PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA ANIMASI DAN KIT IPA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
commit to user
1
PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE DEMONSTRASI
MELALUI MEDIA ANIMASI DAN KIT IPA DITINJAU DARI
KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
(Studi Kasus pada Pokok Bahasan : Gerak Lurus untuk Siswa Kelas VII MTsN
Taliwang Sumbawa Barat).
TESIS
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Pendidikan Sains
Disusun Oleh :
Ibnu Dwi Kustadiyono
NIM : S831002046
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2011
(2)
commit to user
PERSETUJUAN
PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE DEMONSTRASI
MELALUI MEDIA ANIMASI DAN KIT IPA DITINJAU DARI
KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
(Studi Kasus pada Pokok Bahasan : Gerak Lurus untuk Siswa Kelas VII MTsN
Taliwang Sumbawa Barat).
TESIS
Disusun Oleh :
Ibnu Dwi Kustadiyono
NIM : S831002046
Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Pembimbing
Pada Tanggal ………..2011
Dewan Pembimbing:
Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd
………..
NIP.195201161980031001
Pembimbing II Dra. Suparmi, MA.Ph.D.
………..
NIP.195909151976032001
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Sains
Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd.
NIP. 195201161980031001
(3)
commit to user
PENGESAHAN
PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE DEMONSTRASI
MELALUI MEDIA ANIMASI DAN KIT IPA DITINJAU DARI
KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
(Studi Kasus pada Pokok Bahasan : Gerak Lurus untuk Siswa Kelas VII MTsN
Taliwang Sumbawa Barat).
TESIS
Disusun Oleh :
Ibnu Dwi Kustadiyono
NIM : S831002046
Telah disahkan oleh Tim Penguji
Dewan Penguji
Jabatan
N a m a
Tanda Tangan
Ketua
: Prof. Dr. H. Ashadi
..………….
NIP. 19510702 197501 1 001
Sekretaris : Dr. H. Sarwanto, S. Pd., M.Si.
..………….
NIP. 19690901 199403 1 002
Anggota
: Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd.
..………….
NIP. 19520116 198003 1 001
Anggota
: Dra. Suparmi, MA., Ph.D. .
.………….
NIP. 19520915 197603 2 001
Surakarta, ... 2011
Mengetahui
Direktur PPs UNS,
Ketua Program Pendidikan Sains
Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D
Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M. Pd
NIP. 19570820 198503 1 004
NIP. 19520116 198003 1 001
(4)
commit to user
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
N a m a
: Ibnu Dwi Kustadiyono
NIM
: S831002046
Menyatakan dengan
sesungguhnya bahwa tesis
yang berjudul
“Pembelajaran Fisika dengan Metode Demonstrasi melalui Media Animasi
dan KIT IPA Ditinjau dari Kemampuan Awal dan Motivasi Belajar Siswa”
(Studi Kasus pada Pokok Bahasan : Gerak Lurus untuk Siswa Kelas VII MTsN
Taliwang Sumbawa Barat). adalah benar-benar hasil karya sendiri. Hal yang
bukan karya saya dalam tesis ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar
pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti penyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademis berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya
peroleh dari tesis tesebut.
Surakarta, Juli 2011
Yang membuat pernyataan
(5)
commit to user
ABSTRAK
Ibnu Dwi Kustadiyono, S831002046, 2010. “Pembelajaran Fisika dengan Metode
Demonstrasi Melalui Media Animasi dan KIT IPA Ditinjau dari Kemampuan
Awal dan Motivasi Belajar Siswa”
(Studi Kasus pada Pokok Bahasan : Gerak
Lurus untuk Siswa Kelas VII MTsN Taliwang Sumbawa Barat). Pembimbing I:
Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd, Pembimbing II: Dra. Suparmi, MA.PhD.
Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui; (1) perbedaan prestasi
belajar antara siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan Media
Animasi dan Media KIT; (2) perbedaan prestasi belajar antara siswa yang
mempunyai Kemampuan Awal tinggi dan rendah; (3) perbedaan prestasi belajar
antara siswa yang mempunyai Motivasi Belajar tinggi dan rendah; (4) interaksi
antara metode pembelajaran dengan menggunakan Media Animasi dan Media
KIT dengan Kemampuan Awal siswa; (5) interaksi antara metode pembelajaran
menggunakan Media Animasi dan Media KIT dengan Motivasi belajar siswa; (6)
interaksi antara Kemampuan Awal siswa dengan Motivasi Belajar; (7) interaksi
antara Metode pembelajaran menggunkan Media Animasi dan Media KIT,
dengan Kemampuan Awal, dan Motivasi Belajar terhadap prestasi belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, sebagai populasi adalah
seluruh siswa kelas 7 MTsN Taliwang Sumbawa Barat tahun 2010/2011, yang
terdiri dari 4 kelas, sedangkan sampelnya diambil dengan cara cluster random
sampling yang terdiri dari 2 kelas. Kelas 7C diberi pembelajaran dengan Media
KIT dan kelas 7D diberi pembelajaran dengan Media Animasi. Data dikumpulkan
dengan menggunakan tes prestasi belajar untuk kemampuan awal dan prestasi
belajar siswa dan quisioner untuk motivasi belajar siswa. Hipotesis diuji dengan
Anova 3 jalan dengan sel tak sama dengan desain faktorial 2 x 2 x 2.
Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan; (1) prestasi belajar
dengan Media Animasi lebih tinggi dibandingkan dengan Media KIT; (2) tidak
ada perbedaan prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi
dan yang mempunyai kemampuan awal rendah; (3) motivasi berprestasi tinggi
prestasinya lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang motivasi berprestasi
rendah; (4) tidak ada interaksi antara pembelajaran Media Animasi dan Media
KIT dengan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar siswa; (5) tidak ada
interaksi pembelajaran Media Animasi dan Media KIT dengan motivasi belajar
siswa terhadap prestasi belajar siswa; (6) tidak ada interaksi antara kemampuan
awal dengan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa; (7) tidak ada
interaksi antara Media pembelajaran menggunakan Media Animasi dan Media
KIT, dengan kemampuan awal dan motivasi belajar siswa, terhadap prestasi
belajar siswa.
.
Kata kunci: Metode Demonstrasi, Media Animasi, Media KIT, Kemampuan
Awal, Siswa, Motivasi Belajar Siswa, Gerak Lurus, Prestasi Belajar Siswa.
(6)
commit to user
ABSTRACT
Ibnu Dwi Kustadiyono. S831002046. “Physics Learning using Demonstration
Method through Animation and Science KIT Media Overviewed from the
Student’s Prior Knowledge and Students' Learning Motivation ” (A case Study of
Linear Motion for 7th grade Students MTs Negeri Taliwang Sumbawa Barat
Academic Year of 2010/2011). Thesis. Science Education Program, Post
Graduate Program, Sebelas Maret University. Advisors: 1) Prof. Dr. H. Widha
Sunarno, M.Pd, 2) Dra. Suparmi, M.A, Ph.D., Surakarta, 2011.
The purposes of the reseach were to know: (1) The difference of Students
achievement between students who learnt using Animation and KIT Media; (2) the
difference of students achievement between students who had high and low
students prior knowledge; (3) the difference of students achievement between
students who had high and low learning motivation; (4) the interaction between
learning methods using Animation and KIT Media with students prior knowledge
toward students achievement; (5) the interaction between learning methods using
Animation and KIT Media with students' learning motivation toward students
achievement; (6) the interaction between students' prior knowledge with students'
learning motivation toward students achievement; (7) the interaction between
learning methods using Animation and KIT Media, with students prior knowledge,
and learning motivation toward students achievement.
The method of this research used experimental method, the population was
all students in 7
thgrade MTsN Taliwang Sumbawa Barat academic year
2010/2011, consisted of four classes, while the sample was taken using cluster
random sampling consisting of 2 classes. 7C class given by the KIT media
learning and classroom learning 7D given by Animation media. Data was
collected using test for prior knowledge, students achievement, and questionnaire
for learning Motivation. The hypothesis was tested using 3 way of Anova with
unequal cell with 2 x 2 x 2 factorial design.
From the data analysis could be concluded that: (1) students achievement
was higher for those who learnt using Animation Media than KIT Media; (2)
there was no differences in students achievement between students who had high
and low students prior knowledge; (3) students achievement was higher for those
who had high learning motivation than low learning motivation; (4) there was no
interaction between learning Animation and KIT media with students prior
knowledge toward students achievement; (5) there was no interaction between
learning methods using Animation and KIT media with the students' learning
motivation toward students achievement; (6) there was no interaction between
students prior knowledge with the students' learning motivation toward students
achievement; (7) there was no interaction between Learning methods using
Animation and KIT media, with students prior knowledge and students learning
motivation toward students achievement.
Keywords: Demonstration Method, Animation Media, Science Kit Media,
Students Prior Knowledge, Students Learning Motivation, Linear Motion,
Students achievement.
(7)
commit to user
MOTTO
1.
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
2.
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain.
3.
Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap
(8)
commit to user
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan untuk:
Ibu dan Ayah (Alm) tercinta
Istri tercinta Retno Suci Wulandari, SE
Kelima anakku tersayang Afifah Nuri Nudhar, Barrun Muhammad Maris,
Tamim Murtaja Al Faruq, Tsabit Faqih, dan Jayyid Isykariman
Rekan-rekan pendidikan Sains angkatan 2010.
(9)
commit to user
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim
Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’alla
atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan dapat menyelesaikan
Tesis ini dengan judul “Pembelajaran Fisika dengan Metode Demonstrasi melalui
Media Animasi dan KIT IPA Ditinjau dari Kemampuan Awal dan Motivasi
Belajar Siswa”. Penulis sangat menyadari, karena keterbatasan dan kemampuan
penulis yang masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan tesis
ini, berbagai pihak telah memberikan bantuan dorongan, motivasi, dan bimbingan
sehingga dapat selesaikan Tesis ini oleh karena itu dengan kerendahan hati
penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang tulus, khusus kepada
yang terhormat:
1.
Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarata yang
telah memberikan ijin dan kesempatan untuk meminta ilmu di Universitas
2.
Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Sains, dan Pembimbing I, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
Surakarata, yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat
berharga serta membantu mencarikan sumber-sumber bacaan.
3.
Dra. Suparmi, M.A, Ph.D., selaku dosen pembimbing II yang secara khusus
memberikan bimbingan dan arahan serta motivasi kepada penulis mulai dari
persiapan sampai dengan selesainya tesis ini.
(10)
commit to user
4.
Dosen Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan pendalaman ilmu kepada
penulis.
5.
Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Sumbawa Barat, yang telah memberikan
ijin untuk Tugas Belajar pada Program Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret Surakarata.
6.
Kepala SMA Al Ikhlas Taliwang Sumbawa Barat yang telah memberikan ijin
untuk studi pada program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
dan membantu pelaksanaan penelitian ini.
7.
Kepala SMP Al Ikhlas Taliwang Sumbawa Barat yang telah memberikan ijin
untuk uji instrument penelitian ini.
8.
Kepala MTsN Taliwang Sumbawa Barat yang telah memberikan ijin tempat
pelaksanaan penelitian ini.
9.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dalam persiapan sampai selesainya tesis ini.
10. Rekan–rekan mahasiswa Pascasarjana Program pendidikan Sains Universitas
Sebelas Maret Surakarta angkatan 2008 yang telah memberikan motivasi dan
dorongan semangat untuk selesainya tesis ini.
11. Akhirnya kepada istri tercinta dan anak-anakku yang kusayang atas kesabaran,
kesetiaan, pengertian, dan dorongannya selama penulis mengikuti pendidikan
hingga selesainya penulisan tesis ini secara keseluruhan.
Semoga segala amal baik Bapak/Ibu dan rekan-rekan mendapat imbalan
pahala yang setimpal dari Alloh SWT, dan apabila dalam penyusunan tesis
(11)
commit to user
penelitian ini banyak kekurangan dan kesalahan kami mohon maaf yang sebesar–
besarnya, saran dan kritik sangat penulis harapkan.
Surakarta, Juli 2011
Penulis
(12)
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...
i
HALAMAN PERSETUJUAN...
ii
PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN ...
iv
ABSTRAK ... v
ABSTRACT
... vi
MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xviii
(13)
commit to user
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ………. 1
B.
Identifikasi Masalah ………...……… 6
C.
Pembatasan Masalah ……….…..………….…… 8
D.
Perumusan Masalah ……… ……….……….. 9
E.
Tujuan Penelitian ………..………... 9
F.
Manfaat Penelitian ………... 10
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A.
Kajian Teori ……..……..……….……….. . 12
1.
Pengertian Belajar …..……….……..………. 12
2.
Teori Belajar ………..………
13
3.
Metode Pembelajaran ………… ……….. 20
4.
Metode Demonstrasi ……..…..…….……….……… 22
5.
Media Animasi …………....……… 25
6.
KIT IPA …..………..…….………. 27
7.
Kemampuan Awal Siswa ….……….………. 32
8.
Motivasi Belajar Sisawa ……..……….. .. 33
9.
Prestasi Hasil Belajar.………..……….. 35
10. Hakekat Pembelajaran Fisika ………. 37
11. Materi Gerak Lurus …….……….………… . 38
(14)
commit to user
C.
Kerangka Berfikir ……..………
44
D.
Hipotesis……… .49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian …………..……….…… 50
B.
Populasi dan Sampel ………..……… 51
C.
Metode Penelitian ………….……..………... 52
D.
Rancangan Penelitian …….………..………. 52
E.
Variabel Penelitian ...………..……… 54
F.
Teknik Pengumpulan Data……..………..……….…. 56
G.
Instrumen Penelitian ……… 58
H.
Uji Coba Instrumen Penelitian ………..……….. 59
I.
Teknik Analisis Data ……….………..… 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Data ... 72
1.
Data Kemampuan Awal dan Motivasi belajar... 72
2.
Data Nilai Prestasi Belajar Fisika... 73
a.
Prestasi Belajar Fisika Menggunkan Media
KIT dan Animasi ……….…. 72
b. Prestasi Belajar Fisika Berdasarkan
Tingkat Kemampuan Awal Siswa ... 76
c.
Prestasi Belajar Fisika Berdasarkan Tingkat
(15)
commit to user
Kemampuan Awal Siswa ...
79
B.
Uji Prasyarat Analisis ……….. 81
1. Uji Normalitas ... 81
2. Uji Homogenitas ... 83
C.
Pengujian Hipotesis ... 84
1. Analisis Variansi ... 85
2. Uji Lanjut Analisis Variansi Tiga Jalan ... 89
D.
Pembahasan Hasil Penelitian ... 90
E.
Keterbatasan Penelitian ... 102
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A.
Kesimpulan ... 103
B.
Implikasi Hasil Penelitian ... 106
1.
Implikasi Teoritis ... 106
2.
Implikasi Praktis ... 106
C.
Saran-saran ... 107
1.
Saran untuk Kepala Sekolah…….. ... 107
2.
Saran untuk Kepala Guru ………... 108
3.
Saran Untuk Siswa ……… 108
(16)
commit to user
DAFTAR PUSTAKA ... 110
LAMPIRAN... 112
DAFTAR TABEL
Halaman
1.
Tabel 3.1 Pelaksanaan kegiatan penelitian ...
50
2.
Tabel 3.2 Desain Penelitian ...
54
3.
Tabel 4.1 Diskripsi Data Kemampuan Awal dan Motivasi belajar ……..…. 72
4.
Tabel 4.2. Jumlah Sebaran Siswa masing-masing kelompok ……… 73
5.
Tabel 4.3 Diskripsi Data Prestasi Hasil Belajar Fisika ... 74
6.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Kelompok
Menggunakan Media KIT... 74
7.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Kelompok
(17)
commit to user
8.
Tabel 4.6 Diskripsi Data Prestasi Hasil Belajar Fisika Berdasarkan Tingkat
Kemampuan Awal Siswa ... 76
9.
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Siswa Memiliki
Kemampuan Awal Tinggi ... 77
10. Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Siswa Memiliki
Kemampuan Awal Rendah ... 77
11. Tabel 4.9 Diskripsi Data Prestasi Belajar Fisika Tingkat Motivasi belajar
Siswa ... 79
12. Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Siswa Memiliki
Motivasi belajar Tinggi ... 79
13. Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Siswa Memiliki
Motivasi belajar Rendah ……… 80
14. Tabel 4.12 Harga Statistik Uji Normalitas Berdasakan Uji K-S ……… 82
15. Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas ……….. 83
16. Tabel 4.15 Tabel 4.18 Hasil Uji Lanjut Anava Media Animasi... 89
17. Tabel 4.16 Tabel 4.18 Hasil Uji Lanjut Anava Media KIT... 89
(18)
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.
Gambar 2.1 KIT IPA ……… 31
2.
Gambar 2.2. Contoh-contoh gerak ………. 39
3.
Gambar 2.3. Grafik Gerak Lurus beraturan ……… 40
4.
Gambar 2.4. Gambar Grafik Gerak Lurus Berubah Beraturan ……….. 40
5.
Gambar 4.1 Histogram Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Media KIT ….
756.
Gambar 4.2 Histogram Prestasi Belajar Siswa Menggunakan
Media Animasi ……….. 76
7.
Gambar 4.3 Histogram Prestasi Belajar Siswa Memiliki Kemampuan
Awal Tinggi ………. 78
8.
Gambar 4.4 Histogram Prestasi Belajar Siswa Memiliki Kemampuan
(19)
commit to user
Awal Rendah ……… 78
9.
Gambar 4.6. Histogram Prestasi Belajar Siswa Memiliki Motivasi belajar
Tinggi ………. 80
10. Gambar 4.6. Histogram Prestasi Belajar Siswa Memiliki Motivasi Belajar
Rendah ………
81
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.
Lampiran 1 RPP Media Animasi ……… 112
2.
Lampiran 2 RPP Media Animasi ……… 118
3.
Lampiran 3 Silabus ………. 121
4.
Lampiran 4 Soal Uji Coba Kemampuan Awal ………... 123
5.
Lampiran 5 Kisi-kisi Soal Uji Kemampuan Awal ……….. 128
6.
Lampiran 6 Kisi-kisi Uji Soal Gerak Lurus ………. 130
(20)
commit to user
8.
Lampiran 8 Kisi-kisi Uji Coba Soal Motivasi ……….
137
9.
Lampiran 9 Soal Uji Coba Motivasi Belajar Siswa ………. 138
10. Lampiran 10 Media Pembelajaran Animasi ………. 147
11. Lampiran 11 LKS GLB dan GLBB .……… 171
12. Lampiran 12 Gambar KIT IPA ……… 173
13. Lampiran 13 Soal Kemampuan Awal Siswa ……….. 174
14. Lampiran 14 Soal Gerak Lurus ……… 178
15. Lampiran 15 Nama-nama Siswa Kelas VIIA SMP Al Ikhlas Taliwang
Sumbawa Barat ……… 183
16. Lampiran 16 Data Validitas Item Soal Uji Coba Gerak Lurus ……… 184
17. Lampiran 17 Data Releabilitas Soal Uji Coba Gerak Lurus ..………. 187
18. Lampiran 18 Data Daya Beda Soal Uji Coba Gerak Lurus ………. 190
19. Lampiran 19 Data Indeks Kesukaran Soal Uji Coba Gerak Lurus ………. 193
20. Lampiran 20 Data Validitas Item Soal Uji Coba Motivasi Belajar ……… 196
21. Lampiran 21 Data Releabilitas Soal Uji Coba Motivasi Belajar …………. 204
22. Lampiran 22 Data Validitas Item Sola Uji Coba Kemampuan Awal …….. 211
23. Lampiran 23 Data Releabilitas Soal Uji Coba Kemampuan Awal ……….. 214
24. Lampiran 24 Data Daya Beda Soal Uji Coba Kemampuan Awal …………217
25. Lampiran 25 Data Indeks Kesukaran Soal UC. Kemampuan Awal ……….220
26. Lampiran 26 Data Nilai Kemampuan Awal dan Motivasi Siswa ……… 223
27. Lampiran 27 Data Nilai Prestasi Belajar Media KIT dan Animasi...……. 227
(21)
commit to user
29. Lmpiran 29 Data Nilai Prestasi Belajar Motivai Belajar ……… 231
30. Lampiran 30 Uji Normalitas ……… 233
31. Lampiran 32 Uji Homogenitas ….……… 234
32. Lampiran 33 Data Tes Anava 3 jalan ……….. 235
33. Lampiran 34 Data Uji Lanjut Media dan Motivasi ……… 236
34. Lampiran 35 Descritptive Statistik …..……… 238
35. Lampiran 36 Foto-foto Penelitian ……… 239
36. Lampiran 37 Surat ijin Penelitian ……… 243
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Peningkatan mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan
pendidikan dasar dan menengah merupakan salah satu usaha yang sedang
dilakukan oleh pemerintah Indonesia saat ini. Seperti yang tertuang dalam
(22)
commit to user
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS huruf c yang berbunyi:
“Bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi
manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu
dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan”
Dari Undang-undang tersebut jelas terlihat usaha pemerintah dalam
upaya meningkatkan mutu pendidikan diantaranya pengembangan kurikulum,
peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat peraga, sarana
pendidikan serta perbaikan manajemen sekolah. Untuk menyambut hal tersebut
maka peneliti berupaya memberikan umpan balik dengan memanfaatkan sarana
dan prasarana disekolah yang diteliti untuk meningkatkan peran serta guru,
sekolah maupun siswa sehingga diharapkan prestasi belajarnya dapat meningkat.
Peran serta sekolah dalam menyambut usaha yang dilakukan pemerintah
selama ini masih banyak kekurangannya, hal ini disebabkan partisipasi guru dalam
pengambilan keputusan sering terabaikan padahal terjadi atau tidak terjadi
perubahan di sekolah sangat bergantung pada gurunya. Guru perlu memahami
bahwa setiap kegiatan yang dilakukan di ruang kelas saat pembelajaran
berlangsung mempunyai pengaruh, baik positif atau negatif terhadap
kualitas dan hasil pembelajaran. Di dalam menyajikan kegiatan belajar
mengajar, pengelolaan kegiatan pembelajaran di kelas, serta pada saat
berinteraksi dengan siswa seharusnya dilakukan oleh guru secara terencana
dan berkesinambungan dengan cara perbaikan dan perubahan, baik dalam
metode, strategi, media, maupun pengelolaan kelas yang terus dilakukan
sehingga diharapkan dapat meningkatkan pretasi belajar siswa. Konsep
(23)
commit to user
pembelajaran menurut Firdaus (dalam Corey, 1986:195) yaitu :
Suatu proses di mana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola
untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon khusus dari
pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah.
Mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar
dilakukan oleh peserta didik atau murid.
Dari konsep pembelajaran tersebut siswa akan mudah menerima pelajaran
jika bukan hanya sekedar mendengar informasi dari guru, tetapi guru senantiasa
berinteraksi langsung dengan siswa, dan terjadi umpan balik antara guru dan
siswa. Untuk itu peranan seorang guru sangatlah besar dalam mewujudkan tujuan
dari pendidikan sehingga pembelajaran yang terjadi tidak hanya satu arah dan
guru menjadi satu satunya sumber ilmu, sehingga dapat memberikan suatu
dampak bagi prestasi belajar yang dicapai siswa.
Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun
sains.
Hakikat sains adalah ilmu pengetahuan yang objek pengamatannya adalah
alam dengan segala isinya termasuk bumi, tumbuhan, hewan, serta manusia. Sains
adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode
berdasarkan observasi. Menurut Rochani (dalam Depdiknas 2003:1) “Sains
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”.
Hakikat fisika menurut Sudarwanto (dalam Beiser 1962: v),
“Physics, like
any other science, involves the active of pursuit of knowledge, and it contains
many elements besides its basics concepts”
. Dan dalam Karso (1993: 71), “fisika
(24)
commit to user
merupakan ilmu yang lahir dan dikembangkan melalui langkah-langkah
observasi, perumusan masalah, pengujian hipotesis lewat eksperimen, pengajuan
kesimpulan, dan pengajuan teori atau konsep”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fisika merupakan bagian dari
sains yang memungkinkan manusia memperoleh kebenaran ilmiah dari
fenomena-fenomena alam sehingga memudahkan menggambarkan dan mengatur alam.
Selain itu, mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang berfungsi
mengembangkan semua aspek belajar yang dimiliki peserta didik (afektif,
kognitif, dan psikomotor) sehingga mempunyai sikap percaya diri untuk bekal
hidup di masyarakat.
Di dalam fisika materi yang dipelajari meliputi Besaran dan Satuan,
Vektor, Gerak Lurus, Hukum Newton, Gaya Grafitasi, Dinamika Rotasi, Usaha
dan Energi, Elastisitas, serta Hukum Kekekalan Energi Mekanik, serta Impuls dan
Momentum yang terangkum dalam materi Mekanika. Gerak Lurus dipelajari di
awal bab karena materi tersebut sangat berpengaruh sekali dalam memahami
konsep konsep fisika yang lain yang saling berkaitan seperti: Hukum Newton
Gaya, dan Dinamika Rotasi. Gerak Lurus dapat diamati secara nyata melalui
eksperimen ataupun demonstrasi. Dalam penelitian ini pengamatan gerak lurus
melalui metode demonstrasi sehingga dapat membantu siswa dalam menemukan
konsep tentang gerak lurus. Metode demonstrasi digunakan dalam penelitian ini
mengingat keterbatasan alat di sekolah MTsN Taliwang Sumbawa Barat,
sedangkan media yang digunakan adalah Animasi dan KIT. Dari kedua media
tersebut nantinya akan dibandingkan mana yang lebih berengaruh dalam prestasi
(25)
commit to user
hasil belajar siswa khususnya materi Gerak Lurus.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat ini, harus selaras dengan
peningkatan mutu SDM agar arah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dapat menuju sasaran yang tepat.. Kami sebagai guru,perhatian yang seksama
dalam peningkatan mutu SDM., khususnya dalam melihat
permasalahan-permasalahan dan perkembangan di dalam proses pembelajaran, siswa maupun
bahan ajar yang kami ajarkan.
Pembelajaran fisika di MTsN Taliwang Sumbawa Barat pada tahun 2009
khususnya di kelas VII agaknya aktivitas dan hasil belajarnya mengalami
penurunan, hal ini ditandai pada kemampuan dalam pencapaian standar
ketuntasan belajar minimal masih kurang dari target yang sudah ditetapkan serta
semangat belajar siswa yang kendor. Secara umum aktivitas dan hasil belajar
tidak sesuai yang diharapkan. Pada mata pelajaran fisika dianggap masih belum
memadai. Disisi lain tinjauan terhadap guru sendiri biasanya ada materi yang
susah diajarakan, artinya disamping materinya agak susah juga media
pembelajaran yang masih kurang memadai. Waktu yang tersedia terasa masih
kurang, misalnya pada materi Gerak Lurus. Pada materi ini dalam RPP tertera 2 x
pertemuan, akan tetapi karena materi agak susah dimengerti siswa maka,
pertemuan ditambah menjadi 3 kali atau 4 kali, itupun perolehan yang dicapai
belum maksimal. Di samping itu juga dalam silabus materi fisika pada
umumnya dianggap sangat padat, sementara jumlah pertemuan sangat terbatas,
indikatornya dapat dilihat pada nilai ulangan harian pada semester I.
(26)
commit to user
kemampuan awal, gaya berfikir, motivasi berprestasi, kemampuan abstrak, sikap
ilmiah dan gaya belajar yang dimiliki siswa belum diperhatikan oleh guru.
Padahal kesemua faktor tersebut seharusnya mendapat perhatian dari guru
sehingga guru secara psikologis dapat mengetahui keadaan anak dalam menerima
pembelajaran dan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat mempengaruhi pula
proses penerimaan anak dalam menerima pembelajaran fisika dan akhirnya dapat
pula mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Permasalahan disikapi dengan memberikan rangsangan dengan mencoba
menggunakan metode pembelajaran yang berupa metode demonstrasi. Metode
demonstrasi melalui media animasi pada satu kelas eksperimen dan kelas yang
lain menggunakan KIT. Metode demonstrasi dengan media Animasi diharapkan
siswa akan lebih termotivasi, tertantang, asyik dan menjadi menyenangkan dalam
belajar fisika sehingga prestasi belajarnyapun diharapkan akan meningkat,
sebagaimana penelitian yang telah dilakukan Aleksandriya Aleksandrova, 2007,
dan Nadezhda Nancheva dengan judul “
E-test with physics video demonstrations
Department of Physics, University of Rousse
”, (
www.mptl12.ifd.uni.wroc.pl
diakses 5 Desember 2010) diterangkan bahwa siswa harus belajar tidak hanya
aplikasi hukum, prinsip-prinsip dan fakta tetapi juga, yang paling penting, mereka
harus belajar untuk berpikir, untuk memahami dan menjelaskan fenomena. Dalam
kasus lain hal yang serupa dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui
media pernah juga dilakukan oleh
Ricardo Trumper
, 2003, dengan judul “
The
Physics Laboratory – A Historical Overview
and Future Perspectives”
(27)
commit to user
diakses 12 Desember 2010) diterangkan bahwa pengajaran fisika yang
berhubungan dengan konstruktivis mungkin tidak hanya memotivasi peserta
didik, tetapi menyediakan cara mudah bagi siswa untuk mengembangkan
pemahaman intuitif dari fenomena fisika abstrak sehingga pada penelitian tersebut
berkeyakinan bahwa dengan dibantu media viasualisasi dengan komputer
merupakan perspektif yang menjanjikan dalam mengajar fisika.
Dari latar belakang dan berbagai sumber yang pernah dilakukan oleh
beberapa peneliti di Negara lain penulis mengangkat judul pada Penelitian tesis
ini “Pembelajaran Fisika dengan Metode Demonstrasi melalui Media Animasi
dan KIT IPA Ditinjau dari Kemampuan Awal dan Motivasi Belajar Siswa” (Studi
Kasus pada Pokok Bahasan: Gerak Lurus untuk Siswa Kelas VII MTsN Taliwang
Sumbawa Barat tahun 2010/2011).
B.
Identifikasi Masalah
Setelah melihat latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan sebagai berikut :
1.
Prestasi belajar fisika MTsN Taliwang Sumbawa Barat rata-ratanya masih
belum memadai dikarenakan pembelajarannya masih belum memenuhi
karakteristik fisika.
2.
Kurang adanya variasi metode pembelajaran yang digunakan guru, padahal
ada berbagai metode yang biasa digunakan dalam pembelajaran seperti
metode eksperimen, metode demonstrasi, metode diskusi, metode discovery
dan metode inkuiri, metode pear teaching, metode drill, metode karyawisata,
(28)
commit to user
dan metode perancangan sehingga mata pelajaran fisika menjadi terasa
membosankan.
3.
Kualitas pembelajaran fisika yang perlu ditingkatkan dengan berbagai media
seperti media visual (animasi), media kartun, media kuis, media hasil
teknologi cetak, media audio visual (VCD), media tiga dimensi (KIT) dan
media serbaneka yang dapat membantu proses belajar mengajar namun selama
ini guru belum menggunakannya.
4.
Adanya factor internal seperti kemampuan awal, gaya berfikir, motivasi
berprestasi, kemampuan abstrak, sikap ilmiah dan gaya belajar yang dimiliki
siswa belum diperhatikan oleh guru sehingga mempengaruhi pula proses
dalam pembelajaran fisika.
5.
Prestasi yang dinilai hanya aspek kognitif yang sering digunakan, padahal ada
aspek afektif dan aspek psikomotor yang juga harus diperhatikan, tetapi belum
mendapatkan perhatian guru.
6.
Guru belum menunjukkan keterkaitan antara konsep-konsep fisika yang akan
diajarkan dengan konsep-konsep fisika sebelumnya sehingga materi fisika
seolah-olah tidak saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Konsep-konsep sebelum Gerak Lurus yang harus dikuasai adalah: Besaran dan Satuan,
Pengukuran, serta Jarak dan Perpindahan.
7.
Sarana dan prasarana yang ada belum optimal digunakan oleh guru sehingga
pembelajaran fisika masih kurang menarik.
C.
Pembatasan Masalah
(29)
commit to user
1.
Pembelajaran fisika dibatasi pada penggunaan metode demonstrasi dengan
media Animasi Gerak Lurus yang diprogram dengan macromedia flash 8
untuk kelas eksperimen 1 dan KIT untuk kelas eksperimen 2.
2.
Kemampuan awal siswa dibatasi pada kemampuan awal tinggi dan rendah
dalam memahami konsep fisika pada materi sebelumnya dengan tes awal.
3.
Motivasi berprestasi siswa dibatasi pada motivasi tinggi dan motivasi rendah
yang dimiliki oleh siswa MTsN Taliwang Sumbawa Barat dengan
pemberian angket motivasi belajar sebelum penelitian dilakukan.
4.
Prestasi belajar dibatasi pada aspek kognitif dan afektif pada pokok
bahasan gerak lurus.
5.
Materi fisika yang dipilih dalam penelitian ini adalah Gerak Lurus materi
kelas VII pada semester dua di MTsN Taliwang Sumbawa Barat.
6.
Subyek yang diteliti adalah siswa kelas VII MTsN Taliwang Sumbawa
Barat semester II tahun pelajaran 2010/2011.
D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
dijelaskan di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1.
Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran
dengan metode demonstrasi menggunakan media Animasi dan media KIT.
2.
Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai
kemampuan awal tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal
rendah.
(30)
commit to user
3.
Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai motivasi
belajar tinggi dengan siswa yang mempunyai motivasi rendah.
4.
Adakah interaksi antara metode demonstrasi menggunakan media Animasi
dan media KIT dengan tingkat kemampuan awal siswa terhadap prestasi
belajar siswa.
5.
Adakah interaksi antara metode demonstrasi menggunakan media Animasi
dan media KIT dengan tingkat Motivasi Belajar siswa terhadap prestasi
belajar siswa.
6.
Adakah interaksi antara tingkat kemampuan awal dengan tingkat motivasi
belajar terhadap prestasi belajar siswa.
7.
Adakah interaksi antara metode demonstrasi menggunakan media Animasi
dan media KIT dengan tingkat kemampuan awal dan tingkat motivasi
belajar terhadap prestasi hasil belajar siswa.
E.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1.
Perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pelajaran dengan
metode demonstrasi menggunakan Animasi dan media KIT terhadap
prestasi belajar siswa.
2.
Perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai kemampuan
awal tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa.
3.
Perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai motivasi belajar
tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa.
(31)
commit to user
media KIT dengan tingkat kemampuan awal terhadap prestasi hasil belajar
siswa.
5.
Interaksi antara antara metode demonstrasi menggunkan media Animasi
dan media KIT dengan tingkat motivasi belajar terhadap prestasi hasil
belajar siswa.
6.
Interaksi antara antara tingkat kemampuan awal dengan tingkat motivasi
belajar terhadap prestasi hasil belajar siswa.
7.
Interaksi antara antara metode demonstrasi menggunkan media Animasi
dan media KIT dengan tingkat kemampuan awal dan tingkat motivasi
belajar terhadap prestasi hasil belajar siswa.
F.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk :
1.
Bagi siswa :
a.
Mendorong siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan berfikir
tentang fisika khususnya gerak lurus.
b.
Membuat siswa untuk lebih termotivasi dalam belajar fisika sehingga
fiska menjadi lebih menarik, asyik, dan menyenangkan.
c.
Mengusahakan siswa dapat mengaplikasikan manfaat gerak lurus
dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Bagi Guru
a.
Memberikan gambaran tentang pengelolaan, perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi
(32)
commit to user
menggunakan animasi sehingga belajar fisika menjadi lebih menarik,
asyik dan menyenangkan.
b.
Memberikan motivasi kepada guru untuk terus melakukan
pembaharuan-pembaharuan
dalam melakukan
kegiatan
belajar
mengajar dengan metode-metode pembelajaran yang ada dan
membantu memperlancar tugas profesinya.
3.
Bagi Lembaga
a.
Memberikan kontribusi dalam memotivasi siswa untuk belajar fisika
sehingg prestasi hasil belajar siswa dapat meningkat.
b.
Dapat dijadikan sebagai salah satu metode pembelajaran fisika yang
relevan dengan permasalahan yang terjadi di sekolah.
c.
Untuk mengetahui gambaran peningkatan hasil belajar siswa
kelas VII tentang gerak lurus dengan metode demonstrasi
menggunakan Animasi dan KIT di kelas VII MTsN Taliwang Sumbawa
Barat.
(33)
commit to user
i
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A.
Kajian Teori
1.
Pengertian Belajar
Menurut berbagai sudut pandang belajar dapat didefinisikan beraneka
ragam. Menurut Slameto (2003:2), “Belajar merupakan suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”. Menurut M. Sobry Sutikno (2007:5) mengemukakan “Belajar
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”. Menurut Thursan Hakim (2005:1), “Belajar adalah suatu
proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut
ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku
seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan”. Menurut Slameto (dalam R.
Gagne, 2003:13) memberikan dua definisi belajar, yaitu: “(1). Belajar ialah suatu
proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan,
kebiasaan, dan tingkah laku. (2). Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang diperoleh dari instruksi”.
(34)
commit to user
ii
Atas dasar pendapat-pendapat tersebut dapatlah disimpulkan bahwa belajar
adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang
diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan
lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan
kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut
mengalami kegagalan di dalam proses belajar. Dalam membelajarkan siswa guru
dapat menggunakan berbagai metoda pembelajaran namun perlu diperhatikan
bahwa belajar yang efektif dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada
siswa, siswa aktif dan guru sebagai fasilitator.
2.
Teori Belajar
Proses pembelajaran yang akan disiapkan oleh seorang guru hendaknya
terlebih dahulu harus memperhatikan teori-teori yang melandasinya, dan
bagaimana implikasinya dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini hanya
akan dibahas beberapa teori belajar yang erat kaitannya dengan masalah yang
dihadapi diantaranya: Teori Belajar Gagne, Teori Belajar Pieget, Teori Belajar
Bruner, dan Teori Belajar Ausubel.
a.
Teori Gagne
Asumsi yang mendasari teori Gagne adalah bahwa pembelajaran
merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan
merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam
pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah
sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan
(35)
commit to user
iii
informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi internal dan
kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang
diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam
individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang
mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Gagne beranggapan bahwa hirarki belajar itu ada, sehingga penting bagi
guru untuk menentukan urutan materi belajar yang harus diberikan.
Materi-materi yang berfungsi prasyarat harus diberikan terlebih dahulu. Keberhasilan
siswa belajar kemampuan yang lebih tinggi, ditentukan oleh apakah siswa itu
memiliki kemampuan belajar yang lebih rendah atau tidak.
Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase
yaitu, (1) motivasi; (2) pemahaman; (3) pemerolehan; (4) penyimpanan; (5)
ingatan kembali; (6) generalisasi; (7) perlakuan dan (8) umpan balik, sedangkan
kemampuan manusia sebagai tujuan belajar menurut Gagne dibedakan menjadi
5 kategori, yaitu : (a) keterampilan intelektual; (b) informasi verbal; (c) strategi
kognitif; (d) keterampilan motorik; dan (e) sikap.
Untuk mencapai hasil belajar yang demikian maka implikasi teori belajar
Gagne dalam proses belajar mengajar harus memperhatikan kejadian
instruksional yang meliputi (1) menarik perhatian, (2) menjelaskan tujuan, (3)
mengingat kembali apa yang telah dipelajari, (4) memberikan materi pelajaran,
(5) memberi bimbingan belajar, (6) memberi kesempatan, (7) memberi umpan
(36)
commit to user
iv
balik tentang benar tidaknya tindakan yang dilakukan, (8) menilai hasil belajar,
dan (9) mempertinggi retensi dan transfer.
Sehingga dengan metode demonstrasi melalui media Animasi dan KIT
diharapkan pemahaman terhadap konsep tentang gerak lurus akan lebih baik
karena dengan metode demonstrasi melalui media Animasi dan KIT
memungkinkan adanya keterampilan intelektual, informasi verbal, strategi
kognitif, keterampilan motorik, serta sikap yang dimiliki siswa yang dapat
mempegaruhi siswa dalam belajar.
b. Teori Piaget
Prinsip teori Piaget, (a) manusia tumbuh beradaptasi, dan berubah
melalui perkembangan fisik, kepribadian, sosioemosional, kognitif, dan bahasa;
(b) pengetahuan datang melalui tindakan; (c) perkembangan kognitif sebagian
besar tergantung seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan berinteraksi
dengan lingkungan. Menurut Piaget perkembangan kognitif pada anak secara
garis besar sebagai berikut: (a) priode sensori motor (0-2 tahun); (b) priode
praoperasional (2-7 tahun); (c) priode operasional konkrit (7-11 tahun); (d)
priode operasi formal (11-15 tahun).
Konsep-konsep dasar proses organisasi dan adaptasi intelektual menurut
Piaget meliputi : 1. skemata, dipandang sebagai sekumpulan konsep, 2. Asimilasi,
peristiwa mencocokkan informasi baru dengan informasi lama yang sudah
dimiliki oleh seseorang, 3.
Akomodasi, terjadi apabila antara informasi baru dan
lama yang semula tidak cocok kemudian dibandingkan dan disesuaikan dengan
(37)
commit to user
v
informasi lama, dan 4.
Equilibrium (keseimbangan), bila keseimbangan tercapai
maka siswa mengenal informasi baru.
Implikasi teori Piaget dalam Proses
Pembelajaran adalah: (a). Memusatkan perhatian kepada berfikir atau proses
mental anak, tidak sekedar kepada hasilnya tetapi juga prosesnya, (b).
Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri, keterlibatan aktif dalam
pembelajaran, penyajian pengetahuan jadi tidak mendapat tekanan. (c).
Memaklumi adanya perbedaan individual, maka kegiatan pembelajaran diatur
dalam bentuk kelompok kecil, (d). Peran guru sebagai seorang yang
mempersiapkan lingkungan yang memungkinkan siswa dapat memperoleh
pengalaman yang luas.
Dari teori perkembangan belajar Piaget di atas
pembelajaran
menggunakan metode demonstrasi melalui media Animasi dan KIT dapat
digunakan karena telah ada proses belajar yang berlangsung dengan insiatif dan
keterlibatan aktif tanpa tekanan serta adanya kelompok kecil yang digunakan
dan guru berperan dalam menyiapkan lingkungannya.
c. Teori Bruner
Teori Bruner hampir serupa dengan teori Piaget, Di dalam teorinya
Bruner mengemukakan bahwa perkembangan intelektual anak mengikuti 3
tahap representasi yang berurutan, yaitu: (a)enactive representation, segala
pengertian anak tergantung kepada responnya; (b)
iconic representation, pola
berfikir anak tergantung kepada organisasi visual (benda-benda yang konkrit)
(38)
commit to user
vi
dan organisasi sensorisnya; dan (c)
simbolic reprentation, anak telah memiliki
pengertian yang utuh tentang sesuatu hal, pada priode ini anak telah mampu
mengutarakan pendapatnya dengan bahasa.
Berbeda dengan Piaget, Bruner memiliki pandangan yang lain tentang
peranan bahasa dalam perkembangan intelektual anak. Bruner berpendapat
meskipun bahasa dan pikiran berhubungan, tetapi merupakan dua sistem yang
berbeda. Bahasa merupakan alat berfikir dalam yang berbentuk pikiran. Dengan
kata lain proses berfikir adalah akibat bahasa dalam yang berlangsung dalam
benak siswa.Bruner juga berpendapat bahwa kesiapan adalah penguasaan
keterampilan
sederhana
yang
memungkinkan
seseorang
menguasai
keterampilan lebih tinggi. Menurut Bruner kita tidak boleh menunggu datangnya
kesiapan, tetapi harus membantu tercapainya kesiapan itu. Tugas orang
dewasalah mengajarkan kesiapan itu pada anak. Berhubungan dengan proses
belajar Bruner dikenal dengan belajar penemuannya (discovery learning).
Implikasi Teori Bruner dalam proses pembelajaran
adalah : (a)
menghadapkan anak pada suatu situasi yang membingungkan atau suatu
masalah; (b) anak akan berusaha membandingkan realita di luar dirinya dengan
model mental yang telah dimilikinya; dan (c) dengan pengalamannya anak akan
mencoba menyesuaikan atau mengorganisasikan kembali struktur-struktur
idenya dalam rangka untuk mencapai keseimbangan di dadalam benaknya.
Untuk itu siswa akan mencoba melakukan sintesis, analisis, menemukan
informasi baru dan menyingkirkan informasi yang tak perlu.
(39)
commit to user
vii
Maka melalui pembelajaran menggunakan metode demonstrasi
menggunakan media Animasi dan KIT, diharapkan ada masalah yang dihadapi
siswa dalam proses belajar hingga ada situasi yang membingungkan yang
akhirnya siswa akan berusaha membandingkan realita di luar dirinya dan siswa
akan lebih berpengalaman dan penanaman konsep akan dapat lebih mudah
untuk diterima siswa. Pembelajaran dengan Media Animasi dan KIT memberikan
adanya kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam belajar baik
untuk dirinya sendiri maupun demi kelompoknya.
d. Teori Ausubel
Ausubel berpendapat bahwa belajar penemuan itu penting, tetapi dalam
beberapa situasi tidak efisien, ia lebih menekankan guru sentral, sehingga Ausubel
kurang menekankan belajar aktif. Penekanannya pada ekpositorik .Ausubel menekankan
pengajaran verbal yang bermakna (meaningful verbal instruction).
Menurut Ausubel, setiap ilmu mempunyai struktur konsep-konsep yang membentuk dasar sistem informasi ilmu tersebut. Semua konsep berhubungan satu
sama lain (organiser). Struktur konsep dari setiap bidang dapat diidentifikasi dan
diajarkan kepada semua siswa dan menjadi sitem proses informasi mereka yang disebut
dengan peta intelektual. Peta intelektual ini dapat digunakan untuk menganalisa domain
tertentu dan untuk memecahkan masalah-masalah yang berhubungan erat dengan aktivitas domain tersebut. Belajar adalah mencocokkan konsep dalam suatu pokok bahasan ke dalam sistem yang dimilikinya untuk kemudian menjadi milikinya dan berguna baginya. Belajar dapat diklasifikasikan kedalam dua dimensi. Dimensi pertama
(40)
commit to user
viii
berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran itu disajikan kepada siswa melalui penerimaan atau penemuan. Selanjutnya dimensi kedua menyangkut bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada. Jika siswa hanya mencoba menghafalkan informasi baru itu tanpa menghubungkan dengan struktur kognitifnya, maka terjadilah belajar dengan hafalan. Sebaliknya jika siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi baru itu dengan struktur kognitifnya maka yang terjadi adalah belajar bermakna. Dari teori belajar Ausubel tersebut pembelajaran yang disampaikan pada siswa diharapkan bukan hanya sekedar penyampaian pesan dan memberikan siswa suatu contoh seperti yang telah disebutkan oleh guru, tetapi pesan yang diterima siswa diharapkan dapat menumbuhkan segala kemampuan yang ada pada siswa sampai siswa dapat memberikan contoh berupa aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan konsep yang ada. Sehingga penyampaian materi dengan Media Animasi dan KIT dapat lebih bermakna karena dapat mengaitkan konsep-konsep sebelumnya, dan pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa. Sedangkan dalam pelaksanaannya Media Animasi disampaikan secara berulang-ulang sampai permasalahan yang ada muncul dari siswa sebagai bahan kajian, sehingga akan menumbuhkan adanya keingin tauhan siswa yang lebih dalam dan pembangunan konsep pada diri siswa akan terjadi yaitu melalui pemberian soal latihan serta pemberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Selaras dengan teori belajar Ausubel, maka pembelajaran dengan metode demonstrasi melalui media Animasi dan KIT siswa akan menerima berbagai penjelasan atas konsep- konsep pada Gerak Lurus yang mendorongnya untuk melakukan atau mencoba dan akan lebih bermakna ketika pelaksanaan demonstrasi.
(41)
commit to user
ix
Dari berbagai teori belajar di atas maka dapatlah disimpulkan bahwa
belajar itu merupakan suatu proses untuk menuju suatu perubahan dalam diri
seseorang dimulai dari menerima dan mengolah informasi baik secara sadar
ataupun tak sadar secara menetap hingga memperoleh suatu kecakapan atau
keberhasilan. Agar keberhasilan dapat dicapai maka pelaksanaan pembelajaran
tidak satu arah tetapi dua arah, yaitu dilaksanakan dengan melibatkan siswa,
adapun langkah-langkahnya dilaksanakan secara jelas dan dengan metode atau
pemilihan media yang sesuai agar anak dengan mudah di dalam menerima dan
melakukan pengembangan ilmu sesuai yang ia pelajari. Metode demonstrasi
dengan Animasi dan KIT merupakan contoh penggunaan metode pembelajaran
yang disampaikan dalam situasi alamiah sehingga siswa dapat mengamatinya
secara langsung dengan caranya sendiri dan dengan penuh kepastian hal ini
menumbuhkan adanya sifat percaya diri siswa dalam mengambil keputusan
sehingga dari pengalaman yang ia pelajari kemungkinan besar dapat
menguatkan konsep sehingga prestasi belajar meningkat.
3.
Metode Pembelajaran
Metode adalah “suatu cara yang dipergunakan guru untuk mencapai
suatu tujuan yang telah ditetapkan”, untuk itu pemilihan metode di dalam
mengajar sangat perlu untuk diperhatikan karena tidak semua metode akan baik
untuk digunakan pada setiap penyampaikan materi pelajaran. Antara metode
dengan model sebenarnya tidak jauh berbeda, perbedaannya hanyalah terletak
(42)
commit to user
x
pada tekanannya saja, pada metode tekannya bagai mana untuk mendapatkan
fakta awal yang digunakan untuk memunculkan masalah, sedangkan pada model
tekanannya terletak pada tehnik, strategi atau kegiatan yang lainnya yang
dipandang sebagai pokok pembelajaran. Pada pembelajaran ilmu IPA khususnya
ilmu fisika teori dan praktek dalam pembelajaran tak dapat untuk dipisahkan,
pembelajaran fisika akan bermakna apabila terjadi interaksi yang harmonis dan
komunikatif antara guru dan siswa. Pengertian dari metode sebenarnya adalah
tergantung dari yang memberikan jawaban, ada yang berpendapat bahwa
metode adalah “penentuan bahan yang akan diajarkan”, ada pula yang
berpendapat bahwa metode itu adalah “cara-cara di dalam menyajikan bahan”,
sedangkan untuk setiap metode sebenarnya memiliki keunggulan dan
kelemahan-kelemahannya.
Ada banyak cara-cara atau metode-metode pembelajaran, tetapi seorang
guru harus mampu menentukan metode apa yang paling tepat digunakan dalam
pembelajaran karena tidak semua metode pembelajaran cocok diterapkan untuk
materi pembelajaran yang sama. Menurut Akhmat Sudrajat, (2008) dalam situs
(
http://akhmadsudrajat.wordpress.com
, diakses 12 September 2008) “Metode
pembelajaran
dapat
diartikan
sebagai
cara
yang
digunakan
untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran”. Terdapat beberapa metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4)
(43)
commit to user
xi
simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8)
debat, (9) simposium, dan sebagainya. Selanjutnya metode pembelajaran
dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan
metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak
membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda
dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.
Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang
berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya
tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun
dalam koridor metode yang sama.
Dari pengertian metode pembelajaran menurut Akhmad Sudrajat
tersebut sangat penting bagi seorang guru untuk dapat menentukan metode
pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi pembelajaran yang akan
dilakukan di dalam kelas supaya pembelajaran dapat mencapai tujuan
pembelajaran dengan maksimal. Metode pembelajaran ini harus dipilih oleh guru
dengan cermat dan seksama ketika sedang mempersiapkan rencana
pembelajaran.
4.
Metode Demonstrasi
Salah satu metode pembelajaran adalah metode demonstrasi. Metode ini sangat cocok diterapkan di awal pembelajaran maupun di tengah pembelajaran untuk
(44)
commit to user
xii
menjelaskan suatu barang atau proses kepada siswa secara visual. Metode ini membuat siswa melihat suatu prinsip atau cara kerja suatu alat secara langsung dan tidak hanya melalui gambar atau penjelasan saja. Menurut Umiyanti (dalam Muhibbin Syah,
2000:23) pada situs (http://umiyanti28.wordpress.com/2008
/12/20/macam-macam-metode-pembelajaran/, diakses 2 Desember 2010) “metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan”.
Dalam situs yang sama disebutkan bahwa metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa ciri metode demonstrasi adalah guru melakukan sesuatu di depan kelas untuk diperhatikan oleh murid-muridnya.
Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah : Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan, Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari, dan Pengalaman serta kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
a.
Kelebihan metode demonstrasi
Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut : Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu benda, memudahkan berbagai jenis penjelasan, dan kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melaui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek sebenarnya.
(45)
commit to user
xiii
b.
Kelemahan metode demonstrasi
Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut : Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan, tidak semua benda dapat didemonstrasikan, sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.
Jadi metode demonstrai ini harus dipersiapkan secara matang oleh guru jauh sebelum pembelajaran dimulai, baik dari segi persiapan alat-alat sampai waktu yang diperlukan untuk melaksanakan metode demonstrasi juga harus diperhitungkan. Meskipun cukup banyak persiapan yang harus dilakukan, tetapi jika diterapkan dengan benar, maka perhatian peserta didik pada pembelajaran dapat terfokus dengan baik. Hal ini sangat menolong untuk masuk ke dalam pembelajaran yang lebih dalam dan untuk lebih mengetahui efisiensi waktu yang akan dipergunakan selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.
c.
Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi
1)
Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu:
umuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi
berakhir, mempersiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilakukan, dan melakukan uji coba demonstrasi.
2)
Tahap Pelaksanaan, tahap pelaksanaan meliputi
a)
Langkah pembukaan, sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa
hal yang harus diperhatikan, di antaranya: mengatur tempat duduk yang
(46)
commit to user
xiv
memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang
didemonstrasikan, mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa,
dan mengemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya
siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari
pelaksanaan demonstrasi.
b)
Langkah pelaksanaan demonstrasi yaitu: memulai demonstrasi
dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya
melalui
pertanyaanpertanyaan
yang
mengandung
teka-teki
sehingga
mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi, menciptakan
suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan,
meyakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan
memerhatikan reaksi seluruh siswa, memberikan kesempatan kepada siswa
untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari
proses demonstrasi itu.
c)
Langkah mengakhiri demonstrasi. Apabila demonstrasi selesai
dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas
tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses
pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah
siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas
yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang
jalannya
proses
demonstrasi
itu
untuk
perbaikan
selanjutnya.
(47)
commit to user
xv
(
http://education-mantap.blogspot.com/2010/05/metode-demonstrasi.html
,
diakses 18 Mei 2010)
5.
Media Animasi
Suatu medium (jamak: media) adalah perantara/pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dalam kaitannya dengan pengajaran-pembelajaran, media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga terjadi proses belajar. Contoh-contohnya termasuk video, televisi, computer, diagram, bahan-bahan tercetak, itu semua dapat dipandang media jika medium itu membawa pesan yang berisi tujuan pengajaran. Istilah media pengajaran dalam kegiatan belajar mengajar sering disinonimkan dengan istilah media pendidikan. Media pendidikan adalah media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu mengajar dan belajar. Pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Menurut Kamiantri Ramli (dalam Wikipedia, 2009), animasi atau lebih akrab disebut dengan film animasi adalah:
Film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak, dengan bantuan computer dan grafika computer, pembuatan film animasi menjadi sangat mudah dan cepat. Flash adalah alat untuk membuat web site yang interaktif dan web site yang dianimasikan. Animasi flash adalah gambar bergerak yang dibuatdengan menggunakan alat untuk membuat web site yang interaktif dan web yang dianimasikan.
(48)
commit to user
xvi
Pendapat lain Menurut Kamiantri Ramli (dalam Artawan, 2010), ada tiga jenis format animasi yaitu animasi tanpa sistem control misalnya untuk pause, memperlambat kecepatan pergantian frame, zoom in, zoom out dan lain sebagainya, animasi dengan sistem kontrol dan animasi manipulasi langsung, dimana guru dapat berinteraksi langsung dengan kontrol navigasi.
Media Animasi menurut Kamiantri Ramli (dalam Artawan, 2010) mempunyai kelebihan dan kelemahan yaitu:
a.
Keunggulan media Animasi
Keunggulan Media Animasi yaitu: 1) Memudahkan guru untuk menyajikan informasi mengenai proses yang cukup kompleks dalam kehidupan, misalnya siklus nitrogen, respirasi aerob, sistem peredaran darah dan proses lainnya. Memperkecil ukuran objek yang cukup besar dan sebaliknya seperti hewan dan mikroba. 2) Memotivasi siswa untuk memperhatikan karena menghadirkan daya tarik bagi siswa terutama animasi yang dilengkapi dengan suara. 3) Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan unsur audio dan visual. 4) Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna. 5. Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan orang lain.
b.
Kelemahan media Animasi
Adapun kelemahan dari Media Animasi adalah: 1) Memerlukan
kreatifitas dan ketrampilan yang cukup memadai untuk mendesain animasi yang
dapat secara efektif digunakan sebagai media pembelajaran. 2) Memerlukan
(49)
commit to user
xvii
software khusus untuk membukanya. 3) Guru sebagai komunikator dan
fasilitator
harus
memiliki
kemampuan
memahami
siswanya,
bukan
memanjakannya dengan berbagai animasi pembelajaran yang cukup jelas tanpa
adanya usaha belajar dari mereka atau penyajian informasi yang terlalu banyak
dalam satu frame cenderung akan sulit dicerna siswa
6.
KIT IPA
Alat peraga KIT Ilmu Pengetahuan Alam adalah peralatan IPA yang diproduksi dan dikemas dalam kotak unit pengajaran, yang menyerupai rangkaian peralatan uji coba keterampilan proses pada bidang studi IPA serta dilengkapi dengan buku pedoman penggunaannya. Wibawa dan Mukti (1992: 52) mengatakan bahwa “Media/alat peraga KIT Ilmu Pengetahuan Alam atau loan boxes merupakan salah satu dari media tiga dimensi”. Media tiga dimensi dapat memberi pengalaman yang mendalam dan
pemahaman yang lengkap akan benda-benda nyata. Loan boxes adalah kotak yang
mempunyai bentuk dan besarnya sesuai dengan keperluan. Kotak ini diisi dengan item-item yang berhubungan dengan unit pelajaran. Menurut Berta (1996: 17), media Kit IPA adalah peralatan IPA yang diproduksi dan dikemas dalam bentuk kotak unit pengajaran, yang menyerupai rangkaian peralatan uji coba keterampilan proses pada bidang studi IPA dan dilengkapi dengan buku pedoman penggunaannya.
Dari pengertian yang dikemukakan di atas KIT IPA adalah kotak yang berisi alat-alat IPA. Seperangkat peralat-alatan Ilmu Pengetahuan Alam tersebut mengarah pada kegiatan yang berkesinambungan atau berkelanjutan. Peralatan Ilmu Pengetahuan Alam yang dirancang dan dibuat ini menyerupai rangkaian peralatan uji coba ketrampilan
(50)
commit to user
xviii
proses pada bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam. Sebagai alat yang dirancang dan dibuat secara khusus, maka dapat diartikan bahwa KIT Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu sistem yang didesain atau dirancang secara khusus untuk suatu tujuan tertentu.
KIT IPA dibagi menjadi beberapa jenis antara lain: 1) KIT IPA untuk siswa yang dibutuhkan oleh kelompok-kelompok siswa untuk percobaan; 2) KIT IPA untuk guru yang dibutuhkan oleh guru untuk percobaan; 3) KIT IPA daftar nama benda-benda dan bahan-bahan dari lingkungan yang diperlukan untuk percobaan tertentu. KIT IPA sangat diperlukan dalam pembelajaran IPA karena dengan menggunakan alat peraga guru dapat terbantu dalam menjelaskan fenomena, fakta mengenai alam. Menurut winata putra (1999 : 272) “Alat peraga dapat membantu siswa untuk berfikir logis dan sistematis sehingga mereka pada akhirnya mempunyai pola pikiran yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari”. Alat peraga berfungsi membantu guru dalam memberikan penjelasan konsep, merumuskan dan membentuk konsep, melatih siswa dalam keterampilan memberi/percobaan, penguatan konsep pada siswa, melatih siswa dalam pemecahan masalah, dan mendorong siswa berfikir kritis.
Sebagai langkah awal dalam menggunakan Alat peraga KIT IPA, guru harus meyakinkan diri bahwa siswa mengetahui nama dari bagian-bagian peralatan yang berbeda dengan benar. Siswa juga harus mengetahui cara merakit peralatan sesuai dengan petunjuk dari buku/guru serta memperagakan cara merakit peralatan. Selain itu, siswa juga diminta untuk mengamati dengan teliti sehingga dapat menunjukkan bagaimana teknik yang digunakan dalam mengamati hasil percobaan serta fokus perhatian. Dari hasil pengamatan, siswa menuliskan kedalam buku catatan atau lembar
(1)
commit to user
xcvii
xcvii
hasil uji statistik Fhitung = 2.079 < Ftabel = 4.00. Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel, hal ini memberikan arti bahwa tidak ada kombinasi efek antara penggunaan media laboraratorium, Kemampuan awal, dan Motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar yang diperoleh. Gabungan antara penggunaan media Animasi dan KIT IPA, Kemampuan awal, dan Motivasi belajar siswa tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar yang diperoleh siswa.
B. Implikasi Hasil Penelitian 1. Implikasi Teoritis
Secara teoritis dari penelitian ini dihasilkan temuan bahwa penggunaan Media Animasi dan KIT IPA, berpengaruh terhadap hasil belajar fisika pada pokok bahasan Gerak Lurus pada jenjang pendidikan SMP. Selain media Animasi dan KIT IPA tersebut, Motivasi belajar siswa juga berpengaruh terhadap hasil belajar fisika pada pokok bahasan Gerak Lurus bagi siswa pada jenjang pendidikan SMP.
2. Implikasi Praktis
Penggunaan media belajar berbasis teknologi informasi saat sekarang masih terbatas pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi, perlu dikembangkan penggunaannya ke mata pelajaran lain. Banyak materi pelajaran fisika yang dapat diajarkan dengan metode eksperimen menggunakan Media Animasi. Media Animasi dapat diterapkan dalam pembalajaran fisika pokok bahasan Gerak Lurus pada siswa tingkat SMP. Bahkan menggunakan Media Animasi memberikan hasil yang lebih baik daripada menggunakan Media KIT IPA. Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran dapat mempertajam pemahaman siswa, mengurangi kebingunan siswa
(2)
commit to user
xcviii
terhadap contoh obyek yang sebenarnya dan secara ekonomis lebih murah karena bahan dan alatnya dapat digunakan kapan dan dimana saja.
Mengingat hasil temuan yang lain bahwa tingkat Motivasi belajar siswa berpengaruh terhadap hasil belajar fisika pada pokok bahasan Gerak Lurus bagi siswa kelas VII MTs Negeri Taliwang Sumbawa Barat, maka diupayakan peningkatan kemampuan guru-guru fisika untuk dapat membangkitkan Motivasi belajar belajar siswa. Dalam pembelajaran, guru diharapkan selalu memperhatikan karakteristik siswa khususnya tingkat Motivasi belajar siswa. Dengan memperhatikan karakteristik siswa guru dapat memilih metode dan media pembelajaran yang tepat.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dari penelitian maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Kepada Sekolah:
a. Karena media Animasi memberikan pengaruh bagi prestasi belajar siswa khususnya materi Gerak Lurus diharapkan kepala sekolah dapat menyediakan sarana penunjang pada media tersebut terutama kelengkapan alat laboratorium virtual.
b. Selalu mendorong guru untuk dapat mengasah kemampuan dibidang penguasaan laboratorium virtual guna meningkatkan potensi guru fisika untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
(3)
commit to user
xcix
xcix
a. Guru agar selalu meningkatkan potensi yang dimilikinya dalam menyajikan materi yang tepat dalam tiap pembelajaran, khususnya di materi Gerak Lurus diharapkan mampu dapat menguasai penggunaan Laboratorium Virtual untuk tiap penyampaian materi Gerak Lurus.
b. Guru mampu menggunakan media yang ada dalam pelaksanaan metode pembelajaran untuk memudahkan menyampaikan materi pelajaran fisika dan khususnya materi Gerak Lurus Guru dapat belajar menjalankan Program Animasi di Laboratorium Virtual.
c. Guru hendaknya melihat faktor-faktor internal yang dimiliki siswa seperti kemampuan awal dan motivasi belajar siswa, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran lebih maksimal dan dapat menentukan langkah-langkah dalam pemilihan metode belajar berikutnya.
3. Bagi Siswa,
a. Siswa hendaknya terdorong untuk dapat lebih menguasai penggunaan computer untuk memudahkan menerima materi pelajaran yang diberikan oleh guru melalui media Animasi khususnya materi Gerak Lurus.
b. Siswa mampu termotivasi dengan adanya metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru melalui media Animasi sehingga lebih giat dalam belajarnya.
4. Kepada peneliti, untuk kesempurnaan penelitian ini, disarankan kepada peneliti untuk mengadakan penelitian lanjutan dengan menerapkan Media Animasi pada pokok bahasan yang lain atau mata pelajaran lain, sehingga semakin banyak media Animasi yang dimanfaatkan dalam pembelajaran.
(4)
commit to user
c
DAFTAR PUSTAKA
Aleksandrova dan Nancheva. 2007. E-test with physics video demonstrations Department of Physics, University of Rousse. (Online),
(http://www.mptl12.ifd.uni.wroc.pl/papers/13.pdf, diakses 5 Desember 2010) Akhmad Sudrajat, 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Model
Pembelajaran. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com, diakses 12 September 2008).
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakrta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
Firdaus, Tarman. 2010. Istilah Penting dalam Teknologi Pembelajaran. (Online), (http://ftaman.wordpress.com/2010/01/page/2/, diakses 10 Nopember 2010). Hadi, Sutrisno. 1998. Metodologi Research.Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas
Psikologi UGM.
Ibrahim, R. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Imam Ghozali, 2002, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.
Kamiantri Ramli, 2011. Media Animasi untuk Siswa. (Online), ( http://kamriantiramli.wordpress.com/2011/02/28/pengaruh-penggunaan-
media-animasi-sebagai-strategi-pembelajaran-aktif-pada-konsep-metabolisme-di-kelas-xii-man-negeri-2-sinjai/, diakses 28 Februari 2011) Muhibin Syah. 1995. Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru. Bandung: Penerbit
Remaja Rosda Karya.
Natawijaya, Rohman. 1979. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Prindo Jaya.
Ngalim Purwanto. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Jakarta: PT Refika Aditama.
(5)
commit to user
ci
ci
Ratna Willis Dakar. 1989. Teori-teori Belajar. Bandung: Erlangga.
Ricardo Trumper,2003, The Physics Laboratory – A Historical Overview and Future Perspectives. (Online),
(http://www.oranim.ac.il/sites/heb/SiteCollectionImages/personal/ricardo/S_E2 003.pdf, diakses 12 Desember 2010)
Rochani, Wasih. 2010. Jurnal Riset Ilmiah. Studi Pelaksanaan Kerja Ilmiah dalam Pembelajaran Sains SD Kelas IV di Kota Blitar. (Online), (http://veghamoylov.blogspot.com/2010/03/jurnal-riset-imiah.html,/ di-akses 5 Desember 2010)
Sudarwanto, 2011. Artikel Guru. Hakekat Pelajaran Fisika. (Online), (http://mansaba.sch.id/web_saba/artikel-guru/195-hakikat-pelajaran-%20 fisika.html, diakses 16 April 2011).
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Supriyanto. 2006. Fisika Untuk SMP Kelas VII Semester 1 dan 2. Yogyakarta: Erlangga.
Teguh Wahyono. 2006. Animasi Dengan Macromedia Fleash 8. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Thursan Hakim. 2005. Belajar Secara Efektif, Jakarta: Puspa Swara.
Team Penyusun. 2008. Perangkat Penilaian Kurikulum tingkat Satuan pendidikan KTSP SMP. Jakarta: Depdikbud.
Umiyanti, 2008. Macam-macam Metode Pembelajaran, (Online), (http://umiyanti28.wordpress.com/2008/12/20/macam-macam-metode-pembelajaran/, diakses 2 Desember 2010).
Wingkel, W. S. 1996. Psychologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia. Zainal Aqib Elham Rohmanto. 2007. Membangun Profesionalisme Guru Dan Pengawas. Bandung, Yrama Widya.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.
(6)