Morfologi Siklus hidup Memahami Comprehension

a. Morfologi

Ascaris lumbricoides berbentuk gilig silindris memanjang hingga mencapai 40 cm. Cacing ini berwarna krem atau merah muda keputihan. Ukuran cacing betina 20-35 cm, sementara cacing jantan 15-31 cm. Mulutnya tediri dari tiga tonjolan bibir berbentuk segitiga dengan satu tonjolan di bagian dorsal dan dua lainnya berda di ventrolateral. Bagian ujung posterior cacing jantan agak melengkung ke ventral seperti kait, dengan 2 buah copulatory spicule yang panjangnya 2 mm. Cacing betina memiliki ujung posterior tidak melengkung tetapi lurus. Vulvanya sangat kecil dan terletak di ventral antara pertemuan bagian anterior dan tengah tubuh Ideham dan Pusarawati, 2007. Telur Ascaris terdiri dari dua bentuk, yaitu telur yang dibuahi fertilized dan tidak dibuahi unfertilized. Telur yang dibuahi fertilized berbentuk bulat lonjong, ukuran panjang 45-75 mikron dan lebarnya 35-50 mikron. Telur ini terdiri dari tiga lapis.Lapisan dalam dari bahan lipoid, lapisan tengah dari bahan glikogen dan lapisan paling luar dari bahan albumin. Telur yang tidak dibuahi unfertilized memiliki ukuran panjang 88-94 mikron dan lebarnya 44 mikron. Telur ini berasal dari cacing betina yang belum mengalami fertilisasi. Telur unfertilized terkadang mengalami pelepasan lapisan albumin, proses ini disebut sebagai decorticated eggs Ideham dan Pusarawati, 2007. Gambar 2.1. Telur Ascaris lumbricoides Dikutip dari: Centers for Disease Control and Prevention CDC Universitas Sumatera Utara

b. Siklus hidup

Setelah keluar bersama tinja penderita, telur Ascaris yang jatuh di tanah lembab akan tumbuh menjadi telur infektif berisi larva cacing. Apabila tertelan, telur infektif ini akan menetas di dalam usus. Larva keluar dari telur, menembus dinding usus dan masuk ke vena porta hati.Lalu bersama aliran darah masuk ke jantung, menuju paru-paru. Larva akan melakukan penetrasi pada dinding alveoli, ke cabang bronkus, kerongkongan hingga akhirnya tertelan dan berakhir di usus halus menjadi cacing dewasa. Peredaran larva cacing bersama aliran darah memasuki organ jantung, paru-paru, sampai ke usus halus disebut lung migration. Dalam waktu dua bulan, telur infektif akan menjadi cacing dewasa yang mampu menghasilkan telur hingga 200.000 butir perhari Soedarto, 2009. Gambar 2.2 Siklus hidup Ascaris lumbricoides Dikutip dari: Centers for Disease Control and Prevention CDC

c. Epidemiologi

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Higiene dengan Infeksi Cacing Soil Transmitted Helminths pada Siswa-siswi SD Negeri No. 101837 Suka Makmur, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011

0 38 78

Hubungan Infeksi Soil Transmitted Helminths Dengan Status Gizi pada Siswa/I Sekolah Dasar Negeri 060839 Medan Tahun 2016

1 16 79

HUBUNGAN ANTARA INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) DENGAN KADAR EOSINOFIL DARAH TEPI PADA SISWA SD BARENGAN DI KECAMATAN TERAS BOYOLALI.

0 0 12

Hubungan Antara Perilaku dengan Intensitas Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa-Siswi SD Negeri 040470 Desa Lingga Julu Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 13

Hubungan Antara Perilaku dengan Intensitas Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa-Siswi SD Negeri 040470 Desa Lingga Julu Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 2

Hubungan Antara Perilaku dengan Intensitas Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa-Siswi SD Negeri 040470 Desa Lingga Julu Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 4

Hubungan Antara Perilaku dengan Intensitas Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa-Siswi SD Negeri 040470 Desa Lingga Julu Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 15

Hubungan Antara Perilaku dengan Intensitas Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa-Siswi SD Negeri 040470 Desa Lingga Julu Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 3

Hubungan Antara Perilaku dengan Intensitas Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa-Siswi SD Negeri 040470 Desa Lingga Julu Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 38

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KECACINGAN (INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS) DENGAN ANGKA KEJADIAN INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS PADA MURID SD NEGERI 3 BAJUR, KECAMATAN LABUAPI, KABUPATEN LOMBOK BARAT - Repository UNRAM

0 0 18