51
4 Keaslian Teknologi
Keaslian teknologi pengejaan dengan bahan asli maupun baru harus tetap dipertahankan.keaslian teknologi ini antara:
a. Teknologi Pembuatan
b. Teknologi Konstruksi
Berdasarkan prinsip-prinsip diatas, maka perlu dipahami bahwa pemugaran bukan merupakan pekerjaan pembangunan atau pembuatan bangunan, melainkan
pekerjaan perbaikan dan pengawetan.
2.4 Studi Kasus Sejenis
Studi kasus sejenis yang pernah dilakukan dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut:
Judul, Tahun,
Wilayah, Nama
peneliti Tujuan
Penelitian Metode
Penelitian dan
Pendekatan Teknik
Analisis dan Bahan
Penelitian Hasil Penelitian
Kualitas Visual Fasade
Bangunan Modern Pasca
Kolonial di
Jalan Kayutangan
Malang, Malang
. 2012. Nur
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui penilaian
masyarakat umum
dan professional
di bidang arsitektur
tentang peranan Metode yang
digunakan adalah
metode kuantitatif
metode analisis
independent sample t-test,
analisis faktor,
dan analisis
regresi linier berganda.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
penilaian antar
kedua kelompok
responden tidak
jauh berbeda dan berada pada rentang
skala penilaian
Universitas Sumatera Utara
52 Fauziah .dll
elemen visual
terhadap tampilan fasade
bangunan modern
pasca kolonial,
serta untuk
mengidentifikasi elemen
visual yang
paling berpengaruh
terhadap tampilan fasade
bangunan modern
pasca kolonial
di koridor
Kayutangan. “agak penting” dan
“penting”. Elemen
visual yang paling berpengaruh
pada fasade
bangunan modern
pasca kolonial di Jalan
Kayutangan yaitu
Komponen Geometri
gaya arsitektural, bentuk
fasade, garis
horisontal, dan garis vertikal
dan Komponen
Efek Raba
Visual Dimensi
Warna tekstur, ornamen,
material, warna
muka bangunan,
kemurnian warna,
serta kecerahan
warna. PERUBAHA
N FASADE
DAN FUNGSI
BANGUNAN BERSEJARA
H DI
RUAS JALAN
UTAMA Tujuan
dilakukannya penelitian
ini adalah
untuk mengetahui
perubahan fungsi dan
fasade bangunan
bersejarah di
kawasan metode
kualitatif dan
teknik analisis
berupa deskriptif
kualitatif. Analisis yang
digunakan dalam
peneltian ini adalah
analisis penelusuran
sejarah dan
perkembanga n
kawasan, Hasil dari penelitian
ini adalah diketahui bahwa telah terjadi
perubahan fungsi
dan fasade
bangunan bersejarah
seiring perkembangan
zaman. Perubahan fungsi dan fasade
Universitas Sumatera Utara
53 KAWASAN
MALIOBOR O. Semarang.
2009 .
NDARU RISDANTI
Malioboro analisis
perubahan fungsi
dan fasade
bangunan bersejarah
di sepanjang Jalan
Malioboro, serta
klasifikasi perubahan
fungsi dan
fasade bangunan
bersejarah. Metode
pengumpulan data
yang digunakan
adalah dengan data
primer yaitu berupa
wawancara dan observasi
lapangan serta
data sekunder
berupa kajian literatur dan
survei instansi.
yang terjadi
dikelompokkan menjadi
beberpa perubahan berdasarkan
indikator yang
disusun dengan
merujuk pada
variabel fungsi dan fasade
bangunan. Bangunan
yang mengalami tingkat
perubahan 25
terdapat dua buah bangunan,
sedangkan yang mengalami
perubahan 50
terdapat tiga
bangunan bersejarah,
dan yang
mengalami perubahan
75 terdapat
enam bangunan
bersejarah, sedangkan
perubahan total atau 100 terdapat pada
satu bangunan
bersejarah. Dengan
temuan
Universitas Sumatera Utara
54 Metode
penarikan sampel untuk
masyarakat dengan
menggunaka n
teknik accidental
sampling, sedangkan
untuk narasumber
dari pihak pemerintah
dan tokoh
masyarakat menggunaka
n teknik
purposive sampling.
tersebut, dapat
disimpulkan telah
terjadi perubahan
fungsi dan fasade pada kesebelas
bangunan bersejarah di jalan
utama Malioboro
yang seharusnya
dilestarikan. Untuk itu diperlukan suatu
upaya pelestarian
yang nyata terkait pemeliharaan
dan pengelolaan
bangunan bersejarah tersebut
agar tidak menghilangkan
keaslian nilai
bangunannya. Selain
itu juga
ditentukan jenis
kegiatan pelestarian yang tepat
untuk masing-
masing bangunan
bersejarah sesuai
dengan permasalahan
perubahan yang
terjadi pada tiap bangunan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
55 Penghancuran
Estetika Kota: Bangunan
Bersejarah di Kota Medan.
Medan. 2004 Asmyta
Surbakti Untuk melawan
kehancuran, yang kontra-
hegemonik yang dibangun
oleh masyarakat yang
didukung oleh
kelompok- kelompok kritis,
seperti organisasi non-pemerintah
yang disebut
Badan Warisan
Sumatera Sumatera
Heritage Trust
BWS SHT dengan
tokoh sentral
Hasti Tarekat
serta intelektual,
dan media mass
metode kualitatif
dan teknik
analisis berupa
deskriptif kualitatif.
kerusakan seperti
ini tidak
hanya menghilangkan
sejarah dan identitas kota, tetapi juga
mengabaikan pengembangan
pariwisata berdasarkan estetika
warisan, yang
berpotensi emansipatory
praksis masyarakat.
Identitas Fungsi Ruko
Kesawan. Medan.2004.
DEVIN DEFRIZA
HARISDANI, M.
DOLOK LUBIS
ruko sebagai
bangunan niaga yang
dalam perkembanganny
a sejalan dengan perkembangan
nilai komersil
kawasan; lebih
menekankan pada
aspek Ruko-ruko
sepanjang jalan A. yani
merupakan pencampuran
antara ruko
lama dan
ruko baru
yang didirikan
Perencanaan yang
berwawasan identitas
sangat diperlukan
untuk menggali
dan menemukan
kembali secara
intensif dan
ekstentif tentang
kekhasan,
Universitas Sumatera Utara
56 ekonomi dengan
mengabaikan harmonisasi
dengan lingkungan
sekitarnya. tanpa
mempertimb angkan
harmonisasi lingkungan
dan skala
mansiawi dengan
suasana pada beberapa
jalur di
kawasan yang
sudah didominasi
oleh papan
reklame kekhususan,
keunikan dan
karakter spesifik
yang menjiwai
kawasan Kesawan yang
didominasi dengan
bangunan ruko ini, yang dapat
dan sangat
akan membedakannya
dengan lingkungan lain.
Jiwa dari
kawasan Kesawan kesawan ini harus
dicari dan kemudian diterapkan
secara dinamis, kreatif dari
inovatif sesuai
dengan perkembangan
jaman. Identifikasi
Karakteristik Fasade
Bangunan Untuk
Pelestarian Kawasan
Pusaka Di
Ketandan Yokyakarta.
Yokyakarta. 2011.
Titi Bertujuan untuk
mengidentifikasi kerakteristik
fasade untuk
menyusun arahan rancangann
design guidelines
pelestarian kawasan
ketandan. Pengamatan
dilakukan untuk
merekam data
fisik bangunan,
terutama selubung
depan atau
fasade bangunan,
yaitu atap
Hasil penelitian ini menemukan adanya
dua jenis atap, yaitu atap
pelana berbentuk “gable”
gunungan jenis
langgam arsitektur cina dan atap limas
an. Bahan penutup atap bangunan yang
utama adalah
genteng tanah liat.
Universitas Sumatera Utara
57 Handayani
lijstplank, dinding,
pintu, jendela,
lubang ventilasi,
ornament dan detail
bangunan lainnya.
Analisa dilakukan
pada gambar fasade
bangunan, terkait
dengan unsur desain fasade
bangunan yaitu
: geometri,
simetri, dan irama.
Atap teristis
menggunakan jenis bahan, seperti seng,
asbes atau
“fiberglass”. Banyak
bangunan yang
memasang “lijsplank” sengat
lebar sekaligus
sebagai papan nama usaha
sehingga menutup “fasade”
beberpa bangunan yang
lisplank-nya terlalu lebar sekitar
20 cm, Nampak lebih hermonis, dan
beberapa yang lain menggunakan
lijstplank berornamen.
Sebagai besar
fasade lantai satu bangunan
di ketandan
didominasi oleh
pintu lipat
sepanjang fasade
bangunan. Pintu
lama berupa pintu lipat
dan panil
kayu.hanya beberapa bangunan
Universitas Sumatera Utara
58 yang
memiliki model pintu dan
jendela dengan dua daun kupu tarung
dengan pola tata letak yang simestri,
yaitu pintu ditngah dan
jendela disebeah kanan dan
kiri. Pada
umumnya, pintu
dan jendela dicat dengan warna hijau
dan putihkuning.
Sebangian besar
bangunan menggunakan
model ventilasi
dengan jeruji besi. Kerakteristik
ini akan menjadi acuan
dalam penyusunan “design Guidelines”
pembangunan kawasan ketandan
dimasa dating. KAJIAN
TIPOLOGI DALAM
PEMBENTU KAN
KARAKTER VISUAL
Kajian ini
dimaksudkan untuk
mengidentifikasi tipologi kawasan
melalui komposisi bentuk
Metode yang digunakan
dalam kajian ini
adalah deskriptif-
kualitatif. dengan
Hasil identifikasi
terhadap tipologi
kawasan diharapkan
dapat Tampilan
visual kawasan dianalisis
dalam lingkup
kawasan urban
space dengan
pendekatan tipologi terhadap bangunan
Universitas Sumatera Utara
59 DAN
STRUKTUR KAWASAN
Studi kasus: Kawasan Ijen,
Malang.Mala ng.
2010 Asyra
Ramadanta dan
massa bangunan
sebagai pembentuk
wujud fisik ruang kota.
Hasil identifikasi
terhadap tipologi kawasan
diharapkan dapat menjadi
salah satu
acuan pembanding atau
tolok ukur dalam proses penelitian
yang lebih rinci terhadap
besarnya perubahan
fisik kawasan
akibat pertumbuhan
Kota malang
dalam skala yang lebih makro
komponen pembentuk
tampilan visual
kawasan sebagai unit
analisis. menjadi
salah satu
acuan pembanding
atau tolok
ukur dalam
proses penelitian
yang lebih
rinci terhadap
besarnya perubahan
fisik kawasan akibat
pertumbuhan Kota malang
dalam skala yang
lebih makro
dan ruang kota yang dirancang
oleh Karstens
pada Kawasan
Ijen. Fasad
bangunan sebagai salah satu
komponen pembentuk
tampilan visual
dibahas sebagai
suatu kesatuan
massa dan bentuk bangunan
yang membentuk urban
corridor wall pada kawasan ijen.
Tabel 2.1 : Studi Kasus Sejenis
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Arsitektur kolonial yang ada di Indonesia, tersebar di berbagai wilayah kota-kota besar termasuk di kota Medan. Tidak semua arsitektur kolonial
dibangun oleh arsitektur belanda termasuk juga fungsinya tidak hanya untuk orang belanda. Setelah masa kemerdekaan bentuk arsitektur yang dibangun oleh
arsitek Indonesia masih berkiblat pada arsitektur kolonial tersebut. Pada tahun 1918 Kota Medan resmi menjadi gemeente Kota Pradja
dibawah kekuasaan Hindia Belanda. Pada masa awal kota praja ini, Medan masih terdiri dari 4 kampung, yaitu Kampung Kesawan, Kampung Sungai Rengas,
Kampung Petisah Huludan Kampung Petisa Hilir. Sejak saat itu Kota Medan berkembang semakin pesat. Berbagai fasilitas di bangun beberapa diantaranya
adalah kantor Stasiun Percobaan AVROS di Kampung Baru 1919, hubungan Kereta Api Pangkalan Brandan
– Besitang 1919, Konsultan Amerika 1919, Perkumpulan renang Medan 1924, Pusat pasar, rumah sakit Elizabeth, Klinik
Sakit Mata, Dan Lapangan Olah Raga, Kebun bunga 1929, Munthe 2014. Kawasan Kesawan telah mengalami perubahan fasad bangunan khususnya
di Jalan Ahmad Yani.Saat ini banyak kawasan di Kota Medan yang telah mengalami perubahan, baik fisik bangunan maupun fungsi bangunan atau
kawasannya.Salah satu kawasan yang mulai berubah bentuk fasad bangunannya adalah kawasan Kesawan. Kawasan Kesawan Medan awalnya adalah kawasan
perdagangan, terlihat dari keseluruhan bangunan pada kawasan berbentuk ruko,
Universitas Sumatera Utara