Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran E Learning terhadap Prestasi Belajar Asuhan Kebidanan Komunitas ditinjau dari Motivasi Belajar

(1)

commit to user

i

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN E-LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

(Studi Eksperimen Pada Mahasiswa Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali Tahun Akademik 2009/2010)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga

Minat Utama : Pendidikan Profesi Kesehatan

Oleh :

Novita Nurhidayati S540209013

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011


(2)

commit to user

ii

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN E-LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

(Studi Eksperimen Pada Mahasiswa Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali Tahun Akademik 2009/2010)

Disusun oleh :

Novita Nurhidayati S540209013

Telah disetujui oleh Tim Penguji Pada tanggal : Pebruari 2011

Jabatan Nama Tanda

Tangan Ketua Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, MM, M.Kes, PAK

Sekretaris Dr. Nunuk Suryani, M.Pd

Anggota Penguji Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd

Ety Poncorini P, dr., M.Pd

Mengetahui

Direktur Program Pasca Sarjana

Prof. Drs. Suranto, MSc., PhD NIP. 19570820 198503 1 004

Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr., PAK., MM., M.Kes NIP. 19480313 197610 1 001


(3)

commit to user

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN E-LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

(Studi Eksperimen Pada Mahasiswa Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali Tahun Akademik 2009/2010)

Disusun oleh :

Novita Nurhidayati S540209013

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd NIP. 19440404 197603 1001

Pembimbing II Ety Poncorini P,dr., M.Pd NIP. 19750311 200212 2002

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, MM, MKK, PAK


(4)

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Novita Nurhidayati

NIM : S540209013

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran E-Learning terhadap Prestasi Belajar Asuhan Kebidanan Komunitas ditinjau dari Motivasi Belajar (Studi Eksperimen Pada Mahasiswa Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali Tahun Akademik 2009/2010) adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, 09 Pebruari 2011 Yang membuat pernyataan,


(5)

commit to user

v

ABSTRAK

Novita Nurhidayati, S540209013, 2011. Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran E-Learning terhadap Prestasi Belajar Asuhan Kebidanan Komunitas ditinjau dari Motivasi Belajar (Studi Eksperimen pada Mahasiswa Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali Tahun Akademik 2009 / 2010). Tesis: Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Latar Belakang:Ujian akhir program diploma III kebidanan dengan metode OSCA menghasilkan angka kelulusan yang rendah, terutama mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas. Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah review soal, tetapi belum tampak ada perbaikan. Menurut teori faktor yang mempengaruhi prestasi belajar diantaranya adalah motivasi dan media pembelajaran.

Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan media pembelajaran E-Learning terhadap prestasi belajar Asuhan Kebidanan Komunitas ditinjau dari motivasi belajar.

Metode: studi eksperimental kuasi dengan rancangan after only with control design. Populasi adalah Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali jalur umum sejumlah 141, sampel adalah mahasiswa semester IV tahun akademik 2009/2010,berjumlah 94 dengan kelas A berjumlah 47 (kelas perlakuan dengan E-Learning) dan kelas C (kelas kontrol dengan media konvensional) berjumlah 47. Penentuan sampel dengan cluster random sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan nilai ujian tengah semester. Data dianalisis dengan anava dua jalur, kemudian uji lanjut dengan uji Scheffe menggunakan progaram SPSS versi 16.0.

Hasil: Terdapat perbedaan pengaruh antara pemanfaatan media pembelajaran E-Learning dengan pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar Asuhan Kebidanan Komunitas (ρ : 0.000).Terdapat perbedaan pengaruh antara mahasiswa dengan motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar Asuhan Kebidanan Komunitas (ρ: 0.002).Terdapat interaksi pengaruh antara pemanfaatan media pembelajaran dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Asuhan Kebidanan Komunitas (ρ : 0.001).

Simpulan: Ada perbedaan pengaruh yang sinifikan antara pemanfaatan media pembelajaran E-Learning dengan pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar Asuhan Kebidanan Komunitas.Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara mahasiswa dengan motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar Asuhan Kebidanan Komunitas.Ada interaksi pengaruh antara pemanfaatan media pembelajaran dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Asuhan Kebidanan Komunitas.


(6)

commit to user

vi

ABSTRACT

Novita Nurhidayati. S540209013. 2011. The Effect of Utilization of E-Learning Media Against Learning Achievement of Community Midwifery Care Viewed From Learning Motivation (Experimental Study on the Students of Midwifery Academy Estu Utomo Boyolali Academic Year 2009/2010). Thesis. Post Graduate Medical Program of Family Health UNS.

Background : Final Exam Diploma III of Midwifery Program with OSCA method produces a low graduation rates, particularly the Community Midwifery Care subjects. One effort that has been done is to review the questions, but have not looked there was improvement. According to the theory of factors affecting learning achievement such as motivation and learning media.

Objective : To determine the influence of the utilization of instructional media of E-learning on academic achievement in terms of the Community Midwifery Care viewed from learning motivation.

Methode : This was an quasi experimental study with the design of after only with control design. Population is students of Estu Utomo Midwifery Academy Boyolali general way, the sample is a students of fourth semester of academic year 2009/2010 amounted to 2 class as much as 94 students, for class A total 47 (treatment class with E-Learning) and class C (control class with conventional media) totaled 47 students. Determination of the sample with cluster random sampling. Data collected by questionnaire and value of middle semester test. Data analyzed by two-way Anava, then further testing with Scheffe test using SPSS version 16.0.

The results: Showed that there are: firsth, influence between the utilization of instructional media E-Learning with conventional learning on academic achievement of Community Midwifery Care (F: 14.872, sig: 0.000). Second, there is a difference in effect between the students with high and low motivation toward academic achievement of Community Midwifery Care (F: 10.540 sig: 0.002). Thirth, there is the influence the use of learning media of E-Learning with motivation towards learning achievement Community Midwifery Care (F: 12.140, sig: 0.001).

Conclusion : that there are influence between the utilization of instructional media E-Learning with conventional learning on academic achievement of Community Midwifery Care. There is a difference in effect between the students with high and low motivation toward academic achievement of Community Midwifery Care. There is the influence the use of learning media with motivation towards learning achievement Community Midwifery Care.


(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Rab semesta alam yang telah melimpahkan karunia dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaiakan tugas menyusun

tesis dengan judul ― Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran E-Learning terhadap Prestasi Belajar Asuhan Kebidanan Komunitas ditinjau dari Motivasi Belajar (Studi Eksperimen pada Mahasiswa Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali Tahun Akademik 2009 / 2010)”. Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Kesehatan pada Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan tesis ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Moch. Syamsul Hadi, dr. Sp. Kj. (K) selaku Rektor Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan Surat Keputusan Pengangkatan Dosen Pembimbing Tesis Mahasiswa Program Studi Magister Kedokteran Keluarga.

2. Prof. Drs. Suranto, MSc., PhD selaku direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan dan penelitian tesis ini. 4. Eti Poncorini, dr., M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan


(8)

commit to user

viii

5. Bapak ibu, Suami, dan anak - anak tercinta yang senantiasa memberikan

do’a, dorongan dan semangat sehingga dapat menyelesaikan tugas ini. 6. Teman seperjuangan mahasiswa pasca sarjana Program Magister

Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Semoga semua kebaikan yang diberikan memperoleh imbalan dari Allah SWT dan dicatat sebagai amal sholeh. Akhirnya saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan tesis ini sangat penulis harapkan.


(9)

commit to user

ix

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Lakukan semua hal karena CINTA, semua akan berakhir dengan menyenangkan dan penuh kebanggaan.

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil ( Mario Teguh ).

Dalam kehidupan ini kita tidak dapat selalu melakukan hal yang besar. Tetapi kita dapat melakukan banyak hal kecil dengan cinta yang besar.In this life we cannot always do great things. But we can do small things with great love ( Mother Teresa ).

Allah akan meninggikan derajat orang – orang yang beriman dan berilmu ( QS : 13, ayat 11 )

Karya ini khusus penulis persembahkan untuk :

H. Amir, ayahanda

Teguh Priyono, suami

Nadhif Ahmad Abkary, ananda

Mumtaz Ahmad Imtiyaaz, ananda


(10)

commit to user

x

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PENGESAHAN... ... ii

PENSETUJUAN ... iii

PERNYATAAN ... ... iv

ABSTRAK... ... v

ABSTRACT... .... vi

KATA PENGANTAR ... ... viii

DAFTAR ISI ... ... x

DAFTAR TABEL ... ... xiv

DAFTAR GRAFIK ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Media Pembelajaran ... 7


(11)

commit to user

xi

3. Prestasi Belajar ... 28

4. Tinjauan Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas... 41

B. Kerangka Pemikiran ... 44

C. Hipotesis ... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 46

B. Populasi dan Sampel ... 48

C. Definisi Operasional... 49

D. Teknik Pengumpulan Data ... 52

E. Etika Penelitian ... 57

F. Pengolahan Data... 58

G. Teknik Analisa Data ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Data ... ... 63

1. Data Prestasi Belajar Auhan Kebianan Komunitas dengan Media Pembelajaran E-Learning secara keseluruhan ... 64

2. Data Prestasi Belajar Asuhan Kebidanan Komunitas dengan Media Konvensional secara keseluruhan ... 65

3. Data Prestasi Belajar Asuhan Kebidanan Komunitas pada Mahasiswa dengan Motivasi tinggi secara keseluruhan ... 66


(12)

commit to user

xii

4. Data Prestasi Belajar Asuhan Kebidanan Komunitas pada Mahasiswa dengan Motivasi Rendah secara

keseluruhan ... 67

5. Data prestasi belajar Asuhan Kebidanan Komunitas dengan media pembelajaran E –Learning pada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi secara keseluruhan ... 68

6. Data prestasi belajar Asuhan Kebidanan Komunitas dengan media pembelajaran E –Learning pada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah secara keseluruhan ... 69

7. Data prestasi belajar Asuhan Kebidanan Komunitas dengan media pembelajaran konvensional pada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi secara keseluruhan ... 70

8. Data prestasi belajar Asuhan Kebidanan Komunitas dengan media pembelajaran konvensional pada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah secara keseluruhan ... 71

B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 71

1. Pengujian Normalitas Data ... 72

2. Pengujian Homogenitas Data ... 75


(13)

commit to user

xiii

C. Pembahasan ... 83 D. Keterbatasan Penelitian ... 90 BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 92 B. Implikasi Kebijakan ... 92 C. Saran ... ... 93 DAFTAR PUSTAKA


(14)

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Hasil Uji Konsistensi Internal dari Item-item Variabel pemanfaatan media pembelajaran, motivasi belajar dan

prestasi belajar ... 59

Tabel 4.2. Hasil uji hipotesis ANOVA ... 60

Tabel 4.3. Hasil Uji lanjut Shceffee ... 61

Tabel 4.5. Hasil uji normalitas... 62


(15)

commit to user

xv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Distribusi frekuensi prestasi belajar Asuhan Kebidanan

komunitas dengan media E-Learning secara keseluruhan... 64 Grafik 4.2 Distribusi frekuensi prestasi belajar Asuhan Kebidanan

Komunitas dengan media konvensional secara keseluruhan ... 65 Grafik 4.3 Distribusi frekuensi prestasi belajar Asuhan Kebidanan

Komunitas pada mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi secara keseluruhan ... 66 Grafik 4.4 Distribusi frekuensi prestasi belajar Asuhan Kebidanan

Komunitas pada mahasiswa yang memiliki motivasi rendah secara keseluruhan ... 67 Grafik 4.5 Distribusi frekuensi prestasi belajar Asuhan Kebidanan

Komunitas dengan media E-Learning pada mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi ... 68 Grafik 4.6 Distribusi frekuensi prestasi belajar Asuhan Kebidanan

Komunitas dengan media E-Learning pada mahasiswa yang memiliki motivasi rendah ... 69 Grafik 4.7 Distribusi frekuensi prestasi belajar Asuhan Kebidanan

Komunitas dengan media konvensional pada mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi ... 70


(16)

commit to user

xvi

Grafik 4.8 Distribusi frekuensi prestasi belajar Asuhan Kebidanan Komunitas dengan media konvensional pada mahasiswa yang memiliki motivasi rendah ... 71


(17)

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat ijin penelitian... 96

Lampiran 2 Kuesioner motivasi belajar ... 97

Lampiran 3 Hasil kuesioner kelas A ... 100

Lampiran 4 Hasil kuesioner kelas C ... 102

Lampiran 5 Daftar nilai dan kategori motivasi ... 104

Lampiran 6 Uji validitas dan reliabilitas ... 108

Lampiran 7 Analisis butir soal ... 114

Lampiran 8 Soal dan kunci jawaban Asuhan Kebidanan Komunitas ... 126

Lampiran 9 Hasil uji normalitas data ... 132

Lampiran 10 Hasil uji homogenitas data ... 140

Lampiran 11 Hasil uji Anova dua jalur ... 141


(18)

commit to user

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Bagan kerangka berpikir ... 44


(19)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik jika siswa berinteraksi dengan semua alat inderanya. Guru berupaya menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi, semakin besar pula kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan siswa. Siswa diharapkan akan dapat menerima dan menyerap dengan mudah dan baik pesan-pesan dalam materi yang disajikan (Kartika. L, 2008).

Pada perinsipnya,pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagi akibat pengalaman fan proses belajar siswa.Namun demikian ,pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah,khususnya ranah rasa murid,sangat sullit karena perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tidak dapat diraba) oleh karena itu,yang dapat dilakukan oleh guru dalam hal ini adalah mengambil indikator yaitu cuplikan atau gambaran perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahn yang terjadi sebagai hasil belajar siswa baik yang berdimensi cipta,rasa,ataupun karsa (Sutisna. S, 2010).


(20)

commit to user

Evaluasi akhir di tingkat pendidikan DIII Kebidanan saat ini melalui ujian OSCA ( Objective Structure Clinical Assesment ), dengan materi ujian knowledge ( pengetahuan ) dan skill ( ketrampilan ). Untuk soal knowledge dibuat dalam bentuk kasus yang kadang membuat mahasiswa sulit untuk memahami soal tersebut.

Salah satu usaha yang sudah dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami soal kasus tersebut adalah melalui review materi dan mahasiswa diberi latihan soal – soal kasus, tetapi hasilnya belum memuaskan. Di Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali sejak tahun 2006 telah memanfaatkan internet sebagai sarana untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar, tetapi hanya sebatas untuk mencari referensi yang terbaru, sehingga mahasiswa mendapatkan materi yang up to date.

Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut multi media. Menurut Ahmad. S, (2008) dengan menggunakan multi media ada beberapa kelebihan yang dapat diambil antara lain : memperjelas penyajian pesanagar tidak terlalu bersifat verbalistis( dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka), mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi sifat pasif anak didik dapat diatasi,


(21)

commit to user

menimbulkan kegairahan belajar, serta memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri sesuai kemampuan dan minat masing-masing.

Sedangkan kelemahan yang ditemukan adalah (Rosenberg, 2006): karena e-learning menggunakan teknologi informasi, tidak semua orang terutama orang yang masih awam dapat menggunakannya dengan baik. Membuat e-learning yang interaktif dan sesuai dengan keinginan pengguna membutuhkan programming yang sulit, sehingga pembuatannya cukup lama. E-learning membutuhkan infrastruktur yang baik sehingga membutuhkan biaya awal yang cukup tinggi. Tidak semua orang mau menggunakan e-learning sebagai media belajar. tidak adanya tujuan pembelajaran; walaupun ada, tidak dinyatakan dengan redaksi yang jelas, realistis, dapat diukur dan menantang/menarik perhatian pengguna, pengembang selalu terpaku pada rumusan kompetensi dasar atau indikator yang telah ada dalam kurikulum. Padahal, secara kreatif redaksi kompetensi dasar atau indikator dalam kurikulum dapat diperhalus dengan kalimat yang tidak hanya lebih jelas, realistis, dan dapat diukur, tapi juga menarik serta menantang, serta judul dan apersepsi harus benar- benar menarik, karena kalau tidak menarik kemungkinan besar mahasiswa tidak akan mengakses(Bambang. W, 2008)

Berdasarkan permasalahan diatas peneliti tertarik untuk mengadakan eksperimen dengan memanfaatkan internet sebagai media


(22)

E-commit to user

Learning untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa, ditinjau dari motivasi belajarnya.

B. PerumusanMasalah

1. Apakah ada perbedaan pengaruh antara pemanfaatan media pembelajaran E-Learning dengan pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar Asuhan Kebidanan Komunitas?

2. Apakah ada perbedaan pengaruh antara mahasiswa dengan motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar Asuhan Kebidanan Komunitas?

3. Apakah ada interaksi pengaruh antara pemanfaatan media pembelajaran dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Asuhan Kebidanan Komunitas ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pemanfatan media pembelajaran E-Learning terhadap prestasi belajar Asuhan Kebidanan Komunitas ditinjau dari motivasi belajar mahasiswa.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara pemanfaatan media pembelajaran E-Learning dengan pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar Asuhan Kebidanan Komunitas.


(23)

commit to user

b. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara mahasiswa dengan motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar Asuhan Kebidanan Komunitas.

c. Untuk mengetahui interaksi pengaruh antara pemanfaatan media pembelajaran dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Asuhan Kebidanan Komunitas .

D. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

a. Meningkatkan motivasi belajar mahasiswa, khususnya mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas, sehingga prestasi belajar akan meningkat.

b. Membuka wawasan mahasiswa bahwa internet tidak hanya untuk mendapatkan materi tetapi bisa dipakai sebagai media pembelajaran yang efektif.

2. Bagi Dosen

a. Mengetahui manfaat E-Learning dan dapat memanfaatkan media pembelajaran ini untuk semua mata kuliah.

b. Dapat menggabungkan media konvensional dan E-Learning untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

3. Bagi Pembaca

Sebagai informasi tentang macam – macam media pembelajaran, khususnya kelebihan dan kelamahan E-Learning, serta dapat berperan menyebarkan informasi tentang E-Learning.


(24)

commit to user 4. Bagi Peneliti

Sebagai referensi dan langkah awal dalam menerapkan E-Learning dalam kegiatan belajar mengajar.


(25)

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Media Pembelajaran a. Definisi

Menurut Ardiani M (2008), media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru / fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru / fasilitator perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar ( Maulana. R, 2001 ).

Media pembelajaran terdiri dari dua kata, yaitu kata ―media‖ dan

―pembelajaran‖. Kata media secara harfiah berarti perantara atau pengantar; sedangkan kata pembelajaran diartikan sebagai suatu kondisi untuk memberikan seseorang melakukan suatu kegiatan belajar. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari ‖Medium‖ yang

secara harfiah berarti ‖Perantara‖ atau ‖Pengantar‖ yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa hal memberikan definisi tentang media pembelajaran (Maulana. R, 2008).


(26)

commit to user

Schramm dalam Maulana. R (2008) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs berpendapat bahwa

media pembelajaran adalah ‖sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya.‖Sedangkan National Education Association mengungkapkan bahwa media

pembelajaran adalah ―sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.‖Dari ketiga

pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah ‖segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.‖

b. Fungsi Media Pembelajaran

Media memiliki fungsi, di antaranya : media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke objek langsung yang dipelajari, maka objeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Objek dimaksud bisa dalam bentuk gambar-gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami


(27)

commit to user

secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu objek yang disebabkan karena: (a) objek terlalu besar, (b) objek terlalu kecil, (c) objek yang bergerak terlalu lambat, (d) objek yang bergerak terlalu cepat, (e) objek yang terlalu kompleks, (f) objek yang bunyinya terlalu halus, (g) objek yang mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua objek itu dapat disajikan kepada peserta didik.

Media pembelajaran yang memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya. Media menghasilkan keseragaman pengamatan. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, kongkrit, dan realistis. Media membangkitkan keinginan dan minat baru. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.

c. Jenis – Jenis Media Pembelajaran

Jenis-jenis media pembelajaran antara lain : Media visual: Grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik. Media Audial: radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya. Projected still media: slide, over head projector (OHP), in focus dan sejenisnya. Projected motion media: film, televisi, video (VCD,DVD, VTR), komputer dan sejenisnya. Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut multi media. Contoh: dewasa ini penggunaan komputer tidak


(28)

commit to user

hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif.

Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetnesi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pebelajaran bersifat motorik (gerak dan ativitas), maka media film dan video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer) (Ahmad. S, 2008).

2. E – Learning

a. Definisi

Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Inggris: Electronic learning disingkat E-learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. ( Unitomo. L, 2008 ).

Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui


(29)

commit to user

media internet. Sedangkan Dong (dalam Kamarga, 2002) mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.

Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini senada dengan Cambell (2002), Kamarga (2002) yang intinya menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakekat e-learning. Bahkan Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah ―e‖ atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet.

b. Filosofi E-Learning

Dalam hal ini Cisco (2001) menjelaskan filosofis e-learning sebagai berikut: (a). e-learning merupakan penyampian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara on-line.(b). e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi.(c). e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan


(30)

commit to user

pengembangan teknologi pendidikan. (d). Kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar conten dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik

c. Fitur dan elemen e-leraning

E-learning memiliki fitur-fitur sebagai berikut (Clark and Mayer, 008:10): Konten yang relevan dengan tujuan belajar, Menggunakan metode instruksional seperti contoh dan praktek untuk membantu belajar. Menggunakan elemen media seperti kalimat dan gambar untuk mendistribusikan konten dan metode belajar, pembelajaran dapat secara langsung dengan instruktur (synchronous) ataupun belajar secara individu (asynchronous), membangun wawasan dan teknik baru yang dihubungkan dengan tujuan belajar.

(Clark and Mayer, 2008 : 10): juga menyatakan bahwa definisi e-learning memiliki beberapa elemen tentang apa, bagaimana, dan mengapa dari e-learning,yaitu :

1. Apa. E-learning memasukkan baik konten, yaitu informasi, dan metode instruksional, yaitu teknik, yang membantu orang mempelajari konten belajar.

2. Bagaimana. E-learning didistribusikan melalui komputer dalam bentuk kalimat dan gambar. Pendistribusiannya dapat dalam bentuk asynchronous


(31)

commit to user

yang didesain untuk belajar secara individu dam dalam synchronous yang didesain dengan bimbingan dari instruktur secara langsung.

3. Mengapa. E-learning ditujukan untuk membantu pelajar mencapai tujuan belajarnya atau melakukan pekerjaannya.

d. Keuntungan Menggunakan E-learning

Keuntungan menggunakan e-Learning diantaranya sebagai berikut (Wahono, 2005 : 2):

1. Fleksibel karena siswa dapat belajar kapan saja, di mana saja, dan dengan tipe pembelajaran yang berbeda-beda

2. Menghemat waktu proses belajar mengajar 3. Mengurangi biaya perjalanan.

4. Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku-buku)

5. Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.

e. Perkembangan E-Learning

Perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:

1. Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi E-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan


(32)

commit to user

maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.

2. Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.

3. Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.

4. Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta


(33)

commit to user

penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.

Pemanfatan teknologi internet untuk pendidikan di Indonesia secara resmi dimulai sejak dibentuknya telematika tahun 1961. Masih ditahun yang sama dibentuk Asian Internet Interconnections Initiatives (www.ai3.itb.ac.id/indonesia). Jaringan yang dikoordinir oleh ITB ini bertujuan untuk pengenalan dan pengembangan teknologi internet untuk pendidikan dan riset, pengembangan backbone internet pendidikan dan riset di kawasan Asia Pasific bersama-sama perguruan tinggi di kawasan ASEAN dan Jepang, serta pengembangan informasi internet yang meliputi aspek ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, sosial, dan ekonomi. Hingga kini sudah ada 21 lembaga pendidikan tinggi (negeri dan swasta), lembaga riset nasional, serta instansi terkait yang telah bergabung. Seiring perkembangan zaman, pemanfaatan internet untuk pendidikan di Indonesia khususnya di perguruan tinggi terus berkembang. Misalnya tahun 2001 didirikan universitas maya Indonesia Bangkit University Teledukasi (IBUTeledukasi) bekerjasama dengan Universitas Tun Abdul Razak Malaysia, beberapa PT juga menawarkan program on-line course misalnya (www.petra.ac.id). Universitas Terbuka mengembangkan on-line tutorial (www.ut.ac.id/indonesia/tutorial.htm), Indonesia Digital Library Network mengembangkan perpustakaan elektronik (www.idln.itb.ac.id), dan lain-lain. Contoh E- learning perguruan tinggi di Indonesia : Free Blog e-learning, U niversitas Islam


(34)

commit to user

Indonesia, AMIKOM ELEARNING CENTER, Universitas Tanjungpura, Universitas Lampung,UNISSULA, elearning Board, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, e-learning Poltekkes Padang, elearning D3TKJ PJJ Malang Joint Campus, e-learning ABFI Institut Perbanas, e-learning Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia ( Maya, 2010 ).

f. Program Moodle

Moodle adalah sebuah nama untuk sebuah program aplikasi yang dapat merubah sebuah media pembelajaran kedalam bentuk web. Aplikasi ini memungkinkan siswa untuk masuk kedalam "ruang kelas" digital untuk mengakses materi-materi pembelajaran. Dengan menggunakan Moodle, kita dapat membuat materi pembelajaran, kuis, jurnal elektronik dan lain-lain. Moodle itu sendiri adalah singkatan dari Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment.( Juliawan. A, 2007 )

Moodle merupakan sebuah aplikasi Course Management System (CMS) yang gratis dapat di-download, digunakan ataupun dimodifikasi oleh siapa saja dengan lisensi secara GNU (General Public License). Aplikasi Moodle dapat di-download di alamat http://www.moodle.org . Saat ini Moodle sudah digunakan pada lebih dari 150.000 institusi di lebih dari 160 negara didunia. Aplikasi Moodle dikembangkan pertama kali oleh Martin Dougiamas pada Agustus 2002 dengan Moodle Versi 1.0. Saat ini Moodle bisa dipakai oleh siapa saja secara Open Source. Sistim yang dibutuhkan agar aplikasi Moodle dapat berjalan dengan baik adalah


(35)

commit to user

sebagai berikut: Apache Web Server, PHP, Database MySQL atau PostgreSQL.

Menurut Bentar. S, 2007 dengan menggunakan Moodle kita dapat membangun sistim dengan konsep E-learning (pembelajaran secara elektronik) ataupun Distance Learning (Pembelajaran Jarak Jauh). Dengan konsep ini sistim belajar mengajar akan tidak terbatas ruang dan waktu. Seorang dosen/guru/pengajar dapat memberikan materi kuliah dari mana saja. Begitu juga seorang mahasiswa/siswa dapat mengikuti kuliah dari mana saja. ( Juliawan. A, 2007 )

Bahkan proses kegiatan test ataupun kuis dapat dilakukan dengan jarak jauh. Seorang dosen/guru/pengajar dapat membuat materi soal ujian secara online dengan sangat mudah. Sekaligus juga proses ujian atau kuis tersebut dapat dilakukan secara online sehingga tidak membutuhkan kehadiran peserta ujian dalam suatu tempat. Peserta ujian dapat mengikuti ujian di rumah, kantor, warnet bahkan di saat perjalanan dengan membawa laptop dan mendukung internet.Berbagai bentuk materi pembelajaran dapat dimasukkan dalam aplikasi Moodle ini. Berbagai sumber ( resource ) dapat ditempelkan sebagai materi pembelajaran. Naskah tulisan yang ditulis dari aplikasi pengolah kata Microsoft Word, materi presentasi yang berasal dari Microsoft Power Point, Animasi Flash dan bahkan materi dalam format audio dan video dapat ditempelkan sebagai materi pembelajaran (Juliawan. A, 2007).


(36)

commit to user

Berikut ini beberapa aktivitas pembelajaran yang didukung oleh Moodle adalah sebagai berikut:

1.Assignment : Fasilitas ini digunakan untuk memberikan penugasan kepada peserta pembelajaran secara online. Peserta pembelajaran dapat mengakses materi tugas dan mengumpulkan hasil tugas mereka dengan mengirimkan file hasil pekerjaan mereka.

2.Chat : Fasilitas ini digunakan untuk melakukan proses chatting (percakapan online). Antara pengajar dan peserta pembelajaran dapat melakukan dialog teks secara online.

3.Forum : Sebuah forum diskusi secara online dapat diciptakan dalam membahas suatu materi pembelajaran. Antara pengajar dan peserta pembelajaran dapat membahas topik-topik belajar dalam suatu forum diskusi.

4.Kuis : Dengan fasilitas ini memungkinkan untuk dilakukan ujian ataupun test secara online.

5. Survey : Fasilitas ini digunakan untuk melakukan jajak pendapat.

Moodle juga menyediakan kemudahan untuk mengganti model tampilan (themes) website e-learning dengan menggunakan teknik template. Beberapa model themes yang menarik telah disediakan oleh


(37)

commit to user

Moodle. Selain itu tidak menutup kemungkinan bagi kita untuk merancang dan membuat bentuk tampilan (themes) sendiri.

Beberapa pilihan bahasa juga telah disediakan oleh aplikasi Moodle. Dukungan terhadap bahasa tertentu ini terus berkembang dan dapat di dapatkan dengan cara men-download-nya dari website Moodle. Saat ini penggunaan bahasa Indonesia juga telah didukung oleh Moodle. Sehingga website pembelajaran yang kita buat tersebut tampil dalam bahasa Indonesia. ( Bentar. S, 2008 )

Moodle mendukung pendistribusian paket pembelajaran dalam format SCORM (Shareble Content Object Reference Model). SCORM adalah standard pendistribusian paket pembelajaran elektronik yang dapat digunakan untuk menampung berbagai macam format materi pembelajaran, baik dalam bentuk teks, animasi, audio dan video. Dengan menggunakan format SCORM maka materi pembelajaran dapat digunakan dimana saja pada apalikasi e-learning lain yang mendukung SCORM. Saat ini telah banyak aplikasi e-learning yang mendukung format SCORM ini. Dengan demikian maka antar lembaga pendidikan, sekolah ataupun kampus dapat saling bertukar materi e-learning untuk saling mendukung materi pembelajaran elektronik ini. Dosen atau pengajar cukup membuat sebuah materi e-learning dan menyimpannya dalam file dengan format SCORM dan memberikan materi pembelajaran tersebut dimanapun dosen atau pengajar itu bertugas.( Juliawan, A, 2007 )


(38)

commit to user

c.MOTIVASI BELAJAR.

a. Pengertian.

Motivasi berasal dari kata motif yang artinya sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan diri individu tersebut bertindak atau berbuat (Agustian, 2004). Dengan demikian, motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.

Motivasi sebagai suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam belajar, tingkat ketekunan siswa atau mahasiswa sangat ditentukan oleh adanya motif dan kuat lemahnya motivasi belajar yang ditimbulkan motif tersebut (Hakim, 2002).

Dalam kenyataannya motif setiap orang dalam belajar dapat berbeda satu sama lain. Ada siswa atau mahasiswa yang rajin belajar karena memang mempunyai motif ingin menuntut ilmu, ada pula siswa atau mahasiswa yang belajar karena mempunyai motif sekedar mendapat nilai yang bagus atau lulus ujian (Hakim, 2002).

Pada umumnya motif belajar seorang siswa atau mahasiswa itu lebih dari satu atau bersifat majemuk. Seorang siswa atau mahasiswa yang belajar dengan rajin biasanya tidak hanya karena motif ingin menuntut ilmu, tetapi juga karena motif ingin mendapatkan nilai yang bagus, ingin lulus ujian, dan bisa juga karena adanya motif-motif yang lain. Jelaslah bahwa semakin


(39)

commit to user

banyak motif yang ada pada diri seorang siswa atau mahasiswa, akan semakin kuatlah motivasi belajarnya.

b. Indikator Motivasi Belajar :

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. 3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan. 4) Adanya penghargaan dalam belajar.

5) Adanya keinginan yang menarik dalam belajar. 6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif.

c. Macam-macam Motivasi, dilihat dari berbagai sudut pandang : 1) Menurut dasar pembentukannya, dapat dibedakan menjadi :

a) Motif-motif bawaan yaitu motivasi yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi ada tahap dipelajari (Sardiman, 2005).

b) Motif-motif yang dipelajari yaitu motivasi yang timbul karena dipelajari (Sardiman, 2005).

2) Menurut pembagian dari Woodword dan Marquis :

a) Motivasi kebutuhan organis misalnya kebutuhan untuk makan, minum, bernapas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk istirahat (Sardiman, 2005).

b) Motivasi darurat meliputi dorongan untuk menyelamatkan diri, untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu (Sardiman, 2005).


(40)

commit to user

c) Motif objektif meliputi motivasi untuk melakuakn eksplorasi, manipulasi, dan menaruh minat (Sardiman, 2005).

3) Jasmaniah dan rohaniah :

a) Motivasi jasmaniah meliputi refleks, insting otomatis, dan nafsu (Sardiman, 2005).

b) Motivasi rohaniah meliputi kemauan (Sardiman, 2005). 4) Intrinsik dan ekstrinsik

1) Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang aktif dan berfungsi tanpa rangsangan dari luar, karena dalam diri sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi ini muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekadar simbol dan seremonis (Sardiman, 2005). Motif yang mendorong seseorang melakukan suatu kegiatan tertentu, sehingga terfokus di dalam kegiatan atau obyek yang ditekuninya. Misalnya seorang mahasiswa kebidanan menekuni mata kuliah asuhan kebidanan I (ibu hamil) karena ia senang dan ingin menguasai pelajaran tersebut (Hakim, 2002).

2) Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar (Sardiman, 2005). Motif yang mendorong seseorang melakukan kegiatan tertentu, tetapi motif tersebut terlepas atau tidak berhubungan langsung dengan kegiatan yang ditekuninya. Misalnya seorang mahasiswa memasuki akademi kebidanan hanya karena memenuhi


(41)

commit to user

keinginan orang tuanya, sedangkan mahasiswa tersebut sebetulnya tidak berminat (Hakim, 2002).

d. Manfaat Motivasi dalam Belajar.

1) Memberikan dorongan semangat kepada siswa atau mahasiswa untuk rajin belajar dan mengatasi kesulitan belajar (Hakim, 2002). 2) Mengarahkan kegiatan belajar siswa atau mahasiswa kepada suatu

tujuan tertentu yang berkaitan dengan masa depan dan cita-cita (Hakim, 2002).

3) Membantu siswa atau mahasiswa untuk mencari suatu metode belajar yang tepat dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan (Hakim, 2002).

e. Peranan Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran.

1) Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar.

Motivasi berperan pada saat seseorang dihadapkan pada permasalahan yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan melalui hal-hal yang pernah dilaluinya.

2) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai.

Peran motivasi berkenaan dengan tujuan erat kaitan hubungannya dengan kemaknaan belajar. Seseorang akan tertarik untuk belajar apabila mereka telah sedikit tahu tentang yang dipelajarinya dan manfaat dari yang dipelajainya.


(42)

commit to user

Peran motivasi untuk memberikan dukungan atau masukan akan sesuatu yang dipelajarinya.

4) Menentukan ketekunan belajar.

Seseorang yang mempunyai motivasi untuk belajar, maka ia akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun untuk mendapatkan hasil yang baik.

f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi. 1) Cita-cita atau aspirasi.

Adanya keinginan yang kuat akan memperbesar kemauan dan semangat dalam belajar. Cita-cita akan mempengaruhi motivasi intrinsik maupun ekstrinsik, sebab tercapainya cita-cita akan berpengaruh pada aktualisasi diri (Dimyati).

2) Kemampuan.

Kemampuan akan meningkatkan motivasi untuk melakukan tugas-tugas melalui latihan untuk mengatasi kesulitan dalam belajar.

3) Kondisi siswa.

Kondisi jasmani maupun rohani akan mempengaruhi motivasi belajar.

4) Kondisi lingkungan.

Kondisi lingkungan meliputi keadaan alam, lingkungan tempat tinggal pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Kondisi lingkungan siswa akan mempengaruhi motivasi belajar, sehingga perlu


(43)

commit to user

diciptakan lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan.

5) Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran.

Unsur-unsur dinamis dalam belajar meliputi perasaan, perhatian, kemauan, keinginan, dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup akan berpengaruh terhadap motivasi dan perilaku belajar.

6) Upaya Guru dalam membelajarkan siswa.

Upaya Guru dalam membelajarkan siswa terjadi di dalam maupun di luar sekolah, dengan tujuan untuk memberikan motivasi terhadap peserta didiknya.

g. Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah.

1) Memberi angka. Angka adalah sebagai simbul dari hasil kegiatan belajar. Angka yang baik akan memberikan motivasi yang sangat kuat.

2) Hadiah. Hadiah dapat memberikan motivasi, akan tetapi ada pendapat bahwa hadiyah tidak selalu memberikan motivasi.

3) Saingan atau kompetisi. Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan motivasi maupun prestasi belajar. Saingan atau kompetisi dapat berupa kompetisi individual maupun kelompok.

4) Ego-involvement. Ego-involvement dapat menumbuhkan kesadaran untuk merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai


(44)

commit to user

tantangan, sehingga akan berusaha keras untuk mewujudkannya. Merupakan salah satu bentuk motivasi yang cukup tinggi.

5) Memberi ulangan. Siswa akan rajin dalam belajar apabila mengetahui kalau akan ada ulangan, sehingga dapat meningkatkan motivasi.

6) Mengetahui hasil. Dengan mengetahui hasil belajar yang selalu meningkat maka akan meningkatkan motivasi dalam belajar.

7) Pujian. Pujian adalah salah satu bentuk reinforcement yang positif dan merupakan salah satu bentuk motivasi yang baik.

8) Hukuman. Hukuman merupakan reinforcement negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dapat menjadi alat motivasi.

9) Hasrat untuk belajar. Artinya ada unsur kesengajaan dan maksud untuk belajar. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik tersebut sudah ada motivasi untuk belajar.

10) Minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat. Sehingga minat merupakan alat motivasi yang pokok.

11) Tujuan yang diakui. Dengan memahami tujuan yang akan dicapai, maka akan timbul motivasi untuk belajar (Sardiman, 2005).

h. Upaya Peningkatan Motivasi Belajar.

1) Optimalisasi penerapan prinsip belajar. Penerapan prinsip belajar akan menjadi bermakna apabila :

a) Mengetahui tujuan dari belajar.


(45)

commit to user

c) Guru mampu memusatkan segala kemampuan mental siswa dalam program kegiatan tertentu.

d) Sesuai dengan perkembangan jiwa siswa.

e) Siswa memahami penilaian dan manfaat nilai belajarnya dikemudian hari.

2) Optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran. Optimalisasi yang dapat diberikan melalui :

a) Pemberian kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan belajar yang dialaminya.

b) Memelihara minat, kemauan, dan semangat belajar.

c) Meminta kepada orang tua untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaktualisasi dirinya dalam belajar. d) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengaktualisasikan dirinya.

e) Memberikan rangsangan kepada siswa melalui penumbuhan rasa percaya diri.

3) Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa. Optimalisasi dapat diberikan melalui :

a) Memberikan tugas belajar sendiri dan mencatat hal-hal yang sukar.

b) Pengajar mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa. c) Pengajar memecahkan hal-hal yang sukar dari siswa.


(46)

commit to user

d) Mengajari siswa memecahkan dan mendidik keberanian untuk mengatasi kesukaran tersebut.

e) Mendorong siswa mengalami dan mengatasi kesukaran.

f) Memberi kesempatan pada siswa untuk membantu rekannya mengatasi kesukaran.

g) Memberi penguatan pada siswa untuk mengatasi kesukaran belajarnya.

h) Menghargai pengalaman dan kemauwan siswa untuk belajar mandiri.

4) Pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar, dapat dilakukan melalui:

a) Menciptakan suasana belajar yang menggembirakan.

b) Mengikut sertakan semua siswa untuk menjaga fasilitas belajar. c) Mengajak siswa untuk membuat perlombaan pembelajaran. d) Mengajak peran serta orang tua siswa untuk melengkapi fasilitas

belajar.

e) Mendiskusikan keberhasilan atau kegagalan dalam belajar. f) Dalam mendidik guru berperan seperti orang tua siswa.

d.PRESTASI BELAJAR.

a. Pengertian Prestasi Belajar.

Menurut Tulus Tu’u (2004), prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tualhamd baikgas atau kegiatan tertentu.


(47)

commit to user

Prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah atau di perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Sementara prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

b. Faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

1. Faktor internal

Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor internal terdiri dari beberapa hal yaitu minat, kecerdasan, bakat dan motivasi. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

a) Minat

Minat atau interest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu. Nurkancana mengungkapkan bahwa ―minat yang ada pada seseorang mempunyai

hubungan yang menentukan terhadap proses belajar dan hasil yang dicapai.‖

b) Kecerdasan

Kecerdasan seseorang biasanya diukur dengan menggunakan alat tertentu, salah satunya dengan menggunakan test. Hasil dari pengukuran kecerdasan umumnya dinyatakan dengan angka yang menunjukkan perbandingan kecerdasan yang dikenal dengan sebutan Intelligence Quiotient (IQ).


(48)

commit to user

Disamping kecerdasan, bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan prestasi belajar siswa. Manusia telah dibekali dengan bakat yang beragam dari semenjak lahir, ada yang berbakat dalam bidang sosial, eksak, maupun kesenian.

4) Motivasi

Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. (Ahmadi dan Prasetya, 1997:109). Jadi, motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Tinggi atau lemahnya motivasi belajar pada tiap siswa dapat ditimbulkan oleh rangsangan dari luar.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri seseorang. Adapun penjelasan mengenai bagian-bagian dari faktor eksternal ini adalah sebagai berikut.

a) Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Roestiyah (1998) ―baik keadaan keluarga tidak

memungkinkan, kadangkala menjadi penghambat dalam siswa belajar.‖ Di

dalam lingkungan keluarga umumnya yang paling besar peranannya adalah orang tua.

b) Guru dan Metode Mengajar

Guru memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Keberhasilan suatu proses pembelajaran juga tergantung pada beberapa


(49)

commit to user

faktor yang terdapat dalam diri pengajar tersebut seperti watak, pengalaman, tingkat penguasaan materi pelajaran, serta kemampuannya dalam menyajikan materi pelajaran kepada siswa.

Selain itu, metode mengajar yang digunakan guru sangat berpengaruh terhadap aktivitas dan prestasi belajar siswa. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila ia tidak menguasai satupun metode mengajar yang telah dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan. Dengan demikian, seorang guru hendaknya menguasai lebih dari satu metode mengajar agar dapat mengantarkan siswa kepada tujuan pembelajaran secara optimal.

c) Sarana dan Prasarana

Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, media dan lain-lain. Sedangkan prasarana meliputi gedung sekolah, ruang belajar, perpustakaan dan lain-lain. Apabila sarana dan prasarana tidak menunjang akan dapat menyebabkan proses belajar mengajar terganggu atau tidak optimal.

Untuk memperoleh hasil yang baik dari suatu kegiatan belajar perlu didukung oleh alat-alat yang lengkap. Alat-alat yang lengkap ini berfungsi untuk membantu kelancaran bahan pelajaran yang disajikan, sehingga siswa lebih mudah dalam menguasai suatu materi pelajaran.

Berdasarkan hal itu, prestasi belajar siswa dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.


(50)

commit to user

2) Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi.

3) Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.

Jadi, prestasi belajar terfokus pada nilai atau angka yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut terutama dinilai dari sisi kognitif, karena aspek ini yang sering dinilai oleh guru untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai ukuran pencapaian hasil belajar siswa. Nana

Sudjana (1990 : 23) mengatakan ―Di antara ketiga ranah ini, yakni kognitif, afektif, psikomotorik, maka ranah kognitiflah yang paling sering dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam

menguasai isi bahan pengajaran‖. Karena itu, unsur yang ada dalam prestasi

siswa terdiri dari hasil belajar dan nilai siswa (Tu’u, 2004). c. Penilaian Hasil Prestasi Belajar.

Pengukuran menurut Sutrisno Hadi (1969) adalah kegiatan yang ditujukan untuk mengidentifikasi besar kecilnya gejala atau obyek. Cara mengidentifikasi besar kecilnya gejala dapat dengan menggunakan alat yang sudah ditera maupun yang belum (Zainul, 2001).

Hasil pengukuran yang berupa angka jika dibandingkan dengan suatu patokan atau kriterium kemudian dibuat pertimbangan maka hasilnya adalah


(51)

commit to user

penilaian. Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada obyek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu pula (Zainul, 2001).

Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes. Jadi maksud penilaian adalah memberikan nilai tentang kualitas sesuatu. Tidak hanya sekedar mencari jawaban terhadap pertanyaan tentang apa, tetapi lebih diarahkan kepada menjawab pertanyaan bagaimana atau seberapa jauh sesuatu proses atau suatu hasil yang diperoleh seseorang atau suatu program. Penilaian disini diartikan sebagai padanan kata evaluasi (Zainul, 2001).

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hasil belajar siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku, tingkah laku disini mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris. Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar peranan tujuan instruksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan penilaian (Zainul, 2001).

Penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Dalam penilaian ini dilihat sejauhmana keefektifan dan efisiennya dalam mencapai tujuan pengajaran atau perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab itu, penilaian hasil dan proses belajar saling


(52)

commit to user

berkaitan satu sama lain sebab hasil merupakan akibat dari proses (Zainul, 2001).

Fungsi penilaian adalah sebagai alat untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan instruksional, umpan balik bagi perbaikan proses pembelajaran, dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada orang tuanya (Zainul, 2001).

Dari fungsi penilaian diatas timbul istilah : Penilaian Penempatan berfungsi menilai tingkah laku awal (entry behavior) dan difokuskan pada pertanyaan : (1) apakah siswa menunjukkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk memulai suatu pelajaran, (2) seberapa jauh penguasaan yang telah mereka miliki tentang bahan seperti yang dituntut dalam tujuan instruksional ? (3) seberapa tingkat minat mereka, kebiasaan kerja mereka, dan ciri kepribadian yang mereka miliki dalam kaitan dengan keperluan belajar. Tujuan dari penilaian penempatan adalah untuk menentukan posisi siswa di dalam urutan pelajaran dan cara belajarnya(Zainul, 2001).

Penilaian Formatif digunakan untuk memonitor kemajuan belajar siswa selama proses pengajaran. Tujuannya adalah untuk memberikan balikan secara kontinue baik untuk siswa maupun guru mengenai keberhasilan dan kegagalan belajarnya (Zainul, 2001).

Penilaian Diagnostik berfungsi untuk menemukan kesulitan belajar yang berulang-ulang dibuat oleh siswa dan tidak dapat diselesaikan melalui tes formatif. Teknik pelaksanaanya bisa menyangkut tes-tes diagnostik yang


(53)

commit to user

khusus maupun teknik-teknik observasi yang beragam. Tujuan utama dari penilaian diagnostik adalah menemukan sebab-sebab dari problem belajar dan menyusun rencana tindak remidinya (Zainul, 2001).

Peniaian sumatif khusus dikenakan pada akhir dari suatu pengajaran. Disusun untuk menentukan seberapa baik seorang siswa telah mencapai tujuan pengajaran dan digunakan terutama untuk menentukan kenaikan tingkat bagi yang telah mencapai batas penguasaan hasil-hasil belajarnya (Zainul, 2001).

Penilaian hasil belajar baru dapat dilakukan dengan baik dan benar bila menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya. Tentu saja tes hanya merupakan salah satu alat yang dapat digunakan. Dapat saja informasi tentang hasil belajar tersebut diperoleh tanpa menggunakan tes sebagai instrumen ukurnya. Misalnya dapat digunakan alat ukur non-tes, seperti observasi, skala rating, dan lain-lain (Zainul, 2001).

Penilaian Hasil Prestasi Belajar Mahasiswa Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali.

1) Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali menggunakan sistem penilaian gabungan antara PAN dan PAP. PAN (Penilaian Acuan Normatif) untuk menilai kedudukan mahasiswa di dalam kelas. PAP (Penilaian Acuan Patokan) untuk mengukur penguasaan maha-siswa pada tiap mata kuliah.


(54)

commit to user

2) Penilaian dapat dilakukan dalam bentuk tes tertulis, tes lisan, maupun tes perbuatan (keterampilan), dan tes sikap.

a) Tes tertulis adalah tes yang dilaksanakan dengan mengutama-kan penilaian terhadap jawaban tertulis mahasiswa.

b) Tes lisan adalah tes yang dilaksanakan secara lisan dan dijawab secara lisan pula oleh mahasiswa.

c) Tes perbuatan (keterampilan) ialah tes yang dilaksanakan untuk mengetahui tingkat keterampilan peserta didik dengan menunjukkan penguasaan keterampilan tertentu.

d) Tes sikap adalah tes yang dilaksanakan untuk menilai sikap mahasiswa dalam penampilan kerjanya. Tes ini dapat dilakukan tersendiri atau terpadu dengan tes keterampilan dan atau tes lain 3) Pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan tes harian (formatif),

ujian tengah semester (semi sumatif/mid semester), ujian akhir semester (sumatif) dan penilaian tugas akhir.

a) Tes harian (formatif), dilakukan untuk mengetahui perkembangan, kesulitan, atau hambatan yang dihadapi oleh peserta didik dan dosen dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Melalui kegiatan ini, upaya penanggulangan untuk mengatasi kesulitan atau hambatan dapat secara dini dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. Hasil tes harian dibahas bersama antara dosen, peserta didik, dan pembimbing akademik,


(55)

commit to user

agar pihak-pihak yang terkait menyadari dan mencari kesepakatan kesulitan atau masalah yang ditemukan.

b) Ujian tengah semester (tes semi sumatif/mid semester), diadakan setelah kurang lebih delapan minggu tatap muka. Bentuk ujian tengah semester ini dapat berupa suatu tes atau penilaian partisipasi dalam kelas.

c) Ujian akhir semester (tes sumatif) merupakan alat terpenting untuk mengevaluasi keberhasilan mahasiswa, termasuk keberhasilan pengajarnya dalam suatu semester.

d) Aspek yang dinilai mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

4) Keberhasilan studi mahasiswa untuk setiap mata kuliah digunakan dengan menggunakan PAN (Penilaian Acuan Normatif) berdasar nilai rata-rata (mean) dan standart deviasi (SD), dan PAP (Penilaian Acuan Patokan) atau gabungan keduanya yang merupakan nilai kumulatif dari nilai tes harian, nilai mid semester, dan nilai ujian akhir semester, serta penilaian tugas lainnya. Penilaian hasil belajar mahasiswa dinyatakan dengan huruf dan bobot, yaitu :


(56)

commit to user

Tabel 2.1. Standar Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali.

LAMBANG BOBOT NILAI KETERANGAN KELULUSAN

A 4 79 – 100 Baik sekali Lulus

B 3 68 – 78 Baik Lulus

C 2 56 – 67 Cukup Lulus

D 1 40 – 55 Kurang Tidak Lulus

E 0 < 40 Kurang sekali Tidak Lulus NB : Penilaian wajib dilakukan secara bulat (A/B/C/D/E), sehingga tidak ada nilai A+, A-, B+, B-, C+, C-, dan sebagainya.

5) Apabila ada mata kuliah yang memerlukan perbaikan nilai (C atau B) dan yang belum lulus (bernilai D dan E), maka dapat diperbaiki pada semester pendek dengan ketentuan sebagai berikut.

a) Wajib mengikuti keseluruhan kegiatan kuliah semester pendek sesuai mata kuliah yang bersangkutan dan dikenai biaya sesuai dengan ketentuan.

b) Nilai tertinggi untuk nilai perbaikan pada semester pendek adalah sesuai dengan nilai perolehan pada ujian semester pendek. Apabila nilai pada semester pendek tersebut ternyata lebih rendah dari semula, maka yang digunakan adalah nilai semula. Kesempatan memperbaiki nilai mengikuti semester pendek dapat diberikan lebih dari sekali selama masih dalam batas waktu studi.


(57)

commit to user

c) Mahasiswa yang mempunyai nilai D dan E, wajib untuk mengikuti kegiatan semester pendek yang dilaksanakan pada akhir semester, sedang untuk mahasiswa yang mempunyai nilai C dan B bila berkeinginan untuk mengikuti semester pendek harus mendaftarkan diri paling lambat satu minggu sebelum pelaksanaan semester pendek.

d) Jumlah minimal peserta semester pendek adalah 20 mahasiswa tiap mata kuliah dan apabila jumlah ini tidak terpenuhi, maka semester pendek tetap dapat dilaksanakan berdasarkan kesanggupan dosen pengampu dan mahasiswa yang bersangkutan.

e) Pelaksanaan semester pendek pada setiap akhir semester.

f) Evaluasi semester pendek dilaksanakan pada akhir semester pendek secara terkoordinasi dan mengacu pada pedoman pelaksanaan evaluasi semester.

6) Evaluasi semester, KRS, dan KHS

a) Evaluasi semester merupakan ujian mata kuliah yang diberikan oleh dosen pengampu mencakup uji tulis, praktek maupun tugas b) KRS merupakan kartu rencana studi mahasiswa yang diisi

sebelum memasuki semester baru. Di Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali, KRS terdiri dari 4 lembar, yaitu : warna putih untuk mahasiswa, warna kuning untuk pembimbing akademik, warna merah untuk administrasi akademik, warna biru untuk


(58)

commit to user

pembantu direktur I. KRS ini berisi mata kuliah dan jumlah SKS yang harus ditempuh oleh mahasiswa dalam semester itu.

c) KHS merupakan kartu hasil studi yang diberikan kepada semua mahasiswa setiap akhir semester sebagai evaluasi dari kegiatan belajar mengajar. KHS berisi nilai dari semua mata kuliah yang diujikan pada semester itu beserta IP yang diperoleh mahasiswa 7) Evaluasi.

a) Rencana evaluasi. Evaluasi dilaksanakan pada pertengahan semester dan pada akhir semester.

b) Instrumen evaluasi. Yang digunakan di Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali adalah soal-soal pada mid semester dan akhir semester. Pembuatan soal diserahkan pada penanggung jawab mata kuliah.

c) Pencapaian target. Ada target yang akan dicapai pada akhir evaluasi dari setiap pembelajaran berpedoman pada TIK dari setiap mata kuliah.

d) Tindak lanjut. Dilakukan apabila target tidak sesuai dengan TIK dari setiap mata kuliah yang telah ditetapkan, antara lain remedial test, pengkayaan materi, dan lain-lain.

e) Untuk dapat melanjutkan ke semester berikutnya, mahasiswa harus memenuhi syarat antara lain :

i. Lulus 60 % dari jumlah SKS yang diambil pada semester yang lalu.


(59)

commit to user

ii. IP (Indeks Prestasi) dari mata kuliah yang lulus harus ≥ 2.00

e. Deskripsi mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas

Mata kuliah ini memberikan kemampuan untuk melaksanakan praktek kebidanan secara komprehensif dengan memperhatikan budaya setempat yang dikemas dalam tatanan di komunitas dengan pendekatan manajemen kebidanan dan didasari oleh konsep, keterampilan dan sikap profesional bidan dalam asuhan di komunitas yang meliputi pokok – pokok bahasan konsep, prinsip dasar dan stategi pelayanan kebidanan komunitas, manajerial asuhan kebidanan di komunitas, pengelolaan program KIA/KB dim wilayah kerja, penggerakan dan meningkatkan peran serta masyrakat.

Tujuan pembelajaran dari mata kuliah ini adalah:

1. Menjelaskan konsep, prinsip, masalah dan strategi pelayanan kebidanan di komunitas dan keluarga sebagai pusat pelayanan.

2. Menjelaskan tugas dan tanggung jawab bidan di komunitas.

3. Menjelaskan aspek perlindungan hukum bagi praktisi bidan di komunitas.

4. Mempraktekkan manajerial asuhan kebidanan di komunitas. 5. Mengelola program KIA/KB di wilayah kerja.

6. Menggerakkan dan meningkatkan peran serta masyarakat.

7. Menjalankan tugas tambahan yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak.


(60)

commit to user

8. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan kebidanan komunitas.

9. Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan di komunitas.

Proses pembelajaran secara teori yang dilaksanakan di kelas dengan menggunakan ceramah, diskusi, seminar dan penugasan. Serta praktek yang dilaksanakan di kelas, laboratorium (baik dikampus maupun dilahan praktek) dengan menggunakan metoda simulasi, demonstrasi, role play dan bed side teaching. Sedangkan evaluasi pembelajaran dilakukan dengan ujian tengah semester dan ujian akhir semester untuk teori, serta nilai praktek PKMD dan penugasan untuk praktikum.

B. PENELITIAN YANG RELEVAN

1. Pengaruh Media terhadap Prestasi Belajar Anatomi ditinjau dari Motivasi (Studi Eksperimen pada Mahasiswa Prodi D III Keperawatan STIKes Satria Bhakti Ngajuk Tahun Ajaran 2008/2009) oleh Trisnanto, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Hasil penelitian ini adalah :

a. Terdapat perbedaan nilai rata-rata pada media VCD untuk mahasiswa dengan motivasi tinggi dengan nilai rata-rat nilai hasil uji prestasi belajar anatomi dengan media OHP untuk mahasiswa dengan motivasi tinggi. Dengan standart error 2.349 dengan tingkat signifikansi 0.000 (0.000 < 0.05) yang berarti bahwa niai rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar anatomi pada pendekatan pembelajaran bermedia VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar tinggi


(61)

commit to user

dengan rata-rata nilai hasil uji prestasi anatomi dengan media OHP untuk mahasiswa dengan motivasi belajar tinggi berbeda.

b. Terdapat perbedaan nilai rata-rata -5.10 pada media VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar tinggi dengan rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar anatomi dengan media VCD untuk mahasiswa dengan belajar rendah

c. Terdapat perbedaan nilai rata-rata 7.53 pada media VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar tinggi dengan rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar antomi dnegan media VCD mahasiswa dengan motivasi belajar rendah.

d. Terdapat perbedaan nilai rata-rata -9.71 pada media VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar tinggi dengan rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar anatomi dengan media VCD mahasiswa dengan motivasi belajar rendah.

e. Terdapat perbedaan nilai rata-rata -9.71 pada media VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar tinggi dengan rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar antomi dengan media VCD mahasiswa dengan motivasi belajar rendah.

f. Terdapat perbedaan nilai rata-rata 7.29 pada media VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar tinggi dengan rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar anatomi dengan media VCD mahasiswa dengan motivasi belajar rendah.


(62)

commit to user

g. Terdapat perbedaan nilai rata-rata -2.42 pada media VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar tinggi dengan rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar antomi dengan media VCD mahasiswa dengan motivasi belajar rendah.

C. KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Keterangan :

--- : Tidak Diteliti

_________ : Diteliti

Media Pembelajaran E-Learning

Prestasi Belajar

-

Kecerdasan - Bakat -

Lingkunga n

keluarga - Guru

dan metode mengajar Keseragaman pengalaman

peserta didik

Motivasi Minat


(63)

commit to user

C. HIPOTESIS

1. Terdapat perbedaan pengaruh antara pemanfaatan media pembelajaran E-Learning dengan pembelajaran konvensional terhadap prestasi hasil belajar Asuhan Kebidanan Komunitas.

2. Terdapat perbedaan pengaruh antara mahasiswa dengan motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar Asuhan Kebidanan Komunitas.

3. Terdapat interaksi pengaruh antara pemanfaatan media pembelajaran dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Asuhan Kebidanan Komunitas .


(64)

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. RANCANGAN PENELITIAN.

1. Tempat dan waktu penelitian.

Penelitian ini dilakuakn di Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali, yang terletak di Jalan Tentara Pelajar, Mudal, Boyolali, Jawa Tengah, dan berlangsung selama 6 bulan yaitu dari tanggal 01 Agustus 2010 sampai dengan 31 Januari 2011, yang telah dimulai setelah disetujuinya pengajuan judul.

2. Desain Penelitian.

Penelitian ini akan mengkaji 3 (tiga) variabel yaitu 2 (dua) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat. Variabel bebasnya adalah pemanfaatan media pembelajaran E-Learning (X1), dan motivasi belajar (X2), sedangkan

variabel terikatnya adalah prestasi belajar (Y). Mengingat data-data yang terkumpul berupa angka-angka, maka analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen (Murti, 2003:284). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah after only with control design (Khotari, 1990 dalam Murti, 2003:286). Skema rancangan percobaan sebagai berikut:


(65)

commit to user

E T O1

(Y)

C O1

(Z)

Gambar 2. Skema rancangan percobaan Keterangan:

E : Kelompok perlakuan dengan media E-Learning selama setengah semester

C : Kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional selama setengah semester

T : Media pembelajaran dengan E-Learning

O1 : Hasil ujian tengah semester mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas

Pengaruh perlakuan : Y-Z (Murti, 2003:286).

Rancangan analisis penelitian digambarkan dalam tabel sebagai berikut : Media pembelajaran(A)

Motivasi(B)

E-Learning (A1)

Konvensional (A2)

Total

Tinggi (B1) B1A1 A2B1

Rendah (B2) B2A1 A2B2

Total


(66)

commit to user Keterangan :

A : Media Pembelajaran A1 : Media E-Learning A2 : Media Konvensional B : Motivasi Belajar

B1 : Motivasi Belajar Tinggi B2 : Motivasi Belajar Rendah

A1B1 : Mahasiswa dengan perlakuan media pembelajaran E-Learning yang mempunyai motivasi tinggi

AIB2 : Mahasiswa dengan perlakuan media pembelajaran E-Learning yang mempunyai motivasi rendah

A2B1 : Mahasiswa dengan perlakuan media pembelajaran konvensional yang mempunyai motivasi tinggi

A2B2 : Mahasiswa dengan perlakuan media pembelajaran konvensional yang mempunyai motivasi rendah

B. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali jalur reguler angkatan VII, semester IV, tahun akademik 2009/2010 yang berjumlah 141 mahasiswa terbagi dalam 3 kelas. 2. Sampel


(67)

commit to user

Sampel adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut Arikunto (1997), untuk sekedar perkiraan maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar, maka dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari :

a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana. b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek. c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti.

d. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa. 3. Teknik Sampling

Teknik sampling menggunakan cluster random sampling, sebagai kelompok perlakuan adalah kelas A (sejumlah 47 mahasiswa) dengan diberikan pembelajaran E-Learning selama setengah semester dan kelas C ( sejumlah 47 mahasiswa) sebagai kelompok kontrol yang akan mendapakan pembelajaran dengan media konvensional dan setengah semester berikutnya diberikan perlakuan sebaliknya.

C. DEFINISI OPERASIONAL.

1. Variabel : Pemanfaatan media pembelajaran E-Learning.

a. Definisi Operasional : Pemanfaatan media pembelajaran E-Learning adalah penggunaan website sebagai sumber belajar mahasiswa, pada


(1)

commit to user

baru oleh dosen maupun mahasiswa. Oleh karena itu dalam pelaksanaan penerapan pendekatan pembelajaran perlu mendapatkan pelatihan yang lebih intensif, sehingga mahasiswa diharapkan lebih maksimal pada waktu pembelajaran dengan E—Learning berlangsung, serta pemantauan terhadap waktu pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan SKS mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas.

2. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran E-Learning terhadap prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas, yang kemungkinan hasilnya belum maksimal. Diharapkan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dapat dilakukan secara bersamaan sehingga bisa diketahui pengaruh media pembelajaran E-Learning terhadap prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas dengan sebenarnya. Selain itu hasil penelitian ini hanya dapat digeneralisasi pada mata kuliah dengan karakteristik pembelajaran yang sama dengan asuhan kebidanan komunitas.


(2)

commit to user

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Penelitian ini menyimpulan bahwa :

2. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan pada pemanfaatan media pembelajaran e learning dan konvensional terhadap prestasi belajar asuhan kebidanan komunitas (p: 0,000).

3. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara mahasiswa dengan motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar Asuhan Kebidanan Komunitas (p : 0.002).

4. Ada interaksi pengaruh yang signifikan antara pemanfaatan media pembelajaran dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Asuhan Kebidanan Komunitas (p : 0.001).

E. IMPLIKASI KEBIJAKAN

Bagi institusi dapat menerapkan media pembelajaran E-Learning untuk semua mata kuliah, tetapi sebaiknya digunakan sebagai media tambahan tanpa harus menghilangkan tatap muka langsung antara dosen dan mahasiswa, karena hal tersebut tidak memungkinkan, karena dalam institusi kebidanan terdapat keterampilan yang harus diajarkan secara langsung oleh dosen.


(3)

commit to user

F. SARAN

1. Perlu diadakan pelatihan bagi semua dosen tentang E-Learning dan sosialisasi kepada mahasiswa tentang manfaat Learning, sehingga E-Learning dapat dianfaat secara optimal pada institusi.

2. Perlu dilakukan penelitian yang sama pada mata kuliah yang berbeda, karena mata kuliah pada institusi pendidikan kebidanan mempunyai karakteristik yang berbeda, sehingga media E-Learning dapat diterapkan pada mata kuliah yang tepat.


(4)

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Hartoyo, A. 2008. Rancang Bangun Aplikasi Learning Content Management System Yang Mendukung Peningkatan Efektifitas Proses Belajar Jarak Jauh Design And Implementation Of Learning Content Management System Application To Increase The Effectivity Of Long Distance Learning. Surabaya: STIKOM.

Agustian, A G. (2004). ESQ POWER Sebuah Inner Journey Melalui Al – Ihsan. Jakarta : ARGA.

Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali (2002). Statuta akademi kebidanan

estu utomo boyolali. Terbitan untuk kalangan sendiri.

Angkowo, A, Kokasih A. (2007). Optimilisasi Media Pembelajaran. Jakarta : Grasindo.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Bahri, A. (2008). Manfaat E-Learning.

http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Manfaat%20Elearning%20 dalam%20Pengajaran&&nomorurut_artikel=98.28 Juli 2008

David A, Furman S McDonald. 2008. E-LEARNING: is there anything special a out the e ? Perspe ti es i Biolog a d Medi i e. Chicago:Winter 2008. Vol. 51, Iss. 1, p. 5-21 (17 pp.)

Fayiz, A, Mohammed A. (2006). Tea hers’ E pe tatio s Of The I pa t Of E -Lear i g O Ku ait’s Pu li Edu atio “ ste , Bandar Alraqas. Social Behavior and Personality. Palmerston North:2006. Vol. 34, Iss. 6, p. 711-728 (18 pp.)

Hakim, T. (2002). Belajar secara efektif : panduan menemukan teknik belajar,

memilih jurusan, dan menentukan cita-cita. Cetakan III. Jakarta : Puspa

Swara.

Hanson. J. D, (2003). E-Learning: Strategis for Delivering Knowledge in the

Digital Age. http://www.ifets.info/journals/6_3/11/html. ( 5 November 2010


(5)

commit to user

Kridanto, S. 2005. Pengembangan Learning Content Management System yang Mendukung Peningkatan Efektifitas Proses Belajar Jarak Jauh. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri – Universitas Kristen Petra http://puslit.petra.ac.id/journals/electrical/

Laria. K, (2008). Kajian Pustaka : Media Pembelajaran.

http://www.infoskripsi.com/Article/Kajian-Pustaka-Media-Pembelajaran.html

Maulana. R, (2001). Mengenal Media Pembelajaran.

http : //edu-articles.com/mengenal-media-pembelajaran/. ( 20 September 2010)

Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi penelitian kesehatan. Cetakan II. Edisi Revisi. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Sambas. A. M, Maman. A, (2007). Analisis Korelasi Regresi dan Jalur dalam

Penelitian. Bandung. Pustaka Setia.

Sardiman A M. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Senjaya. S, (2010). Evaluasi Prestasi Belajar. http://sutisna.com/artikel/evaluasi-prestasi-belajar/. (25 Maret 2010)

Sugiyono, (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta.

Team Redaksi. (2001). Buku panduan akademi kebidanan estu utomo boyolali. Terbitan untuk kalangan sendiri.

Tu’u, T. (2004). Peran disiplin pada perilaku dan prestasi siswa. Jakarta : PT

Grasindo.

Unitomo, (2008). E-Learning. http://elearning.unitomo.ac.id/. ( 5 November 2010 )

UNIMUS, (2010). Pengembangan model pembelajaran e-learning dan pengaruhnya terhadap hasil belajar mahasiswa fakultas kedokteran

Universitas Muhammadiyah Semarang. http://unimus.ac.id/elearning/. (20

November 2010)

Widiatmoko. B. (2008).e-learning.

http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=25%3Aindu stri&id=227%3Ae-learning&option=com_content&Itemid=15. (17 Oktober 2008)


(6)

commit to user

Wikipedia, (2008). E-Learning. http://en.wikipedia.org/wiki/E-learning. ( 5 November 2010 )

Wim Permana. 2007. Pemanfaatan e-learning Sebagai Pendukung Kegiatan Belajar-Mengajar Universitas Terbuka di Indonesia: Studi Perangkat Lunak. Yogyakarta: FMIPA UGM.

Zainul, A. (2001). Alternatif assesment. Edisi Revisi. Cetakan I. Jakarta : PAU-PPAI, Universitas Terbuka.

Zainul, A and Noehi Nasution. (2001). Penilaian hasil belajar. Edisi Revisi. Cetakan I. Jakarta : PAU-PPAI, Universitas Terbuka.