)

10 54 141

Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang pada Titik Bore Hole - 01 dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus : Hotel Medan Siantar Sinaksak – Pematang Siantar)

49 317 181

Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang pada Titik Bore Hole - 01 dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus : Hotel Medan Siantar Sinaksak – Pematang Siantar)

0 3 18

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Tiang Pancang pada Bore Hole II dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus Proyek Skyview Apartment Medan)

0 0 19

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Tiang Pancang pada Bore Hole II dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus Proyek Skyview Apartment Medan)

0 0 1

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Tiang Pancang pada Bore Hole II dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus Proyek Skyview Apartment Medan)

0 0 5

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Tiang Pancang pada Bore Hole II dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus Proyek Skyview Apartment Medan)

0 1 55

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Tiang Pancang pada Bore Hole II dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus Proyek Skyview Apartment Medan)

0 2 2

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Tiang Pancang pada Bore Hole II dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus Proyek Skyview Apartment Medan) Appendix

0 0 13