Landasan Aksiomatik Prinsip-Prinsip Dasar AHP

perencanaan prediksi, alokasi sumber daya, penyusunan matriks input koefisien, penentuan prioritas dari strategi-strategi yang dimiliki pemain dalam situasi konflik dan lain sebagainya.

2.1.2 Landasan Aksiomatik

Analytic Hierarchy Process AHP mempunyai landasan aksiomatik yang terdiri dari Iryanto, 2008: 1. Reciprocal Comparison , yang mengandung arti bahwa matriks perbandingan berpasangan yang terbentuk harus bersifat berkebalikan. Misalnya, jika A adalah kali lebih penting daripada B maka B adalah kali lebih penting dari A. 2. Homogenity , yang mengandung arti kesamaan dalam melakukan perbandingan. Misalnya, tidak dimungkinkan membandingkan jeruk dengan bola tenis dalam hal rasa, akan lebih relevan jika membandingkan dalam hal berat. 3. Dependence , yang berarti setiap jenjang level mempunyai kaitan complete hierarchy walaupun mungkin saja hubungan yang tidak sempurna incomplete hierarchy 4. Expectation , yang artinya menonjolkan penilaian yang bersifat ekspektasi dan persepsi dari pengambil keputusan. Jadi yang diutamakan bukanlah rasionalitas tetapi dapat juga yang bersifat irrasional.

2.1.3 Prinsip-Prinsip Dasar AHP

Adapun prinsip-prinsip dasar AHP adalah sebagai berikut : 1. Decomposition Decomposition adalah pemecahan permasalahan yang utuh menjadi unsur- unsurnya. Jika menginginkan hasil yang akurat maka pemecahan dapat dilakukan terhadap unsur-unsur sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan Universitas Sumatera Utara lebih lanjut. Karena hasil dari pencabangan berbentuk suatu tingkatan maka proses analisis ini dikatakan sebagai hierarki. 2. Comparative Judgment Comparative judgment adalah penilaian yang diberikan oleh seorang responden atau expert terhadap nilai kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu yang berkaitan dengan tingkat di atasnya. Pemberian nilai ini akan berpengaruh pada prioritas elemen-elemen. Nilai ini dimulai dari angka paling rendah yaitu 1 sama penting dan paling tinggi adalah 9 mutlak lebih penting. 3. Synthesis of Priority Synthesis of Priority dilakukan dengan menggunakan eigen vector method untuk mendapatkan bobot relatif bagi unsur – unsur pengambilan keputusan. 4. Logical Consistency Konsistensi memiliki dua makna. Pertama adalah bahwa objek-objek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Contohnya, anggur dan kelereng dapat dikelompokkan dalam himpunan yang seragam jika bulat merupakan kriterianya, tetapi tak dapat jika rasa sebagai kriterianya. Arti kedua adalah menyangkut tingkat hubungan antara objek- objek yang didasarkan pada kriteria tertentu. Contohnya, jika manis merupakan kriteria dan madu dinilai 5 kali lebih manis dibanding gula dan gula 2 kali lebih manis dibanding sirup maka seharusnya madu dinilai manis 10 kali lebih manis dibanding sirup. Jika madu hanya dinilai 4 kali manisnya dibanding sirup maka penilaian tak konsisten dan proses harus diulang jika ingin memperoleh penilaian yang lebih tepat Mulyono, 2004.

2.1.4 Langkah-Langkah Metode AHP