Tujuan Penelitian Kontribusi Penelitian Kajian Pustaka

1. Jenis handphone yang dipilih adalah Samsung, Oppo dan Sony. 2. Kriteria yang menjadi pertimbangan dalam menentukan posisi handphone adalah desain, fasilitas, harga jual kembali dan spare part. 3. Hakikatnya, jumlah responden dalam suatu penelitian yang menggunakan metode Analytic Hierarchy Process AHP tidak terbatas. Hal ini disebabkan, karena dalam metode Analytic Hierarchy Process AHP syarat responden yang diambil adalah orang-orang yang mempuyai pengalaman, mengetahui atau memahami terkait dengan penelitian. Sehingga, pada penelitian ini mengasumsikan bahwa jumlah responden yang diambil sudah mencukupi syarat kecukupan data. 4. Mengasumsikan bahwa sampel yang diambil sebagai responden pada penelitian dengan Metode Analytic Hierarchy Process AHP ini adalah orang-orang yang sudah mengetahui keadaan handphone Samsung, Oppo dan Sony berdasarkan kriteria desain, fasilitas, harga jual kembali dan spare part. 5. Objek yang diteliti sebagai responden atau partisipan dalam penelitian ini adalah penjual handphone di jalan Gatot Subroto Plaza Medan Fair Tahap I No. 21 kota Medan dan Medan Fair Tahap I No. 26 kota Medan serta seorang mahasiswa yang mempunyai dan mengetahui atau memahami handphone Samsung, Oppo dan Sony berdasarkan kriteria desain, fasilitas, harga jual kembali dan spare part. 6. Metode yang dipakai untuk menentukan posisi merek handphone adalah Analytic Hierarchy Process AHP.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: 1. Untuk memperoleh kriteria yang paling prioritas berdasarkan persepsi produsen dan konsumen. 2. Untuk memperoleh urutan prioritas kriteria. 3. Untuk memperoleh urutan posisi merek handphone berdasarkan persepsi produsen dan konsumen terhadap kriteria handphone dengan menggunakan metode Ananlytic Hierarchy Process AHP. Universitas Sumatera Utara

1.5 Kontribusi Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut: 1. Dalam penelitian ini akan memberikan hasil yang akan menggambarkan urutan merek handphone berdasarkan persepsi produsen dan konsumen terhadap kriteria handphone . Hasil ini dapat digunakan sebagai refrensi tambahan bagi konsumen atau pengambil keputusan dalam menentukan pemilihan dari ketiga jenis handphone . 2. Sebagai bahan tambahan bagi mahasiswa yang hendak melakukan penelitian dalam sistem pengambilan keputusan terkhusus dengan menggunakana metode Ananlytic Hierarchy Process AHP .

1.6 Kajian Pustaka

Analytic Hierarchy Process AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multikriteria yang kompleks menjadi suatu hierarki, menurut saaty, hierarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi-level di mana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hierarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hierarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. Dalam menyelesaikan persoalan dengan AHP ada beberapa prinsip yang harus dipahami, di antaranya adalah decomposition, comparative judgment, sysnthesis of priority dan logical consistency. 1. Decomposition Setelah persoalan didefinisikan, maka perlu dilakukan decompositionyaitu memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya. Jika ingin medapatkan hasil yang akurat, pemecahan juga dilakukan terhadap unsur- unsurnya sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga Universitas Sumatera Utara didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan tersebut.Oleh karena itu, proses analisis ini dinamakan hierarki hierarchy. 2. Comparative Judgment Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena ia akan berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil dari penilaian ini akan tampak lebih enak bila disajikan dalam bentuk matriks yang dinamakan pairwise comparison. Agar diperoleh skala yang bermanfaat ketika membandingkan dua elemen, seseorang yang akan memberikan jawaban perlu pengertian menyeluruh tentang elemn-elemen yang dibandingkan dan relevansinya terhadap kriteria atau tujuan yang dipelajari. 3. Synthesis of priority Dari setiap matriks pairwise comparisonkemudian dicari eigen vectoruntuk mendapatkan local priority. Karena matriks matriks-matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global priority harus dilakukan sintesa di antara local priority. Prosedur melakukan sintesa berbeda menurut bentuk hierarki. Pengurutan elemen-elemen menurut kepentingan relatif melalui prosedur sintesa dinamakan priority setting. 4. Logical Consistency Konsistensi memiliki dua makna. Pertama adalah bahwa obyek-obyek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relavansi. Kedua adalah menyangkut tingkat hubungan antara obyek-obyek yang didasarkan kriteria tertentu Mulyono, 2004. Universitas Sumatera Utara Gambar 1.1: Skema Hierarki Pemilihan Handphone Berikut merupakan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan peneliti sebelumnya tentang AHP Analytic Hierarchy Process yang diperoleh dari berbagai sumber dan disajikan dalam bentuk tabel yang menjelaskan nama peneliti, judul, masalah, kriteria, responden dan kesimpulan. Tabel 1.1: Penelitian Terdahulu No. Peneliti Judul Masalah Kriteria Responden Kesimpulan 1. Antono Adhi Pengambilan Keputusan Pemilihan Handphone Terbaik Dengan Analytical Hierarchy Process AHP Bagaimana cara menentukan handphone terbaik dari tiga alternatif merek handphone dengan beberapa kriteria melalui metode Analytical Hierarchy Process AHP. 1. Harga 2. Teknologi 3. Desain mahasiswa semester VII Program Studi Teknik Industri Unisbank. Dari tiga alternatif handphone : Blackberry, Nokia dan Sony Erickson, ternyata bobot Blackberry sebesar 0.67, Nokia sebesar 0.21 dan Sony Erickson sebesar 0.12. 2. Johannes Sinaga Aplikasi Analytical Hierarchy Process AHP dalam Pemilihan Perusahaan bagaimana menerapkan metode Analytical Hierarchy Process AHP dalam pemilihan 1. Gaji 2. Jenjang karir 3. Fasilitas 4. Penempatan domisili Mahasiswa Universitas Sumatera Utara program S1 stambuk 2005 dan 2006. Ranking total: 1. PT Pertamina 23,9 2. Bank Indonesia 20,3 3. PT Telkom 13,3 4. PT Perkebunan Menentukan posisi merek handphone Desain Harga Jual Kembali Fasilitas Spare Part Samsung Oppo Sony Universitas Sumatera Utara Badan Usaha Milik Negara BUMN sebagai Tempat Kerja Mahasiswa Universitas Sumatera Utara USU PERSERO Badan Usaha Milik Negara BUMN sebagi tempat kerja oleh mahasiswa. Nusantara 10,3 5. Garuda Indonesia 7,4 6. PT PELNI 6,4 7. PT Angkasa Pura 5,5 8. PT PLN 5,4 9. PT Kereta Api 3,5 10. PT Pos Indonesia 3,5 3. Efendi Studi tentang Variabel Dominan yang Mempengaruh i Minat Belanja di Pasar Modern dengan Analytical Hierarchy Process AHP Bagaimana menentukan variabel dominan yang mempengaruhi minat belanja di pasar modern dengan metode Analytical Hierarchy Process AHP. 1. Harga 2. Lokasi 3. Pelayanan 4. Kelengkapan produk 5. Kenyamanan 6. Promosi Mahasiswa FMIPA USU stambuk 2010- 2013 variabel dominan yang mempengaruhi minat mahasiswa FMIPA USU belanja di pasar modern yaitu kriteria harga yang merupakan kriteria paling dominan dengan bobot 0,356 atau 35,6 , berikutnya adalah kriteria kelengkapan produk dengan bobot 0,265 atau 26,5 , kriteria lokasi dengan bobot 0,165 atau 16,5 , kriteria promosi dengan bobot 0,088 atau 8,8 , kriteria kenyamanan dengan bobot 0,087 atau 8,7 dan untuk kriteria pelayanan dengan bobot 0,038 atau 3,8. 4. Agus Apriyanto Perbandingan Kelyakan Jalan Beton dan Aspal dengan Metode Analytical Hierarchy Process AHP Bagaimana cara mengkaji penerapan metode Analytic Hierarchy Process AHP untuk menilai kelayakan konstruksi jalan beton dibanding jalan aspal untuk kasus jalan antar kota Demak - Godong. 1. Daya tahan terhadap cuaca 2. Daya tahan terhadap pergerakan tanah 3. Daya tahan terhadap perubahan lalu lintas 1. Dinas Bina Marga Propinsi 2. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Demak 3. Universitas 4. konsultan 5. kontraktor 6. pengusaha 7. masyarakat di sepanjang jalan antar kota Demak – Godong a. Faktor teknis yang mempunyai bobot tertinggi adalah faktor daya tahan terhadap cuaca 0,491. b. Faktor non teknis yang mempunyai bobot tertinggi adalah faktor ketersediaan sumber daya 0,667. c. Dari 8 faktor penilai, konstruksi beton unggul pada 4 faktor yaitu daya tahan terhadap cuaca, daya tahan terhadap pergerakan tanah, daya tahan terhadap lalu lintas dan jangka waktu perawatan. d. Hasil pembobotan untuk konstruksi beton mencapai 0,580, sementara Universitas Sumatera Utara

1.7 Metodologi Penelitian