penerapan standar. Hanya, upaya ini harus didahului dengan edukasi yang dapat dilakukan saat penerbangan berlangsung atau ketika melayani penumpang di
bandara. Standar pelayanan jasa penumpang pesawat udara merupakan wujud
keseriusan Angkasa Pura I dalam perbaikan sistem dan menjamin kualitas mutu pelayanan kepada pengguna jasa, dalam hal ini penumpang di Bandara udara
Kuala Namu Internasional. Pelayanan jasa penumpang pesawat udara atau yang kerap disingkat PJP2U ini memiliki cakupan yang sangat luas, yaitu mulai dari
failitas check-in, fasilitasimigrasi, fasilitas bea cukai, pemeriksaan sekuriti, pelayanan bagasi, pemberian informasi jadwal penerbangan, kebersihan,
ketersediaan fasilitas umum hingga kesejukan ruang terminal. Permasalahan yang banyak dikeluhkan selama ini adalah kurangnya kapasitas di bandara. memang itu
kita akui bahwa pertumbuhan penumpang lebih tinggi dari pertumbuhan bandara. Akibatnya level of service untuk penumpang tidak terpenuhi. Standar overall clear
time ACT, standar ketepatan waktu pergerakan penumpang di bandara juga tidak tercapai.
C. Tanggungjawab Bandar Udara Kuala Namu Terhadap Pelayanan Jasa
Bagi Penumpang Penerbangan Pada dasarnya dalam kegiatan pengangkutan transportasi udara terdapat
dua pihak, yaitu pengangkut dalam hal ini adalah perusahaan atau pihak pengelola
Bandar Udara dan pihak pengguna jasa atau konsumen. Para pihak tersebut terikat
Universitas Sumatera Utara
oleh suatu perjanjian, yaitu perjanjian pengangkutan. Batas tanggung jawab Pengelola Bandar Udara:
73
a. Pada penumpang, dimulai sejak penumpang meninggalkan ruang tunggu
Bandara menuju pesawat udara sampai dengan penumpang memasuki terminal kedatangan di Bandar Udara tujuan;
b. Pada bagasi tercatat, dimulai sejak pihak pengelola menerima bagasi tercatat
pada saat pelaporan check in sampai dengan diterimanya bagasi tercatat oleh penumpang;
c. Pada kargo, dimulai sejak pengirim barang menerima salinan surat muatan
udara dari pihak pengelola sampai dengan waktu ditetapkan sebagai batas pengambilan sebagaimana tertera dalam surat muatan udara airway bill.
Selain itu tanggung jawab juga tidak harus diberikan dalam bentuk uang tetapi juga dapat diberikan dalam bentuk pelayanan. Tetapi sebelum tanggung
jawab tersebut dilaksanakan pihak Bandar Udara, terlebih dahulu pihak pengelola melakukan pengecekan apakah kerugian yang dialami oleh pengguna jasa mutlak
merupakan kesalahan danatau kelalaian pihak Bandar Udara dalam memberikan pelayanan ataukah perbuatan pengguna
jasa sendiri human error. Memaksimalkan pelayanan terbaik melalui penyediaan beragam pelayanan jasa
penunjang bandar udara yang moderen dengan ditunjang fasilitas berteknologi tinggi adalah komitmen PT. Angkasa Pura II untuk mewujudkan kenyamanan bagi
pengguna jasa selama berada dilingkungan bandara. PT. Angkasa Pura II mengusahakan pelayanan jasa yang menunjang bisnis jasa kebandarudaraan.
Pelayanan jasa terkait bandara udara disediakan oleh PT. Angkasa Pura II
73
E. Suherman, Tanggung Jawab Pengangkut Dalam Hukum Udara Indonesia, CV. Mandar Maju, Bandung, 1962,Hlm 35.
Universitas Sumatera Utara
bertujuan untuk mendukung terciptanya aspek keamanan, keselamatan dan kenyamanan bagi pengguna jasa bandara selama berada dikawasan bandara.
Pelayanan jasa terkait bandara udara tersebut diantaranya Penyewaan ruangan, Gudang, Lahan dan fasilitas lainnya, Kegiatan konsesioner, Parkir kendaraan.Pas
bandara, Penyediaan lahan untuk bangunan. Penambahan dan perbaikan fasilitas negara yang dilakukan oleh perusahaan
diantaranya adalah penambahan dan perbaikan kursi tunggu penumpang, garbarata, toilet, troli bagasi, konter check in, konter pemeriksaan, fasilitas tempat ibadah
seperti mushola dan sejumlah fasilitas pendukung lainnya. Terkait dengan pengembangan kawasan terminal, PT. Angkasa Pura II melakukan penambahan
kapasitas bandara diantaranya penambahan ruang yang mampu menampung peningkatan jumlah penumpang serta penataan ruangan yang memperlancar proses
pemeriksaan dan memudahkan pengurusan administrasi penumpang. Pengelola tidak dapat dituntut untuk membayar ganti kerugian terhadap Meninggal dunia
akibat kejadian pada saat proses naik turun dari pesawat meninggalkan ruang tunggu atau dari pesawat udara menuju ruang kedatangan Bandara tujuan atau
transit, Penumpang dinyatakan cacat tetap sebagian, Kerugian yang didertita oleh pihak ketiga sebagai akibat pengoperasian pesawat udara, kecelakaan pesawat
udara atau jatuhnya benda-benda dari pesawat udara yang dioperasikan. Apabila pengelola dapat membuktikan bahwa Kejadian tersebut bukan karena kesalahan
atau kelalaian pihak pengelola dan Kejadian tersebut semata-mata disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian penumpang sendiri danatau pihak ketiga.
74
Kegiatan pengusahaan dan pelayanan yang diselenggarakan Bandar Udara Kualanamu berupa: pelayanan jasa pesawat udara, penumpang, barang dan pos
74
Wawancara
Universitas Sumatera Utara
yang kegunaannya untuk penyediaan atau pengembangan terhadap fasilitas pada kegiatan pelayanan pendaratan, lepas landas, manuver, parkir, dan penyimpanan
pesawat udara, fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan penumpang, kargo, dan pos, fasilitas elektronika, listrik, air, dan instalasi limbah buangan dan lahan untuk
bangunan, lapangan, dan industri serta gedung atau bangunan yang berhubungan dengan kelancaran angkutan udara, jasa terkait untuk menunjang kegiatan
pelayanan operasi pesawat udara di Bandar Udara yang terdiri atas penyediaan hanggar pesawat udara, perbengkelan pesawat udara, pergudangan, katering
pesawat udara, pelayanan teknis penanganan pesawat udara di darat ground handling, pelayanan penumpang dan bagasi, serta penanganan kargo dan pos, Jasa
terkait untuk menunjang kegiatan pelayanan penumpang dan barang yang terdiri atas penyediaan penginapan atau hotel dan transit hotel, penyediaan toko dan
restoran, penyimpanan kendaraan bermotor, pelayanan kesehatan, perbankan dan atau penukaran uang, transportasi darat.
Pihak Pengelola Bandar Udara sebagai penyelenggara kegiatan penerbangan mempunyai tanggung jawab serta kewajiban untuk mengganti
kerugian yang dialami oleh pengguna jasanya sebagai dampak dari kesalahan pihak pengelola. Dari hasil wawancara yang telah dilaksanakan penulis dengan General
Manager II Persero Medan, bahwa terhadap kerugian yang dialami oleh pengguna jasa Bandar Udara, pihak pengelola Bandar Udara tetap akan
bertanggungjawab. Tanggung jawab tidak harus dalam bentuk uang tetapi juga dapat diberikan dalam bentuk pelayanan.
75
Pihak penyelenggara bandar udara Kualanamu haruslah bertanggung jawab atas segala kerugian yang terjadi di bandar udara. Perusahaan penerbangan juga
75
Wawancara
Universitas Sumatera Utara
memiliki tanggung jawab responsibility berdasarkan prinsip Good Corporate Governance GCG baik itu tanggung jawab hukum kepada pemerintah sebagai
regulator. Juga termasuk didalamnya tanggung jawab pelayanan jasa penumpang, di mana perusahaan penerbangan harus memberikan pelayanan terbaik dan
maksimal. Pelaksanaan pemberian pelayanan jasa sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan oleh pihak pengelola Bandara udara Kualanamu. Oleh karena
itu pihak pengelola Bandar Udara Kualanamu bertanggung jawab atas pemberian pelayanan jasa yang telah disediakan sesuai dengan asas maupun
koridor hukum yang berwenang untuk itu.
76
76
Wawancara
Universitas Sumatera Utara
BAB V PENUTUP