Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

74 Tabel 4.8 Hasil Uji Multikoleniaritas Sumber: olah data SPSS, 2016 Dari data pada Tabel 4.8, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas antara variabel independen yang diindikasikan dari nilai tolerance setiap variabel independen lebih besar dari 0,1 yakni sebesar 0.702 ukuran perusahaan klien, 0.740 ukuran dewan komisaris, 0.980 media exposure, 0.955 profitabilitas dan nilai vif lebih kecil dari 10 yakni sebesar 1.424 ukuran perusahaan klien, 1.351 ukuran dewan komisaris, 1.020 media exposure, 1.047profitabilitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Menurut Nugroho 2005:62 cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat diihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleranc e VIF 1 Constant -.167 .026 -6.519 .000 UKURAN PERUSAHAAN KLIEN .044 .005 .595 9.567 .000 .702 1.424 UKURAN DEWAN KOMISARIS 1.782 .351 .307 5.073 .000 .740 1.351 MEDIA EXPOSURE 6.441 1.506 .225 4.276 .000 .980 1.020 PROFITABILITAS .001 .000 .172 3.220 .002 .955 1.047 a. Dependent Variable: CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE Universitas Sumatera Utara 75 menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika : 1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0, 2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja, 3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, 4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot Pada Gambar 4.3 garfik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi Corporate Social Responsibility Disclosure perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI berdasarkan masukan variabel independen rasio ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris, media exposure, dan profitabilitas.

4. Uji Autokorelasi

Universitas Sumatera Utara 76 Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin Watson DW, tidak terjadi autokorelasi apabila nilai du dw 4 – du. Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .900 a .810 .799 .04734 2.205 a. Predictors: Constant, PROFITABILITAS, MEDIA EXPOSURE, UKURAN DEWAN KOMISARIS, UKURAN PERUSAHAAN KLIEN b. Dependent Variable: CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE Sumber: data olahan SPSS, 2016 Tabel 4.9 menyajikan hasil uji Durbin Watson dengan menggunakan program SPSS Versi 16. Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin Watson dw sebesar 2.205. Nilai ini akan peneliti bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan signifikansi 5, jumlah pengamatan n sebanyak 75, dan jumlah variabel independen 4 k=4. Maka berdasarkan tabel Durbin Watson didapat nilai batas atas du sebesar 1,7390 dan nilai batas bawah dl sebesar 1,5151. Oleh karena itu, nilai dw lebih besar dari 1,7390 dan lebih kecil dari 4 – 1,7390 atau dapat dinyatakan bahwa 1,7390 2,205 4 - 1,7390 du dw 4 – du. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi baik positif maupun negatif.

4.4. Analisis Regresi Berganda

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris, Media Exposure, dan Profitabilitas Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015, dapat dilihat dari hasil analisis regresi berganda. Pengujian koefisien regresi bertujuan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel independen Universitas Sumatera Utara 77 dengan variabel dependen baik secara bersama-sama maupun secara individual serta dengan uji koefisien determinasi. Dalam penelitian ini uji hipotesis yang digunakan meliputi; uji signifikansi simultan Uji-F, uji signifikansi parsial Uji- t dan uji koefisien determinasi R 2 .

4.5. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Data diolah dengan menggunakan program SPSS versi 16. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS versi 16, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Uji Signifikansi Simultan Uji-F

Dokumen yang terkait

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, UKURAN DEWAN KOMISARIS DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI)

0 8 22

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris dan Umur Perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure dalam Laporan Tahunan

0 8 118

Pengaruh mekanisme corporate governance, ukuran perusahaan dan profitabilitas perusahaan terhadap pengungkapan corporate social responsibility di dalam laporan sustainability : Studi empiris pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-

0 6 156

PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, PROFITABILITAS, MEDIA EXPOSURE DAN UMUR PERUSAHAAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Empiris Pada Perusahaan High Profile yang Terdaftar di Burs

13 147 146

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN MEDIA EXPOSURE TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

2 16 135

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN UKURAN DEWAN KOMISARIS TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 3 19

PENDAHULUAN PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN UKURAN DEWAN KOMISARIS TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 2 8

PENUTUP PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN UKURAN DEWAN KOMISARIS TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 3 34

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, UKURAN DEWAN KOMISARIS, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN ASING, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 1

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, UKURAN DEWAN KOMISARIS DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE DALAM LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI - Perbanas Institutional Repository

0 0 16