xlii
2. Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi
belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa
anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan
belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian dari Dikici, A. 2006, mengatakan bahwa:
Cooperative learning method is different from individual and competitive learning methods in that it is based on the students cooperating to reach
a solution to a problem. Looking for a solution for a problem means producing more presenting solutions. While the individual tries to
persuade others to accept their ideas, they learn to analyze, synthesize and critically analyse others’ ideas, which contributes much to the
improvement of critical thinking
. Jadi metode pembelajaran kooperatif berbeda dengan metode individual dan
metode pembelajaran kompetitif dimana pembelajarannya didasarkan pada kerja sama siswa untuk menyelesaikan masalah. Mencari suatu solusi dari suatu
masalah yang hasilnya solusi tersebut dipresentasikan. Pada saat mereka berusaha membujuk orang lain untuk menerima ide mereka, mereka belajar menganalisa,
menyatukan dan menganalisis ide-ide kritis lainnya, yang sangat membantu untuk perbaikan dari pemikiran kritis mereka”.
xliii Zakaria, E. Iksan, Z. 2007 dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa:
Cooperative learning is grounded in the belief that learning is most effective when students are actively involved in sharing ideas and work
cooperatively to complete academic tasks. Cooperative learning has been used as both an instructional method and as a learning tool at various
levels of education and in various subject areas
. Jadi pembelajaran kooperatif didasarkan pada kepercayaan bahwa belajar
paling efektif ketika siswa secara aktif dilibatkan dalam berbagi ide bekerja kelompok untuk melengkapi tugas-tugas akademik. Pembelajaran kooperatif
digunakan sebagai metode instruksional dan sebagai alat pembelajaran pada berbagai tingkat pendidikandan berbagai bidang.
Berdasarkan kedua penelitian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang terkait penggunakan metode pembelajaran
kooperatif STAD dan TAI dengan menggunakan media
weblog
karena dalam pembelajaran kooperatif terdapat tanggung jawab individu sekaligus kelompok
sehingga dalam diri siswa terbentuk sikap saling ketergantungan positif dalam kelompoknya untuk belajar, bekerja, dan bertanggung jawab dengan sungguh-
sungguh. Dengan demikian dengan pembelajaran kooperatif diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar kimia.
Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut Lungdren dalam http: www.damandiri.or.idfileyusufuns bab2 .pdf :
1 Para siswa harus memiliki persepsi bahwa “mereka tenggelam atau berenang bersama”, 2 Para siswa harus memiliki tanggung jawab
terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang
dihadapi, 3 Para siswa harus berpandangan bahwa meraka semua memiliki tujuan yang sama, 4 Para siswa membagi tugas dan berbagi
tanggung jawab di antara para anggota kelompok, 5 Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja
xliv sama selama belajar, 6 Para siswa diberikan satu evaluasi atau
penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok, 7 Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Menurut Thompson, et all 1995 dalam htpp:www.damandiri.or.idfile yusufuns bab2.pdf, “Pembelajaran kooperatif turut menambah unsur-unsur
interaksi sosial pada pembelajaran sains. Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu
sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 6 orang siswa, dengan kemampuan yang heterogen”. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri
dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan pendapat dan bekerja dengan teman
yang berbeda latar belakangnya. “Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif, yaitu penghargaan tim, tanggung jawab individual, dan
kesempatan yang sama untuk berhasil” Slavin 2008: 12-13. Carin 1993 dalam http: www.damandiri.or.idfileyusufuns bab2 .pdf
berpendapat bahwa : Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah: 1 setiap anggota
memiliki peran, 2 terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa, 3 setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga
teman-teman sekelompoknya, 4 guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, 5 guru hanya
berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
Dari beberapa pendapat di atas, pembelajaran kooperatif adalah strategi pengajaran yang terdiri dari kelompok kecil, masing-masing terdiri dari siswa
yang tingkat kemampuannya berbeda. Aktivitas pembelajaran jenis ini dapat meningkatkan pemahaman mereka akan setiap pelajaran. Setiap anggota
kelompok tidak hanya bertanggungjawab terhadap pengajaran yang diajarkan,
xlv tetapi mereka juga ikut membantu belajar teman kelompoknya dan menciptakan
pencapaian dari sebuah suasana yang diharapkan, para siswa mengerjakan semua tugas-tugas sampai semua anggota kelompok benar-benar memahami secara
lengkap dengan baik
b. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif