38 Hanum, 2009.Kol yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari daerah
Sumber Mukafat, Kabanjahe. Perbedaan kadar juga dapat disebabkan oleh karena penggunaan nyala
yang kurang tepat. Pemilihan macam bahan pembakar dan gas pengoksidasi serta komposisi perbandingannya sangat mempengaruhi suhu nyala.Sumber nyala
digunakan adalah campuran asetilen sebagai bahan pembakar dan udara sebagai pengoksidasi.Tipe nyala untuk kalsium menggunakan gas asetilen-dinitrogen
oksida, untuk besi menggunakan gas udara-asetilen, dan untuk kalium dan natrium menggunakan gas udara-propana. Propana-udara dipilih untuk logam-
logam alkali karena suhu nyala yang lebih rendah akan mengurangi banyaknya ionisasi Gandjar dan Rohman, 2007.
4.3.3 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
Berdasarkan data kurva kalibrasi besi, kalium, kalsium dan natrium diperoleh batas deteksi dan batas kuantitasi untuk keempat mineral tersebut.Batas
deteksi dan batas kuantitasi besi, kalium, kalsium dan natrium dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel. 4.4 Batas deteksi dan batas kuantitasi besi, kalium, kalsium dan natrium
No Mineral
Batas Deteksi µ gml Batas Kuantitasi µgml
1 Besi
0,0243 0,0813
2 Kalium
0,1289 0,4296
3 Kalsium
0,1492 0,4976
4 Natrium
0,0432 0,1442
Dari hasil perhitungan diperoleh batas deteksi untuk pengukuran besi, kalium, kalsium dan natrium masing-masing sebesar 0,0243 µgml;0,1289 µgml;
Universitas Sumatera Utara
39 0,1492 µgml; 0,0432 µgml, sedangkan batas kuantitasinya sebesar 0,0813
µgml; 0,4296 µgml; 0,4976 µgml; 0,1442 µgml. Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa semua hasil yang diperoleh
pada pengukuran sampel berada di atas batas deteksi dan batas kuantitasi.Perhitungan batas deteksi dan batas kuantitasi dapat dilihat pada
Lampiran 23 halaman 89-92.
4.3.4 Uji Perolehan Kembali Recovery
Hasil uji perolehan kembali recovery kadar besi, kalium, kalsium dan natrium setelah penambahan masing-masing larutan baku besi, kalium, kalsium
dan natrium dalam sampel dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Persen perolehan kembali recovery kadar besi, kalium, kalsium dan
natrium No
Mineral yang dianalisis
Recovery Syarat rentang persen
recovery 1
Besi 100,69
80-120 2
Kalium 99,22
80-120 3
Kalsium 98,35
80-120 4
Natrium 97,41
80-120
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata hasil uji perolehan kembali recovery berturut-turut besi 100,69, untuk kalium 99,22,
untuk kalsium 98,35, dan untuk kandungan natrium 97,41. Persen recovery tersebut menunjukkan kecermatan kerja yang memuaskan pada saat pemeriksaan
kadarbesi, kalium, kalsium dan natrium dalam sampel. Hasil uji perolehan kembali recovery ini memenuhi syarat akurasi yang telah ditetapkan, jika rata-
rata hasil perolehan kembali recovery berada pada rentang 80-120 Ermer dan McB. Miller, 2005. Hasil uji perolehan kembali recovery kadar besi, kalium,
Universitas Sumatera Utara
40 kalsium dan natrium setelah penambahan masing-masing larutan baku dan contoh
perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 24-25 halaman 93-98.
4.3.5 Simpangan Baku Relatif