29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Sampel
Identifikasi sampel dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI, Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi, Bogor. Hasilnya menunjukkan
sampel yang digunakan adalah pinang Areca catechu L.. Hasil dapat dilihat pada
Lampiran 1, halaman 47. 4.2
Hasil Karakterisasi 4.2.1
Pemeriksaan makroskopik
Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia sabut pinang segar
menunjukkan bentuk serabut-serabut panjang yang menempel pada kulit buah dengan panjang serabut 6 cm, dengan organoleptik warna kuning kemerahan, bau
khas, serta rasa pahit. Pemeriksaan organoleptik ekstrak etanol sabut pinang diperoleh warna coklat kehitaman, bau khas dan rasa pahit. Hasil pemeriksaan
makroskopik dapat dilihat pada Lampiran 6, halaman 52. 4.2.2
Pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia dan ekstrak etanol sabut pinang
Karakteristik serbuk simplisia dan ekstrak etanol sabut pinang tidak tercantum di buku Materia Medika Indonesia Jilid VI 1995. Hasil pemeriksaan
kadar air keduanya memenuhi persyaratan umum, yaitu di bawah 10. Hasil dapat dilihat pada Tabel 4.1.
30
Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia dan ekstrak etanol
sabut pinang
Penetapan kadar air dilakukan untuk mengetahui besarnya kandungan air yang terdapat di dalam simplisia. Penetapan kadar sari yang larut dalam air
menyatakan jumlah zat yang tersari dalam pelarut air, seperti glikosida, gula, protein, enzim dan zat warna, sedangkan penetapan kadar sari yang larut dalam
etanol menyatakan jumlah zat yang tersari dalam pelarut etanol, seperti glikosida, steroid, flavonoid, saponin, tanin Depkes, 1995. Penetapan kadar abu total
menyatakan jumlah kandungan senyawa anorganik dalam simplisia, misalnya Mg, Ca, Na, Zn dan K. Kadar abu tidak larut dalam asam untuk mengetahui kadar
senyawa anorganik yang tidak larut dalam asam, misalnya silikat. Perhitungan hasil pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia dan ekstrak etanol sabut pinang
dapat dilihat pada Lampiran 9, halaman 55.
4.3 Hasil Skrining Fitokimia
Hasil skrining fitokimia terhadap serbuk simplisia dan ekstrak etanol sabut pinang diperoleh keduanya mengandung flavonoid, glikosida dan pektin. Hasil
dapat dilihat pada Tabel 4.2. No Karakteristik
Hasil Uji Serbuk
Ekstrak Persyaratan
menurut MMI 1995
1 Kadar air
5,31 9,31
≤ 10 2
Kadar sari yang larut air 9,95
- -
3 Kadar sari yang larut dalam etanol
7,65 -
- 4
Kadar abu total 5,76
5,15 -
5 Kadar abu yang tidak larut asam
2,20 2,07
-
31
Tabel 4.2 Hasil skrining fitokimia serbuk simplisia dan ekstrak etanol sabut
pinang
Keterangan: + Positif : mengandung golongan senyawa
− Negatif : tidak mengandung golongan senyawa
Flavonoid dengan penambahan serbuk magnesium Mg dan asam klorida pekat menghasilkan larutan berwarna kuning pada lapisan amil alkohol
Farnsworth, 1966, sedangkan glikosida dengan penambahan pereaksi Molish dan asam sulfat pekat membentuk cincin ungu Depkes, 1995. Pemeriksaan
pektin dilakukan dengan cara ekstraksi pada suhu 95 °C selama 40 menit,
menggunakan air suling yang telah diasamkan dengan asam klorida 1 N. suhu yang tinggi akan membantu difusi pelarut ke dalam jaringan tanaman dan dapat
meningkatkan aktivitas pelarut dalam menghidrolisis pectin yang terdapat di dalam dinding sel tanaman. Fungsi asam klorida untuk memutuskan ikatan antara
asam pektinat dengan selulosa, menghidrolisa protopektin menjadi molekul yang lebih kecil dan menghidrolisa gugus metil ester pektin. Proses pengendapan
dengan etanol mengakibatkan stabilitas koloidal pektin terganggu, sehingga pektin menjadi terkoagulasi Hariyati, 2006.
4.4 Pengujian Efek Antidiare