BAB III TANGGUNGJAWAB BANDAR UDARA KUALA NAMU TERHADAP
PELAYANAN JASA BAGI PENUMPANG PENERBANGAN
A. Peran Pemerintah Dalam Menjalankan Tugas Dan Tanggung Jawab
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1992 pelayanan jasa penunjang angkutan udara dan Bandar Udara belum diatur, namun
demikian telah diatur di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1995 yang kemudian diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2000
tentang Angkutan Udara, Menurut usul tersebut untuk menunjang kegiatan Bandar Udara dapat diusahakan kegiatan usaha penunjang Bandar Udara yang berupa
kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan angkutan udara. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009, kegiatan usaha
penunjang angkutan udara diatur dalam Bab XI Pasal 232 sampai dengan pasal 239. Menurut pasal 232 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2009, untuk menunjang kegiatan pengusahaan Bandar Udara dapat dilaksanakan kegiatan usaha penunjang Bandar Udara.
47
Kegiatan pengusahaan Bandar Udara tersebut dapat berupa pelayanan jasa kebandarudaraan meliputi: pelayanan jasa pesawat udara, penumpang, barang dan
pos yang kegunaannya untuk penyediaan atau pengembangan terhadap fasilitas pada kegiatan pelayanan pendaratan, lepas landas, manuver, parkir, dan
penyimpanan pesawat udara, fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan penumpang, kargo, dan pos, fasilitas elektronika, listrik, air, dan instalasi limbah
47
K. Martono, Hukum Angkutan Udara, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm 179
40
Universitas Sumatera Utara
buangan dan lahan untuk bangunan, lapangan, dan industri serta gedung atau bangunan yang berhubungan dengan kelancaran angkut an udara.
48
Pelayanan jasa kebandarudaraan meliputi pelayanan jasa pesawat udara, penumpang, barang, dan pos dapat diselenggarakan oleh badan usaha Bandar
Udara untuk Bandar Udara yang diusahakan secara komersial setelah memperoleh izin dari Menteri izin ini diberikan setelah memenuhi persyaratan administrasi,
keuangan dan manajemen, izin Menteri tersebut tidak dapat dipindahtangankan, jika diketahui maka akan dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan izin
atau dapat juga diselenggarakan oleh unit penyelenggara Bandar Udara untuk Bandar Udara yang belum diusahakan secara komersial yang dibentuk oleh dan
bertanggung jawab kepada pemerintah danatau pemerintah daerah. Pelayanan jasa terkait Bandar Udara meliputi kegiatan: jasa terkait untuk
menunjang kegiatan pelayanan operasi pesawat udara di Bandar Udara di Bandar Udara yang terdiri atas penyediaan hanggar pesawat udara, perbengkelan pesawat
udara, pergudangan, katering pesawat udara, pelayanan teknis penanganan pesawat udara di darat ground handling, pelayanan penumpang dan bagasi, serta
penanganan kargo dan pos. Jasa terkait untuk menunjang kegiatan pelayanan penumpang dan barang yang terdiri atas penyediaan penginapan atau hotel dan
transit hotel, penyediaan toko dan restoran, penyimpanan kendaraan bermotor, pelayanan kesehatan, perbankan dan atau penukaran uang, transportasi darat. Jasa
terkait untuk memberikan nilai tambah bagi pengusahaan Bandar Udara terdiri atas penyediaan tempat bermain dan rekreasi, penyediaan fasilitas perkantoran,
penyediaan fasilitas olahraga, penyediaan fasilitas pendidikan dan pelatihan, penyediaan bahan bakar kendaraan bermotor dan periklanan.
48
K. Martono, Op.Cit, hal 181
Universitas Sumatera Utara
Pelayanan jasa terkait dengan Bandar Udara untuk menunjang kegiatan pelayanan operasi pesawat udara di Bandar Udara dapat diselenggarakan oleh
orang perseorangan warga negara Indonesia danatau badan hukum Indonesia.
49
Badan Hukum Indonesia atau perorangan untuk mendapat persetujuan jasa kegiatan penunjang Bandar Udara harus mengajukan permohonan sesuai contoh
Persyaratan sebagai pelaku penyelenggaraan pelayanan jasa Bandar Udara diawali dengan badan hukum Indonesia atau perorangan untuk dapat melaksanakan jasa
kegiatan penunjang Bandar Udara didasarkan atas persetujuan dari penyelenggara Bandar Udara umum. Persetujuan dari penyelenggara dari bandara udara umum
diberikan oleh Badan Usaha Kebandarudaraan. Persetujuan dapat berupa surat persetujuan tertulis danatau suatu perjanjian atau kesepakatan bersama tentang
pelaksanaan jasa kegiatan penunjang Bandar Udara yang saling menguntungkan dan merupakan perjanjian danatau sewa menyewa dengan penyelenggara Bandar
Udara umum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Setiap penyelenggara Bandar Udara harus membuat prosedur dan
persyaratan persetujuan yang memuat sekurang-kurangnya, jenis bidang usaha, waktu proses, persyaratan untuk mendapat persetujuan, hak dan kewajiban, masa
berlaku persetujuan dan penyelesaian perselisihan. Unit Pelaksana TeknisSatuan Kerja Bandar Udara pada Bandar Udara yang diselenggarakan oleh pemerintah dan
Unit Pelaksana dari Badan Usaha Kebandarudaraan pada Bandar Udara yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Kebandarudaraan dapat melaksanakan usaha
kegiatan penunjang Bandar Udara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
49
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, Pasal 233 ayat 1 dan 2
Universitas Sumatera Utara
surat permohonan dengan melampirkan, akta pendirian perusahaan oleh notaris bagi badan hukum indonesia atau tanda kenal diri bagi perorangan, nomor pokok
wajib pajak NPWP, surat keterangan domisili, surat izin usaha dari instansi yang bertanggung jawab di bidang perdagangan, standar prosedur operasi, standar
prosedur perawatan, sertifikat operasi untuk pelayanan jasa penunjang kegiatan penerbangan.
Menurut peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP47III2007, Kepala Unit Pelaksana Satuan Kerja Bandar Udara pada
Bandar Udara yang diselenggarakan pemerintah danatau Kepala Unit Pelaksana dari Badan Usaha Kebandarudaraan pada Bandar Udara yang diselenggarakan oleh
Badan Usaha Kebandarudaraan, melakukan evaluasi terhadap permohonan persetujuan yang disampaikan oleh badan hukum Indonesia atau perseorangan
terhadap keabsahan persyaratan, ketersediaan fasilitas peralatan dan personel sesuai ketentuan yang berlaku, peluang dan prospek usaha kegiatan penunjang
Bandar Udara. Pemberian persetujuan permohonan dilakukan selambat-lambatnya 14
empat belas hari kerja sejak dokumen permohonan diterima secara lengkap, dalam hal permohonan ditolak, selambat-lambatnya 14 empat belas hari kerja
wajib diberikan alasan penolakannya. Setiap persetujuan danatau penolakan harus dilaporkan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara. Dalam melaksanakan
pelayanan jasa kebandarudaraan meliputi pelayanan terhadap jasa pesawat udara, penumpang, barang, dan pos, badan usaha Bandar Udara dan unit penyelenggara
Bandar Udara wajib memiliki sertifikat Bandar Udara atau register Bandar Udara, menyediakan fasilitas Bandar Udara yang laik operasi serta memelihara kelaikan
Universitas Sumatera Utara
fasilitas Bandar Udara, menyediakan personel yang mempunyai kompetensi untuk perawatan dan pengoperasian fasilitas Bandar Udara, mempertahankan dan
meningkatkan kompetensi personel yang merawat dan mengoperasikan fasilitas Bandar Udara, menyediakan dan memperbaharui setiap prosedur pengoperasian
dan perawatan fasilitas Bandar Udara, memberikan pelayanan kepada pengguna jasa Bandar Udara sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan oleh Menteri,
menyediakan fasilitas kelancaran lalu lintas personel pesawat udara dan petugas operasional, menjaga dan meningkatkan keselamatan, keamanan, kelancaran, dan
kenyamanan di Bandar Udara, menjaga dan meningkatkan keamanan dan ketertiban Bandar Udara, memelihara kelesetarian lingkungan, mematuhi ketentuan
peraturan perundang-undangan, melakukan pengawasan dan pengendalian secara internal atas kelaikan fasilitas Bandar Udara, pelaksanaan prosedur perawatan dan
pengoperasian fasilitas Bandar Udara, serta kompetensi personel Bandar Udara dan memberikan laporan secara berkala kepada Menteri dan otoritas Bandar Udara.
Setiap orang yang melanggar ketentuan tersebut akan dikenakan sanksi administratif berupa: peringatan, pembekuan izin, danatau pencabutan izin.
Pelayanan jasa kebandarudaraan yang dilaksanakan oleh badan usaha Bandar Udara diselenggarakan berdasarkan konsesi danatau bentuk lainnya sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan diberikan oleh Menteri dan dituangkan dalam perjanjian. Hasil konsesi danatau bentuk lainnya tersebut merupakan
pendapatan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Badan usaha Bandar Udara dapat menyelenggarakan 1satu atau lebih Bandar Udara yang
diusahakan secara komersial.
Universitas Sumatera Utara
Pengusahaan Bandar Udara baik terhadap pelayanan jasa kebandarudaraan ataupun terhadap pelayanan jasa terkait Bandar Udara yang dilakukan oleh badan
usaha Bandar Udara, seluruh atau sebagian besar modalnya harus dimiliki oleh badan hukum Indonesia atau warga negara Indonesia. Dalam hal modal badan
usaha Bandar Udara yang dimiliki oleh badan hukum Indonesia atau warga negara Indonesia tersebut terbagi atas beberapa pemilik modal, salah satu pemilik modal
nasional harus tetap lebih besar dari keseluruhan pemegang modal asing. Menurut keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara, terdapat berbagai jenis usaha
penunjang kegiatan Bandar Udara.
50
1. Usaha jasa penyediaan penginapanhotel merupakan kegiatan untuk melayani
jasa perhotelan bagi penumpang dan pengunjung Bandar Udara yang meliputi pemesanan hotel Hotel Reservation Services dan penyelenggaraan hotel,
sedangkan usaha jasa penyediaan toko merupakan kegiatan usaha penjualan barang-barang untuk melayani keperluan penumpang dan pengunjung Bandar
Pasal 232 ayat 3 Undang- Undang No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan menyebutkan bahwa usaha-usaha kegiatan penunjang Bandar Udara
tersebut antara lain hotel reservation services, shops, restaurants, car parking, services cleaning, automatic check-in system services, refueling, general
maintenance, porter, postal services, telecommunication services, playground and recreation center, greeting services, travel agents, money exchange, ground
transportation services, left baggage services, advertisement services, first class lounge, businness class lounge, VIP class lounge, hair dresser and beauty salon,
agrobusiness services, nursery services, insurance agents, business center, vending machine dan lain-lain sebagai berikut:
50
H.K. Martono, Op.Cit, hal 186
Universitas Sumatera Utara
Udara. Usaha jasa penyediaan restoran dan bar merupakan kegiatan usaha untuk penjualan makanan dan minuman untuk melayani keperluan penumpang
dan pengunjung Bandar Udara 2.
Usaha jasa penempatan kendaraan bermotorparkir merupakan kegiatan penyelenggaraan perparkiran kendaraan bermotor di Bandar Udara, sedangkan
usaha jasa perawatan pada umumnya merupakan kegiatan jasa yang melayani pembersihan dan pemeliharaan gedung dan kantor di Bandar Udara. Usaha
jasa penyediaan otomatisasi pelaporan keberangkatan penerbangan
Automatic Check-in System Services. 3.
Usaha jasa pelayanan penunjang Bandar Udara lainnya antara lain penjualan bahan bakar dan pelumas kendaraan bermotor di Bandar Udara dan melayani
kebutuhan bahan bakar dan pelumas kendaraan bermotor di Bandar Udara, jasa pelayanan pengangkutan barang penumpang di terminal kedatangan dan
pemberangkatan, jasa pelayanan pos postal services untuk melayani kebutuhan jasa pos bagi penumpang dan pengunjung Bandar Udara, jasa
pelayanan komunikasi telecommunication services untuk melayani jasa telekomunikasi bagi penumpang dan pengunjung Bandar Udara, jasa tempat
bermain dan rekreasi play ground and recreation centre yang menyelenggarakan tempat bermain dan rekreasi bagi penumpang dan
pengunjung Bandar Udara, jasa haluan wisata greeting service untuk penjemputan danatau pengantaran penumpang pesawat udara di gedung
terminal, agen perjalanan Travel Agent yang mengatur dan menyelenggarakan perjalanan penumpang dan pengunjung Bandar Udara,
bank untuk pelayanan jasa perbankan di udara, penukaran uang Money
Universitas Sumatera Utara
Changer untuk melayani penukaran mata uang asing di Bandar Udara, jasa pelayanan angkutan darat Ground Transportation Services yang
menyelenggarakan jasa angkutan darat bagi penumpang danatau barang serta pengunjung Bandar Udara, seperti taksi dan bus, penitipan barang Left
Baggage Services merupakan penitipan barang-barang milik penumpang dan pengunjung Bandar Udara, jasa advertensi Advertising Services merupakan
usaha periklanan Bandar Udara, First Class Lounge, Businness Class Longue dan VIP Room.
Untuk memberikan pelayanan ruangan secara khusus kepada penumpang pesawat udara meliputi antara lain penyediaan makanan kecil dan minuman,
penyediaan bahan bacaan serta pelayanan khusus lainnya, Hairdresser and Beauty Salon yang melayani pangkas, penataan rambut dan perawatan kecantikan pada
umumnya, Agrobusinnes Services di bidang pertanian dengan memanfaatkan lahan di daerah Bandar Udara untuk jenis tanaman tertentu berumur pendek,
Nursery yang melayani penitipan bayi di Bandar Udara, asuransi Insurance Agent menyediakan pelayanan di bidang asuransi, jasa penyediaan ruangan
Businness Center yang menyediakan pelayanan ruangan dan penyediaan peralatan maupun tenaga untuk keperluan pertemuan danatau usaha, Vending
Machine merupakan kegiatan penjualan barang atau jasa dengan menggunakan mesin otomatis, jasa pengolaan limbah buangan, jasa pelayanan kesehatan, jasa
penyediaan kawasan industri, jasa lainnya yang secara langsung atau tidak langsung menunjang kegiatan Bandar Udara.
51
Penyandang cacat, orang sakit, lanjut usia, dan anak-anak berhak memperoleh pelayanan berupa pemberlakuan dan fasilitas khusus dari badan
51
H.K. Martono, Op.Cit, hal 187
Universitas Sumatera Utara
usaha Bandar Udara atau unit penyelenggara Bandar Udara yaitu meliputi: pemberian prioritas pelayanan di terminal, menyediakan fasilitas untuk
penyandang cacat selama di terminal, sarana bantu bagi orang sakit, menyediakan fasilitas untuk ibu merawat bayi nursery, tersedianya personel yang khusus
bertugas untuk melayani atau berkomunikasi dengan penyandang cacat, orang sakit, dan lanjut usia serta tersedianya informasi atau petunjuk tentang
keselamatan bangunan bagi penumpang di terminal dan sarana lain yang dapat dimengerti oleh penyandang cacat, orang sakit, dan lanjut usia.
52
Otoritas Bandar Udara sendiri ditetapkan oleh dan bertanggung jawab kepada Menteri dan dapat dibentuk untuk satu atau beberapa Bandar Udara
terdekat serta dalam melaksanakan tugasnya berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat. Otoritas Bandar Udara mempunyai tugas dan tanggung jawab:
53
1. Menjamin keselamatan, keamanan, kelancaran, dan kenyamanan di Bandar
Udara; 2.
Memastikan terlaksana dan terpenuhinya ketentuan keselamatan dan keamanan penerbangan, kelancaran dan kenyamanan di Bandar Udara;
3. Menjamin terpeliharanya pelestarian lingkungan Bandar Udara;
4. Menyelesaikan masalah-masalah yang dapat mengganggu kelancaran
kegiatan operasional Bandar Udara yang dianggap tidak dapat diselesaikan oleh instansi lainnya;
5. Melaporkan kepada pimpinan tertingginya dalam hal pejabat instansi di
Bandar Udara, melalaikan tugas dan tanggung jawabnya serta mengabaikan
52
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, Pasal 239 ayat 1 2
53
Ibid., Pasal 228
Universitas Sumatera Utara
danatau tidak menjalankan kebijakan dan peraturan yang ada di Bandar Udara;
6. Melaporkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada Menteri.
Pengertian tanggung jawab sangat luas, dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar masing-masing tanggung jawab dalam arti accountability,
responsibility, dan liability
.
54
Demikian pula menurut Henry Campbell Black Tanggung jawab dalam arti accountability biasanya berkaitan dengan
keuangan, pembayaran atau pembukuan, misalnya dalam kalimat: Dimintakan “pertanggungan jawab” atas hasil pembukuannya.
55
54
Ida Bagus Rahmadi Supancana, Peranan Hukum Dalam Pembangunan Kedirgantaraan, Kumpulan Makalah dan Paparan Ilmiah, CV. Mitra Karya, Jakarta, 2003, hlm 102-125
55
E. Suherman, Op.Cit, 2000, hlm 131
anggung jawab dalam arti responsibility dapat diartikan ikut memikul beban akibat suatu perbuatan atau
dapat berarti kewajiban memperbaiki kembali kesalahan yang pernah terjadi. Tanggung jawab dalam arti liability dapat diartikan kewajiban membayar ganti
kerugian yang diderita. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tanggung jawab dalam arti liability berarti menanggung segala sesuatu kerugian yang terjadi akibat
perbuatannya atau perbuatan orang lain yang bertindak untuk dan atas namanya. Menurut Pasal 240 ayat 1 UU No. 12009 tentang Penerbangan, badan
usaha Bandar Udara bertanggung jawab terhadap kerugian yang diderita oleh pengguna jasa Bandar Udara danatau pihak ketiga yang diakibatkan oleh
pengoperasian Bandar Udara. Berdasarkan ketentuan ini, penumpang sebenarnya dapat meminta tanggung jawab terhadap operator Bandar Udara apabila terjadi
kerugian yang disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian yang disebabkan oleh operator Bandar Udara.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hukum angkutan udara internasional, ketentuan tanggung jawab tidak dimaksudkan sebagai penghambat dunia penerbangan melainkan untuk
menjamin keselamatan dan kenyamanan penumpang. Pembebanan tanggung jawab kepada pengelola bandara tidak berarti mengurangi tanggung jawab dari maskapai
udara. Tiap-tiap pihak tentu wajib tanggung jawab sesuai porsinya, termasuk juga dengan penumpang.
Pada akhirnya, ketentuan hukum tidak dimaksudkan untuk mencari siapa yang salah dan benar saat terjadi kecelakaan dan insiden penerbangan. Hal ini
diperlukan untuk menyempurnakan sistem agar transportasi udara dapat lebih aman dan nyaman. Dalam bidang penerbangan dan kegiatan Bandar Udara dapat
dijumpai beberapa sistem tanggung jawab yang memakai prinsip- prinsip tanggung jawab.
Dalam konsep UU untuk menggantikan Ordonansi Pengangkutan Udara, yang disusun oleh tim konsultan untuk departemen perhubungan dalam hal ini
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara tahun 1986 telah diusulkan suatu sistem yang memakai prinsip tanggung jawab mutlak, dikombinasikan dengan sistem flat
rate, yaitu berupa pembayaran suatu jumlah tertentu secara otomatis, dengan membuka kemungkinan untuk menuntut ganti rugi melebihi jumlah tersebut
sampai suatu limit tertentu, dengan syarat beban pembuktian mengenai alasan untuk jumlah tambahan tersebut. Konsep diatas menjadi suatu perbandingan antara
berbagai sistem tanggung jawab tersebut. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009
tentang Penerbangan Pasal 138 ayat 2 bahwa badan usaha Bandar Udara, unit penyelenggara Bandar Udara, badan usaha pergudangan, atau badan usaha
Universitas Sumatera Utara
angkutan udara niaga yang melakukan kegiatan pengangkutan barang khusus danatau barang berbahaya wajib menyediakan tempat penyimpanan atau
penumpukan serta bertanggung jawab terhadap penyusunan system dan prosedur penanganan barang khusus danatau berbahaya selama barang tersebut belum
dimuat kedalam pesawat udara. Apabila melanggar ketentuan pengangkutan barang berbahaya tersebut maka akan dikenakan sanksi administratif berupa peringatan
danatau pencabutan izin dan juga menyadari betapa pentingnya peran asuransi, dalam pasal 62 Bab VIII UURI No. 1 Tahun 2009, mengatur asuransi dalam
pengoperasian pesawat udara. Dalam UU Penerbangan tidak terdapat usul yang mewajibkan asuransi
pesawat udara yang dioperasikan, personel pesawat udara yang dioperasikan, tanggung jawab kerugian orang atau badan hukumyang mempunyai hubungan
langsung dengan kegiatan pengoperasian pesawat udara dengan suatu ikatan hukum, tanggung jawab kerugian pihak ketiga atau orang atau badan hukum yang
tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan pengoperasian pesawat udara dengan suatu ikatan hukum, tetapi mendapat akibat dari pengoperasian
pesawat udara tersebut, dan kegiatan investigasi insiden dan kecelakaan pesawat udara.
56
Pengertian tanggung jawab sangat luas, dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar masing-masing tanggung jawab dalam arti accountability,
responsibility, dan liability
57
56
K. Martono, Kamus Hukum dan Regulasi Penerbangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm 60
57
Ida Bagus Rahmadi Supancana, Op.Cit, hlm 102-125.
Tanggung jawab dalam arti liability dapat diartikan kewajiban membayar ganti kerugian yang diderita. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, tanggung jawab dalam arti liability berarti menanggung segala sesuatu
Universitas Sumatera Utara
kerugian yang terjadi akibat perbuatannya atau perbuatan orang lain yang bertindak untuk dan atas namanya. Menurut Pasal 240 ayat 1 UU No. 12009 tentang
Penerbangan, badan usaha Bandar Udara bertanggung jawab terhadap kerugian yang diderita oleh pengguna jasa Bandar Udara danatau pihak ketiga yang
diakibatkan oleh pengoperasian Bandar Udara. Berdasarkan ketentuan ini, penumpang sebenarnya dapat meminta
tanggung jawab terhadap operator Bandar Udara apabila terjadi kerugian yang disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian yang disebabkan oleh operator Bandar
Udara. Berdasarkan hukum angkutan udara internasional, ketentuan tanggung jawab tidak dimaksudkan sebagai penghambat dunia penerbangan melainkan untuk
menjamin keselamatan dan kenyamanan penumpang. Pembebanan tanggung jawab kepada pengelola bandara tidak berarti mengurangi tanggung jawab dari maskapai
udara. Tiap-tiap pihak tentu wajib tanggung jawab sesuai porsinya, termasuk juga dengan penumpang.
Pada akhirnya, ketentuan hukum tidak dimaksudkan untuk mencari siapa yang salah dan benar saat terjadi kecelakaan dan insiden penerbangan. Hal ini
diperlukan untuk menyempurnakan sistem agar transportasi udara dapat lebih aman dan nyaman. Dalam bidang penerbangan dan kegiatan Bandar Udara dapat
dijumpai beberapa sistem tanggung jawab yang memakai prinsip-prinsip tanggung jawab.
B. Standar Pelayanan Penumpang Berdasarkan Peraturan Menteri