BAB III GAMBARAN UMUM ACEH TENGAH
3.1 Letak Geografis Aceh Tengah
Takengon Kabupaten Aceh Tengah adalah sebuah kabupaten yang terletak di tengah-tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan wilayah yang didominasi
pegunungan. Penduduknya sebagian besar berasal dari suku Gayo. Kabupaten ini terkenal dengan Danau Laut Tawar, sebagai salah satu tempat wisata.
Kabupaten Aceh Tengah berada di kawasan Dataran Tinggi Gayo. Kabupaten lain yang berada di kawasan ini adalah Kabupaten Bener Meriah serta Kabupaten
Gayo Lues. Tiga kota utamanya yaitu Takengon, Blang Kejeren, dan Simpang Tiga Redelong. Jalan yang menghubungkan ketiga kota ini melewati daerah dengan
pemandangan yang sangat indah. Pada masa lalu daerah Gayo merupakan kawasan yang terpencil sebelum pembangunan jalan dilaksanakan di daerah ini.
3.2 Sejarah Kota Takengon
Takengon merupakan ibu kota Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia. Kota Takengon terletak di sisi Danau Laut Tawar, di
tengah-tengah wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kawasan ini merupakan dataran tinggi yang berhawa sejuk dengan ketinggian sekitar 1200 m di atas
permukaan laut. Banyak terdapat tempat wisata di kawasan ini, di antaranya adalah Danau Laut Tawar, Gua Puteri Pukes, Pantan Terong. Mayoritas penduduk kota
Takengon adalah Suku Gayo, yang lainnya bersuku Aceh, minang, jawa dll.
Universitas Sumatera Utara
Alkisah pada zaman dahulu kala, para tetua adat di Negeri Linge didaerah dataran tinggi Gayo sepakat untuk mencari daerah baru yang akan dijadikan lokasi
pemukiman baru bagi anak cucu mereka yang sudah berkembang. Setelah mendaki dan menurungi pegunungan berkabut, mereka menemukan sebuah dataran yang luas
yang dikelilingi pegunungan. Berita penemuan lokasi baru itu disampaikan ke majelis adat Linge, dan sang tetua berkata “Takah di Tengon”, atau di lihat dahulu, apakah
lokasi itu baik untuk dijadikan permukiman baru. Dan setelah dilakukan “Takah di Tengon”, para Tetua suku Gayo Linge sepakat untuk membuka hunian baru di
pinggiran danau tersebut. Dan Desa “Takah di Tengon” ini kemudian berkembang dan dikenal dengan nama kota Takengon.
Saat ini Takengon merupakan ibukota Kabupaten Aceh Tengah yang merupakan kampung halaman bagi masyarakat Gayo. Kota ini juga disebut dengan kota diatas
awan karena sering ditutupi kabut tebal dan untuk mengunjungi kota ini, kita harus melewati jejeran pegunungan di dataran tinggi Gayo.
Disamping selalu diselimuti kabut karena lokasinya yang berada di ketinggian 1.200 mdpl, kota ini juga masih menyimpan sejuta legenda disetiap sudut kotanya
dan masih merupakan misteri sampai saat ini. Percaya atau tidak, masyarakat Gayo sangat mempercayai hikayat dan legenda-legenda tersebut dan menghormatinya.
Danau Laut tawar yang mistis dan penuh misteri, legenda Putri Hijau, Legenda Putri Pukes, asa muasal Danau Gayo yang terbentuk karena perkelahian antara manusia
dengan raksasa, dan sebagainya adalah peninggalan kisah-kisah era Animisme yang maih terjaga sampai saat ini.
Universitas Sumatera Utara
Terlepas dari benar atau tidaknya kisah dan misteri tersebut, kearifan lokal masyarakat Gayo telah membuat banyak pendatang baik luar datang mengais rejeki
di kota ini. Dan Takengon bisa dikatakan sebagai kota teramah di seantero Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Sehingga tak heran Takengon menjadi ikon pariwisata
Aceh. Berbeda dengan sebagian besar kota-kota di Aceh yang lebih ramai di malam hari, aktifitas di Takengon lebih banyak dilakukan di siang hari, sedangkan di malam
hari nyaris sepi karena memang udara malam yang sangat dingin dan penduduk lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.
3.3 Keadaan Alam dan Iklim