Siklus hidup Epidemiologi Patologi dan Gejala klinis

Gambar 2.5. Telur Hookworm Dikutip dari: Centers for Disease Control and Prevention CDC 3. Larva - Larva rhabditiform Memiliki panjang 0,25-0,30 mm dan diameter 17 mikron. Mulut larva rhabditiform panjang dan sempit, esophagus berbentuk tabung dan terletak di sepertiga anterior . Ideham dan Pusarawati, 2007. - Larva filariform Pada fase ini.Larva tidak makan. Pada larva Necator americanus mempunyai selubung dari bahan kutikula dan terdapat garis-garis transversal yang sangat tampak. Ideham dan Pusarawati, 2007.

b. Siklus hidup

Telur yang keluar bersama tinja, apabila jatuh di lingkungan optimal akan menetas dalam 1-2 hari. Larva rhabditiform berkembang di dalam tinja, dan setelah 5-10 hari larva akan mengalami dua kali pergantian kulit. Setelah ganti kulit, larva akan menjadi larva filariform yang merupakan stadium infektif. Larva infektif dapat tetap hidup selama 3-4 minggu pada lingkungan yang mendukung. Larva ini menginfeksi manusia melalui sela jari kaki , bagian lateral punggung kaki, atau melalui tangan. Penetrasi pada kulit didukung oleh kutikula larva. Setelah melalui subkutan, larva akan mengikuti aliran darah kejantung dan paru- paru melalui vena-vena superfisial. Larva menembus alveoli pulmonum, percabangan bronki, ke faring dan selajutnya tertelan. Setelah sampai di usus halus, larva akan mengalami pergantian kulit dan berkembang menjadi cacing Universitas Sumatera Utara dewasa. Di perlukan waktu 5 minggu atau lebih untuk larva filariform menjadi cacing dewasa yang produktif Ideham dan Pusarawati, 2007. Gambar 2.6. Siklus Hidup Hookworm Dikutip dari: Centers for Disease Control and Prevention CDC

c. Epidemiologi

Infeksi oleh hookworm diperkirakan mencapai 1200 juta kasus per tahun. Beberapa faktor yang yang mempengaruhi penyebaran infeksi hookworm yakni sanitasi yang jelek dengan kebiasaan buang air besar di tanah lembab dan tidak menggunakan alas kaki Ideham dan Pusarawati, 2007.

d. Patologi dan Gejala klinis

Gejala yang tampak pada tempat penetrasi larva ialah dermatitis lokal dan ikuti inflamasi beruo papula eritematosa yang bias berubah bentuk menjadi suatu vesikel ground itch. Migrasi larva pada saluran pernafasan dapat menimbulkan gejala seperti batuk, faringitis, dan laringitis. Sementara pada saluran pencernaan, larva akan menimbulkan nyeri di daerah epigastrium, hilangnya nafsu makan, diare, dan kadang-kadang konstipasi Irianto, 2009. Universitas Sumatera Utara Cacing dewasa dapat menimbulkan erosi dan ulserasi pada usus, dengan adanaya gigi atau cutting plate yang digunakan untuk untuk menempel pada vili- vili usus. Penempelan ini akan menyebabkan keluarnya darah dari kapiler, yang sebagian akan diserap oleh usus. Perdarahan kronis ialah dapat menimbulkan anemia sehingga penderita akan mengalami pusing, cepat lelah, pucat dan penurunan kadar Hb. Infeksi Necator americanus lebih ringan bila dibandingkan Ancylostoma duodenale Ideham dan Pusarawati, 2007.

e. Pengobatan

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Higiene dengan Infeksi Cacing Soil Transmitted Helminths pada Siswa-siswi SD Negeri No. 101837 Suka Makmur, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011

0 38 78

Hubungan Infeksi Soil Transmitted Helminths Dengan Status Gizi pada Siswa/I Sekolah Dasar Negeri 060839 Medan Tahun 2016

1 16 79

HUBUNGAN ANTARA INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) DENGAN KADAR EOSINOFIL DARAH TEPI PADA SISWA SD BARENGAN DI KECAMATAN TERAS BOYOLALI.

0 0 12

Hubungan Antara Perilaku dengan Intensitas Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa-Siswi SD Negeri 040470 Desa Lingga Julu Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 13

Hubungan Antara Perilaku dengan Intensitas Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa-Siswi SD Negeri 040470 Desa Lingga Julu Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 2

Hubungan Antara Perilaku dengan Intensitas Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa-Siswi SD Negeri 040470 Desa Lingga Julu Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 4

Hubungan Antara Perilaku dengan Intensitas Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa-Siswi SD Negeri 040470 Desa Lingga Julu Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 15

Hubungan Antara Perilaku dengan Intensitas Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa-Siswi SD Negeri 040470 Desa Lingga Julu Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 3

Hubungan Antara Perilaku dengan Intensitas Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa-Siswi SD Negeri 040470 Desa Lingga Julu Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 38

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KECACINGAN (INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS) DENGAN ANGKA KEJADIAN INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS PADA MURID SD NEGERI 3 BAJUR, KECAMATAN LABUAPI, KABUPATEN LOMBOK BARAT - Repository UNRAM

0 0 18