lebih lanjut. Karena hasil dari pencabangan berbentuk suatu tingkatan maka proses analisis ini dikatakan sebagai hierarki.
2. Comparative Judgment
Comparative judgment adalah penilaian yang diberikan oleh seorang
responden atau expert terhadap nilai kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu yang berkaitan dengan tingkat di atasnya.
Pemberian nilai ini akan berpengaruh pada prioritas elemen-elemen. Nilai ini dimulai dari angka paling rendah yaitu 1 sama penting dan paling tinggi
adalah 9 mutlak lebih penting. 3.
Synthesis of Priority Synthesis of Priority
dilakukan dengan menggunakan eigen vector method untuk mendapatkan bobot relatif bagi unsur – unsur pengambilan keputusan.
4. Logical Consistency
Konsistensi memiliki dua makna. Pertama adalah bahwa objek-objek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi.
Contohnya, anggur dan kelereng dapat dikelompokkan dalam himpunan yang seragam jika bulat merupakan kriterianya, tetapi tak dapat jika rasa sebagai
kriterianya. Arti kedua adalah menyangkut tingkat hubungan antara objek- objek yang didasarkan pada kriteria tertentu. Contohnya, jika manis
merupakan kriteria dan madu dinilai 5 kali lebih manis dibanding gula dan gula 2 kali lebih manis dibanding sirup maka seharusnya madu dinilai manis
10 kali lebih manis dibanding sirup. Jika madu hanya dinilai 4 kali manisnya dibanding sirup maka penilaian tak konsisten dan proses harus diulang jika
ingin memperoleh penilaian yang lebih tepat Mulyono, 2004.
2.1.4 Langkah-Langkah Metode AHP
Berikut ini merupakan langkah-langkah pengerjaan metode AHP : 1.
Mendefinisikan masalah dan menentukan tujuan yang diinginkan. 2.
Membuat struktur hierarki di mana penyusunan hierarki paling atas adalah tujuan, kemudian tingkat kedua adalah kriteria-kritteria dan pada tingkat
Universitas Sumatera Utara
ketiga adalah alternatif-alternatif. Hierarki masalah ini dibuat untuk membantu proses pengambilan keputusan dengan memperhatikan seluruh
faktor-faktor yang terlibat dalam sistem. Berikut merupakan contoh struktur hierarki complete dan incomplete.
…
… Gambar 2.1: Struktur Hierarki yang
Complete
Gambar 2.2: Struktur Hierarki yang Incomplete
Goal
Kriteria 1
Alternatif 1 Kriteria 2
Kriteria 3 Kriteria N
Alternatif 2 Alternatif M
Goal
Kriteria 1 Kriteria 3
Kriteria N
Sub-Kriteria M Sub-Kriteria 4
Sub-Kriteria 3 Sub-Kriteria 2
Sub-Kriteria 1
Alternatif 1 Alternatif 2
Alternatif P
Universitas Sumatera Utara
Suatu struktur hierarki dikatakan complete jika seluruh elemen-elemen yang berada satu tingkat mempunyai hubungan terhadap semua elemen yang
berada pada tingkat berikutnya. Sementara, struktur hierarki dikatakan incomplete
apabila semua elemen yang berada satu tingkat tidak memiliki hubungan terhadap semua elemen yang berada pada tingkat berikutnya.
3. Membentuk matriks perbandingan berpasangan yang akan menggambarkan
bentuk kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing–
masing tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan pilihan atau judgement dari pembuat keputusan dengan menilai
tingkat tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. 4.
Melakukan perbandingan berpasangan sehingga nilai judgement keseluruhan yang didapat adalah sebanyak
judgment, bilamana adalah
banyaknya elemen. 5.
Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensi. Jika terdapat judgement
koresponden tidak konsisten maka pengambilan data perlu diulang.
6. Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk seluruh tingkat hierarki.
7. Menghitung eigen vector dari setiap matrik perbandingan berpasangan. Nilai
eigen vector merupakan bobot dari setiap elemen yang akan memberikan
gambaran tingkat prioritas elemen-elemen mulai dari tingkat hierarki terendah sampai ke tingkat tujuan.
8. Menguji konsitensi hierarki. Jika nilai konsistensi hierarki tidak memenuhi
maka penilaian harus diulang.
2.1.5 Penyusunan Struktur Hierarki Masalah