Analisis Pengendalian Tingkat Produksi Optimal Crude Palm Oil (CPO) Dengan Metode EPQ (Economic Production Quantity) (Studi Kasus: PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk)

(1)

ANALISIS PENGENDALIAN TINGKAT PRODUKSI

OPTIMAL CRUDE PALM OIL(CPO) DENGAN

METODE ECONOMIC PRODUCTION

QUANTITY (EPQ)

(Studi Kasus: PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk)

SKRIPSI

ADE NENY SURAWAN

110803015

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(2)

ANALISIS PENGENDALIAN TINGKAT PRODUKSI

OPTIMAL CRUDE PALM OIL(CPO) DENGAN

METODE ECONOMIC PRODUCTION

QUANTITY (EPQ)

(Studi Kasus: PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk)

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

ADE NENY SURAWAN

110803015

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(3)

i

PERSETUJUAN

Judul : Analisis Pengendalian Tingkat Produksi

Optimal Crude Palm Oil (CPO) Dengan Metode EPQ (Economic Production Quantity) (Studi Kasus: PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk)

Kategori : Skripsi

Nama : Ade Neny Surawan

Nomor Induk Mahasiswa : 110803015

Program Studi : Sarjana (S1) Matematika

Departemen : Matematika

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Juni 2015

Komisi Pembimbing:

Pembimbing 2, Pembimbing 1,

Drs. Pengarapen Bangun, M.Si Prof. Dr. Drs. Iryanto, M.Si

NIP. 19560815 198503 1 005 NIP. 19460404 197107 1 001

Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU Ketua,

Prof. Dr. Tulus, M.Si.


(4)

ii

PERNYATAAN

ANALISIS PENGENDALIAN TINGKAT PRODUKSI OPTIMAL CRUDE PALM OIL(CPO) DENGAN METODE

ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY (EPQ)

(Studi Kasus: PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk)

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri. Kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2015

Ade Neny Surawan 110803015


(5)

iii

PENGHARGAAN

Alhamdullah hirobbil’alamin, puji dan syukur atas rahmat dan karunia yang dilimpahkan Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Drs. Iryanto, M.Si. selaku pembimbing I dan Bapak Drs. Pangarapen Bangun, M.Si. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Terimakasih kepada Ibu Dra. Normalina Napitupulu M.Sc. dan Bapak Dr. Syahriol Sitorus, M.IT selaku dosen penguji atau pembanding. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Tulus, Vordipl. Math, M.Si. dan Ibu Dr. Mardiningsih, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika, kepada Dekan dan Pembantu Dekan, serta seluruh dosen di Departemen Matematika, dan semua pegawai yang ada di FMIPA USU. Teristimewa kedua orang tua yang saya cintai Bapak Surawan, Ibu Jariyem dan seluruh keluarga besar atas doa, nasehat, bimbingan dan dukungan moril dan materil, yang menjadi sumber motivasi bagi penulis untuk tetap semangat dalam perkuliahan dan penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada sahabat-sahabat penulis Nella Sari, Switamy Angnitha P, Tami Indriyani, dan terkhusus untuk teman-teman seperjuangan stambuk 2011 yang selama ini telah memberikan semangat, dorongan dan saran baik dalam pengerjaan skripsi ini maupun dalam proses belajar sehari-hari. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada abang, kakak, dan adik-adik di Matematika FMIPA USU atas dukungan dan semangat yang telah diberikan kepada penulis.

Medan, Juli 2015

Penulis


(6)

iv

ANALISIS PENGENDALIAN TINGKAT PRODUKSI OPTIMAL CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN METODE

ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY (EPQ)

(Studi Kasus: PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk)

ABSTRAK

Kelebihan dan kekurangan pada produksi dapat menyebabkan beberapa masalah yang sering terjadi pada perusahaan. Pabrik Kelapa Sawit pada PT. Bakrie Sumatera Plantation sering terjadi kelebihan produksi CPO yang mengakibatkan persediaan CPO menumpuk sehingga modal perusaahan tertanam terlalu besar di dalam persediaan. Pengendalian produksi sangatlah penting untuk menentukan tingkat produksi CPO pada perusahaan karena dapat mendorong kelancaran dalam proses produksi serta dapat memininalkan biaya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meminimalkan biaya agar didapatkan hasil produksi CPO yang optimal adalah dengan menerapkan metode pengendalian produksi Economic Production Quantity (EPQ) . Dari perhitungan yang dihasilkan dengan menggunakan model EPQ diperoleh tingkat optimal produksi setiap putaran produksi adalah 5.016.516,60 kg dengan interval waktu optimal yaitu 1,208 bulan. Biaya minimum pengadaan persediaan selama interval waktu optimal adalah sebesar Rp 34.073.048.867,216 setiap putaran produksi. Selisih total biaya pengadaan persediaan produksi yang dihasilkan dengan menggunakan model EPQ dan perhitungan berdasarkan kondisi produksi perusahaan adalah sebesar sebesar Rp 5.106.259.740,00 per periode atau sekitar Rp.425.521.645,00 per bulan.


(7)

v

OPTIMAL PRODUCTION CONTROL ANALYSIS OF CRUDE PALM OIL (CPO) WITHECONOMIC PRODUCTION

QUANTITY METHOD (EPQ)

(Study Case: PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk)

ABSTRACT

Advantages and disadvantages in production may cause some problems that often occur in the company. Palm Oil Factory in PT. Bakrie Sumatera Plantation often resulting in excess production of CPO inventory piled up so that capital is too large perusaahan embedded in the inventory. Production control is very important to determine the level of CPO production in the company because it can encourage fluency in the production process and to minimize the costs. One way that can be done to minimize costs in order to obtain optimal results CPO production is to implement a method of controlling the production of Economic Production Quantity (EPQ). From calculations generated by using a model derived EPQ optimal level of production of each round of production is 5,016,516.60 kilograms with optimal time interval is 1,208 a month. The minimum cost of procurement of supplies for the optimal time interval is Rp 34,073,048,867.216 each round of production. Difference in total procurement costs of production inventories generated using EPQ models and calculations based on the conditions of production of the company amounted to Rp 5,106,259,740.00 per period or about Rp.425.521.645,00 per month.


(8)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan i

Pernyataan ii

Penghargaan iii

Abstrak iv

Abstract v

Daftar Isi vi

Daftar Tabel viii

Daftar Gambar ix

Daftar Lampiran x

Bab 1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 3

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Tinjauan Pustaka 4

1.5 Tujuan Penelitian 5

1.6 Kontribusi Penelitian 6

1.7 Metodologi Penelitian 6

Bab 2. Landasan Teori

2.1 Pengendalian Persediaan 8

2.1.1Uji Kenormalan Liliefors 8

2.1.2Defenisi Persediaan 9

2.1.3Penyebab dan Fungsi Persediaan 10

2.1.4Sistem Persediaan 11

2.1.5Biaya Dalam Sistem Persediaan 12

2.1.6Tujuan Pengendalian Persediaan 15

2.2 Metode Pengendalian Persediaan Economic Production 16 Quantity (EPQ)

Bab 3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Sejarah Singkat PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. 18

3.2 Pengumpulan Data 18

3.3 Pengolahan Data dan Pemecahan Masalah 23

3.3.1 Uji Kenormalan Liliefors 23

3.3.2 Perhitungan Berdasarkan Kondisi Perusahaan 26 3.3.3 Perhitungan Dengan Metode Pengendalian Persediaan 28

3.3.3.1 Tingkat Produksi Optimal 28


(9)

vii

3.3.3.3 Biaya Total Persediaan Minimum Produksi 30

3.4 Rangkuman Pembahasan 31

Bab 4. Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan 33

4.2 Saran 33

DAFTAR PUSTAKA 34


(10)

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman Tabel

3.1 Tabel Volume Produksi CPO Periode 2013-2014 19

3.2 Tabel Volume Penyaluran CPO Periode 2013- 2014 20

3.3 Tabel Biaya Pengadaan CPO Periode 2013-2014 21

3.4 Tabel Biaya Penyimpanan CPO Perode 2013-2014 22

3.5 Tabel Perbandingan Total Biaya Menggunakan 31 EPQ Dan Tanpa EPQ


(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman Gambar

2.1 Biaya-biaya Dalam Persediaan 14

2.2 Kurva-Kurva Total Persediaan 15


(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lamp Judul Halaman Lamp

1 Tabel Produksi Pengiriman dan Biaya Pengadaan CPO 35 (Crude Palm Oil) PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk

2013

2 Tabel Produksi Pengiriman dan Biaya Pengadaan CPO 36 (Crude Palm Oil) PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk

2014

3 Uji Kenormalan Data Penyaluran CPO periode 2013 37

4 Uji Kenormalan Data Penyaluran CPO periode 2014 38

5 Jadwal Penelitian 39


(13)

iv

ANALISIS PENGENDALIAN TINGKAT PRODUKSI OPTIMAL CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN METODE

ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY (EPQ)

(Studi Kasus: PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk)

ABSTRAK

Kelebihan dan kekurangan pada produksi dapat menyebabkan beberapa masalah yang sering terjadi pada perusahaan. Pabrik Kelapa Sawit pada PT. Bakrie Sumatera Plantation sering terjadi kelebihan produksi CPO yang mengakibatkan persediaan CPO menumpuk sehingga modal perusaahan tertanam terlalu besar di dalam persediaan. Pengendalian produksi sangatlah penting untuk menentukan tingkat produksi CPO pada perusahaan karena dapat mendorong kelancaran dalam proses produksi serta dapat memininalkan biaya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meminimalkan biaya agar didapatkan hasil produksi CPO yang optimal adalah dengan menerapkan metode pengendalian produksi Economic Production Quantity (EPQ) . Dari perhitungan yang dihasilkan dengan menggunakan model EPQ diperoleh tingkat optimal produksi setiap putaran produksi adalah 5.016.516,60 kg dengan interval waktu optimal yaitu 1,208 bulan. Biaya minimum pengadaan persediaan selama interval waktu optimal adalah sebesar Rp 34.073.048.867,216 setiap putaran produksi. Selisih total biaya pengadaan persediaan produksi yang dihasilkan dengan menggunakan model EPQ dan perhitungan berdasarkan kondisi produksi perusahaan adalah sebesar sebesar Rp 5.106.259.740,00 per periode atau sekitar Rp.425.521.645,00 per bulan.


(14)

v

OPTIMAL PRODUCTION CONTROL ANALYSIS OF CRUDE PALM OIL (CPO) WITHECONOMIC PRODUCTION

QUANTITY METHOD (EPQ)

(Study Case: PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk)

ABSTRACT

Advantages and disadvantages in production may cause some problems that often occur in the company. Palm Oil Factory in PT. Bakrie Sumatera Plantation often resulting in excess production of CPO inventory piled up so that capital is too large perusaahan embedded in the inventory. Production control is very important to determine the level of CPO production in the company because it can encourage fluency in the production process and to minimize the costs. One way that can be done to minimize costs in order to obtain optimal results CPO production is to implement a method of controlling the production of Economic Production Quantity (EPQ). From calculations generated by using a model derived EPQ optimal level of production of each round of production is 5,016,516.60 kilograms with optimal time interval is 1,208 a month. The minimum cost of procurement of supplies for the optimal time interval is Rp 34,073,048,867.216 each round of production. Difference in total procurement costs of production inventories generated using EPQ models and calculations based on the conditions of production of the company amounted to Rp 5,106,259,740.00 per period or about Rp.425.521.645,00 per month.


(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini dimana dunia usaha tumbuh dengan pesat di Indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan yang lebih ketat demi menjaga kelangsungan operasi perusahaan.

Kelangsungan proses produksi dalam suatu perusahaan di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: modal, teknologi, persediaan bahan baku, persediaan barang dan tenaga kerja.

Persediaan yang cukup dapat memperlancar proses produksi serta barang yang dihasilkan harus dapat menjamin efektifitas kegiatan pemasaran, yaitu memberikan kepuasaan kepada pelanggan, karena apabila produk tidak tersedia maka perusahaan kehilangan kesempatan merebut pasar dan perusahaan tidak dapat mensuplai hasil produksi dengan jumlah optimal.

Begitu juga apabila persediaan terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan maka akan memperbesar penyusutan, besar kemungkinan karena rusak, kualitas menurun, usang, sehingga memperkecil keuntungan yang diperoleh perusahaan. Ketidaktepatan dalam pengadaan faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan akan menimbulkan adanya pemborosan yang mengakibatkan kerugian faktor finansial.

PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. (PT. BSP) merupakan Perusahaan Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) yang bergerak di bidang usaha perkebunan dan pengolahan karet.


(16)

2

Pada mulanya perusahaan hanya bergerak di bidang perkebunan karet. Namun pada tahun 1992 perusahaan mulai melaksanakan konversi atas sebagian perkebunan karet menjadi perkebunan kelapa sawit.

Keputusan untuk memasukan kelaspa sawit ke dalam bisnis ini didasari pertimbangan bahwa bisnis ini menguntungkan. selain itu kelapa sawit dikenal dengan tanaman yang memiliki produktivitas tinggi diibanding komoditas perkebunan lainnya.

Pabrik Kelapa Sawit pada PT. Bakrie Sumatera Plantation sering terjadi kelebihan produksi yang mengakibatkan persediaan CPO menumpuk sehingga modal perusaahan tertanam terlalu besar di dalam persediaan. Perusahaan harus mempunyai kebijakan untuk menentukan jumlah produksi dengan disesuaikan dengan permintaan pasar agar persediaan pada tingkat biaya minimal.

Agar dapat mempertahankan bahkan meningkatkan jumlah permintaan produksi khususnya CPO, dan juga agar dapat memproduksi secara ekonomis serta menghilangkan biaya persediaan produksi yang lebih besar, solusi yang dapat dilakukan untuk persoalan tersebut adalah diperlukannya suatu perbaikan sistem pengendalian persediaan produksi.

Perbaikan ini dilakukan melalui perhitungan pengendalian produksi dengan menggunakan Metode Economic Production Quantity (EPQ) serta menentukan jumlah siklus yang optimal dan jumlah produksi yang ekonomis untuk meminimunkan jumlah biaya persediaan produksi.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas maka penulis tertarik untuk membahas masalah pengendalian proses produksi dengan judul “ANALISIS PENGENDALIAN PENGENDALIAN TINGKAT PRODUKSI OPTIMAL CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN METODE ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY (EPQ) “


(17)

3

1.2Perumusan Masalah

Dari uraian yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan pokok yang akan dibahas pada penelitian ini adalah berapa banyak jumlah produksi yang harus ditentukan dalam suatu siklus produksi yang optimal untuk meminimumkan total biaya persediaan produksi CPO pada PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk.

1.3Batasan Masalah

Untuk menghindari terlalu meluasnya masalah dan adanya penyimpangan dalam pengambilan kesimpulan, perlu adanya batasan-batasan untuk menyelesaikan permasalahan, yaitu:

a. Model yang dikembangan untuk persediaan produk tunggal.

b. Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.

c. Data yang digunakan berupa data sekunder yang diperoleh dari PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk yang meliputi :

• Data Jumlah Produksi tahun 2013-2014.

• Data Jumlah Penyaluran tahun 2013-2014.

• Biaya Pengadaan dan Penyimpanan tahun 2013-2014.

d. Proses pengolahan dan kebijakan perusahaan tidak berubah selama jangka waktu pemecahan masalah.

e. Tidak terjadi kekurangan persediaan (shortages).

f. Bahan baku tersedia sewaktu diperlukan untuk proses produksi (lead time) atau waktu tunggu adalah nol.


(18)

4

1.4Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dilakukan sebagai acuan yang digunakan penulis untuk menjadi landasan teori dalam penulisan skripsi. Tinjauan pustaka berikut dikutip dari buku-buku dan jurnal-jurnal serta makalah yang berhubungan dengan pengendalian tingkat produksi optimal dengan metode EPQ.

Yamit (2002) mengemukakan bahwa persediaan produk dalam suatu perusahaan berkaitan dengan volume produksi dan besarnya permintaan pasar. Perusahaan harus mempunyai kebijakan untuk menentukan volume produksi dengan disesuaikan besarnya permintaan pasar agar jumlah persediaan pada tingkat biaya minimal. Metode EPQ dimaksudkan untuk menentukan besarnya volume produksi yang optimal, dalam artian cukup untuk memenuhi kebutuhan dengan biaya yang serendah-rendahnya.

Penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya variabel saja. Biaya variabel dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).

2. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost).

Baroto (2002) mengemukakan biaya persiapan produksi merupakan biaya yang harus dikeluarkan sebelum produksi berlangsung. Biaya ini timbul karena perusahaan memproduksi sendiri bahan baku yang akan digunakan. Biaya ini terdiri dari : (1) biaya mesin-mesin menganggur, (2) biaya persiapan tenaga kerja langsung, (3) biaya scheduling, (4) biaya ekspedisi dan sebagainya.Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin tinggi.


(19)

5

Menurut P Siagian dalam bukunya “ Penelitian Operasional Teori dan Praktek” untuk mencari tingkat produksi optimal dalam satu putaran produksi adalah sebagai berikut:

• Tingkat produksi optimal dalam satu putaran produksi adalah = 2

• Interval waktu optimal dalam satu putaran produksi adalah =

• Biaya Persediaan Minimum Produksi

Dimana :

=Jumlah pesanan optimal atau produksi optimal tiap putaran produksi = Waktu optimal satu putaran produksi

= Laju penyaluran produksi per satuan waktu = Laju produksi per satuan waktu.

= Set Up Cost atau biaya pengadaan untuk tiap putaran produksi = Carrying costs atau biaya penyimpanan per unit per satuan waktu

Yus Louri P Sitepu (2013) dalam jurnalnya yang berjudul “Pengendalian Persediaan Produksi CPO ddengan metode EPQ” menerangkan bahwa Perumusan ilmu statistik juga berguna dalam pengendalian persediaan untuk menentukan pola distribusi. Pola distribusi tersebut dapat diketahui dengan melakukan uji kenormalan Lilliefors.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan besar tingkat produksi optimal CPO dalam satu putaran produksi dengan interval waktu optimal untuk meminimumkan

s c o

C

Q

D

C

P

D

P

Q

TIC

0 0

2

)

(

+

=


(20)

6

biaya pengadaan persediaan produksi yang pada PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk.

1.6 Kontribusi Penelitian

Kontribusi dari penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Dapat dijadikan bahan masukan, bahan pertimbangan dan koreksi yang berkaitan dengan kebijakan dalam menentukan tingkat optimum produksi dalam satu putaran produksi.

2. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta menerapkan ilmu yang dimiliki dalam dunia kerja sesungguhnya, khususnya dalam hal pengendalian tingkat produksi optimum.

3. Dapat menjadi sumber informasi dan masukan yang dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya.

4. Sebagai bahan rujukan untuk PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk untuk menentukan tingkat optimum pengadaan persediaan produksi CPO.

1.7 Metodologi Penelitian

Penelitian ini dibuat berdasarkan studi kasus pada kantor PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk dengan langkah langkah sebagai berikut:

1. Mempelajari dan memahami tentang metode pengendalian persediaan dan mempelajari topik yang berkaitan dengan penelitian.

2. Observasi ke tempat penelitian dengan pengambilan data skunder dari perusahaan.

Adapun data yang diperlukan adalah:

• Jumlah produksi CPO pada tahun 2013-2014


(21)

7

Biaya Pengadaan CPO dan biaya penyimpanan pada tahun 2013-2014.

• Harga CPO per kilogram

3. Pengolahan data dengan menggunakan metode Pengendalian Persediaan dengan model EPQ.

4. Menyimpulkan hasil dan informasi dari penyelesaian permasalahan yang telah diselesaikan.


(22)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengendalian Persediaan

2.1.1 Uji Kenormalan Liliefors

Perumusan ilmu statistika juga berguna dalam pengendalian persediaan dan biasanya digunakan untuk mengetahui pola distribusi apa yang dipakai. Pola distribusi itu dapat diketahiu dengan menggunakan uji kenormalan LIliefors.

Sudjana, (2005) mengemukakan adapun langkah-langkah Uji Normalitas data tunggal menggunakan Uji Liliefors adalah sebagai berikut:

1. Urutkan data sampel dari yang terkecil ke terbesar , , , … ,

2. Hitunglah rata-rata nilai skor sampel secara keseluruhan menggunakan rata-rata tunggal.

3. Menghitung standar deviasi nilai skor sampel menggunakan standar deviasi tunggal

4. Menghitung angka standar pada setiap dengan rumus

= −

dimana Xi adalah rata-rata dan S adalah standar deviasi.

5. Menentukan nilai tabel (lihat lampiran tabel Z) berdasarkan nilai dengan mengabaikan nilai negatifnya.

6. Menentukan besar peluang masing-masing nilai Z berdasarkan tabel Z (ditulis dengan symbol ( ) yaitu dengan cara nilai 0,5 – nilai tabel Z apabila nilai negatif (-) dan 0,5 + nilai tabel Z apabila nilai positif (+).


(23)

9

7. Mengitung frekuensi kumulatif nyata dari masing-masing nilai Z untuk setiap baris, dan sebut dengan ( ) dan dibagi dengan jumlah number of case N sample.

8. Menentukan nilai ( ) = | ( ) − ( )| dan bandingkan dengan nilai ( )(tabel nilai kritis untuk uji Liliefors).

9. Apabila ( ) < ( ) maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2.1.2 Definisi Persediaan

Persediaan adalah segala sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. Persediaan adalah komponen material, atau produk jadi yang tersedian di tangan, menunggu untuk digunakan atau dijual (Groebner, 1992).

Secara fisik, item persediaan dapat dikelompokan dalam lima kaetegori yaitu sebagai berikut.

1. Bahan mentah (raw materials), yaitu barang-barang berwujud seperti baja, kayu, tanah liat, atau bahan bahan mentah lain yang diperoleh dari sumber-sumber alam, atau dibeli dari pemasok, atau diolah sendiri oleh perusahaan untuk digunakan perusahaan dalam proses produksinya sendiri.

2. Komponen, yaitu barang-barang yang terdiri atas bagian-bagian (parts) yang diperoleh dari perusahaan lain atau hasil produksi sendiri untuk digunakan dalam pembuatanbarang jadi atau barang setengah jadi.

3. Barang setengah jadi (work in prosess) yaitu barang-barang keluaran dari tiap operasi produksi atau perakitan yang telah memiliki bentuk lebih


(24)

10

kompleks daripada komponen, namun masih perlu proses lebih lanjut untuk menjadi barang jadi.

4. Barang jadi (finished good) adalah barang-barang yang telah selesai diproses dan siap untuk didistribusikan ke konsumen.

5. Bahan pembantu (supplies material) adalah barang-barang yang diperlukan dalam proses pembuatan atau peralitan barang, namun bukan merupakan komponen barang jadi. Termasuk bahan penolong adalah bahan bakar, pelumas, listrik dan lain-lain.

2.1.3 Penyebab dan Fungsi Persediaan

Penyebab timbulnya persediaan adalah sebahgai berikut (Baroto,2002).

1. Mekanisme pemenuhan atas permintaan.

Permintaan terhadap suatu barang tidak dapat dipenuhi seketikan bila barang tersebut tidak tersedia sebelumnya. Untuk menyediakan barang ini diperlukan waktu untuk pembuatan dan pengiriman.

2. Keinginan untuk meredan ketidakpastian.

Ketidakpastian terjadi akibat permintaan yang bervariasi dan tidak pasti dalam jumlah maupun waktu kedatangan, waktu pembuatan yang cenderung tidak konstan antara satu produk dengan produk berikutnya, waktu tenggang (lead time) yang cenderung tidak pasti karena banyak faktor yang tidak dapat dikendalikan. Ketidakpastian ini dapat diredam dengan mengadakan persedian.

3. Keinginan melakukan spekulasi yang bertujuan mendapatkan keuntungan besar dari kenaikan harga dimasa mendatang.


(25)

11

Fungsi- fungsi dalam persediaan adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Indepedensi.

Persediaan bahan diadakan agar departemen - departemen dan proses individual agar terjaga kebebasannya. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan pelanggan yang tidak pasti. Permintaan pasar tidak dapat diduga dengan tepat, demikian pula dengan pasokan dari pemasok. Seringkali keduanya meleset dari perkiraan. Agar proses produksi dapat berjalan tanpa tergantung pada hal ini (independen), maka persediaan harus mencukupi.

2. Fungsi ekonomis.

Dalam kondisi tertentu, memproduksi dengan jumlah produksi tertentu (lot) akan lebih ekonomis daripada memproduksi secara berulang atau sesuai permintaan.

3. Fungsi antisipasi.

Fungsi ini diperlukan untuk mengantisipasi perubahan permmintaan atau pasokan. Maka dari itu diperlukan persediaan produk agar tidak terjadi stock out. Keadaan yang lain adalah bila suatu ketika di perkirakan pasokan bahan baku akan terjadi kekurangan.

4. Fungsi fleksibilitas.

Jika dalam proses produksi terdiri atas beberapa tahapan proses operasi dan kemudian terjadi kerusakan pada satu tahapan proses operasi, maka akan diperlukan untuk melakukan perbaikan.

2.1.4 Sistem persediaan

Sistem persediaan adalah suatu mekanisme mengenai bagaimana mengelolah masukan-masukan yang sehubung dengan persediaan menjadi output, dimana


(26)

12

untuk itu diperlukan umpan balik agar output memenuhi standar tertentu. Mekanisme system ini adalah pembuat serangkaian kebijakan yang memonitor tingkat persediaan, menentukan persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus diisi, dan berapa besar pesanan harus dilakukan.

Variable keputusan dalam pengendalian persediaan dapat diklasifikasikan kedalam variable kuantitatif dan variable kualitatif.

Secara kuantitatif, variable keputusan pada pengendaliaan sistem persediaan adalah sebagai berikut:

1. Berapa banyak jumlah barang yang akan dipesan atau dibuat. 2. Kpan pemesanan dan pembuatan harus dilakukan.

3. Berapa jumlah persediaan pengaman. 4. Bagaimana mengendalikan persediaan.

Secara kualitatif, masalah persediaan berkaitan dengan system pengoperasian persediaan yang akan menjamin kelancaran pengolahan persediaan adalah sebagai berikut.

1. Jenis barang apa yang dimiliki. 2. Dimana barang tersebut berada.

3. Berapa jumlah barang yang harus dipesan.

4. Siapa saja yang menjadi pemasok masing-masing item.

2.1.5 Biaya Dalam System Persediaan

Biaya persediaan adalah semua pengeluaran dan kerugian yang timbul sebagai akibat persediaan. Biaya tersebut antara lain sebagai berikut (Nasution,2003)

a. Biaya Pembelian ( Purchasing Cost) adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang, besarnya sama dengan harga perolehan sediaan itu sendiri atau harga belinya. Pada bebrapa model pengendalian system persediaan, biaya tidak dimasukan sebagai dasar untuk membuat keputusan.


(27)

13

b. Biaya Pengadaan ( Procurment Cost)

Dibedakan atas 2 jenis yaitu:

b.1 Biaya pemesanan (Ordering Cost) adalah biaya yang harus dikelurkan untuk melakukan pemesanan ke pemasok, yang besarnya biasanya tidak dipengaruhi oleh jumlah pemesanan. Biaya pemesanan adalah semua pengeluaran yamh timbul untuk mendatangkan barang dari pemasok. Biaya ini meliputi biaya pemrosesan pesanan, biaya ekspedisi, upah, biaya telepon/fax, biaya dokumentasi atau transaksi, biaya pengepakan, biaya pemeriksaan, dan biaya lainnyayang tidak tergantung jumlah pesanan.

b.2 Biaya Penyiapan (set up cost) adalah semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiapkan produksi. Biaya ini terjadi bila item persediaan diproduksi sendiri dan tidak membeli dari pemasok. Biaya ini meliputi biaya persiapan peralatan produksi, biaya mempersiapkan/ menyetel (set up) mesin, biaya mempersiapkan gambaran kerja, biaya mempersiapkan tenaga kerja langsung, biaya perencanaan dan penjadwalan produksi, dan biaya- biaya lain yang besarnya tidak tergantung pada jumlah item yang di produksi.

c. Biaya Penyimpanan adalah biaya yang dikeluarkan dalam penanganan/penyimpanan material, semi finished product, sub assembly, ataupu produk jadi. Biaya simpan tergantung dari lama penyimpanan dan jumlah yang disimpan. Biaya simpan biaanya dinyatakan dalam biaya unit per periode. Biaya penyiapan meliputi berikut ini:


(28)

14

c.1 Biaya kesempatan.

Penumpukan barang digudang berarti penumpukan modal. Padahal modal dapat diinvestasi pada tabungan atau bisnis lain. Biaya modal merupakan opportunity cost yang hilang karena penyimpanan persediaan.

c.2 Biaya simpan.

Biaya simpan adalah biaya sewa gudang, biaya asuransi dan pajak, biaya adimistrasi dan pemindahan, sera biaya kerusakan dan penyusutan.

c.3 Biaya keusangan.

Batrang yang disimpan dapat mengalami penurunan karena perubahan teknologi.

d. Biaya Kekurangan Persediaan.

Bila perusahaan kehabisan barang saat ada permintaan, maka akan terjadi stock out. Stock out menimbulkan kerugian berupa biaya akibat kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan atau kehilangan pelanggan yang kecewa (pindah ke produk saingan).

js

Gambar 2.1 Biaya Biaya Dalam Persediaan Biaya Simpan

Biaya Produksi atau pembelian

Biaya Pesan atau Set Up Cost

Biaya Stock Out


(29)

15

!

Gambar 2.2 Kurva Biaya Total Persediaan

2.1.6 Tujuan Pengendalian persediaan.

Divisi yang berbeda dalam industri manufaktur akan memiliki tujuan pengendalian persediaan yang berbeda. Menurut Ginting (2007:125) menjelaskan bahwa tujuan dari pengendalian persediaan adalah:

a. Pemasaran ingin melayani konsumen secepat mungkin sehingga menginginkan persediaan dalam jumlah yang banyak.

b. Produksi ingin beroperasi secara efisien. Hal ini mengimplikasikan order produksi yang tinggi akan menghasilkan persediaan yang besar (untuk mengurangi set up mesin). Di samping itu juga produk menginginkan persediaan bahan baku, setengah jadi atau komponen yang cukup sehingga proses produksi tidak terganggu karena kekurangan bahan.

c. Personalia (personel and industrial relationship) menginginkan adanya persediaan untuk mengantisipasi fluktuasi kebutuhan tenaga kerja dan PHK tidak perlu dilakukan.

"

2 ($%&'& (%)*&+) ,-. (/0/&1 $%&'&)

2

" 3 ($%&'& *4(&+) 567897:; <7=7; : : "


(30)

16

2.2 Metode Pengendalian Persediaan Economic Production Quantity(EPQ)

Metode persediaan pada penelitian ini, dimana pemakainya terjadi pada perusahaan yang pengadaan bahan baku atau komponennya dibuat sendiri oleh perusahaan. Dalam hal ini, tingkat produksi perusahaan untuk membuat bahan baku (komponen) diasumsikan lebih besar dari tingkat pemakaiannya (P>D). karena tingkat produksi P bersifat tetap dan konstan, maka model EPQ disebut juga model dengan jumlah produksi tetap (FPQ) (Nasution, 2003).

Tujuan dari model EPQ ini adalah menentukan berapa jumlah bahan baku (komponen) yang harus diproduksi, sehingga meminimalisasi biaya persediaan yang terdiri biaya setup produksi dan biaya penyimpanan

Parameter – parameter yang dipakai dalam model ini adalah sebagai berikut.

D = jumlah kebutuhan barang selama satu periode. P = tingkat produksi perusahaan dalam satu periode

.> = Set Up Cost atau biaya pengadaan untuk tiap putaran produksi .?= Carrying costs atau biaya penyimpanan per unit per satuan waktu


(31)

17

Jumlah produksi selama waktu t harus memenuhi jumlah permintaan D selama waktu t tersebut dinotasikan sebagai Q = Dt. Produksi dilakukan pada masa /? dengan tingkat produksi sebesar P, seiring dengan pemenuhan permintaan.

Karena jumlah produksi adalah Q= /?. P, maka /?=@A pada tahap ini persediaan mencapai maksimum yaitu sebesar -B C =@

A(3 − 2), sedangkan rata-rata persediaan adalah (@(ADE)A ) . Pada masa / proses produksi berhenti sedangkan permintaan tetap dipenuhi, sehingga terjadinya penurunan sebesar D. Jika persediaan telah mencapai tingkat R maka harus dilakukan pengadaan produksi untuk proses produksi selanjutnya selama masa L. Karena jumlah putaran

produksi adalah E@ maka biaya rata-rata pengadaan (set up cost) adalah E

@ .>dimana .> adalah set up cost untuk tiap kali produksi (Soraya dkk, 2011).

Jadi Total Inventory Cost adalah (P.Siagian,2007).

,-. = $%&'& (%)*&+ + $%&'& *4+G&H&&+ ,-. = "(3 − 2)23 .I+ 2" .>

H(,-.)H(") = (3 − 2)23 .I− " .2 >= 0 Atau

" =(3 − 2).223.> I

Jadi Produksi Optimal untuk setiap produksi adalah:

" = K(3 − 2).223.> I

Dengan interval waktu yang optimum :


(32)

BAB 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Singkat PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk

PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. (PT. BSP) merupakan Perusahaan Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) yang bergerak di bidang usaha perkebunan dan pengolahan karet. Bunut Rubber Factory merupakan pabrik bagian dari PT. BSP yang mengolah karet dari bahan baku berupa lateks, getah mangkok (cup lump), lateks yang dibekukan (coagulum) dan getah tarik (tree lace) menjadi barang setengah jadi sebagai bahan baku industri ban, sepatu, peralatan medis, jok, pakaian dan lain sebagainya.

Pada mulanya perusahaan hanya bergerak di bidang perkebunan karet. Namun pada tahun 1992 perusahaan mulai melaksanakan konversi atas sebagian perkebunan karet menjadi perkebunan kelapa sawit. Keputusan untuk memasukan kelaspa sawit ke dalam bisnis ini didasari pertimbangan bahwa bisnis ini menguntungkan. selain itu kelapa sawit dikenal dengan tanaman yang memiliki produktivitas tinggi diibanding komoditas perkebunan lainnya.

3.2 Pengumpulan Data

Data yang di perlukan diperoleh berdasarkan pengamatan langsung di PT. Bakrie Sumatera Plantation, wawancara dan diskusi dengan pihak perusahan serta mengutip data dan informasi dari arsip Laporan Manajemen Bulanan (LMB) yang sesuai dengan data yang diperlukan untuk pemecahan masalah.


(33)

19

Data yang dikumpulkan sesuai dengan batasan permasalahan. Adapun data yang diperoleh dari perusahaan dapat dilihat pada Lampiran atau dapat kita klasifikasikan pada tabel 3.1, 3.2, 3.3, 3.4 sebagai berikut.

Tabel 3.1 Volume Produksi CPO pada periode 2013 - 2014

Sumber : PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk

Bulan Tahun

2013 (kg) 2014 (kg)

Januari 3.665.976 5.097.800

Februari 2.441.271 2.947.266

Maret 2.308.126 3.785.179

April 3.572.280 4.217.214

Mei 3.932.497 3.893.900

Juni 4.086.113 4.130.310

Juli 4.159.974 5.385.508

Agustus 4.911.691 4.904.279

September 3.949.379 5.048.076

Oktober 4.676.651 4.794.621

November 4.205.581 5.173.030

Desember 4.261.917 5.244.122


(34)

20

Tabel 3.2 Volume Penyaluran CPO pada periode 2013- 2014

Sumber : PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk

Bulan Tahun

2013 (kg) 2014 (kg)

Januari 3.277.270 4610181

Februari 2.738.298 2907990

Maret 2.053.640 3821710

April 3.718.379 4317490

Mei 3.660.508 3641726

Juni 3.883.957 4197570

Juli 4.371.377 5091540

Agustu 4.896.220 4857001

September 4.103.092 5571832

Oktober 4.413.340 4794621

November 4.454.603 5011058

Desember 3.825.111 5413094


(35)

21

Tabel 3.3 Biaya Pengadaaan CPO pada periode 2013 - 2014

Sumber : PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk

Biaya Pengadaan Produksi ( Set Up Cost)

Biaya Pengadaan Produksi (set up cost) setiap bulan adalah :

=181.027.569.190 + 233.124.860.96524

= Rp.17.256.351.256,458

Biaya dalam variabel set up cost dalam pengadaan Produksi CPO pada PT. Bakrie Sumatera Plantation meliputi:

1. Raw Material and into process 2. Processing Cost meliputi:

Labor Chemical

Bulan Tahun

2013 (Rp) 2014 (Rp)

Januari 5.924.155.125 20.858.042.545 Februari 8.374.747.101 15.342.877.927

Maret 8.971.748.071 17.398.434.655

April 13.306.868.053 19.505.972.301

Mei 15.599.035.862 17.413.734.276

Juni 19.492.138.948 16.857.199.870

Juli 17.271.879.264 23.080.479.919 Agustus 18.765.882.733 16.613.851.320 September 15.769.249.900 19.758.759.192 Oktober 18.844.615.578 19.433.087.350 November 17.123.476.805 23.220.685.484 Desember 21.583.771.750 23.641.736.126


(36)

22

Biaya tambahan (overhead) yang meliput: Salaries & allowance

Small tools Electricity Water Instalation Effluent

Laboratory

Transportation and loading Maintenance Building Maintenance Mach./Inst. Factory Office.

Biaya Penyimpanan (Carrying Cost)

3.4 Tabel Biaya Penyimpanan CPO periode 2013-2014

Tahun Persentase Biaya Penyimpanan (%) Harga pembelian rata-rata CPO per kg

(Rp)

Biaya Penyimpanan

per kg (Rp)

Rata-rata banyak stok (kg) per bulan 2013 2014 Rata-rata 1% 1% 3943 4457 4202 39,43 44,57 42.02 427.920,416 289.991,667 358.956,041

Besarnya biaya penyimpanan pada PT. Bakrie Sumatera Plantation oleh pihak manejemen ditetapkan sebesar 1% dari harga pembelian CPO per kilogram. Biaya penyimpanan PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk dapat dilihat pada Tabel 3.4 diatas.


(37)

23

Untuk menghitung biaya penyimpanan per bulan adalah : ×

= 42,02 × 358.956,041 = . 1.508.332,84

3.3 Pengolahan Data dan Pemecahan Masalah

3.3.1 Uji Kenormalan Liliefors

Analisis distribusi pada Data Penyaluran CPO pada PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk pada tahuin 2013.

• Langkah langkah Uji Kenormalan Liliefors adalah sebagai berikut: a. Rata-rata penyaluran CPO

=∑"#!$" ! = 3.782.982,917

b. Simpanga Baku atau Standar Deviasi penyaluran CPO

%& = '∑ ("#!$" "− *#= 758.571,681 c. Menghitung +!

Pada tabel baris n = 3, +! =,-/.,

+! =2.053.640 − 3.782.982,92758.571,681

= −2,28

d. Menentukan nilai tabel + (lihat lampiran tabel Z) berdasarkan nilai +! dengan mengabaikan nilai negatifnya.


(38)

24

e. Menghitung nilai 0(+!*

+! pada baris ke-3 bernilai negative maka 0.5 – 0.4487 (nilai +! tabel) =0.0513

Hasil selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 3.

f. Hitung frekuensi kumulatif nyata dari masing-masing nilai z untuk setiap baris, dan sebut dengan S(Zi) kemudian dibagi dengan jumlah

number of cases (N) sample S(Zi) dapat dicari dengan: %(+!* = 123 , Pada n = 3 yaitu ="#" = 0.0833

Hasil selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 3

g. Menghitung |0(+!* − %(+!*| pada baris ke-3

|0(+!* − %(+!*| = |0.0513 − 0.0833|= 0.032 Hasil selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 3.

Dari Lampiran 2 dapat dilihat :

56!789:= ;|0(+!* − %(+!*| = 0.103 5<(6!789:* = 5(7>?@A*

0.103 ≤ 0.242 5(7>?@A*= 5>(9*

5>(9* diperoleh dari lampiran taraf nyata C = 0.05 D = 12

Karena 5(6!789:*= 5(7>?@A*maka data penyaluran CPO 2013 telah mengikuta pola distribusi normal.


(39)

25

Analisis distribusi pada Data Penyaluran CPO pada PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk pada tahuin 2014.

• Langkah langkah Uji Kenormalan Liliefors adalah sebagai berikut: a. Rata-rata penyaluran CPO

=∑"#!$" ! = 4519631,80

b. Simpanga Baku atau Standar Deviasi penyaluran CPO

%& = '∑ ("#!$" "− *# = 745.620,69

c. Menghitung +!

Pada tabel baris n = 1, +! = ,!.,E

+! = FG"<"H".FI"JGK",H<LIFJLI,GLH = 0.12

d. Menentukan nilai tabel + (lihat lampiran tabel Z) berdasarkan nilai +! dengan mengabaikan nilai negatifnya.

e. Menghitung nilai 0(+!*

+ pada baris bernilai negative maka 0.5 +0.0478 (nilai +! tabel) =0.5478

Hasil selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 4.

f. Menghitung frekuensi kumulatif nyata dari masing-masing nilai Z untuk setiap baris, dan sebut dengan S(+!) kemudian dibagi dengan jumlah number of cases (N) sample. S(+!) dapat dicari dengan: %(+!* = 123 , Pada n=1 yaitu ="#G = 0.5


(40)

26

g. Menghitung |0(+!* − %(+!*|

|0(+!* − %(+!*| = |0.5478 − 0.5|= 0.0478 Hasil selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 4.

Dari Lampiran 3 dapat dilihat :

56!789:= ;|0(+!* − %(+!*| = 0.079 5<(6!789:* = 5(7>?@A*

0.079 ≤ 0.242 5(7>?@A*= 5>(9*

5>(9* diperoleh dari lampiran taraf nyata C = 0.05 D = 12

Karena 5(6!789:*= 5(7>?@A*maka data penyaluran CPO 2014 telah mengikuta pola distribusi normal.

3.3.2 Perhitungan berdasarkan Kondisi perusahaan

Dari hasil pengujian kenormalan data dengan menggunakan uji distribusi Lilefors bahwa di peroleh data penyaluran berdistribusi normal. Maka model persediaan dengan stok dapat dipergunakan.

Berdasarkan hasil penelitian data pada perusahaan dapat diketahui bahwa:

• Laju Produksi CPO perbulan adalah :

M =NO P ℎ R DO ℎO 2013 + NO P ℎ R DO 201424

=46.171.456 + 53.828.25324 = 99.999,70924

= 4.166.654,542 S/ OP


(41)

27

• Laju Penyaluran CPO perbulan adalah :

& =NO P ℎ POR ℎO 2013 + NO P ℎ 24 POR 2014

=45.395.795 + 54.235.81324 =99.631,60824

= 4.151.317 S/ OP

Maka rata – rata jumlah penyaluran CPO perbulan adah 4.151.317 kg

• Lamanya mesin beroperasi selama dua periode adalah: =NO P ℎ P NO R DOPOR

=4166654,54299.631608

= 23,9116 bulan

Dengan demikian, perhitungan untuk menentukan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk persediaan CPO adalah sebesar :

UVW = X(M − &*2M WY+ X& <W/

=4.166.654,542 (15.337,542*2(4.166.654,542* 1.508.332,84 + 4.166.654,542 (17.256.351.256,458*4.151.317 = 11.543.924.332,639 + 17.192.830.268,697 = . 28.736.754.601,336 per bulan.


(42)

28

Maka biaya pengadaan persediaan produksi CPO dalam 2 periode adalah :

. 28.736.754.601,336 × 23,9116 OP = . 687.141.781.325,3

Jadi, biaya pengadaan persediaan produksi CPO dalam satu periode adalah : . 687.141.781.325,3

2 = . 343.570.890.662,65

Dan biaya minimum pengadaan persediaan produksi CPO perbulannya adalah ∶ . 343.570.890.662,65

12 = . 28.630.907.555,00

3.3.3 Perhitungan Dengan Menggunakan Metode Pengendalian Persediaan.

Semua perhitungan pengendalian persediaan dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh dari PT. BSP Tbk yang sebelumnya disajikan pada tabel 3.1, 3.2, 3.3.

Adapun perhitungan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

• Perhitungan Tingkat Produksi Optimal

• Interval waktu optimal untuk tiap putaran produksi

• Biaya total minimum persediaan produksi

• Total biaya pengadaan persediaan produksi.

3.3.3.1Tingkat Optimal Produksi

Berdasarkan data yang telah disajikan sebelumnya, maka diperoleh nilai dari: a. Rata-rata jumlah produksi CPO perbulan

P = 4.166.654,542 S

b. Rata-rata jumlah penyaluran CPO perbulan


(43)

29

c. Rata-rata biaya pengadaan Produksi perbulan.

W/= . 17.256.351.256,458

d. Biaya Penyimpanan CPO per bulan.

WY = . 1.508.332,84

Selanjutnya lakukan perhitungan Tingkat Produksi Optimal CPO setiap putaran produksi dengan rumus :

X<= '(M − &*W2&MW/ Y

= '2(4.151.317 *(4.166.654,542*(17.256.351.256,458*(4.166.654,542 − 4.151.317*( 1.508.332,84* = [25.165.438.851,987

= 5.016.516,60 kg

Dari perhitungan diatas maka diperoleh tingkat produksi optimal CPO dalam setiap putaran produksi adalah 5.016.516,60 kg.

3.3.3.2Interval waktu optimal putaran produksi.

Perhitungan waktu interval optimal produksi CPO dengan menggunakan rumus:

<=X&<

=5.016.516,60 4.151.317 = 1,208 OP


(44)

30

3.3.3.3Biaya Total Persediaan Minimum Produksi.

Perhitungan biaya total persediaan minimum CPO dapat dilakukan dengan menggunakan rimus sebagai berikut:

UVW = X<(M − &*2M WY+ X& <W/

=5.016.516,60 (15.337,542*2(4.166.654,542* 1.508.332,84 + 5.016.516,60 (17.256.351.256,458*4.151.317 = 13.926.363.052,577 + 14.279.803.228,231 = . 28.206.166.280,808

Karena total biaya persediaan minimum produksi yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah Rp. 28.206.166.280,808 per bulan, jadi biaya minimum dalam setiap putaran produksinya adalah:

. 28.206.166.280,808 × 1,208 OP = 34.073.048.867,216

Maka biaya pengadaan persediaan produksi CPO dalam 2 periode adalah sebesar:

34.073.048.867,216.× 19,876 OP = . 676.929.261.844,98

Maka biaya minimum untuk setiap periodenya adalah :

= . 676.929.261.844,982 = . 338.464.630.922,49

Dan biaya minimum persediaan produksi CPO perbulannya adalah

= \].338.464.630.922,49


(45)

31

3.4 Rangkuman Pembahasan

Berdasarkan Perhitungan yang telah dilakukan pada sub bab sebelumnya, dan hasilnya dirangkum sebagai berikut:

1. Perhitungan yang dilakukan berdasarkan dengan kondisi perusahaan diperoleh:

a. Laju produksi CPO setiap bulannyabadalah 4.166.654,542 kg

b. Biaya pengadaan CPO dalam satu periode adalah

. 343.570.890.662,65

2. Perhitungan yang dilakukan berdasarkan dengan metode pengendalian persediaan diperoleh

a. Tingkat Produksi Optimal CPO adalah sebesar 5.016.516,60 kg b. Interval waktu produksi optimal adalah 1,208 bulan

c. Biaya minimum pengadaan persediaan setiap putaran produksi adalah . 34.073.048.867,218

d. Biaya minimum pengadaan persediaan produksi CPO setiap periodenya sebesar . 338.464.630.922,49

Tabel 3.5 Perbandingan Total biaya menggunakan Metode EPQ dengan tanpa EPQ

Tanpa EPQ Metode EPQ Selisih

Rp. 343.570.890.662,65 Rp. 338.464.630.922,49 Rp 5.106.259.740,16

Dari data Lampiran 1 dapat diketahui bahwa volume produksi CPO pada Januari 2013 sampai Desember 2014 mengalami fluktuasi, dimana cenderung terjadi kelebihan produksi (stok) dalam setiap kegiatan produksinya. PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk memproduksi CPO rata-rata 4.166.654,542 kg per bulannya dengan permintaan sebesar 4.151.371 kg rata – rata perbulan dengan stok rata- rata sebesar 338.956,041 per bulan. Hal ini tentu mengakibatkan modal pada PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk akan tertanam didalam persediaaan dan


(46)

32

akan memperbesar biaya penimpanan. Penentuan persediaan harusnya lebih relevan dengan besarnya permintaan sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian akibat penumpukan persediaan.

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh total biaya persediaan metode EPQ lebih kecil dibandingkan dengan total biaya persediaan yang harus dikeluarkan jika menggunakan metode perusahaan. Dengan Metode EPQ perusahaan hanya mengeluarkan Biaya Persedian setiap periode nya sebesar Rp. 338.464.630.922,49. dengan memproduksi CPO sebanyak 5.016.516,60 kg selama interval waktu 1.208 bulan. Biaya ini lebih kecil jika dibandingkan dengan metode perusahaan yang mengeluarkan biaya persediaan sebesar Rp.343.570.890.662,62 yang memproduksi CPO sebanyak 4.166.654,542 kg per bulannya. Seperti yang terlihat pada tabel 3.5, dengan menggunakan metode EPQ dalam kegiatan produksinya perusahaan akan menghemat biaya persediaan sebesar Rp.5.106.259.740,16 per periode nya.


(47)

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analis data dan perhitungan yang dilakukan pada bab sebelumnya, dapat diuraikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Perhitungan data menggunakan model Economic Production Quantity (EPQ), didapat tingkat produksi optimal Crude Palm Oil (CPO) sebesar 5.016.516,60 kg setiap putaran produksi dengan interval waktu optimal adalah 1,208 bulan. Biaya minimum pengadaan selama interval waktu optimum sebesar . 34.073.048.867,216 setiap putaran produksi.

2. Perusahaan dapat menghemat biaya sebesar Rp 5.106.259.740,16 per periode atau sekitar Rp.425.521.645,00 per bulan dengan menerapkan model Economic Production Quantity (EPQ) dalam kegiatan produksinya.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan perhitungan yang dilakukan penulis dalam penelitian ini, penulis menyarankan kepada pihak perusahaan agar menerapkan model Pengendalan Persediaan EPQ agar memperoleh produksi yang optimal.


(48)

34

DAFTAR PUSTAKA

Baroto, T. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Ghalia Indonesia, Jakarta

Groebner,David F. 1992. Introduction to Management Science. Maxwell

Ginting, Rosnani. 2007. Sistem Produksi. Graha Ilmu. Yogjakarta

Nasution, A.H. 2003. Perencanaan Dan Pengendalian Produksi. Edisi Pertama Cetakan Kedua. Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya

Soraya, Ira.2011 Model Persediaan Economic Production Quantity (EPQ) dengan mempertimbangkan Deteriorasi. Universitas Andalas. 3:50-56.

Siagian, P. 2007 Penelitian Operasional Teori dan Praktek. UI. Jakarta.

Sitepu, Y.L.P. 2013. Pengendalian Persediaan Produksi CPO Menggunakan model EPQ. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.

Yamit, Z. 2005. Manajemen Produksi Dan Operasi Edisi kedua. Yogyakarta. Ekonisias


(49)

35

Lampiran 1

Tabel Produksi Pengiriman dan Biaya Pengadaan CPO (Crude Palm Oil) PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk 2013

Bulan

2013

Produksi Penyaluran Stok Pengadaan Produksi

(kg) (kg) (kg) (Rp)

jan 3.665.976 3.277.270 388.706 5.924.155.125

feb 2.441.271 2.738.298 91.679 8.374.747.101

mar 2.308.126 2.053.640 346.165 8.971.748.071

apr 3.572.280 3.718.379 200.066 13.306.868.053

mei 3.932.497 3.660.508 472.055 15.599.035.862

jun 4.086.113 3.883.957 674.211 19.492.138.948

jul 4.159.974 4.371.377 462.808 17.271.879.264

agst 4.911.691 4.896.220 495.670 18.765.882.733

sep 3.949.379 4.103.092 341.957 15.769.249.900

okt 4.676.651 4.413.340 605.268 18.844.615.578

nov 4.205.581 4.454.603 339.248 17.123.476.805

des 4.261.917 3.825.111 717.212 21.583.771.750

jumlah 46.171.456 45.395.795 5.135.045 181.027.569.190 Sumber : PT.Bakrie Sumatera Plantation Tbk


(50)

36

Lampiran 2

Tabel Produksi Pengiriman dan Biaya Pengadaan CPO (Crude Palm Oil) PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk 2014

Bulan

2014

Produksi Penyaluran Stok Pengadaan Produksi

(kg) (kg) (kg) (Rp)

jan 5.097.800 4.610.181 449.809 20.858.042.545

feb 2.947.266 2.907.990 489.085 15.342.877.927

mar 3.785.179 3.821.710 452.554 17.398.434.655

apr 4.217.214 4.317.490 318.730 19.505.972.301

mei 3.893.900 3.641.726 370.904 17.413.734.276

jun 4.130.310 4.197.570 303.144 16.857.199.870

jul 5.385.508 5.091.540 434.972 23.080.479.919

agst 4.904.279 4.857.001 491.730 16.613.851.320

sep 5.048.076 5.571.832 - 19.758.759.192 okt 4.794.621 4.794.621 - 19.433.087.350

nov 5.173.030 5.011.058 168.972 23.220.685.484

des 5.244.122 5.413.094 - 23.641.736.126 jumlah 54.583.495 54.235.813 3.479.900 233.124.860.965


(51)

37

Lampiran 3

. Uji Kenormalan Data Penyaluran CPO periode 2013

No − − S(Zi) | − |

1 3277270 -505712.917 255745554083.51 -0.67 0.2486 0.2514 0.250 0.001

2 2738298 -1044684.917 1091366575110.84 -1.38 0.4162 0.0838 0.167 0.083

3 2053640 -1729342.917 2990626923425.17 -2.28 0.4487 0.0513 0.083 0.032

4 3718379 -64603.917 4173666048.67 -0.09 0.0359 0.4641 0.417 0.047

5 3660508 -122474.917 15000105212.51 -0.16 0.0636 0.4362 0.333 0.103

6 3883957 100974.083 10195765505.01 0.13 0.0517 0.5517 0.583 0.032

7 4371377 588394.083 346207597301.67 0.78 0.2823 0.7823 0.750 0.032

8 4896220 1113237.083 1239296803708.51 1.47 0.4292 0.9292 1.000 0.071

9 4103092 320109.083 102469825232.51 0.42 0.1628 0.6628 0.667 0.004

10 4413340 630357.083 397350052508.51 0.83 0.2967 0.7967 0.833 0.037

11 4454603 671620.083 451073536336.67 0.89 0.3133 0.8133 0.917 0.103

12 3825111 42128.083 1774775405.34 0.06 0.0239 0.5239 0.500 0.024

Σ 45395795 6905281179878.92


(52)

38

Lampiran 4

Uji Kenormalan Data Penyaluran (CPO) periode 2014

No − − S(Zi) || − |

1

4610181 90529.917 8195665811.67 0.12 0.0478 0.5478 0.500 0.047

2

2907990 -1611661.083 2597451447531.17 -2.16 0.4846 0.0154 0.083 0.067

3

3821710 -697941.083 487121755804.51 -0.94 0.3264 0.1736 0.250 0.076

4

4317490 -202161.083 40869103614.51 -0.27 0.1064 0.3936 0.416 0.023

5

3641726 -877925.083 770752451945.84 -1.18 0.381 0.119 0.166 0.047

6

4197570 -322081.083 103736224241.17 -0.43 0.1664 0.3336 0.333 0.000

7

5091540 571888.917 327056933006.17 0.77 0.2794 0.7794 0.833 0.053

8

4857001 337349.917 113804966275.01 0.45 0.1736 0.6736 0.666 0.006

9

5571832 1052180.917 1107084681397.51 1.41 0.4207 0.9207 1.000 0.079

10

4794621 274969.917 75608455071.67 0.37 0.1443 0.6443 0.583 0.061

11

5011058 491406.917 241480757747.84 0.66 0.2454 0.7454 0.750 0.004

12

5413094 893442.917 798240245341.84 1.20 0.3849 0.8849 0.916 0.031

Σ 54235813 6671402687788.92


(53)

39

Lampiran 5. Jadwal Penelitian

NO KEGIATAN BULAN

JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI

1 Studi pustaka

2 Penyusunan proposal

3 Seminar proposal

4 Perbaikan proposal

5 Pengumpulan dan pengolahan data

6 Penyusunan skripsi

7 Seminar hasil

8 Perbaikan skripsi

9 Penyusunan intisari skripsi untuk dimasukkan

ke jurnal


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Baroto, T. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Ghalia Indonesia, Jakarta

Groebner,David F. 1992. Introduction to Management Science. Maxwell Ginting, Rosnani. 2007. Sistem Produksi. Graha Ilmu. Yogjakarta

Nasution, A.H. 2003. Perencanaan Dan Pengendalian Produksi. Edisi Pertama Cetakan Kedua. Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya

Soraya, Ira.2011 Model Persediaan Economic Production Quantity (EPQ) dengan mempertimbangkan Deteriorasi. Universitas Andalas. 3:50-56.

Siagian, P. 2007 Penelitian Operasional Teori dan Praktek. UI. Jakarta.

Sitepu, Y.L.P. 2013. Pengendalian Persediaan Produksi CPO Menggunakan model EPQ. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.

Yamit, Z. 2005. Manajemen Produksi Dan Operasi Edisi kedua. Yogyakarta. Ekonisias


(2)

Tabel Produksi Pengiriman dan Biaya Pengadaan CPO (Crude Palm Oil) PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk 2013

Bulan

2013

Produksi Penyaluran Stok Pengadaan Produksi

(kg) (kg) (kg) (Rp)

jan 3.665.976 3.277.270 388.706 5.924.155.125

feb 2.441.271 2.738.298 91.679 8.374.747.101

mar 2.308.126 2.053.640 346.165 8.971.748.071

apr 3.572.280 3.718.379 200.066 13.306.868.053

mei 3.932.497 3.660.508 472.055 15.599.035.862

jun 4.086.113 3.883.957 674.211 19.492.138.948

jul 4.159.974 4.371.377 462.808 17.271.879.264

agst 4.911.691 4.896.220 495.670 18.765.882.733

sep 3.949.379 4.103.092 341.957 15.769.249.900

okt 4.676.651 4.413.340 605.268 18.844.615.578

nov 4.205.581 4.454.603 339.248 17.123.476.805

des 4.261.917 3.825.111 717.212 21.583.771.750

jumlah 46.171.456 45.395.795 5.135.045 181.027.569.190


(3)

Tabel Produksi Pengiriman dan Biaya Pengadaan CPO (Crude Palm Oil) PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk 2014

Bulan

2014

Produksi Penyaluran Stok Pengadaan Produksi

(kg) (kg) (kg) (Rp)

jan 5.097.800 4.610.181 449.809 20.858.042.545

feb 2.947.266 2.907.990 489.085 15.342.877.927

mar 3.785.179 3.821.710 452.554 17.398.434.655

apr 4.217.214 4.317.490 318.730 19.505.972.301

mei 3.893.900 3.641.726 370.904 17.413.734.276

jun 4.130.310 4.197.570 303.144 16.857.199.870

jul 5.385.508 5.091.540 434.972 23.080.479.919

agst 4.904.279 4.857.001 491.730 16.613.851.320

sep 5.048.076 5.571.832 - 19.758.759.192 okt 4.794.621 4.794.621 - 19.433.087.350

nov 5.173.030 5.011.058 168.972 23.220.685.484

des 5.244.122 5.413.094 - 23.641.736.126 jumlah 54.583.495 54.235.813 3.479.900 233.124.860.965 Sumber: PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk


(4)

No − − S(Zi) | − |

1 3277270 -505712.917 255745554083.51 -0.67 0.2486 0.2514 0.250 0.001

2 2738298 -1044684.917 1091366575110.84 -1.38 0.4162 0.0838 0.167 0.083

3 2053640 -1729342.917 2990626923425.17 -2.28 0.4487 0.0513 0.083 0.032

4 3718379 -64603.917 4173666048.67 -0.09 0.0359 0.4641 0.417 0.047

5 3660508 -122474.917 15000105212.51 -0.16 0.0636 0.4362 0.333 0.103

6 3883957 100974.083 10195765505.01 0.13 0.0517 0.5517 0.583 0.032

7 4371377 588394.083 346207597301.67 0.78 0.2823 0.7823 0.750 0.032

8 4896220 1113237.083 1239296803708.51 1.47 0.4292 0.9292 1.000 0.071

9 4103092 320109.083 102469825232.51 0.42 0.1628 0.6628 0.667 0.004

10 4413340 630357.083 397350052508.51 0.83 0.2967 0.7967 0.833 0.037

11 4454603 671620.083 451073536336.67 0.89 0.3133 0.8133 0.917 0.103

12 3825111 42128.083 1774775405.34 0.06 0.0239 0.5239 0.500 0.024

Σ 45395795 6905281179878.92


(5)

No − − S(Zi) || − | 1

4610181 90529.917 8195665811.67 0.12 0.0478 0.5478 0.500 0.047

2

2907990 -1611661.083 2597451447531.17 -2.16 0.4846 0.0154 0.083 0.067

3

3821710 -697941.083 487121755804.51 -0.94 0.3264 0.1736 0.250 0.076

4

4317490 -202161.083 40869103614.51 -0.27 0.1064 0.3936 0.416 0.023

5

3641726 -877925.083 770752451945.84 -1.18 0.381 0.119 0.166 0.047

6

4197570 -322081.083 103736224241.17 -0.43 0.1664 0.3336 0.333 0.000

7

5091540 571888.917 327056933006.17 0.77 0.2794 0.7794 0.833 0.053

8

4857001 337349.917 113804966275.01 0.45 0.1736 0.6736 0.666 0.006

9

5571832 1052180.917 1107084681397.51 1.41 0.4207 0.9207 1.000 0.079

10

4794621 274969.917 75608455071.67 0.37 0.1443 0.6443 0.583 0.061

11

5011058 491406.917 241480757747.84 0.66 0.2454 0.7454 0.750 0.004

12

5413094 893442.917 798240245341.84 1.20 0.3849 0.8849 0.916 0.031

Σ 54235813 6671402687788.92


(6)

NO KEGIATAN BULAN

JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI

1 Studi pustaka

2 Penyusunan proposal

3 Seminar proposal

4 Perbaikan proposal 5 Pengumpulan dan pengolahan data 6 Penyusunan skripsi

7 Seminar hasil

8 Perbaikan skripsi

9 Penyusunan intisari skripsi untuk dimasukkan

ke jurnal


Dokumen yang terkait

Pengendalian Produksi Crude Palm Oil dengan Menggunakan Metode Economic Production Quantity (EPQ) (Studi Kasus: PT. Perkebunan Nusantara III Medan)

5 30 63

PENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUKSI CRUDE PALM OIL (CPO) MENGGUNAKAN MODEL ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY (EPQ) PADA PKS PT. PERKEBUNAN SUMATERA UTARA.

6 34 21

Analisis Pengendalian Tingkat Produksi Optimal Crude Palm Oil (CPO) Dengan Metode EPQ (Economic Production Quantity) (Studi Kasus: PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk)

0 0 12

Analisis Pengendalian Tingkat Produksi Optimal Crude Palm Oil (CPO) Dengan Metode EPQ (Economic Production Quantity) (Studi Kasus: PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk)

0 0 2

Analisis Pengendalian Tingkat Produksi Optimal Crude Palm Oil (CPO) Dengan Metode EPQ (Economic Production Quantity) (Studi Kasus: PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk)

1 1 7

Analisis Pengendalian Tingkat Produksi Optimal Crude Palm Oil (CPO) Dengan Metode EPQ (Economic Production Quantity) (Studi Kasus: PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk)

0 0 10

Analisis Pengendalian Tingkat Produksi Optimal Crude Palm Oil (CPO) Dengan Metode EPQ (Economic Production Quantity) (Studi Kasus: PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk)

0 0 1

Analisis Pengendalian Tingkat Produksi Optimal Crude Palm Oil (CPO) Dengan Metode EPQ (Economic Production Quantity) (Studi Kasus: PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk)

0 0 5

Pengendalian Produksi Crude Palm Oil dengan Menggunakan Metode Economic Production Quantity (EPQ) (Studi Kasus: PT. Perkebunan Nusantara III Medan)

0 0 12

Pengendalian Produksi Crude Palm Oil dengan Menggunakan Metode Economic Production Quantity (EPQ) (Studi Kasus: PT. Perkebunan Nusantara III Medan)

0 0 2