22
dilestarikan Susilowati, 2005 . Menurut Eko budihardjo 1994, upaya preservasi mengandung arti mempertahankan peninggalan arsitektur dan lingkungan
tradisionalkuno persis seperti keadaan asli semula. Karena sifat preservasi yang stastis, upaya pelestarian memerlukan pula pendekatan konservasi yang dinamis,
tidak hanya mencakup bangunannya saja tetapi juga lingkungannya conservation areasdan bahkan kota bersejarah histories towns. Dengan pendekatan
konservasi, berbagai kegiatan dapat dilakukan, menilai dari inventarisasi bangunan bersejarah kolonial maupun tradisional, upaya pemugaran restorasi,
rehabilitasi, rekonstruksi, sampai dengan revitalisasi yaitu memberikan nafas kehidupan baru.
2.2.3 Pengertian Pelestarian Saujana
Saujana dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti sejauh mata memandang, dimaknai sebagai lansekap budaya.Saujana merupakan keragaman
manifestasi interaksi antara hasil budi daya manusia dan lingkungan alamnya UNESCO, 1994. Menurut Platcer dan Rossler 1995 dalam Adishakti 2008,
saujana adalah: a.
Mencerminkan interaksi antar manusia dan lingkungan alam mereka tanpa batas ruang dan waktu. Alam dalam konteks ini adalah mitra masyarakat,
keduannya dalam kondisi yang dinamik membentuk saujana landscape. b.
Di beberapa negara, saujana digunakan sebagai model interaksi antara manusia, sistem sosial mereka dan bagaimana mereka menata ruang.
c. Saujana adalah fenomena kompleks dengan identitas tangible dan intangible.
Komponen intangible tumbuh dari ide dan interaksi yang memiliki impak
Universitas Sumatera Utara
23
pada persepsi dan membentuk saujana, seperti misalnya kepercayaan sacral dekat dengan hubungannya dengan saujana dan kedaan ini sudah berlangsung
lama. Sementara itu, Komite Pelestarian Pengembangan dan Pemanfaatan Saujana, Monuments and Sites Division, Cultural Properties,Agency for
Cultutal Affairs, Jepang 2003 dalam Adishakti 2008 menyatakan bahwa saujana adalah bentang alam bernilai tinggi yang keberadaannya dipengaruhi
alam, sejarah dan budaya pertanian, kehutanan, komunitas perikanan, memiliki hubungan erat dengan industri dan kehidupan tradisional, dan
menggambarkan penggunaan lahan atau tampilan alam yang unik pada suatu area.
2.2.4 Elemen- Elemen Fasad Bangunan
Ruslinda, Menurut [Lippsmeier, Georg. 1980 Tropenbau Building in the Tropics terjemahan BangunanTropis oleh Syahmir Nasution. Erlangga Jakarta.],
Elemen-elemen yang mempengaruhi fasad bangunan adalah atap, dinding dan lantai. Bagi [Leon Krier, Urban Components, Architectural Design, vol. 54, no
78, 1984, p.43], elemen-elemen yang juga berfungsi sebagai komponen didalam pemaparan fasad bangunan adalah seperti
Universitas Sumatera Utara
24 Gambar 2.3 Elemen-elemen Fasad Bangunan
Sumber: google.com
Ruko adalah arsitektur vernacular yang berkembang di sekitar daerah asia. Bangunan-bangunan di negara ini dapat dikategorikan berdasarkan pengaruh
arsitektur. Pembentukan keragaman arsitektur yang dibawa dan ada di setiap pelosok kota atau kota sebagai pusat perdagangan memainkan peran yang penting
dalam pembentukan identitas pada suatu daerah. Kebanyakan pengaruh Arsitektur
Universitas Sumatera Utara
25
Fasad terbentuk dari tabrakan budaya lokal dan pengaruh kolonial yang disesuaikan dengan iklim lingkungan dan kegiatan yang ada antara abad ke -16
sampai pertengahan abad ke-20 yaitu Portugis 1509-1641, Belanda 1641-1824 dan Inggris 1786 -1957. Bangunan-bangunan di Negara ini dapat di kategori
berdasarkan pengaruh arsitektur. Keragaman gaya arsitektur dihasilkan dari kota atau kota sebagai pusat
perdagangan yang dilengkapi oleh pendatang, penjajah dan pedagang, memainkan peran dalam penbentukan gaya arsitektur Rumah Toko dan dikombinasikan
dengan pengaruh budaya lokal. Hari ini dapat dilihat dari fasad Rumah Toko yang memiliki keterampilan bangunan terdahulu seperti bukaan pintu dan jendela kayu
berukir, bentuk pemasangan ubin yang unik, jeruji besi yang penuh dengan hiasan dan dekoratif plester yang elegan.Pengaruh arsitektur fasad rumah toko dapat
ditunjukkan seperti Gambar 2.4 yang terdiri dari Era Transisi, Neo-Classic, Dutch-Patricia,ArtDecodanModer.Gambar 2.4: Pengaruh Arsitektur Fasad Ruko
jurnal Ruslinda Sumber: The Encylopedia of Malaysian Architecture, 1997. Antara warisan budaya yang harus dipelihara adalah bangunan yang memiliki
nilai sejarah, arsitektur dan budaya yang tinggi.Secara prinsipnya, bangunan dilestarikan melalui perbaikan dan modifikasi tanpa merusak struktur asli atau
merubah keaslian bangunan. Piagam internasional terkait konservasi telah merumuskan beberapa prinsip dasar bagi kerja-kerja konservasi seperti berikut:
a. Gangguan intervention minimal - konservasi melibatkan kerja yang mengganggu.
Universitas Sumatera Utara
26
b. Posisi setting dan kain bangunan ada; maka gangguan harus dibatasi pada tingkat yang minimum.
c. Kembali ke kondisi asal reversible - gangguan pada bahan bangunan harus dikembalikan ke kondisi yang asli.
d. Jelas legible - setiap penggantian baru ke atas bagian yang hilang pada bangunan lama harus dibedakan dari yang asli untuk menghindari
pemalsuan bahan bukti sejarah. e. Berkelanjutan sustainable -manajemen warisan dijalankan dengan
baik agar warisan dapat dipertahankan untuk generasi yang akan datang
2.2.5 Ruang dan Bentuk dalam Arsitektur