Kemitraan usaha Implementasi Program Kemitraan Dalam Pengembangan Usaha Kecil

permodalan dalam pengembangan usaha dinilai memang mempengharui keadaan usaha kecil karena dengan adanya bantuan permodalan para usaha kecil dapat membuka ataupun mengembangkan usahanya sehingga perekonomian mereka pun terbantu dengan keadaan usaha yang baik.

V.1.2.2 Kemitraan usaha

Menurut Tennyson dalam wibisono 2007: 103 dalam membentuk kemitraan ada tiga prinsip penting yang harus diterapkan didalamnya, yaitu : 4. Kesetaraan atau Keseimbangan equity Pendekatan yang ada dalam kemitraan bukan pendekatan top-down atau bottom-up, bukan pula berdasar kekuasaan semata, namun hubungan yang saling menghormati, saling menghargai dan saling percaya untuk dapat menghindari antagonisme yang terdapat di dalamnya. 5. Transparansi Transparansi diperlukan untuk menghindari rasa saling curiga antar mitra kerja 6. Saling Menguntungkan Suatu kemitraan harus membawa manfaat bagi semua pihak yang terlibat. Tiga prinsip yang disebutkan diatas telah dipenuhi oleh PTPN IV. Pertama, prinsip kesetaraan atau keseimbangan, pihak PTPN IV dalam penyaluran dana program kemitraan tidak menganggap pihaknya adalah penguasa akan mitra binaan tetapi sikap saling menghargai dan menghormati mitra binaan ditunjukkan dalam proses peminjaman dana. Kedua, transparansi, prinsip transparansi ini juga diterapkan di PTPN seperti dalam pengajuan proposal Universitas Sumatera Utara peminjaman dana, pihak PTPN IV telah memberikan penyuluhan terhadap calon mitra binaan mengenai kisaran pencairan dana yang akan diberikan dengan adanya lembar evaluasi kelayakan usaha yang ada para mitra binaan mengetahui kriteria usaha yang dapat diberikan pinjaman.ketiga, , dengan jumlah bunga yang ditetapkan, serta surat perjanjian kerjasama yang ada. Ketiga, prinsip saling menguntungkan yaitu dalam penyelenggaran PKBL oleh PTPN IV tidak hanya mitra binaan yang kredit usaha tetapi juga brand image yang didapatkan. PTPN IV dipandang baik dimata masyarakat karena ikut aktif untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. Maka dapat diketahui bahwa prinsip-prinsip tersebut diterapkan di lingkungan PKBL PTPN IV sehingga proses penyaluran dana bantuan dapat berjalan dengan efektif. Dalam proses implementasinya, kemitraan yang dijalankan tidak selamanya ideal karena dalam pelaksanaannya kemitraan yang dilakukan didasarkan pada kepentingan pihak yang bermitra. Maka dari itu ada beberapa pola yang menjelaskan bagaimana kemitraan itu diterapkan oleh beberapa perusahaan. Menurut Wibisono 2007:104, Kemitraan yang dilakukan antara perusahaan dengan pemerintah maupun komunitas masyarakat dapat mengarah pada tiga pola, diantaranya : 1. Pola kemitraan kontra produktif. Pola ini akan terjadi jika perusahaan masih berpijak pada pola konvensional yang hanya mnegutamakan kepentingan yaitu mengejar profit sebesar-besarnya. Universitas Sumatera Utara 2. Pola kemitraan semi produktif . dalam skenario ini pemerintah dan komunitas atau masyarakat dianggap sebagai objek dan masalah diluar perusahaan. 3. Pola kemitraan produktif . pola kemitraan ini menempatkan mitra sebagai subjek. Berdasarkan pengamatan penulis maka penulis menyimpulkan bahwa bagian PKBL PTPN IV menggunakan pola kemitraan Poduktif. Hal tersebut terlihat bahwa PTPN IV menempatkan mitra binaan sebagai subjek . terlihat dari adanya kegiatan lanjutan yang dilakukan oleh PTPN IV setelah penyaluran dana PKBL. Pihak PTPN IV melakukan monitoring terhadap mitra binaan guna memantau perkembangan usahanya, serta memberikan pembinaan dan pelatihan kepada SDM usaha kecil agar para mitra binan daapat lebih termotivasi dan semangat dalam menjalankan usahanya sampai berhasil serta menumbuhkan kesadaran untuk membayar cicilan pinjaman. Perusahaan memiliki kepedulian sosial dan lingkungan yang tinggi, pemerintah memberikan iklim yang kondusif bagi dunia usaha dan masyarakat memberikan dukungan positif kepada perusahan. sehingga tujuan-tujuan dari kemitraan tersebut tercapai dalam jafar 2000:63 : 7. Meningkatkan pendapatan usaha kecil dan masyarakat 8. Meningkatkan perolehan niali tambah bagi pelaku kemitraan 9. Meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat dan usaha kecil 10. Meningkatkan pertumbuhan ekonomipedesaan, wilayah, dan nasional 11. Memperluas kesempatan kerja 12. Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional Universitas Sumatera Utara Ketika prinsip-prinsip dan pola kemitraan dilakukan sehingga tercapi tujuan dari adanya kemitraan itu sendi. Namun kualitas SDM dari usaha kecil juga sangat dibutuhkan karena mereka lah yang akan menjalankan usaha tersebut maka dari itu PTPN IV melakukan pembinaandan pelatihan terhadap mitra binaan. Pengembangan usaha bukan saja dibarengi dengan modal yang banyak atau tenaga kerja yang tersedia tetapi juga harus dibarengi dengan pembinaan secara rutin serta pelatihan terhadap SDM yang bersangkutan agar menjadi tenaga kerja yang terampil sehingga usaha yang dibuat dapat berjalan dan berkembang seiring dengan waktu.sesuai dengan PER09MBU072015 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan memuat pasal mengenai kewajiban BUMN Pembina salah satunya adalah melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap mitra binaan serta mengadministrasikan kegiatan pembinaan. Berikut pernyataan ibu afni mengenai pembinaan yang dilakukan oleh PTPN IV “Kalo pembinaan kami selalu lakukan setiap penyaluran dana. Penyaluran dan ini kan bertahap sesuai dengan pengajuannya biasanya per triwulan. Nah disitu kami meminta para mitra binaan untuk dapat berkumpul seperti seminar begitu lalu kami sebagai pemateri memberikan informasi mengenai bagaimana menjalankan usaha dengan baik agar bisa lancar dan bertahan juga kami memberikan semgat seperti motivasi kewirausahan begitu kepada mereka. Pembinaan yang kami lakukan itu biasanya saat pengawasan. Pembinaan yang dimaksud adalah komunikasi dua arah, antara bagian PKBL dengan mitra binaan dengan memberikan motivasi dan menjelaskan kepada mitra binaan agar menyisihkan hasil penjualan untuk mmebayar cicilan kredit. Serta memantau perkembangan usaha mereka”. Universitas Sumatera Utara Pembinaan bukan hanya dilakukan ketika mitra binaan akan mendapatkan bantuan pinjaman saya namun setelah itu juga berlangsung pembinaan dilakukan ketika pegawasan terhadap mitra binaan berlangsung. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan pak andriansyah “iya ada pembinaan yang dilakukan. Kebetulan saya juga mitra baru jadi kalau tidak salah pada desember kemarin itu ada dilaukukan pembinaan seperti seminar begitu diadakan. Para mitra binaan dikumpulin dan diberikan penjelasan dan pengarahan mengenai kiat-kiat berwirausaha, serta motivasi, lalu setelah usaha berjalan mereka juga memantau perkembangannya, dalam monitoring itulah mereka menanyakkan keluh kesah kami dalam menjalankan usaha lalu mereka memberikan saran. Hal-hal seperti itulah pembinaan yang mereka lakukan terhadap kami. Gambar V. 9 produk usaha yang dijalankan oleh pak andriansyah Gambar diatas merupakan produk minuman yang inovatif dari usaha yang dijalankan pak adriansyah. Untuk usaha ini pak adriansyah meminjamm dana sebesar Rp. 50.000.000 untuk mengembangkan usaha nya. Maka pembinaan dan Universitas Sumatera Utara pelatihan sebenarnya sangat diperlukan agar menciptakan ide-ide kreatif sehingga para mitra binaan dapat membuat kreasi dan inovasi dari usahanya. Pembinaan dan pelatihan dilakukan dari segi sumber daya manusia yang tersedia untuk mengelola usaha tersebut. Pihak PTPN IV selau memberikan pembinaan kepada calon mitra binaan namun tidak sejalan dengan pelatihan. Pihak PTPN IV terakhir memberikan pelatihan SDM pada tahun 2013.Berikut pelatihan yang pernah dilakukan oleh bagian PKBL PTPN IV terhadap UKM mitra binaan tahun 2013. Pelatihan manajemen dan etika bisnis UKM mitrabinaan PTPN IV merupakan program pelatihan berkelanjutan yang terselenggaraatas kerjasama bagian PKBL PTPN IV dengan LPP Kampus medan, kerjasama pelatihan UKM mitrabinaan telah dilakukan sejak tahun 2008 sampai dengan 2013 sebanyak 70 angkatan pelatihan yang rata-rata perkelas diikuti 30 orang UKM mitrabinaan yang berasal dari berbagai bisang usaha dan daerah di wilayah Sumatera Utara . pelatihan dilaksanakan dalam rangka upaya dari PTPN IV sebagai BUMN Pembina untuk melakukan pembinaan terhadap kelompok usaha kecil. Adapun tujuan dari pelaksananaya yaitu: 1. Memberikan bekal keilmuan praktis pengelolaan usaha, sehingga mitrabinaan mampu mengelola dan mengembangkan dengan baik usahanya. 2. Memberikan pemahaman yang benar kepada kelompok usakha kecil tentang program bantuan pinjaman mosal usaha dengan bunga yang relative ringan. Universitas Sumatera Utara 3. Menumbuhkembangkan jiwa wirausaha dari para usaha kecil yang lebih mengedepankan kredibilitas dalam bisnis dan upaya meningkatkan keterampilan mitraninaan dalam membangunjarigan kerjabersinergi saling menguntungkan Peserta pelatihan diikuti oleh sebanyak 22 orang pesesrta UKM mitrabinaan dan calon mitra binaan PTPN IV yang mengelola berbagai bisang usaha yang bersalan dari berbagai wilayah di sumatera utara. Pelatihan dilaksnakan di LPP kampus medan dengan fasilitas ruang pertemuan,akomodasi peserta dan ruang makan di wisma terbaik yang ada di LPP. Selama kegiatan seluruh peserta diberikan tas berlogo PTPN IV –LPP, alat tulis, bahan bacaan dari setiap pelajaran, dan sertifikat bagi peserta yang direkomendasikan tim LPP-PKBL PTPN IV dinyatakan aktif dan disiplin dalam mengikuti pelatihan. Pelatihan dilakukan 2 hari efektif atau 24 jam tatap muka dengan materi lengkap pelatihan manajemen dan etika bisnis UKM . Gambar V.10 Jadwal Pelatihan Universitas Sumatera Utara Gambar diatas merupakan jadwal pelatihan yang dilakukanselama dua hari oleh PTPNIV dan LPP kepada mitra binaan dengan memberikan informasi dan pembelajaran tentang manejemn dan dunia usaha. Gambar V.11 Berikut foto-foto pelaksanaan kegiatan pelatihan oleh LPP-PKBL PTPN IV tahun 2013 Sumber : Laporan pelaksanaan pelatihan 2013 Gambar diatas merupakan foto-foto kegiatan yang dilakukan saat pelatihan baik penyampaian materi tentang manajemen usaha dan diskusi antar para mitra binaan dan fasilitator mengenai usahanya . Bentuk dari pelatihan tersebut sebernanya dirasa sangat dibutuhkan oleh para pelaku usaha kecil namun dalam kenyataan nya pelatihan hanya dilakukan sampai tahun 2013. Persoalan biaya operasional merupakan faktor utama penghambat pelaksanaan pelatihan tersebut. berikut pernyataan pak dahlan Universitas Sumatera Utara “Kalau pelatihan memang sudah tidak kami laukan lagi terakhitr kami lakukan pada tahun 2013. Karena terbentur masalah dana operasional. Dibutuhkan biaya yang cukup besar untuk melakukan pelatihan tersebut apalagi kami tidak bisa melakukannya sendiri, kami harus berkordinasi dengan pihak lain untuk melaksanakan itu. Tidak adanya dana yang tersedia untuk itu.” Padahal pelatihan tersebut merupakan hal yang krusial bagi para mitrabinaan dan mereka juga mengharapkan adanya pelatihan bagi mereka agar mereka tau bagaimana cara mengelola usaha dengan benar. Berikut pernyataan pak adriansyah “ kalau pelatihan tidak ada diberikan kepada kami selaku mitra binaan hanya pembinaan itu saja. Sebenarnya sih itu memang kami butuhkan karena kan seperti saya tidak tau apapun mengenai bagaimana cara mengoperasionalkan usaha terutama masalah keuangan. Biasanya keuangan usahan dengan keuangan pribadi ya disatukan aja gitu karena saya tidak tau dan tidak mengerti bagimana menggunakan akuntansi dalam keuangan, jadi susah sendiri juga sebernarnya karena bingung mengatur perbedaan antara kebutahan dan pengeluaran pribadi dengan usaha yang saya jalankan”. Berdasarkan analisis keseluruhan bahwa indikator kemitraan usaha yang didalmnya terdapat variabel pembinaan dan pelatihan yang seharusnya dilakukan untuk pengembangan usaha dirasa kurang terpenuhi karena pembinaan memang sering dilakukan tapi mengenai pelatihan yang merupakan kebutuhan para pelaku usaha kecil tidak terlaksana dengan baik dikarenakan persoalan tidak tersedianya dana yang dibutuhkan untuk melakukan jenis pelatihan semacam itu. Universitas Sumatera Utara Dengan adanya bantuan program kemitraan ini, peningkatan ekonomi masyarakat cukup dirasakan karena yang sebelumnya masayarakat belum dapat memenuhi kebutuhan permintaan dari konsumen karena minimnya modal, tetapi dengan adanya bantuan program kemitraan ini dapat memenuhi kebutuhan usaha mereka dimana hal itu yang nantinya akan berdampak kepada peningkatan penghasilan mereka. Apabila usahanya sudah maju dan berkembang dan tidak menutup kemungkinan untuk membuka cabang dari usaha yang mereka jalankan, dengan membuka cabang baru tentu akan menyerap tenaga kerja baru yang akan mengurangi tingkat pengangguran yang ada Dan melalui program bina lingkungan yang biasanya di fokuskan pada sarana dan prasarana yang di butuhkan dalam pemberdayaan masyarakat seperti pembuatan jalan antar kecamatan sehingga para masyarakat dapat menjual hasil panen mereka dengan lebih mudah dan cepat dengan kondisi jalan yang bagus. Untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat didasari oleh peraturan - peraturan hukum sebagai landasan kebijakan perusahaan untuk menerapkan perusahaan untuk menerapkan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan tersebut anggey wira, 2015 dalam www.repository.usu.ac.id Universitas Sumatera Utara

V.2 Analisis Kendala-Kendala Yang Dihadapi PTPN IV Dalam Pengimplementasian PKBL.