Pengertian Kemitraan Prinsip-Prinsip Kemitraan Pola Kemitraan

Tahunan BUMN Pembina maksimum sebesar 4 empat persen dari laba setelah pajak tahun buku sebelumnya. Karena penyaluran dana di program kemitraan ini berupa pinjaman maka ada besaran jasa administrasi pinjaman dana yang ditetapkan satu kali pada saat pemberian pinjaman yaitu sebesar 6 per tahun dari saldo pinjaman awal tahun. Dan dana bantuanyang akan disalurkan untuk program BL , diambil dari alokasi dana maksimal sebesar 20 dua puluh persen yang diperhitungkan dari dana Program Kemitraan yang disalurkan pada tahun berjalan.

II.3.1 Program Kemitraan

Berdasarkan keputusan menteri BUMN Nomor : PER-09NIBU072015 Program Kemitraan BUMN, yang selanjutnya disebut Program Kemitraan, adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil dalam bentuk pinjamanan baik modal usaha maupun pembelian perangkat penunjang produksi agar usaha kecil menjadi tangguh dan mandiri. Mitra Binaan adalah Usaha Kecil yang mendapatkan pinjaman dari Program Kemitraan

II.3.1.1 Pengertian Kemitraan

Menurut Tennyson dalam wibisono 2007 : 103 kemitraan adalah kesepakatan antar sektor dimana individu , kelompok atau organisasi sepakat bekerja sama untuk memenuhi sebuah kewajiban atau melaksanakan kegiatan tertentu, bersama sama menannggung resiko maupun keuntungan dan secara berkala meninjau kembali hubungan kerja sama. Menurut bobo 2003:182 kemitraan merupakan suatu kegiatan saling menguntungkan dengan berbagai macam bentuk kerjasama Universitas Sumatera Utara dalam menghadapi dan memperkuat satu sama lainnya . Menurut anoraga 2002:23 kemitraan merupakan suatu bentuk jalinan kerjasama dari dua atau lebih pelaku usaha yang saling menguntungkan.kemitraan usaha ini harus dilakukan dengan usaha kecil dengan sektor usaha besar. Dalam melaksanakan kemitraan agar kerjasama yang dilakukan dapat saling menguntungkan maka ada prinsip-prinsip yang harus dipahami secara bersama oleh para mitra. Antara lain:

II.3.1.2 Prinsip-Prinsip Kemitraan

Menurut Tennyson dalam wibisono 2007: 103 dalam membentuk kemitraan ada tiga prinsip penting yang harus diterapkan didalamnya, yaitu : 1. Kesetaraan atau Keseimbangan equity Pendekatan yang ada dalam kemitraan bukan pendekatan top-down atau bottom-up, bukan pula berdasar kekuasaan semata, namun hubungan yang saling menghormati, saling menghargai dan saling percaya untuk dapat menghindari antagonisme yang terdapat di dalamnya. 2. Transparansi Transparansi diperlukan untuk menghindari rasa saling curiga antar mitra kerja 3. Saling Menguntungkan Suatu kemitraan harus membawa manfaat bagi semua pihak yang terlibat. Dalam proses implementasinya, kemitraan yang dijalankan tidak selamanya ideal karena dalam pelaksanaannya kemitraan yang dilakukan didasarkan pada kepentingan pihak yang bermitra. Maka dari itu ada beberapa Universitas Sumatera Utara pola yang menjelaskan bagaimana kemitraan itu diterapkan oleh beberapa perusahaan.

II.3.1.3 Pola Kemitraan

Menurut Wibisono 2007:104, Kemitraan yang dilakukan antara perusahaan dengan pemerintah maupun komunitas masyarakat dapat mengarah pada tiga pola, diantaranya : 1. Pola kemitraan kontra produktif. Pola ini akan terjadi jika perusahaan masih berpijak pada pola konvensional yang hanya mnegutamakan kepentingan yaitu mengejar profit sebesar-besarnya. Fokus perhatian perusahaan memang lebih tertumpu pada bagaimana perusahaan bisa meraup keuntungan secara maksimal, sementara hubungan dengan pemerintah dan komunitas atau masyarakat hanya sekedar pemanis belaka. Perusahaan berjalan dengan targetnya sendiri, pemerintah juga tidak ambil peduli sedangkan masyarakat tidak mempunyai akses apapun kepada perusahaan. yang kerap terjadi, hubungan ini hanya menguntungkan beberapa oknum saja, misalnya aparat pemerintah atau preaman ditengah masyarakat. Biasanya, biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan hanyalah digunakan untuk peduli terhadap orang tertentu saja. Hal ini bisa dipahami, bahwa bagi perusahaan yang penting adalah keamanan dalam jangka pendek. 2. Pola kemitraan semi produktif . dalam skenario ini pemerintah dan komunitas atau masyarakat dianggap sebagai objek dan masalah diluar perusahaan. Perusahaan tidak tahu program –program pemerintah, Universitas Sumatera Utara pemerintah juga tidak memberikan iklim yang kondusif kepada dunia usaha dan masyarakat bersifat pasif. Kemitraan masih belum strategis dan masih mengedepankan kepentingan diri bukan kepentingan bersama antara perusahaan dengan mitranya. 3. Pola kemitraan produktif . pola kemitraan ini menempatkan mitra sebagai subjek. Perusahaan memiliki kepedulian sosial dan lingkungan yang tinggi, pemerintah memberikan iklim yang kondusif bagi dunia usaha dan masyarakat memberikan dukungan positif kepada perusahan. Dengan demikian ada pola yang diciptakan oleh perusahaan serta mitra nya maka harus dipahami beberapa unsur yang dapat menjelaskan pola seperti apa yang mereka gunakan dan unsur sepertia apa saja yang dapat digunakan oleh perusahaan dan mitra yang terkait sehingga kerjasama usaha dengan prinsip saling menguntungkan, saling memperkuat, dan saling memerlukan dapat terlaksana. Berikut pemaparan mngenai unsur-unsur kemitraan :

II.3.1.4 Unsur –Unsur Kemitraan