xlv tetapi mereka juga ikut membantu belajar teman kelompoknya dan menciptakan
pencapaian dari sebuah suasana yang diharapkan, para siswa mengerjakan semua tugas-tugas sampai semua anggota kelompok benar-benar memahami secara
lengkap dengan baik
b. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Terdapat enam fase utama dalam pembelajaran kooperatif. Pembelajaran dalam kooperatif dimulai dengan guru menginformasikan tujuan-tujuan dari
pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Fase ini diikuti dengan penyajian informasi, sering dalam bentuk teks bukan verbal. Kemudian
dilanjutkan langkah-langkah di mana siswa di bawah bimbingan guru bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan tugas-tugas yang saling bergantung. Fase
terakhir dari pembelajaran kooperatif meliputi penyajian produk akhir kelompok atau mengetes apa yang telah dipelajari oleh siswa dan pengenalan kelompok dan
usaha-usaha individu. Slavin 2008: 4-5 berpendapat bahwa :
Metode kooperatif mempunyai kelebihan dibandingkan metode lain, yaitu: 1 Meningkatkan kemampuan siswa, 2 Meningkatkan rasa
percaya diri, 3 Menumbuhkan keinginan untuk menggunakan keahlian dan pengetahuan, 4 Memperbaiki hubungan antar kelompok. Disamping
itu ada juga kelemahannya:1Memerlukan persiapan yang rumit untuk melaksanakannya, 2 Bila terjadi persaingan negatif, maka hasilnya akan
buruk.
Dalam pembelajaran kooperatif hanya berdasarkan keadaan yang meyakinkan bahwa usaha bekerjasama diharapkan lebih produktif daripada persainganusaha
individual.
xlvi Keberhasilan dari proses belajar kooperatif adalah karena ada 5 prinsip,
yaitu: 1 adanya sumbangan dari ketua kelompok, tugas dari seorang ketua kelompok adalah memberikan sumbangan pengetahuannya untuk anggota
kelompoknya, karena ketua kelompoknya adalah seseorang yang dinilai berkemampuan lebih dibandingkan dengan anggota yang lainnya. Dalam hal ini
anggota kelompok
diharapkan dapat
memperhatikan, mempelajari
informasipenjelasan yang diberikan oleh ketua kelompok jika ada anggota kelompok yang merasa belum jelas, walaupun tugas ini bisa dilakukan oleh
anggota yang lain, 2 keheterogenan kelompok, kelompok belajar yang efektif adalah yang mempunyai anggota kelompok yang heterogen, baik dalam hal jenis
kelamin, latar belakang sosial, ataupun tingkat kecerdasan, 3 ketergantungan pribadi yang positif, setiap anggota kelompok belajar untuk berkembang dan
bekerja satu sama lain. Ketergantungan pribadi ini dapat memberikan motivasi bagi setiap individu karena pada awalnya mereka harus bisa membangun
pengetahuannya sendiri terlebih dahulu sebelum bekerja sama dengan temannya, 4 ketrampilan bekerja sama, salam proses bekerja sama perlu adanya ketrampilan
khusus sehingga kelompok tersebut dapat berhasil membawa nama kelompoknya. Proses yang dibutuhkan di sini adalah adanya komunikasi yang baik antar anggota
kelompok, 5 otonomi kelompok, setiap kelompok mempunyai tujuan agar bisa membawa nama kelompoknya untuk menjadi yang terbaik. Jika mereka
mengalami kesulitan dalam pemecahan masalah setelah melampaui tahap kegiatan kelompok, maka mereka akan bertanya kepada gurunya bukan kepada kelompok
lain.
xlvii Dalam metode mengajar kooperatif diharapkan siswa bekerja sama satu
sama lainnya berdiskusi dan berdebat, menilai kemampuan pengetahuan dan mengisi kekurangan anggota lainnya. Bila diorganisasikan dengan tepat, siswa
dapat bekerja sama dengan yang lainnya untuk memastikan bahwa setiap siswa dalam kelompok tersebut telah menguasai konsep yang telah diajarkan. Hal ini
akan menumbuhkan realisasi bahwa siswa membutuhkan belajar dan berpikir untuk
memecahkan masalah
dan mengaplikasikan
pengetahuan dan
ketrampilannya.
3. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD