PENDAHULUAN Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Produksi Getah Gambir Di Kabupaten Pakpak Bharat

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Negara Republik Indonesia terletak di daerah tropis yang merupakan negara agraris dan sektor pertanian menjadi andalan utama penghasil devisa negara diluar migas. Sektor pertanian menopang sebagian besar perekonomian penduduknya melalui penyediaan pangan dan juga memberikan lapangan pekerjaan. Hingga saat ini, sektor pertanian masih memegang peranan penting dalam perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari jumlah penduduk dan tenaga kerja yang diserap dalam sektor pertanian. Sektor pertanian menyerap 42,3 juta orang atau 44,5 dari total tenaga kerja nasional. Bila dilihat dari kondisi perekonomian propinsi Sumatera Utara, sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat strategis dalam menunjang pembangunan ekonomi. Sektor pertanian memberikan kontribusi bagi PDB yakni sebesar 15,8 dan menyerap tenaga kerja sebesar 48 Kompas, 2010. Salah satu komoditi pertanian yang dapat menjadi komoditi unggulan dan komoditas andalan adalah gambir. Gambir telah lama dikenal sebagai campuran bahan makanan sirih. Gambir juga digunakan sebagai bahan ramuan obat, bahan pembatik, ramuan cat, pewarna tekstil dan industri bir. Gambir dapat menghambat pertumbuhan jamur Phytophora cinnamomi dan cukup berpotensi sebagai anti bakteri dan anti jamur. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ekstrak gambir digunakan sebagai bahan aktif pada pasta gigi dan biopestisida. Secara modern gambir telah dimanfaatkan oleh industri farmasi Swiss sebagai obat penyakit hati hepatitis. Di Jepang gambir dikembangkan sebagai permen pelega tenggorokan Universitas Sumatera Utara khusus untuk para perokok karena gambir dapat menetralisir nikotin, sedangkan Di Singapura, gambir dikembangkan untuk obat sakit perut dan sakit gigi Bachtiar, 2004. Permintaan terhadap gambir selalu meningkat sehingga dapat diperkirakan bahwa tanaman gambir mempunyai prospek masa depan yang cerah. Indonesia adalah negara pengekspor gambir utama dunia. Menurut BPS 2010, negara tujuan ekspor gambir adalah India, Bangladesh, Singapura, Malaysia, Jepang dan beberapa Negara Eropa. Pada tahun 2009, volume ekspor tercatat 18.360,21 ton dan perolehan devisa sebesar 38,17 juta Dolar AS. Sejalan dengan berkembangnya jenis-jenis barang industri yang memerlukan bahan baku gambir, maka kebutuhan akan gambir dalam industri semakin meningkat. India membutuhkan 6.712.037 kg gambir kering setiap tahun. Gambar 1. Perbandingan Volume Ekspor Gambir Indonesia ke Berbagai Negara Tujuan Tahun 2009 India 91 16.679 ton Series1; Pakistan; 538 ; 3 Series1; Bangladesh; 317 ; 2 Series1; Nepal; 402 ; 2 Series1; Singapura; 123 ; 1 Jepang 0,07 Series1; Malaysia; 177 ; 1 Saudi Arabia 0,06 UEA 0,16 Myanmar 0,05 Universitas Sumatera Utara Perkembangan pasar getah gambir kering relatif menguntungkan bagi petani. Harga getah gambir kering kering per kilogram saat ini adalah sebesar Rp. 25.000kg, sedangkan gambir yang masih cair sering disebut gambir bubur Rp. 3.000kg, dan gambir yang cara penjualannya perbuah, harga jualnya adalah 1 buah Rp. 1.000,00. Kabupaten Pakpak Bharat merupakan penghasil gambir terbesar di provinsi Sumatera Utara setelah Kabupaten Dairi, Deli Serdang, Tapanuli Tengah dan Mandailing Natal. Secara umum produksi tanaman gambir yang dipasarkan berupa getah gambir kering kering untuk pasar domestik dan pasar ekspor. Luas tanaman dan produksi gambir tanaman perkebunan rakyat Provinsi Sumatera Utara disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Luas tanaman dan Produksi Gambir Tanaman Perkebunan Rakyat Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009 No Kabupaten Luas Tanaman Hektar Produksi Ton TBM TM TTM Jumlah 1 2 3 4 5 Mandailing Natal Tapanuli Tengah Dairi Deli Serdang Pakpak Bharat - - 90,0 - 140,0 7,8 10,0 571,0 27,5 909,0 2,0 - 90,0 15,0 1,0 9,8 10,0 751,0 42,5 1.050,1 3,00 3,63 321,20 9,73 1.523,00 Total 230,0 1.525,3 108,0 1.863,3 1.860,58 Sumber: Sumatera Utara Dalam Angka, BPS, Tahun 2010 Secara umum luas tanaman gambir di provinsi Sumatera Utara setiap tahun mengalami peningkatan. Perkembangan luas tanaman dan produksi gambir tanaman perkebunan rakyat Provinsi Sumatera Utara disajikan pada Tabel 2. Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Perkembangan Luas Tanaman dan Produksi Gambir Tanaman Perkebunan Rakyat Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006-2009 No Tahun Luas Tanaman Hektar Produksi Ton TBM TM TTM Jumlah 1 2 3 4 2006 2007 2008 2009 290 210 249 230 1.079,00 1.399,61 1.430,61 1.525,30 18 3 3 108 1.387,0 1.613,3 1.683,3 1.863,3 728,72 542,16 1.558,12 1.860,58 Sumber: Sumatera Utara Dalam Angka, BPS, Tahun 2010 Keterangan: TBM : Tanaman Belum Menghasilkan TM : Tanaman Menghasilkan TTM : Tanaman Tidak Menghasilkan Di Kabupaten Pakpak Bharat, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe dan Kecamatan Kerajaan dan Kecamatan Tinada adalah daerah penghasil produksi gambir terbesar dibandingkan lima kecamatan lainnya. Hasil pendataan rumah tangga sensus pertanian 2008, terdapat 8.292 rumah tangga pertanian di Kabupaten Pakpak Bharat, dimana salah satu tanaman perkebunan rakyat yang saat ini memberikan kontribusi yang cukup besar untuk menopang kehidupan petani di Kabupaten Pakpak Bharat adalah tanaman gambir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat tahun 2009, total luas areal tanaman gambir adalah 1.051 Ha, yang terdapat di 8 delapan kecamatan di Kabupaten Pakpak Bharat. Jumlah produksi pertahunnya adalah 1.523 ton BPS, 2010. Keterbatasan tenaga kerja yang terjadi dalam berusahatani komoditi gambir di Kabupaten Pakpak Bharat merupakan kendala utama dimana disaat pemetikan daun gambir yang siap panen, sulit mendapatkan tenaga kerja tambahan bagi petani gambir. Tenaga kerja sangat berhubungan erat dengan produksi getah gambir kering khusus tenaga pemanen daun, pengepresan daun Universitas Sumatera Utara gambir. Jika tenaga kerja cukup untuk pemanenan daun gambir besar kemungkinan produksi gambir akan meningkat. Kelembagaan petani dalam hal ini yakni keikutsertaan dalam kelompok tani juga berpengaruh terhadap produksi gambir dimana petani yang menjadi anggota kelembagaan petani baik itu kelompok tani maupun gabungan kelompok tani menerima teknologi pertanian melalui proses penyuluhan secara berkala dan menerapkannya dalam usahatani gambir maka akan berpengaruh terhadap produksi gambir yang diusahakannya. Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat berupaya meningkatkan produksi dan produktivitas gambir melalui program, kegiatan di Satuan Kerja Perangkat Dinas khususnya melalui kegiatan penyuluhan dari Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan juga kegiatan – kegiatan pada Dinas Pertanian dan Perkebunan. Argumentasinya adalah gambir telah lama dibudidayakan dan berlangsung turun temurun. Dari sisi harga dipandang prospektif serta menunjukkkan trend yang menaik dimana tanaman mudah dirawat dan tidak mempunyai ham adan penyakit Analisa, 2011. Kabupaten Pakpak Bharat sumber daya manusia yang tersedia saat ini di bidang penyuluhan adalah Penyuluh Pertanian tahun 2010 sebanyak 91 orang. Menurut Peraturan Menteri Pertanian nomor 273 tahun 2007 tentang revitalisasi kelembagaan pertanian masih memungkinkan untuk merevitalisasi kelembagaan petani dengan mereorganisasi pengurus kelompok tani, membentuk kelompok- kelompok tani baru demi peningkatan produksi, pendapatan petani. Jumlah kelompok tani tahun 2011 sebanyak 325 kelompok pangan, perkebunan, hortikultura namun kelompok tani komoditi gambir hanya 42 kelompok di Universitas Sumatera Utara Kecamatan Sitellu Urang Jehe yang terdapat di 7 desa dan di Kecamatan Pergetteng getteng Sengkut 8 kelompok terdapat di 2 desa. Pada usahatani gambir tahap yang paling penting adalah tahapan pengolahan. Proses pengolahan daun menjadi ekstrak gambir kering dilakukan di kebun petani yang letaknya jauh dari rumah petani Haddad, 2001. Petani gambir di Kabupaten Pakpak Bharat mengolah daun gambir menjadi ekstrak gambir menggunakan 2 dua jenis alat pengolah yaitu pengolah daun gambir sederhana dan pengolah daun gambir modern. Jenis alat pengolah daun gambir ini sangat menentukan produksi ekstrak gambir yang dihasilkan. Di dalam usahatani dan pengolahan tanaman gambir diperlukan faktor faktor yang mempengaruhi tingkat produksi tanaman tersebut sebagai sarana produksi, seperti jumlah daun gambir, jumlah tenaga kerja pengolahan, alat pengolahan, pengalaman dan kelembagaan yang turut serta mempengaruhi tingkat produksi tanaman gambir. Kualitas gambir sangat ditentukan oleh proses pengolahan getah gambir dan mutu daun gambir. Daun gambir yang diolah sebaiknya daun gambir yang tidak muda dan tidak terlalu tua. Karena apabila daun gambir masih muda belum banyak menghasilkan getah dan apabila terlalu tua daunnya sudah kekuning- kuningan sehingga getah yang dihasilkan tidak berkualitas. Pada proses pengolahan daun gambir menjadi getah, ketelitian pemetikan daun serta pemerasan daun, kebersihan peralatan pengolah, lingkungan pengempaan dan tempat penjemuran serta pengaruh cuaca dapat mempengaruhi kualitas gambir, biasanya waktu untuk pengeringan gambir dilakukan selama satu minggu. Universitas Sumatera Utara Dilihat dari luas areal, di Kabupaten Pakpak Bharat selalu terjadi perluasan lahan untuk komoditi gambir di setiap tahunnya yang berarti usahatani gambir masih diminati oleh masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat. Namun hanya pola extensifikasi dengan perambahan hutan yang dilakukan masyarakat tanpa memperhatikan pola intensifikasi sehingga produktivitas getah gambir kering yang dihasilkan belum maksimal. Petani hanya terus menambah luas lahan usahatani gambir dan tidak memperhatikan faktor lain yang dapat memaksimalkan produktivitas getah gambir kering. Masalah lain terkait peningkatan produktivitas getah gambir kering adalah terbatasnya alat pengolahan jenis hidolik yang dimiliki yang dimiliki petani sehingga ekstrak gambir tidak sepenuhnya terambil dari hasil pengepresan dengan alat pengepres gambir jenis tradisionalkempa. Masalah lain pengaruh rendahnya produksi getah gambir kering disebabkan oleh varietas, musim panen, kapasitas alat dan frekwensi panen daun gambirnya. Tenaga kerja juga akan berpengaruh dalam produksi getah gambir kering apabila jumlah daun gambir tersedia dan tenaga kerja pemanen tersedia juga. Sesuai dengan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk meneliti dan menulis tesis dengan judul “Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi getah gambir kering di Kabupaten Pakpak Bharat”. 1.2. Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah apakah jumlah daun, tenaga kerja pengolah, alat pengolahan, pengalaman dan kelembagaan berpengaruh terhadap produksi getah gambir kering kering di Kabupaten Pakpak Bharat? Universitas Sumatera Utara 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh jumlah daun, tenaga kerja pengolah, alat pengolahan, pengalaman dan kelembagaan terhadap produksi daun gambir di Kabupaten Pakpak Bharat. 1.4. Kegunaan Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah Kabupaten Pakpak Bharat terutama para pengambil kebijakan, keputusan maupun pelaksana pembangunan daerah dalam merumuskan perencanaan dan kebijakan pembangunan daerah khususnya yang berkaitan dengan peningkatan produksi gambir dan penentuan pengembangan komoditi unggulan daerah. 2. Sebagai bahan referensi bagi Penyuluh Pertanian Lapangan dalam upaya peningkatan pembinaan kelembagaan pertanian khususnya pada kelompok tani gambir di Kabupaten Pakpak Bharat. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbanyak dan menambah sumbangan terhadap ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu ekonomi pertanian. Universitas Sumatera Utara

II. TINJAUAN PUSTAKA