Simpulan Urgensi Dewan Perwakilan Rakyat dalam Rekrutmen Hakim Agung

dalam Peraturan Perundang-undangan dan Tata Tertib DPR sehingga harapan kedepannya dalam memaknai pemberian persetujuan DPR harus berdasarkan pedoman, mekanisme, dan dasar-dasar pertimbangan yang ideal.

5.2 Saran

1. Perlu adanya tim panel ahli untuk membantu dan mengawasi DPR dalam memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan calon hakim agung yang terdiri dari akademisi dan pakar-pakar hukum, hakim agung dari Mahkamah Agung. DPR perlu mendengarkan saran dan masukan atas penilaian dari masyarakat terkait dengan calon hakim agung yang akan diberikan persetujuan, karena sebagai lembaga representasi rakyat DPR harus menjaga tranparansi dan akuntabilitas publik dalam rekrutmen calon hakim agung untuk mendapatkan hakim agung yang berintegritas, memiliki track record yang baik dan tingkat pengetahuan yang luas dibidang hukum. 2. Perlu adanya dasar pertimbangan yang baru dari DPR dalam rekrutmen hakim agung. Karena selama ini DPR hanya berdasar pada Tata Tertib DPR dalam memberikan persetujuan calon hakim agung. Serta perlu diperjelas makna pemberian persetujuan atau tidak memberikan persetujuan dengan memiliki ketentuan-ketentuan yang jelas, standar- standar penilaian yang sesuai yang dijadikan pedoman DPR dalam rekrutmen calon hakim agung karena berdasarkan fakta penyelenggaraan rekrutmen calon hakim agung di DPR berjalan dalam waktu yang singkat yaitu 1 satu hari dan selalu diakhiri dengan voting. Setelah ada keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 27PUU-XI2013 harus ada pembahasan lebih dalam terkait dengan dasar pertimbangan yang akan dijadikan pedoman DPR dalam memberikan persetujuan calon hakim agung yang dijelaskan dalam Peraturan Perundang- undangan atau Tata Tertib DPR. 3. Dengan hanya memiliki kewenangan untuk memberikan persetujuan sesuai dengan keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 27PUU- XI2013 maka kewenangan dalam memberikan persetujuan tersebut kedepannya agar lebih ideal DPR harus berdasarkan pertimbangan tim panel ahli yang dibentuk oleh DPR dalam penyelenggaraan rekrutmen calon hakim agung, pertimbangan hasil seleksi hakim agung yang sudah dilakukan oleh Komisi Yudisial sehingga antara DPR dan Komisi Yudisial saling koordinasi dalam bekerjasama menyatukan pandang terhadap calon hakim agung yang akan di berikan persetujuan, penilaian dari masyarakat terhadap calon hakim agung agar DPR mengetahui lebih dalam track record calon hakim agung tersebut, pembuatan pedoman yang akan dijadikan DPR dalam rekrutmen calon hakim agung pedoman ini dijelaskan lebih lanjut dalam Peraturan Tata Tertib DPR tentang mekanisme, dasar pertimbangan dan kriteria DPR dalam memberikan persetujuan calon hakim agung. Sebagai lembaga tahap kedua dalam rekrutmen calon hakim setelah Komisi Yudisial DPR perlu memiliki kriteria tersendiri dalam hal menguji netralitas dan akseptabilitas calon hakim agung. Uji netralitas calon hakim agung oleh DPR diperlukan untuk menilai apakah calon hakim agung tersebut terbebas dari kepentingan apapun yang tidak mengganggu independensi peradilan ketika menjadi hakim agung. Uji akseptabilitas untuk meninjau kembali hasil seleksi di Komisi Yudisial terhadap calon hakim agung tersebut sudah layak atau belum untuk diberikan persetujuan sebagai hakim agung. DAFTAR PUSTAKA

1. Buku-Buku

Amiruddin dan Asikin Zainal. 2003. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Amiruddin dan Asikin Zainal. 2006. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT Fajar Grafindo Persada Asshiddiqie,Jimly. 2005. Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta: Konstitusi Press Asshiddiqie,Jimly. 2006. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid I. Jakarta: Sekretariat jendral dan kepaniteraan MK RI. Asshiddiqie,Jimly. 2006. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid II. Jakarta: Sekretariat jendral dan kepaniteraan MK RI. Budiardjo, Miriam. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Daulay,IRP. 2006. “Mahkamah Konstitusi : memahami keberadaannya dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia ”. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Fakultas Hukum UNNES. 2010. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum. Semarang: Fakutas Hukum. Hanitijo, Ronny. 1988. Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri. Jakarta: Ghalia Huda, Ni’matul. 2007. Lembaga Negara dalam masa Transisi Demokrasi. Yogyakarta: UII Press. Huda, Ni’matul. 2009. Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers. Kansil,C.S.T.,Drs.SH. 2008. Hukum Tata Negara Republik Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta