Pengaturan Jadwal dan Implikasinya.

commit to user b. Kegiatan inti Kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan. Penyajian bahan pembelajaran dialakukan dengan menggunakan strategi metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara klaksikal, kelompok kecil, ataupun perorangan. c. Kegiatan penutup Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa hal yang bisa dinjadikan contoh kegiatan penutup yang dapat dilakukan oleh dosen adalah menyimpulkan atau mengungkapkan hasil daripada pembelajaran yang telah dilakukan.

5. Pengaturan Jadwal dan Implikasinya.

Untuk memudahkan administrasi di kampusakademi terutama dalampenjadwalan. dosen bersama dengan dosen mata pelajaran lain perlu bersama-sama menyusun jadwal pelajaran. Dalam penerapannya, untuk pembelajaran tematik di perguruan tinggi mempunyai implikasi yang mencakup : a. Implikasi bagi guru. Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreaktif baik dalam menyiapkan pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan, dan utuh. b. Implikasi bagi siswa Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya yang dimungkinkan untuk bekerja, baik secara individual, pasangan kelompok kecil, maupun klasikal. Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi dan aktif. c. Implikasi terhadap sarana, prasarana,sumber balajar dan media 1. Pelaksanaan pembelajaran ini memerlukan berbagai prasarana dan prasarana belajar, 2.Pembelajaran ini perlu memanfaatkan bebagai sumber balajar, baik yang didesain secara khusus maupun yang tersedia dilingkungan, 3.Pembeajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran commit to user bervariasi 4.Pembelajaran ini masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada atau bila memungkinkan untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar terintegrasi. d. Implikasi terhadap pengaturan ruangan. 1. Ruang perlu ditata sesuai tema yang dilaksanakan. 2. Susunan bangku bisa berubah-ubah. 3. Perta didik tidak harus selalu harya duduk dikursi, tetapi dapat duduk ditikar atu dikarpet. 4. Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik didalam maupun diruangan. 5. Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber balajar. 6. Alat, sarana, sumber belajar hendaknya dikelola dengan baik. e. Implikasi terhadap pemilihan metode Pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode, misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, dan bercakap-cakap. 6. Rancangan pembelajaran tematik: 1. Tahap persiapanawal: a. Mempersiapkan kondisi belajar mahasiswa. b. Membentuk kelompok-kelompok diskusi c. Menyiapkan sarana dan prasarana d. Menginformasikan materi, standart kompetensi, kompetensi dasar dan masalah yang akan di diskusikandi bahas. 2. Tahap Pelaksanaaninti: a. Mahasiswa melaksanakan diskusi b. Dosen memberikan motivasi agar semua peserta berpartisipasi c. Dosen mengamati dan menilai keaktifan mahasiswa d. Mahasiswa mencatat hasil diskusi e. Mahasiswa mempresentasikan hasil diskusi commit to user 3. Tahap Evaluasi dan tindak lanjutakhir: a. Dosen menilai hasil diskusi masing-masing kelompok b. Dosen membetulkan jawaban yang kurang pas c. Dosen memberikan kesempatan bertanya kepada mahasiswa d. Dosen menyimpulkan hasil diskusi e. Dosen memberikan tambahan materi dengan mengkaitkan dengan mata kuliah lain f. Dosen memberikan tugas rumah. Gambar 1. Rancangan Pembelajaran tematik Dalam pembelajaran tematik kegiatan berjalan mengalir tanpa dipenggal- penggal dengan pergantian jam pelajaran. Perhatian siswa tidak terpecah-pecah. Lainnya halnya dengan pembelajaran yang disusun berdasarkan jam pelajaran. Setiap ganti jam pelajaran siswa harus kembali dari awal. Mengingat kembali materi terakhir pada hari sebelumnya. Seringkali ada kegiatan yang belum tuntas terpaksa harus diakhiri karena ada pergantian jam pelajaran. Lebih bermasalah lagi kalau gurunya juga harus ganti. Dalam pembelajaran dengan mata pelajaran sering ditemukan tumpang tindih. Misalnya Pelajaran Bahasa Indonesia memerlukan wacana sebagai sumber belajar. Dalam wacana tersebut memuat materi pelajaran lain. Selain itu ketika siswa menyusun atau membuat kalimat, mendeskripsikan suatu benda, dan menceritakan pengalaman sering terkait dengan materi pelajaran lain. Sebaliknya Kehamilan Anatomi Psikologi Fisiologi Ilmu Sosial Budaya Dasar commit to user semua matapelajaran di luar Bahasa Indonesia pun anak harus menyusun kalimat, mendeskripsikan suatu benda dan sebagainya, yang sebetulnya hal itu terkait dengan pelajaran bahasa Indonesia. Dengan pembelajaran tematik tidak perlu dibedakan antara kalimat pelajaran Bahasa Indonesia atau kalimat pelajaran lainnya. Dengan demikian jelaslah bahwa pembelajaran tematik sungguh-sungguh menghemat waktu . Kurikulum Terpadu merupakan suatu pendekatan yang mempersiapkan siswa untuk belajar mengembangkan kompetensi yang dibutuhkan kehidupan di abad depan dengan yang terintegrasi dalam berbagai dimensi.Dengan pendekatan ini siswa memadukan berbagai aspek keilmuan yang fous pada pemahaman gejalan kehidupan secara terintegrasi pula dalam bidang studi yang luas. Kegiatan belajar dan mengajar dengan dengan pendekatan holostik ini mencerminkan dunia nyata, yang kompleks dan interaktif. Secara umum, kurikulum atau kurikulum terpadu interdisipliner meliputi: • Kombinasi bebagai mata pelajaran • Penekanan pada proyek-proyek atau tutas terstruktur • Sumber buku teks melampau berbagai mata pelajaran • Menghubungkan antara konsep • Mengorganikasi unit-unit dalam satu tema • Jadwal Fleksibel • Fleksibel pengelompokan siswa.

7. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Dokumen yang terkait

Hubungan antara motivasi menjadi bidan dengan prestasi belajar asuhan kebidanan ibu hamil pada mahasiswa program studi DIIIkebidanan

0 4 42

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN METODE PEMBELAJARAN STUDI KASUS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENGGUNAAN PARTOGRAF MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN DI SURAKARTA

1 8 94

Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran E Learning terhadap Prestasi Belajar Asuhan Kebidanan Komunitas ditinjau dari Motivasi Belajar

1 5 114

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DIV KEBIDANAN TRANSFER UNIVERSITAS KADIRI DI SURABAYA.

0 2 1

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN IV MAHASISWA KEBIDANAN.

1 2 13

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN PRAKTIK LABORATORIUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN II (PERSALINAN) MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN NYAI AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA.

0 0 11

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA MATA KULIAH KOMUNIKASI DAN KONSELING DALAM KEBIDANAN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR.

0 0 8

PENGARUH METODE ROLE PLAY DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN I DI AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI PUTRA BANGSA PURWOREJO ipi86995

0 0 15

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN HAMIL PADA MAHASISWA PRODI D-III KEBIDANAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

0 0 10

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN MAHASISWA SEMESTER IV PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20122013 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Asuhan

0 0 9