8 Metode Analisis Data KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DALAM REKRUTMEN HAKIM AGUNG SEBELUM DAN SESUDAH ADA KEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 27 PUU XI 2013

146 pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta prilaku hakim”. Dalam seleksi calon hakim agung di Komisi Yudisial dilakukan oleh bidang rekrutmen hakim agung Komisi Yudisial yang di pimpin oleh Dr. Taufiqurrohman S,SH.,MH adapun dasar yuridis kewenangan Komisi Yudisial untuk menjalankan serta mempertegas fungsi,tugas dan wewenangnya dalam melakukan pengangkatan hakim agung diatur kembali di dalam Pasal 13 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 Tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial. Pasal 13 a. Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di Mahkamah Agung kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan. b. Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim. c. Menetapkan Kode Etik danatau Pedoman Perilaku Hakim bersama-sama dengan Mahkamah Agung. d. Menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik danatau Pedoman Perilaku Hakim. Setelah adanya Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 27PUU- XI2013 yang memangkas kewenangan DPR dalam Pasal 8 ayat 2,3, dan 4 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Mahkamah Agung serta Pasal 18 ayat 4 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 Tentang Komisi Yudisial yang dipandang telah bertentangan dengan norma Pasal 24A ayat 3 UUD 1945 karena memberikan kewenangan kepada DPR untuk “memilih” calon hakim agung saat ini dikembalikan dengan hanya memberikan “persetujuan” calon hakim agung yang diusulkan Komisi Yudisial selain itu permasalahan dari adanya judicial review adalah aturan kuota tiga calon untuk satu posisi hakim agung yang lowong hal ini dinilai sangat menyulitkan Komisi Yudisial dalam mencari calon hakim agung. Berdasarkan Pasal 24A ayat 3 UUD 1945 Dewan Perwakilan Rakyat memiliki kewenangan untuk memberikan persetujuan atas pengangkatan hakim agung. Keterlibatan DPR dalam rekrutmen hakim agung adalah karena DPR sebagai lembaga representatif dari rakyat yang diharapkan dapat memberikan penilaian terhadap calon hakim agung yang diusulkan Komisi Yudisial berdasarkan aspirasi langsung dari rakyat. Dalam rekrutmen hakim agung oleh DPR dilakukan oleh Komisi III DPR RI yang membidangi hukum dan perundang-undangan,hak asasi manusia HAM, dan keamanan, dengan jumlah anggota sebanyak 55 orang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada bulan September 2014 anggota Komisi III DPR RI periode 2009-2014 terdiri dari 14 orang dari Fraksi Partai Demokrat, 10 orang dari Fraksi Partai Golkar, 9 orang dari Fraksi Partai PDIP, 5 orang dari Fraksi PKS, 5 orang dari Fraksi PAN,5 orang dari Fraksi PPP,3 orang dari Fraksi PKB, 3 orang dari Fraksi Gerindra dan 2 orang dari Fraksi Hanura. Komisi III DPR RI Periode 2009-2014 diketuai oleh Benny Kabur Hamzah dari Fraksi Demokrat dan didampingi oleh Aziz Syamsudin dari Fraksi Golkar, Fahri Hamzah dari Fraksi PKS, serta Tjatur Sapto Edi dari PAN. Komisi III DPR dibantu oleh Sekretariat Jenderal Komisi III DPR RI dalam bidang administrasi yang dipimpin oleh Ibu Dra. Tri Budi Utami, M.Si. Hasil wawancara penulis dengan Tenaga Ahli Komisi III DPR RI Bapak Dr. Agus Budianto, SH,MH Dalam rekrutmen calon hakim agung di Komisi III DPR RI dilakukan dengan cara penugasan makalah dengan judul yang ditentukan oleh Komisi III DPR RI dan selanjutnya pengambilan nomor urut fit and propertest kemudian proses fit and propertes dilakukan dihadapan anggota Komisi III DPR RI yang ditugaskan masing-masing sesuai calon hakim agung yang bersangkutan. untuk proses administrasi calon hakim agung Komisi III DPR RI dilakukan oleh Sekretariat Jenderal Komisi III DPR RI Wawancara dengan Bapak Dr. Agus Budianto, SH,MH Tenaga Ahli Komisi III DPR RI, Selasa 2 September 2014. Selain yang tercantum dalam Pasal 24A ayat 3 UUD 1945, dasar yuridis mengenai peraturan DPR dalam rekrutmen hakim agung yaitu, Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Tata Tertib pada bagian ke tiga tentang tugas dan wewenang Pasal 6 huruf p dijelaskan bahwa DPR memiliki tugas dan wewenang “memberi persetujuan calon hakim agung yang diusulkan Komisi Yudisial untuk di tetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden”.

4.1.2 Mekanisme Rekrutmen Hakim Agung Di Komisi Yudisial Dan DPR RI

Sebagai lembaga Negara yang memiliki kewenangan untuk mengusulkan pengangkatan hakim agung Komisi Yudisial bekerja berdasarkan visi untuk mewujudkan fungsi dan kewenangan badan