dengan data studi pustaka, sehingga kebenaran dari data yang diperoleh dapat dipercaya dan meyakinkan. Peneliti akan memasukan data yang diperoleh dari
tempat yang diteliti dan membandingkan dengan ketentuan-ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Untuk lebih jelasnya peneliti
membuat bagan alur tentang penggunaan triangulasi data sebagai berikut.
Bagan 3.1 : Triangulasi Moleong, 2000:178
3. 8 Metode Analisis Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengamatan data, maka diadakan suatu analisis data untuk mengolah data yang ada. “Analisis data adalah proses
pengorganisasian dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis
kerja seperti yang disarankan oleh data”. Moleong,2006:103 Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis data kualitatif interaktif yang terdiri dari tiga alur kegiatan setelah kegiatan pengumpulan data. Moleong,2000:180
DATA Data Penemuan
hasil penelitian
Data hasil wawancara
Sumber data dokumen
1 Pengumpulan Data Kegiatan mencatat semua data secara objektif dan apa adanya sesuai
dengan hasil wawancara dilapangan, 2 Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,pengabstrakan dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan yang tertulis dilapangan,
3 Penyajian Data Sajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan,
4 Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari
konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penulisan berlangsung. Dalam penarikan kesimpulan ini
didasarkan pada reduksi data yang merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam penulisan sebuah penelitian.
Tiga alur kegiatan analisis reduksi data, penarikan kesimpulan atau verifikasi dan kegiatan pengumpulan data merupakan proses siklus dan
interaktif, yang alur kegiatannya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Bagan 3.2 : Komponen-komponen dan alur analisis data kualitatif interaktif. Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, 1992:120
Pengumpulan data
Reduksi data Penyajian data
Penarikan Kesimpulan
67
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4. 1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Kewenangan Komisi Yudisial Dan DPR RI Dalam
Rekrutmen Hakim Agung
Mekanisme pengangkatan calon hakim agung sesuai dengan Pasal 24A a
yat 3 UUD 1945 disebutkan bahwa “Calon hakim agung diusulkan oleh Komisi Yudisial kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk mendapat
persetujuan dan selanjutnya ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden”. Ketentuan tersebut telah menjelaskan tiga lembaga Negara
terkait dengan rekrutmen calon hakim agung. Keterlibatan tiga lembaga Negara tersebut bertujuan untuk mewujudkan check and balance terhadap
pelaksanaan independensi kekuasaan kehakiman dan cabang-cabang kekuasaan lainnya dan yang paling menentukan baik atau tidaknya hakim
agung yang didapatkan adalah proses penyelenggaraan seleksi yang dilakukan oleh Komisi Yudisial sampai pada diusulkannya calon hakim
agung tersebut kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan. Komisi Yudisial berwenang mengusulkan pengangkatan hakim
agung. Hal ini tertuang dalam Pasal 24B ayat 1 UUD 1945 bahwa “Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan