Dari sudut bentuk dan perwujudannya perkembangan tari di Indonesia dapat dibagi atas lima tahap Sedyawati , yaitu:
1 tahap kehidupan terpencil dalam wilayah-wilayah etnik, 2 tahap masuknya pengaruh-pengaruh luar sebagai unsur asing,
3 tahap penembusan secara sengaja batas-batas kesukuan, sehubungan dengan tampilnya nasionalisme Indonesia,
4 tahap gagasan mengenal pengembangan tari untuk taraf nasional, dan 5 tahap kedewasaan baru yang ditandai oleh pencaharian nilai-nilai di dalam tari
itu sendiri. Ciri khusus tarian Indonesia menurut Claire Holt 1967 adalah terikat dengan
tanah dan tidak menjauhinya, posisinya duduk, berlutut, membungkuk ataupun setengah membungkuk. Serta kaki dan tangan sama pentingnya.
2.2 Pengertian Tari Saman
Saman adalah bagian dari budaya masyarakat Gayo yang berfungsi sebagai media komunikasi, ajang silaturahmi, dan sebagai hiburan. Umumnya Saman
dilakukan di bale saman atau di lapangan kampung yang ditampilkan pada hari-hari
besar seperti upacara perkawinan, hari raya dan lain sebagainya.
Suatu kesenian tradisionil yang dinamakan “saman” telah tumbuh dan berkembang di daerah Aceh Tengah khususnya dalam masyarakat Gayo. Alam Gayo
terletak dipedalaman Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Tari saman sendiri lahir ± pada abad XIV, hingga saat ini masih terus berkembang.
Tari Saman adalah sebuah tarian adat yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat dan masyarakat Aceh. Syair dalam
tarian Saman mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kepariwisataan
Kepariwisataan menurut Undang- Undang Nomor 9 Tahun 1990 pada bab I pasal 1, bahwa Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pariwisata. Artinya semua kegiatan dan urusan yang ada kaitannya dengan perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, pengawasan, pariwisata baik yang
dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta dan masyarakat disebut Kepariwisataan. Menurut ketetapan MPR No. I-II tahun 1960 bahwa dalam dunia modern pada
hakikatnya adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memberi hiburan jasmani dan rohani setelah beberapa waktu bekerja serta mempunyai modal
untuk melihat – lihat daerah lain. Dengan demikian pengertian kepariwisataan ini jauh lebih luas dari pada
pengertian pariwisata, karena kepariwisataan mencakup segala kegiatan atau penyelenggaraan usaha perjalanan wisata, usaha jasa pramuwisata, konvensi dan lain
– lain yang kesemuanya harus dapat memberikan kepuasan wisatawan baik rohani maupun jasmani.
2.4 Objek dan Daya Tarik Wisata
Daya tarik wisata yang juga disebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata.
Pengertian objek dan daya tarik wisata menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 yaitu yang menjadi sasaran perjalanan wisata yang meliputi :
1. Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan
fauna, seperti : pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis, serta binatang-binatang langka.
Universitas Sumatera Utara
2. Karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan
sejarah, seni budaya, wisata agro pertanian, wisata tirta air, wisata petualangan, taman rekreasi, dan tempat hiburan.
3. Sasaran wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri
dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat ziarah dan lain-lain.
Dalam bahasa inggris istilah objek dan daya tarik wisata ini disebut
“Attraction” yang berarti segala sesuatu yang memiliki daya tarik, baik benda yang
berbentuk fisik maupun nonfisik.
2.5 Pengertian Atraksi Wisata