46
Ruslinda 2005, Menurut [Wan Hashimah, Shuhana Shamsuddin 2005, The old shop houses as part Malaysia Urban Heritage The Current Dilema 8th
International Conference of The Asian Planning Schools Association, 11-14th Sept 2005, kebanyakan ruko lama yang ada sering diancam oleh kemajuan
pembangunan, dan antara pembangunan yang dibahas termasuk konversi gambar 70 dan bentuk bangunan yang menghancurkan banyak bangunan-bangunan
bersejarah. Jika kondisi ini dibiarkan, ia akan mengakibatkan pembuangan dan kehilangan dari segi nilai sejarah, budaya dan warisan arsitektur.
2.3.3 Dokumentasi atau Publikasi
Dokumentasi atau publikasi merupakan upaya untuk mendokumentasikan benda cagar budaya dan menyebarluaskannya kepada masyarakat melalui media
cetak atau media elektronik. Upaya dokumentasi atau publikasi dilakukan melalui: a.
Perekaman Data Perekaman Data merupakan rangkaian kegiatan pembuatan dokumen
tentang benda cagar budaya yang dapat memberikan informasi atau pembuktian tentang keberadaannya. Kegiatannya berupa pemotretan,
pemetaan, penggambaran, dan survei. b.
Publikasi Publikasi merupakan upaya menyebarluaskan informasi pelestarian benda
cagar budaya agar dapat diketahui dan dipahami oleh masyarakat. Kegiatannya berupa pameran, penerbitan buletin dan buku, film
dokumenter dan website.
Universitas Sumatera Utara
47
Menurut Asmyta Surbakti, didalam jurnalnya yang berjudu l “Pusaka
Budaya Dan Pengembangan Pariwisata Di Kota Medan: Sebuah Kajian Budaya”, Penghancuran pusaka budaya berupa bangunan bersejarah di Kota
Medan disikapi secara berbeda oleh pemerintah dan masyarakat setempat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, dalam pembangunan Kota Medan, terdapat
kekuatan pemerintah dan pengusahapemilik bangunan bersejarah yang mengorbankan pusaka budaya demi pendirian gedung-gedung bisnis modern,
seperti pusat-pusat perbelanjaan. Sebagai akibatnya, Kota Medan mengalami komodifikasi yang mengancam pusaka budaya dan pengembangan pariwisata.
Puluhan bangunan bersejarah yang sudah dihancurkan termasuk tiga yang dilindungi oleh Perda Nomor 6 Tahun 1988.
2.3.4 Upaya Yang Sudah Dilakukan Pemerintah Dan Masyarakat Terhadap Bangunan Bersejarah
Susilowati 2005 Pelestarian secara umum dapat didefinisikan bahwa pelestarian dalam hal ini konservarsi merupakan suatu upaya atau kegiatan untuk
merawat, melindungi, dan mengembangkan objek pelestarian yang memiliki nilai atau makna kultural agar dapat dipelihara secara bijaksana sesuai dengan
identitasnya guna untuk dilestarikan. Menurut Eko Budihardjo 1994, upaya preservasi mengandung arti
mempertahankan peninggalan arsitektur dan lingkungan tradisionalkuno persis seperti keadaan asli semula. Karena sifat prservasi yang stastis, upaya pelestarian
memerlukan pula pendekatan konservasi yang dinamis, tidak hanya mencakup bangunannya saja tetapi juga lingkungannya conservation areasdan bahkan kota
Universitas Sumatera Utara
48
bersejarah histories towns. Dengan pendekatan konservasi, berbagai kegiatan dapat dilakukan, menilai dari inventarisasi bangunan bersejarah kolonial maupun
tradisional, upaya pemugaran restorasi, rehabilitasi, rekonstruksi, sampai dengan revitalisasi yaitu memberikan nafas kehidupan baru.
Menurut Mundarjito UI 2002, dalam Jurnal FT UMJ 2005: 3 tentang upaya pelestarian benda cagar budaya secara garis besar sebagai berikut:
1. Perlindungan
Perlindungan merupakan upaya melindungi benda cagar budaya dari kondisikondisi yang mengancam kelestariannya melalui tindakan pencegahan
terhadap gangguan, baik yang bersumber dari perilaku manusia, fauna, flora maupun lingkungan alam. Upaya perlindungan yang dilakukan melalui:
a. Penyelamatan
Penyelamatan dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi benda cagar budaya dari kerusakan dengan kegiatan berupa ekskavasi
penyelamatan, pemindahan, pemagaran, pencungkupan, penguasaan benda cagar budaya oleh negara melalui imbalan, dan pemasangan
papan larangan. b.
Pengamanan Pengamanan dilakukan untuk pencegahan terhadap gangguan
perbuatan manusia yang dapat mengakibatkan kerugian fisik dan nilai benda. Kegiatannya berupa Penempatan Satuan Pengamanan
Peninggalan Sejarah dan Purbakala SATPENJARLA, dan
Universitas Sumatera Utara
49
Penyuluhan Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.
c. Perizinan
Perizinan dilakukan melalui pengawasan dan perizinan, baik dalam bentuk ketentuan atau ketetapan maupun tindakan penertiban terhadap
lalu lintas benda cagar budaya.Kegiatannya berupa mengeluarkan ijin pemanfaatan untuk kepentingan pendidikan Siswa sekolah dan
keagamaan.
2. Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan upaya untuk melestarikan benda cagar budaya dari kerusakan yang diakibatkan oleh manusia dan alam. Upaya pemeliharaan
dilakukan melalui : a.
Konservasi Kegiatan pemeliharaan benda cagar budaya dari kemusnahan dengan cara
menghambat proses pelapukan dan kerusakan benda sehingga umurnya dapat diperpanjang dengan cara kimiawi dan non kimiawi. Kegiatannya
berupa pengangkatan Juru pelihara Jupel, penataan lingkungan, pertamanan, pembersihan menggunakan pihak ketiga, pembersihan dengan
bahan kimia, dan pengujian bahan kimia untuk konservasi. b.
Pemugaran
Universitas Sumatera Utara
50
Serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki bangunan yang telah rusak dengan mempertahankan keasliannya, namun jika diperlukan
dapat ditambah dengan perkuatan strukturnya.Keaslian yang harus diperhatikan dalam pemugaran mencakup keaslian bentuk, bahan, teknik
pengerjaan, dan tata letak. 1
Keaslian Bentuk Keaslian bentuk bangunan harus dikembalikan berdasarkan bukti-bukti
yang ditemukan antara lain foto-foto lama, dokumen tertulis, saksi hidup, atau studi teknis.
2 Keaslian Bahan
a. Dalam pemugaran bahan bangunan yang harus digunakan adalah
bahan asli dan harus dikembalikan ke tempatnya semula. b.
Apabila bahan bangunan mengalami rusak ringan maka harus dilakukan perbaikan dan pengawetan sehingga dapat digunakan
kembali. c.
Apabila telah rusak berat atau hilang, maka dapat diganti dengan bahan baru. Namun bahan pengganti harus sama, baik jenis maupun
kualitasnya. 3
Keaslian Tata Letak a.
Tata letak bangunan harus dipertahankan dengan lebih dahulu melakukan pemetaan.
b. Keletakan komponen-komponen bangunan seperti hiasan, arca, dan
lainlain harus dikembalikan ke tempat semula.
Universitas Sumatera Utara
51
4 Keaslian Teknologi
Keaslian teknologi pengejaan dengan bahan asli maupun baru harus tetap dipertahankan.keaslian teknologi ini antara:
a. Teknologi Pembuatan
b. Teknologi Konstruksi
Berdasarkan prinsip-prinsip diatas, maka perlu dipahami bahwa pemugaran bukan merupakan pekerjaan pembangunan atau pembuatan bangunan, melainkan
pekerjaan perbaikan dan pengawetan.
2.4 Studi Kasus Sejenis