Berbagai defenisi mengenai UMKM telah dikemumkaan berdasarkan pendapat para ahli serta organisasi institusi tertentu. Pada kenyataannya di
Indonesia teradapat peraturan mengenai UMKM tersebut yang diatur dalam UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Dalam Bab 1 Ketentuan Umum, pasal 1
dari uu tersebut, menyatakan bahwa usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perseorangan dan badan usaha perserongan yang memenuhi kriteria Usaha
Mikro sebagai mana diatur dalam UU tersebut. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perserongan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian, baik langsung maupun
tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam UU tesebut. Sedangkan, Usaha
Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang persorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik lang sung mapun tidak langsung dari usaha Mikro,Kecil,atau Besar yang memenuhi
kriteria Usaha Menengah sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut.
II.4.2 Kriteria UMKM
Di dalam UU tersebut, kriteria yang digunakan untuk mendefenisikan UMKM seperti yang tercantum dalam pasal 6 adalah nilai kekayaan bersih atau
nilai asset tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau hasil penjualan tahunan. Dengan kriteria ini, menurut UU tersebut yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Uasah mikro : unit usaha yang memiliki nilai aset paling banyak Rp.
50 juta atau dengan hasil penjualan tahunan paling besar Rp. 300 juta. 2.
Usaha kecil : unit usaha dengan nilai aset lebih dari Rp. 50 juta sampai dengan paling banyak Rp. 500 juta atau memiliki hasil penjualan lebih
dari Rp. 300 juta. 3.
Usaha menengah : perusahaan dengan nilai kekayaan bersih Rp. 500 juta hingga paling banyak 10 miliar atau memiliki hasil penjualan
diatas Rp. 2 miliar. Usaha kecil menjadi target ataupun sasaran dari kebijakan ini dikarenakan ada
beberapa ciri-ciri dari usaha kecil yang menunjukkan bahwa perlu adanya bantuan dari segi modal dan sebagainya untuk menjalankan usahanya. Berikut beberapa
cirri-ciri usaha kecil menurut para ahli :
II.4.3 Ciri Umum Usaha Kecil
Ciri-ciri umum usaha kecil menurut mintzerg dkk, dalam situmorang dkk, 2003:5 adalah :
1. Kegiatan cenderung tidak normal dan jarang yang memiliki rencana bisnis
2. Struktur organisasinya bersifat sederhana
3. Jumlah tenaga kerja terbatas dengan pembagian kerja yang longgar
4. Kebanyakan tidak melakukan pemisahan antara kekayaan pribadi dan
peruahaan 5.
Sistem akuntansi yang kurang baik, bahkan kadang-kadang tidak memiliki 6.
Skala ekonomi terlalu kecil sehingga sukar menekan biaya 7.
Kemampuan pasar serta diversifikasi pasar cenderung terbatas.
Universitas Sumatera Utara
8. Marjin keuntungan sangat tipis
9. Keterbatsan modal sehingga tak mampu memperkerjakan manajer-
manajaer professional. Hal itu menyebabkan kelemahan manajerial, yang meliputi kelemahan pengorganisasian, perencanaan, pemasaran, dan
akuntansi.
Selain itu, Sutojo dalam Bararuallo, 2001: 7, mengemukakan bahwa ciri-ciri usaha kecil di Indonesia adalah:
1. Lebih dari setengah usaha didirikan sebagai pengembangan dari usaha
kecil-kecilan 2.
Selain masalah permodalan, masalah lain yang dihadapi usaha kecil bervariasi tergantung dengan tingkat perkembangan usaha
3. Sebagian besar usaha kecil tidak mampu memenuhi persyaratan-
persyaratan administrasi guna memperoleh bantuan bank. 4.
Hampir 60 usaha kecil masih menggunakan teknologi tradisional 5.
Hampir setengah perusahaan kecil hanya menggunakan kapasitas terpasang kurang dari 60
6. Pangsa pasar usaha kecil cenderung menurun baik karena faktor
kekurangan modal, kelemahan teknologi dan kelemahan manajerial 7.
Hampir 70 usaha kecil melakukan pemasaran langsung kepada konsumen
8. Tingkat ketergantungan terhadap fasilitas-fasilitas pemerintah sangat
besar.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan penjelasan diatasmengenai kriteria dan cirri umum dari usaha kecil maka dapat dilihat bahwa memang diperlukannya bantuan dari unit lebih
besar guna mendukung keberlangsungan usahanya. maka dari tu pelaksanaan program kemitraan menetapkan sasaran dari program kemitraan tersebut adalah
usaha kecil . Hal tersebut tertuang dalam PER-09NIBU072015 pasal 1 yang menyatakan Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan
memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam Peraturan ini. Menurut PER09MBU072015 dalam
Pasal 3 Usaha Kecil yang dapat ikut serta dalam Program Kemitraan harus memenuhi kriteria sbagai berikut :
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp500.000.000,00 lima ratus
juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp2.500.000.000,00 dua
miliar lima ratus juta rupiah; 2.
Milik Warga Negara Indonesia; 3.
Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun
tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar; 4.
Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk usaha mikro
dan koperasi; 5.
Mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan; 6.
Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 satu tahun;
Universitas Sumatera Utara
Menurut UU tersebut salah satu tujuan yang tercantum adalah prospek pengembangan usaha kecil melalui program pkemitraan. Dengan demikian ada
beberapa dimensi dalam pemngembangan UKM
II.4.4 Pengembangan UKM