55-65 tahun, namun setelah usia tersebut tekanan darah wanita menjadi setara dengan tekanan darah pria. Tekanan darah juga menurun sebanyak 20 mmHg atau kurang
pada saat tidur.
14,15,16
2.1.1 Standar Tekanan Darah Normal
Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah pada usia dewasa menurut Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood
Pressure JNC VII
19
Klasifikasi Tekanan Darah pada Usia Dewasa Kategori
Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Normal 120 mmHg
80 mmHg Pre-Hipertensi
120 – 139 mmHg 80 - 89 mmHg
Hipertensi Stadium 1 140 – 159 mmHg
90 – 99 mmHg Hipertensi Stadium 2
160 mmHg 100 mmHg
Pada tabel 1 menunjukkan klasifikasi tekanan darah untuk usia dewasa di atas 18 tahun. Prehipertensi bukan termasuk suatu penyakit, tetapi sesorang yang
teridentifikasi berisiko tinggi terkena hipertensi sehingga dokter gigi harus waspada terhadap resiko ini. Seseorang yang prehipertensi juga tidak diharuskan untuk
mengikuti terapi dan disarankan untuk mengubah ke gaya hidup sehat untuk mengurangi risiko hipertensi.
19
2.1.3 Teknik dan Metode Pengukuran Tekanan Darah
Untuk mengukur tekanan darah maka perlu dilakukan pengukuran tekanan darah secara rutin. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan secara langsung atau
tidak langsung. Pada metode langsung, kateter arteri dimasukkan ke dalam arteri. Walaupun hasilnya sangat tepat, akan tetapi metode pengukuran ini sangat berbahaya
dan dapat menimbulkan masalah kesehatan lain. Sedangkan pada pengukuran tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan sphygmomanometer dan stetoskop.
Kemudian dilakukan pembacaan secara auskultasi maupun palpasi.
16
Universitas Sumatera Utara
a. Metode Auskultasi Pengukuran tekanan darah diukur yang dilakukan dengan metode auskultasi
menggunakan alat yaitu sphygmomanometer. Sphygmomanometer terdiri dari manset yang digunakan untuk menghentikan aliran darah arteri brakial, manometer raksa
yang digunakan untuk membaca tekanan, bulb sebagi pemompa manset disertai sebuah katup untuk mengeluarkan udara dari manset, dan stetoskop digunakan untuk
mendengarkan bunyi tekanan darah yang diletakkan di atas arteri brakialis. Bunyi tekanan darah pertama adalah sistolik dan bunyi yang terakhir adalah diastolik.
Tekanan sistolik dan tekanan diastolik diukur dengan cara mendengar auskultasi bunyi yang timbul pada arteri brakhialis yang di sebut bunyi Korotkoff. Bunyi ini
timbul akibat timbulnya aliran turbulen dalam arteri tersebut.
15
Manset dihubungkan pada manometer air raksa sphygmomanometer kemudian dililitkan di sekitar lengan. Rabalah arteri brakhialis untuk menentukan
tempat meletakkan stetoskop. Kemuduan manset dipompa sampai denyut brakhial menghilang. Hilangnya denyutan menunjukkan bahwa tekanan sistolik darah telah
dilampaui dan arteri brakhialis telah tertutup. Manset dikembangkan lagi sebesar 20 sampai 30 mmHg diatas titik hilangnya denyutan brakhial. Turunkan tekanan manset
perlahan-lahan sampai terdengar suara bunyi berdetak yang menunjukkan tekanan darah sistolik. Bunyi yang terdengar tersebut dikenal sebagai bunyi Korotkoff yang
terjadi bersamaan dengan detak jantung dan akan terus terdengar dari arteri brakhialis sampai tekanan dalam manset turun dibawah tekanan diastolik dan pada titik tersebut
bunyi akan menghilang.
15,16,22
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Pengukuran tekanan darah dengan metode auskultasi.
18
b. Metode Palpasi Metode Palpasi adalah metode yang paling sering digunakan tetapi memiliki
keterbatasan mengukur tekanan sistolik saja. Metode palpasi juga dapat dilakukan apabila tekanan darah sulit didengarkan. Namun demikian, tekanan diastolik tidak
dapat ditentukan dengan akurat menggunakan metode ini.
17
Cara pengukurannya yaitu manset yang dililitkan pada lengan dipompa sambil memegang nadi radialis. Pada suatu tekanan tertentu dimana denyut nadi tidak teraba
lagi tekanan manset perlahan-lahan diturunkan dengan jari tetap meraba nadi. Pada suatu saat tertentu akan teraba nadi ini lagi yang disebut tekanan sistolik dengan
mencatat berapa nilai dalam mmHg.
15,16,22
Tekanan yang diperoleh dengan metode palapasi biasanya 2-5 mmHg lebih rendah dibandingkan dengan yang di ukur dengan metode auskultasi oleh karena
adanya kesukaran untuk menentukan secara pasti kapan denyut pertama teraba.
15,16,22
Gambar 2. Pengukuran tekanan darah dengan metode palpasi.
20
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah