BAB II PENGATURAN
FASILITAS DAN PELAYANAN PENUMPANG DI BANDAR UDARA KUALA NAMU
A. Sejarah dan Perkembangan Penerbangan
Pada pertengahan abad ketujuh belas, kegagalan meniru burung untuk dapat terbang membuat sebagian peminat terbang ingin meniru bagaimana awan dapat
melayang dan bergerak di angkasa. Berawal dari gagasan itu, sehingga terciptalah balon udara yang salah satunya dikenal sebagai balon zeppelin, yang pertama kali
diluncurkan pada tahun 1900. Di Amerika Serikat, usaha-usaha untuk membuat mesin terbang, telah dimulai sejak pengujung abad ketujuh belas dan kedelapan
belas. Usaha-usaha ini telah menciptakan model pesawat terbang layang. Upaya ambisius untuk membangun pesawat terbang bermesin dilakukan oleh Langley
yang berhasil membangun pesawat terbang bermesin skala penuh pada Oktober 1903 yang disebut sebagai aerodrome. Sayang, pesawat terbang ini jatuh di Sungai
Potomac pada penerbangan pertamanya.
19
Dalam abad ke-19 Sir George Cayley sangat menonjol di antara para peneliti sezamannya. Cayley adalah seorang perintis dalam dunia penerbangan,
yang memahami benar berbagai persyaratan utama yang herus dipenuhi bagi penerbangan pesawat. Dia juga menyadari akan keperluan agar pesawat itu dapat
terbang stabil dan menemukan prinsip dihedral atau pengaturan tata letak sayap- sayap pesawat. Prinsip ini hingga kini masih berlaku untuk segala pesawat
komersil dari pesawat luncur glider sampai pesawat komersial yang digunakan sekarang. Bukanlah mustahil, bahwa seandainya motor bakar telah ditemukan
19
Desmond Hutagaol, Op.Cit, hal 11
15
Universitas Sumatera Utara
pada zaman itu, maka Capley akan dikenang sebagai orang pertama yang berhasil menciptakan pesawat terbang.
20
Penerbangan yang pertama kali dengan menggunakan mesin dilakukan pada tanggal 17 Desember 1903, di Amerika, oleh Orville Wright dan saudaranya
Wilbur. Mereka berhasil membuat pesawat terbang yang dilengkapi mesin kecil dengan bahan bakar minyak. Untuk tindal landas, pesawat tersebut ditarik oleh
mobil dan berhasil mengudara hanya kira-kira 12 setik. Dalam beberapa percobaan yang dilakukan kemudian, pesawat dapat mengudara selama kurang lebih satu
menit, dan terbang sejauh hampir 300 meter. Usaha memecahkan masalah penerbangan yang dihadapi, Wright telah mengadakan berbagi pendekatan yang
kini dikenal dan diakui sebagai prosedur pengembangan secara ilmiah yang baku, yaitu dari membuat model-model kecil dan sederhana, hingga mencapai konstruksi
yang dijadikan sasaran sesungguhnya.
21
Pesawat konvensional zaman sekarang umumnya bersayap tunggal. Kemampuan terbangnya digerakkan oleh mesin torak berbaling-baling, mesin
turbin berbaling-baling atau oleh mesin jet. Gerakan rolling pesawat dikendalikan ole aileron yang dipasang pada bagian belakang sayap pesawat. Gerakan pesawat
menanjak atau menurun pitching dikendalikan oleh elevator yang dipasang pada bagian horisontal dari ekor pesawat horizontal stablizers. Sedangkan gerakan
pesawat pada bidang datar horisontal atau yawing, dikenalikan oleh rudder yang dipasang pada bagian vertikal ekor pesawat itu vertical stablizer. Dengan
kemajuan zaman, pesawat terbang sekarang sudah tidak lagi berbentuk kotak seperti pada masaa awalnya zaman dahulu, melainkan telah dibuat “streamlined”
dalam segala aspeknya. Akan tetapi pada dasarnya pesawat zaman sekarang masi
20
Achmad Moegandi, Op.Cit, hal 40
21
Ibid., hal 41
Universitas Sumatera Utara
sama saja dengan pesawat yang secara samar-samar dibayangkan oleh Cayley dan yanga akirnya dibuat dan diterbangkan oleh Wright bersaudara.
22
Wright bersaudara melakukan penerbangan bersejarah yang pertama kali dilakukan oleh manusia. Pada waktu itu, Orville Wright dengan rendah hati
melukiskan pengalamannya secara tepat dan mengatakan “penerbangan ini berlangsung hanya 12 detik. Namun ini merupakan penerbangan yang pertaman
kali dilakukan oleh manusia dalam sejarah dunia. Penerbangan dengan pesawat yang mampu mangangkut manusia, mampu tinggal landas dengan tenaga sendiri
untuk melakukan suatu penerbangan penuh dan bergerak maju tanpa kesepatannya berkurang dan kemudian mampu mendarat dengan selamat.
23
Perang dunia I memberikan dorongan yang kuat kepada kemajuan di bidang penerbangan, sedemikian pentingnya karena pesawat terbang itu
merupakan alat perang yang ampuh dipergunakan untuk menyerbu ke daerah musuh. Ada yang menyatakan bahwa kemajuan teknologi di bidang penerbangan
selama perang dunia I 1914-1918 itu seakan-akan sama dengan kemajuan teknologi yang normal yang terjadi dalam jangka waktu 15 tahun. Selama tahun
1934-1938 menunjukkan kemajuan dalam angkutan penumpang, dimana pada waktu itu pesawat DC 3 membuat debutnya dan bahkan sampai selama perang
dunia II tetap merupakan suatu standard pesawat terbang yang terpercaya. Dalam masa perang dunia II yang lalu kemajuan teknologi menunjukkan lagi
perkembangan yang menakjubkan, yaitu berupa penemuan sistem radar dan perintisan ke arah pembuatan pesawat terbang jet. Pesawat terbang jet dalam
penerbangan komersiil baru dipergunakan di Amerika Serikat pada tahun 1958,
22
Ibid.,
23
Ibid., hal 44
Universitas Sumatera Utara
hal ini berarti kurang lebih satu setengah dasawarsa di belakang bila dibandingkan dengan penggunaan pesawat jet militer.
24
Sejalan dengan waktu, kecepatan pesawat terbang yang jauh melebihi kecepatan gerak sarana transportasi lainnya telah membuat orang semakin banyak
yang melakukan perjalanan dengan penerbangan, melintasi selat atau samudera. Bahkan penerbangan pun kemudian dilakukan secara sendiri-sendiri oleh
penerbangan-penerbangan pelopor seperti Bleriot berkebangsaan Prancis yang berhasil melintasi selat channel yang memisahkan dunia Prancil dan Inggris.
25
Pada tahun 1993 yang lalu, dunia penerbangan berusia 90 tahun. Pada tanggal 17 Desember 1903, Wright bersaudara melakukan penerbangan yang
pertama, dengan menggunakan pesawat bermesin yang dapat dikendalikan. Jarak penerbangan yang ditempuh untuk pertama kalinya, dari tinggal landas sampai
mendarat lagi, hanya 40 meter. Namun, keberhasilan ini telah menandai lahirnya dunia penerbangan. Apa yang terjadi dengan dunia penerbangan sejak itu dapat
dikatakan sangat menakjubkan. Perkembangan yang sangat cepat dari dunia penerbangan hingga mencapai tarifnya yang sekarang, akan ebih menakjukanlagi
bila diingat bahwa orang-orang diseluruh dunia yang hidup dan menyaksikan kelahirannya pada tahun 1903 itu, banyak yang masih sempat mengalami
terjadinya kemajuan setelah perang dunia II, bahkan banyak juga mengalami digunakan pesawat jet untuk keperluan penerbangan sipil.
26
Kemajuan teknologi di bidang penerbangan berkembang terus dengan sangat pesatnya. Sedemikian cepatnya itu seolah-olah perkembangan penerbangan
yang terjadi pada pertengahan keua dari abad ke-XX ini merupakan suatu kemajuan yang mempunya ciri dan pola tersendiri, seakan-akan tidak ada kaitan
24
Rahardjo Adisasamita, Op.Cit, hal 92
25
Desmond Hutagaol, Op.Cit, hal 12
26
Achmad Moegandi, Op.Cit, hal 46
Universitas Sumatera Utara
atau sambungan dengan penemuan baru di bidang penerbangan yang dilakukan oleh Wright bersaudara pada permulaan abad ke-XX ini. Oleh karena itu seringkali
dikatakan bahwa penerbangan itu merupakan salah satu cabang atau sub-sektor transportasi yang termuda akan tetapi perkembangannya yang paling pesat the
youngest but the fastest.
27
Sejarah perkembangan di Indonesia tidak dapat terlepas dari sejarah penjajahan Belanda di Indonesia. Pada saat itu, Belanda membawa serta bisnis
penerbangannya ke Indonesia melalui maskapai perseroan dagang
penerbangannya KLM. Maskapai penerbangan Belanda, KLM Koninklijke Luchtvaart Maatschapij voor Nederland yang didirikan pada tanggal 7 Oktober
1919 merupakan maskapai atau perusahaan yang didirikan dengan menggunakan modal gabungan antara bank dengan pedagang yang juga bertindak sebagai
perseronya. Sesudah perang dunia I berakhir, negara-negara Eropa, seperti Prancil, Ingris dan Belanda mulai mengembangkan usaha mereka dengan menghubungkan
daerah jajahan mereka dengan negaranya masing-masing. Ternyata pengembangan usaha penerbangan tersebut sampai ke negara-negara di wilayah timur, termasuk
Jakarta yang pada saat itu bernama Batavia.
28
Sebelum diadakan penerbangan komersial ke Batavia, mulai tahun 1924 diadakan penelitian dan penerbangan pertama yang dilakukan oleh A.N.G.
Thomassen dengan menggunakan pesawat berjenis Fokker 7 F7. Walaupun mengalami keterlambatan, Thomassen dapat mendarat di sekitar wilayah Cililitan
yang sekarang bernama bandara internasional Halim Perdana Kusuma. Kemudian penerbangan selanjutnya dilakukan oleh Kapten G.J. Geysersdoffer yang
menggunakan pesawat berjenis F7a pada tanggal 5 Juni 1927 di Batavia. Tak lama
27
Rahardjo Adisasamita, Op.Cit, hal 92
28
K. Martono, Hukum Udara, Angkutan Udara dan Hukum Angkasa, Bandung : Penerbit Mandar Maju, 1995, hal 10
Universitas Sumatera Utara
kemudian, pada tanggal 12 September 1929, dinas penerbangan Belanda KLM melakukan tugas pengangkutan surat-surat pos ke Indonesia, dua kali seminggu
dengan menggunakan pesawat berjenis F7b. Pada tahun 1930, KLM menyepakati kontrak dengan penguasa Hindia Belanda untuk mengangkut benda-benda pos
lebih banyak lagi dengan intensitas pengiriman yang juga lebih banyak.
29
Bagi perusahaan Penerbangan Belanda tersebut, tanggal 1 Oktober 1931 merupakan hari bersejarah karena pada tanggal tersebut merupakan penerbangan
pertama KLM yang berute Amsterdam-Batavia dengan mempergunakan pesawat berjenis F12S. Pesawat F12S merupakan pesawat Fokker termewah pada saat itu
karena sudah memiliki konstruksi tempat duduk yang mewah dan mampu digunakan untuk perjalanan jauh dengan rute Amsterdam, Bupapest, Athena,
Baghdad, Karaci, Alahabad, Calcutta, Ranggoon, Bangkok, Medan, Palembang, Batavia.
30
Pada tahun 1938 KLM memperluas jaringan penerbangannya sampai ke Sydney, Australia yang akhirnya dialihkan kepada KNILM Koninklijk
Nederlandsh Indische Luchtvaart Maatschapij yang disebabkan karena semakin memanasnya situasi pada saat perang dunia I. Oleh karena itu tugas penerbangan
di Indonesia yang semula dilakukan oleh KNILM diambil alih oleh Skuadron angkutan udara Belanda Dutch Air Force Squadron yang kemudian diambil alih
kembali oleh KLM dan pada akhirnya KLM tidak dapat melanjutkan bisnis penerbangannya dengan baik karena terjadi perang kemerdekaan melawan
penjajahan oleh rakyat Indonesia. Pada akhirnya pada tahun 1950, perusahaan milik KLM di Indonesia berubah menjadi GIA Garuda Indonesia Airways di
mana dalam GIA ini para perseronya tidak lagi antara KLM dengan perintah
29
Ibid., hal 11
30
Ibid.,
Universitas Sumatera Utara
Hindia Belanda, melainkan kepemilikan sahamnya seronya dinasionalisasi antara KLM dengan perintah Indonesia.
31
GIA memiliki armadaa udara berjenis 240, 340 dan 440 lalu dilengkapi dengan Lockheed Electra L-188 di mana rute penerbangannya sudah sampai
menyentuh daratan Eropa. Namun sejak kelahiran GIA ini, kondisi angkutan udara di Indonesia sangat memprihatinkan karena penerapan kebijaksanaan pemerintah
pada saat itu menggunakan sistem monopoli praktis. Selain GIA, ada juga perusaaan penerbangan lainnya, yaitu MNA Merpati Nusantara Airlines
merupakan perusahaan penerbangan kedua milik Indonesia, didirikan pada tahun 1962. MNA untuk melayani penerbangan antar dalam daerah dan juga sebagai
penerbangan yang dimaksudkan untuk membuka daerah-daerah tersolir demi kepentingan pembangunan tujuan penerbangan perintis.
32
Perkembangan penerbangan sangat cepat kemajuannya, dalam arti pertumbuhan penumpang memperlihatkan perkembangan yang sangat pesat.
Pertumbuhan penumpang yang sangat pesat membutuhkan tersedianya pelayanan pesawat yang cukup frekuensinya dan bandar udara yang berkapasitas.
33
Dewasa ini sangat banyak pesawat komersil menyeberangi Samudera Atlantik boleh
dikatakan tiap beberapa menit, dengan mengangkut berjuta-juta menumpang tiap tahunnya. Ini semua di luar penerbangan trans-Atlantik yang dilakukan secara
teratur oleh berbagai perusahaan besar yang memiliki armada pesawatnya sendiri dan penerbangan tidak berjadwal lainnya. pesawat yang digunakan sangat
bervariasi antara pesawat jet berbadan lebar sampai pesawat torak bermesin tunggal.
34
31
Ibid., hal 12
32
Ibid., hal 13
33
Bakti Adji Adisasmita, Op.Cit, hal 2
34
Achmad Moegandi, Op.Cit, hal 48
Universitas Sumatera Utara
Perkembangan dan pertumbuhan industri penerangan tidak terlepas dari peningkatan jumla pengguna jasa transportasi udara. Berbagai perusahaan
transportasi udara tersebut bersaing untuk menarik penumpang sebanyak- banyaknya dengan menawarkan tarif yang lebih murah sering menurunkan
kualitas pelayanan service, bahkan yang lebih mengkhawatirkan akan menyebabkan berkurangnya kualitas pemeliharaan maintenance pesawat
sehingga rawan terhadap keselamatan penerbangan dan akan berdampak kurang baik terhadap keamanan, kenyamanan dan perlindungan konsumen.
35
B. Hak dan Kewajiban Penumpang Penerbangan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan
Penumpang merupakan subjek dan alasan utama terselenggaranya suatu pengangkutan, baik dalam pengangkutan darat, laut, maupun udara. Seluruh
kegiatan penerbangan tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya penumpang. Kurangnya perhatian akan jaminan keamanan dan keselamatan penumpang
merupakan cermin masih rendahnya upaya perlindungan hukum yang ada terhadap penumpang dalam penerbangan. Kedudukan hukum yang terjadi di tengah
kehidupan masyarakat belum dapat menunjukkan perlndungan hukum yang memuaskan. Seringkali penumpang berada pada posisi yang lebih rendah
dibandingkan dengan pengusaha atau perusahaan penerbangan dalam hubungan antara konsumen dengan pelaku usaha. Penumpang pun cenderung lebih memilih
untuk tidak melakukan tindakan apapun apabila dirugikan oleh pengusaha penerbangan.
35
Sudiro Amad dan Deni Bram, Hukum dan Keadilan Aspek Nasional Internasional, Jakarta : Penerbit Rajawali Pers, 2013, hal 3
Universitas Sumatera Utara
Hukum memang memberikan hak-hak kepada penumpang. Selaku konsumen, UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
memberikan banyak hak kepada penumpang pesawat. Misalnya Hak atas keselamatan, kenyamanan, dan keamanan. Penumpang yang mengalami delay pada
dasarnya menuntut hak mereka atas informasi penerbangan yang akurat, jelas, dan jujur. Perjuangan penumpang memperkarakan delay berbuah manis. Kini ada
regulasi yang mengharuskan maskapai memberikan kompensasi tertentu kepada penumpang akibat penundaan keberangkatan. Penumpang memang sudah
selayaknya tahu hak-hak mereka yang timbul sejak membeli tiket. Ironisnya, penumpang alpa membaca detail hak-hak yang tercantum dalam ‘perjanjian’ tiket.
Di Garuda, misalnya, begitu seseorang membeli tiket elektronik, pada salinan tiket sudah tertera butir-butir perjanjian yang mengikat kedua belah pihak.
UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, sudah mengatur hak-hak yang dimiliki. Penumpang yang memiliki keterbatasan fisik atau difabel berhak
mendapatkan pelayanan khusus. Pasal 134 UU Penerbangan dijelaskan bahwa penyandang cacat, orang lanjut usia, anak-anak di bawah usia 12 tahun, danatau
orang sakit berhak memperoleh pelayanan berupa perlakuan khusus dari badan usaha angkutan udara niaga. Memberikan prioritas tempat duduk salah satunya.
Merujuk pada UU Penerbangan, ada banyak hak penumpang yang menjadi kewajiban maskapai. Jika terjadi kecelakaan, misalnya, penumpang berhak
mendapat ganti rugi. Sebaliknya, maskapai berkewajiban membayar ganti rugi itu menurut hukum.
36
Penumpang yang menggunakan jasa penerbangan merupakan konsumen dari produk jasa pengangkutan yang diberikan oleh maskapai penerbangan selaku
36
http:www.hukumonline.com
Universitas Sumatera Utara
pelaku usaha. Hak dan kewajiban konsumen juga pelaku usaha sendiri telah diatur di dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen,
pasal 4 huruf h misalnya menyatakan bahwa konsumen memiliki hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi atau penggantian dalam hal barang jasa yang
diterimanya tidak sesuai dengan yang diperjanjikan. Kewajiban pelaku usaha untuk memberi ganti rugi, kompensasi atau penggantian kepada konsumen dalam hal
barangjasa yang diberikan tidak sesuai dengan perjanjian merupakan penegasan dari pasal 7 huruf g Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen. Hak Penumpang di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2009 Tentang Penerbangan yaitu : 1.
Penyandang cacat, lanjut usia, anak-anak di bawah usia 12 dua belas tahun, danatau orang sakit berhak memperoleh pelayanan berupa perlakuan dan
fasilitas khusus dari badan usaha angkutan udara niaga. Pasal 134
2. Yang berhak menggunakan tiket penumpang adalah orang yang namanya
tercantum dalam tiket yang dibuktikan dengan dokumen identitas diri yang
sah. Pasal 151
3. Dalam hal seorang penumpang meninggal dunia yang berhak menerima ganti
kerugian adalah ahli waris penumpang tersebut sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Pasal 173
4. Penumpang, pemilik bagasi kabin, pemilik bagasi tercatat, pengirim kargo,
danatau ahli waris penumpang, yang menderita kerugian dapat mengajukan gugatan terhadap pengangkut di pengadilan negeri di wilayah Indonesia
dengan menggunakan hukum Indonesia. Pasal 176
Universitas Sumatera Utara
5. Hak untuk menggugat kerugian yang diderita penumpang atau pengirim
kepada pengangkut dinyatakan kedaluwarsa dalam jangka waktu 2 dua tahun terhitung mulai tanggal seharusnya kargo dan bagasi tiba di tempat tujuan.
Pasal 177
6. Penumpang yang berada dalam pesawat udara yang hilang, dianggap telah
meninggal dunia, apabila dalam jangka waktu 3 tiga bulan setelah tanggal pesawat udara seharusnya mendarat di tempat tujuan akhir tidak diperoleh
kabar mengenai hal ihwal penumpang tersebut, tanpa diperlukan putusan
pengadilan. Pasal 178 ayat 1
7. Hak penerimaan ganti kerugian dapat diajukan setelah lewat jangka waktu 3
tiga bulan. Pasal 178 ayat 2
8. Penyandang cacat, orang sakit, lanjut usia, dan anak-anak berhak memperoleh
pelayanan berupa perlakuan dan fasilitas khusus dari badan usaha bandar udara
atau unit penyelenggara bandar udara. Pasal 239 ayat 1
Adapun kewajiban penumpang yaitu: 1.
Badan usaha angkutan udara niaga wajib mengangkut orang danatau kargo, dan pos setelah disepakatinya perjanjian pengangkutan. Pasal
ayat 1 2.
Badan usaha angkutan udara niaga wajib memberikan pelayanan yang layak terhadap setiap pengguna jasa angkutan udara sesuai dengan perjanjian
pengangkutan yang disepakati. Pasal 140 ayat 2 3.
Penumpang sebagaimana didampingi oleh seorang dokter atau perawat yang bertanggung jawab dan dapat membantunya selama penerbangan berlangsung.
Pasa 142 ayat 2 4.
Pengangkut wajib menyerahkan tiket kepada penumpang perseorangan atau penumpang kolektif. Pasal
151 ayat 1
Universitas Sumatera Utara
5. Pengangkut wajib menyerahkan tanda pengenal bagasi kepada penumpang.
Pasal 153 ayat 1 6.
Pengangkut wajib mengasuransikan tanggung jawabnya terhadap penumpang dan kargo yang diangkut. Pasal 179
C. Perlindungan Penumpang Penerbangan menurut Peraturan