Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Kader Posyandu di Wilayah

commit to user 70 tentang pengaruh pelatihan terhadap pengetahuan, sikap dan kinerja kader menunjukkan bahwa pelatihan yang diberikan oleh kader akan meningkatkan sikap kader dengan p=0,017, dalam penelitian ini juga diketahui bahwa sikap dan pengetahuan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja kader p = 0,02. Menurut Widianto 2009, dalam penelitiannya tentang Perilaku kader terkait dengan kemandirian posyandu, sikap kader terhadap pelaksanaan posyandu dilapangan banyak dipengaruhi oleh kebijakan yang diambil oleh ketua pelaksana posyandu. Berbeda dengan penelitian ini berdasarkan hasil pengamatan di lapangan diketahui bahwa sikap kader tidak tergantung dari kepemimpinan di Posyandu karena kepemimpinan di Posyandu bersifat kolektif. Kuatnya hubungan antara sikap dengan kinerja kader disebabkan karena sikap merupakan cerminan dari persepsi kader terhadap tugas-tugas yang diembannya. Semakin baik sikap kader maka kader memiliki persepsi yang positif terhadap tugasnya sehingga kader dapat melaksanakannya dengan baik. Kondisi ini tentunya akan meningkatkan kinerja kader.

2. Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Kader Posyandu di Wilayah

Kerja Puskesmas Talun Kabupaten Blitar Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan nilai t hitung sebesar 6,842 dengan P-Value = 0,00 pad a α = 0,05 . Karena P-Value α maka Ho ditolak dan H 1 diterima, yang berarti ada hubungan motivasi dengan commit to user 71 kinerja kader posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Talun Kabupaten Blitar. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Widiastuti 2007, tentang faktor – faktor yang berhubungan dengan partisipasi kader dalam kegiatan posyandu diketahui bahwa ada hubungan antara motivasi dengan kinerja kader posyandu dengan p = 0,031. Motivasi kader yang cukup besar akan meningkatkan keaktifan kader dalam melaksanakan posyandu yang berarti semakin baik kinerja kader. Kehadiran kader di Posyandu di daerah penelitian masih perlu ditingkatkan lagi dengan menurunkan angka putus kader Posyandu yang merupakan peran-serta masyarakat bidang kesehatan dimana tingginya angka putus disebabkan oleh motivasi kader. Pendapat yang sama dikeluarkan oleh Mursalin 2009 dalam penelitiannya tentang determinan kinerja kader posyandu dalam menuju revitalisasi posyandu di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, yang menyatakan bahwa motivasi kader memiliki hubungan yang kuat dengan kinerja kader p=0,015. Dalam penelitian ini terungkap bahwa motivasi kader akan memberikan dampak pada kemauan kader dalam melaksanakan posyandu, dalam arti persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Maghfirotun 2009 dalam penelitiannya tentang harapan dan kepuasan ibu balita pada pelayanan kesehatan di posyandu menemukan bahwa peningkatan motivasi kader dapat dilakukan melalui pemberian pelatihan dan rotasi kader. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap terbentuknya ability commit to user 72 adalah pengalaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 56,21 responden telah menjadi kader posyandu selama minimal 5 tahun. Kondisi inilah yang menyebabkan responden memiliki pengalaman yang cukup baik dalam melaksanakan kinerjanya dalam melaksanakan posyandu. Pengalaman yang cukup tersebut akan membentuk motivasi yang kuat dari responden untuk memberikan pelayanan di Posyandu secara maksimal. Hal ini tercermin dari hasil penelitian yang menunjukkan hubungan yang kuat antara motivasi dengan kinerja kader posyandu. Penelitian yang dilakukan oleh Dana 2007 tentang upaya peningkatan peran serta masyarakat melalui analisis faktor stakeholder Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Denpasar Timur I Kota Denpasar menunjukkan bahwa motivasi kader memiliki peranan terpenting dalam pelaksanaan psoyandu dibandingkan dengan faktor yang lain, hal ini disebabkan karena motivasi kader dalam memberikan pelayanan membawa dampak pada pelayanan yang diberikan kader dalam posyandu. Kader yang memiliki motivasi yang cukup tinggi akan membawa dampak pada terpenuhinya seluruh pelayanan dalam 5 meja, demikian pula sebaliknya motivasi yang rendah menyebabkan kehadiran kader tidak bisa lengkap 5 orang akibatnya pelayanan dalam 5 meja ada yang kurang, walaupun seringkali diisi oleh petugas kesehatan, namun hal ini tidak bisa efektif karena petugas kesehatan memiliki tugasnya sendiri.

3. Hubungan Sikap dan Motivasi Dengan Kinerja Kader Posyandu di

Dokumen yang terkait

Hubungan Motivasi Intrinsik Dan Ekstrinsik Dengan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas

21 152 172

HUBUNGAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU TERHADAP KINERJA KADER POSYANDU DI KELURAHAN MERJOSARI

14 96 27

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DALAM PENCATATAN SISTEM Hubungan Tingkat Pengetahuan, Motivasi, Dan Supervisi Dengan Kinerja Kader Posyandu Dalam Pencatatan Sistem Informasi Posyandu (Sip) Di Puskesmas

1 6 14

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA KADER POSYANDU Hubungan Tingkat Pengetahuan, Motivasi, Dan Supervisi Dengan Kinerja Kader Posyandu Dalam Pencatatan Sistem Informasi Posyandu (Sip) Di Puskesmas Cebongan Kota Salatiga.

0 6 16

HUBUNGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUHPELEM KECAMATAN PUHPELEM KABUPATEN WONOGIRI.

0 2 6

HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KADER DENGAN KINERJA POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 0 14

Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Kader Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar Kota Medan Tahun 2013

0 0 16

Hubungan Motivasi dan Insentif Dengan Kinerja Kader Posyandu

0 1 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DAN MOTIVASI KADER POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS WERA KABUPATEN BIMA

0 1 13

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

0 0 6