Maka biaya pengadaan persediaan produksi CPO dalam 2 periode adalah : . 28.736.754.601,336 × 23,9116 OP =
. 687.141.781.325,3
Jadi, biaya pengadaan persediaan produksi CPO dalam satu periode adalah : . 687.141.781.325,3
2 =
. 343.570.890.662,65 Dan biaya minimum pengadaan persediaan produksi CPO perbulannya adalah
∶ . 343.570.890.662,65
12 =
. 28.630.907.555,00
3.3.3 Perhitungan Dengan Menggunakan Metode Pengendalian Persediaan.
Semua perhitungan pengendalian persediaan dilakukan berdasarkan data-data
yang diperoleh dari PT. BSP Tbk yang sebelumnya disajikan pada tabel 3.1, 3.2, 3.3.
Adapun perhitungan yang dilakukan adalah sebagai berikut: •
Perhitungan Tingkat Produksi Optimal •
Interval waktu optimal untuk tiap putaran produksi •
Biaya total minimum persediaan produksi •
Total biaya pengadaan persediaan produksi.
3.3.3.1 Tingkat Optimal Produksi
Berdasarkan data yang telah disajikan sebelumnya, maka diperoleh nilai dari: a.
Rata-rata jumlah produksi CPO perbulan P =
4.166.654,542 S
b. Rata-rata jumlah penyaluran CPO perbulan
D = 4.151.317 S
c. Rata-rata biaya pengadaan Produksi perbulan.
W = . 17.256.351.256,458
d. Biaya Penyimpanan CPO per bulan.
W
Y
= . 1.508.332,84
Selanjutnya lakukan perhitungan Tingkat Produksi Optimal CPO setiap putaran produksi dengan rumus :
X =
2MW M − W
Y
= 24.151.317 4.166.654,54217.256.351.256,458
4.166.654,542 − 4.151.317 1.508.332,84 = [25.165.438.851,987
= 5.016.516,60 kg
Dari perhitungan diatas maka diperoleh tingkat produksi optimal CPO dalam setiap putaran produksi adalah
5.016.516,60 kg.
3.3.3.2 Interval waktu optimal putaran produksi.
Perhitungan waktu interval optimal produksi CPO dengan menggunakan rumus: =
X
= 5.016.516,60
4.151.317 = 1,208 OP
Maka interval waktu optimal dalam setiap produksi adalah 1,208 bulan.
3.3.3.3 Biaya Total Persediaan Minimum Produksi.
Perhitungan biaya total persediaan minimum CPO dapat dilakukan dengan menggunakan rimus sebagai berikut:
UVW = X
M − 2M
W
Y
+ X
W =
5.016.516,60 15.337,542 24.166.654,542
1.508.332,84 +
4.151.317 5.016.516,60 17.256.351.256,458
= 13.926.363.052,577 + 14.279.803.228,231 =
. 28.206.166.280,808
Karena total biaya persediaan minimum produksi yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah Rp.
28.206.166.280,808 per bulan, jadi biaya minimum dalam setiap putaran produksinya adalah:
. 28.206.166.280,808 × 1,208 OP = 34.073.048.867,216
Maka biaya pengadaan persediaan produksi CPO dalam 2 periode adalah sebesar: 34.073.048.867,216.× 19,876 OP =
. 676.929.261.844,98
Maka biaya minimum untuk setiap periodenya adalah : =
. 676.929.261.844,98 2
= . 338.464.630.922,49
Dan biaya minimum persediaan produksi CPO perbulannya adalah =
\].338.464.630.922,49 12
= Rp. 28.205.385.910,00.
3.4 Rangkuman Pembahasan