PENDAHULUAN ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

METODE RISET LAB. MANAJEMEN DASAR 46 LITBANG PTA 1617 datanya harus normal. Lebih jelasnya silahkan buka kembali materi tentang uji normalitas.  Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara pengamatan pada periode t dengan pengamatan pada periode t-1. Model regresi yang baik seharusnya bebas autokorelasi. Untuk mengetahui autokorelasi atau tidak dapat dilakukan dengan Uji Durbin Watson DW menurut Singgih Santoso 2000:218 secara umum angka Durbin Watson DW yang dapat dijadikan dalam pengambilan keputusan salah satunya adalah: a. Bila nilai Durbin Watson lebih dari 2 2 berarti terjadi autokorelasi. b. Bila nilai Durbin Watson kurang dari 2 2 berarti tidak terjadi autokorelasi. Dibawah ini adalah contoh hasil SPSS untuk uji autokorelasi dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Desain Produk, Harga Kepercayaan Terhadap Loyalitas Pelanggan Indosat IM3 Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang ”. Tabel 4.1 Output Autokorelasi Sumber: Skripsi, Sutrisni, Tahun 2010 Berdasarkan gambar diatas, didapat nilai Durbin Watson DW sebesar 1,864. Hal ini berarti nilai 1,864 2, artinya tidak ada autokorelasi pada model regresi. METODE RISET LAB. MANAJEMEN DASAR 47 LITBANG PTA 1617 Cara yang dapat dilakukan jika terjadi autokorelasi, antara lain : Jika regresi kita memiliki autokorelasi, maka ada beberapa opsi penyelesaiannya antara lain : a. Tentukan apakah autokorelasi yang terjadi merupakan pure autocorrelation. b. Jika yang terjadi adalah pure autocorrelation, maka solusi autokorelasi adalah dengan mentransformasi.  Uji Multikolonieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas independent. Model regresi yang baik seharusnya bebas multikolinieritas atau tidak terjadi korelasi antarvariabel variabel bebas independent. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas di dalam model regresi, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini: a. Nilai Tolerance harus lebih besar dari 0,10 b. Nilai Variance Infaltion Factor VIF lebih kecil dari 10 Dibawah ini adalah contoh hasil SPSS untuk uji multikolonieritas dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Desain Produk, Harga Kepercayaan Terhadap Loyalitas Pelanggan Indosat IM3 Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang ”. Tabel 4.2 Output Multikolinieritas Sumber: Skripsi, Sutrisni, Tahun 2010 METODE RISET LAB. MANAJEMEN DASAR 48 LITBANG PTA 1617 Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa nilai tolerance kelima variabel independen lebih besar dari 0.1 dan nilai VIF dari kelima variabel independen tersebut kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas. Cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolonieritas, antara lain : Jika regresi kita memiliki multikolonieritas, maka ada beberapa opsi penyelesaiannya antara lain : a. Menggabungkan data crossection dan time series pooling data. b. Keluarkan satu atau lebih variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi dari model regresi. c. Transformasi variabel merupakan salah satu cara mengurangi hubungan linier diantara variabel independen. Transformasi dapat dilakukan dengan bentuk logaritma. d. Gunakan metode analisis yang lainnya.  Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik seharusnya bebas heteroskedastisitas. Dengan melihat grafik plot antara nilai variabel terikat SRESID dengan residual ZPRED. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola yang teratur menyempit, melebar, maupun bergelombang maka terjadi heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah ataupun diatas angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi homoskedastisitas. Dibawah ini adalah contoh hasil SPSS untuk uji heteroskedastisitas dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Desain Produk, Harga Kepercayaan Terhadap Loyalitas Pelanggan METODE RISET LAB. MANAJEMEN DASAR 49 LITBANG PTA 1617 Indosat IM3 Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang ” yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar 4.1 Output Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Sumber: Skripsi, Sutrisni, Tahun 2010 Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas, titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada heteroskedastisitas. Dibawah ini adalah contoh hasil SPSS untuk uji heteroskedastisitas dengan judul “Peran Variabel Citra Perusahaan, Kepercayaan Dan Biaya Perpindahan Yang Memediasi Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan ” yang terjadi heteroskedastisitas. Gambar 4.2 Output Terjadi Heteroskedastisitas Sumber: Skripsi, Karsono, Tahun 2009 METODE RISET LAB. MANAJEMEN DASAR 50 LITBANG PTA 1617 Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa terdapat pola yang jelas, titik-titik membentuk garis mengikuti sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat heteroskedastisitas. Cara yang dapat dilakukan jika terjadi heteroskedastisitas, antara lain : Jika regresi kita memiliki heteroskedastisitas, dengan cara pola heteroskedastisitas. Ada beberapa asumsi pola heteroskedastisitas antara lain : a. Asumsi 1 : error variance σ 2 i terhadap X 2 i. b. Asumsi 2 : error variance σ 2 i terhadap variabel independen Xi atau disebut transformasi akar kuadrat. c. Asumsi 3 : error variance σ 2 i terhadap kuadrat nilai Y. d. Asumsi 4 : lakukan transformasi dalam bentuk logaritma. 2. Persamaan Regresi Linier Berganda Keterangan : Y = Variabel Terikat dependent variable α = Konstanta β1 – βn = Koefisien Regresi X1 – Xn = Variabel Bebas independent variable e = Standar Error 3. Koefisien Korelasi r Koefisien korelasi adalah koefisien yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel X dan Y. Syaratnya yaitu : a. Jika r = +1 atau mendekati +1, maka hubungannya kuat dan searah. Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + … + βnXn + e METODE RISET LAB. MANAJEMEN DASAR 51 LITBANG PTA 1617 b. Jika r = 0 atau mendekati 0, maka hubungannya sangat lemah atau bahkan tidak ada hubungan sama sekali. c. Jika r = -1 atau mendekati -1, maka hubungannya kuat dan tidak searah. Dibawah ini adalah contoh hasil SPSS untuk koefisien korelasi dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Desain Produk, Harga Kepercayaan Terhadap Loyalitas Pelanggan Indosat IM3 Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang ”. Tabel 4.3 Output Koefisien Korelasi Sumber: Skripsi, Sutrisni, Tahun 2010 Berdasarkan gambar diatas, didapat nilai koefisien korelasi sebesar 0,872. Hal ini berarti nilai 0,872 mendekati +1, maka hubungannya kuat dan searah yang artinya memenuhi syarat koefisien korelasi. 4. Koefisien Determinasi R 2 Koefisien determinasi adalah koefisien yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel bebas X mempengaruhi variabel terikat Y. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 sampai dengan 1. Dibawah ini adalah contoh hasil SPSS untuk koefisien determinasi dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Desain Produk, Harga Kepercayaan Terhadap Loyalitas Pelanggan Indosat IM3 Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang ”. METODE RISET LAB. MANAJEMEN DASAR 52 LITBANG PTA 1617 Tabel 4.4 Output Koefesien Determinasi Sumber: Skripsi, Sutrisni, Tahun 2010 Berdasarkan gambar diatas, didapat nilai koefisien determinasi sebesar 0,758. Hal ini berarti nilai 0,758 berkisar antara 0 sampai dengan 1 yang artinya memenuhi syarat koefisien determinasi. 5. Uji t Uji parsial dengan t-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual parsial terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan uji hipotesis secara parsial didasarkan pada nilai probabilitas. Kriteria pengambilan keputusan untuk uji parsial adalah sebagai berikut:  Jika P-value 0.05 maka H0 diterima.  Jika P-value 0.05 maka H1 diterima. Dibawah ini adalah contoh hasil SPSS untuk uji t dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Desain Produk, Harga Kepercayaan Terhadap Loyalitas Pelanggan Indosat IM3 Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang ”. METODE RISET LAB. MANAJEMEN DASAR 53 LITBANG PTA 1617 Tabel 4.5 Output Uji t Sumber: Skripsi, Sutrisni, Tahun 2010 Hipotesis yang digunakan dalam uji parsial uji t adalah: H0 1 : Kualitas produk tidak berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan. H1 1 : Kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan. H0 2 : Kualitas pelayanan tidak berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan. H1 2 : Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan. H0 3 : Desain produk tidak berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan. H1 3 : Desain produk berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan. H0 4 : Harga tidak berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan. H1 4 : Harga berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan. METODE RISET LAB. MANAJEMEN DASAR 54 LITBANG PTA 1617 H0 5 : Kepercayaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan. H1 5 : Kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan. Berdasarkan gambar diatas, diketahui bahwa nilai signifikan semua variabel bebas masing-masing sebesar 0,000; 0,004; 0,000; 0,002; 0,009 dan nilai signifikan semua variabel lebih kecil dari 0,05 maka keputusannya adalah H0 ditolak, H1 diterima. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas produk, kualitas pelayanan, desain produk, harga kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan. 6. Uji F Uji simultan dengan F-test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan didasarkan pada nilai probabilitas. Kriteria pengambilan keputusan untuk uji simultan adalah sebagai berikut:  Jika P-value 0.05 maka H0 diterima.  Jika P-value 0.05 maka H1 diterima. Dibawah ini adalah contoh hasil SPSS untuk uji F dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Desain Produk, Harga Kepercayaan Terhadap Loyalitas Pelanggan Indosat IM3 Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang ”. METODE RISET LAB. MANAJEMEN DASAR 55 LITBANG PTA 1617 Tabel 4.6 Output Uji F Sumber: Skripsi, Sutrisni, Tahun 2010 Hipotesis yang digunakan pada uji F uji simultan adalah: H0 : Kualitas produk, kualitas pelayanan, desain produk, harga kepercayaan secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan. H1 : Kualitas produk, kualitas pelayanan, desain produk, harga kepercayaan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan. Berdasarkan gambar diatas, diketahui bahwa nilai signifikan semua variabel bebas secara bersama-sama sebesar 0,000 dan nilai signifikannya lebih kecil dari 0,05 maka keputusannya adalah H0 ditolak, H1 diterima. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas produk, kualitas pelayanan, desain produk, harga kepercayaan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan.

IV. CONTOH KASUS

Manajer produksi PT. Maju Jaya yang bergerak dalam bidang konveksi pakaian ingin mengetahui apakah ada hubungan antara biaya iklan dan biaya promosi dengan hasil penjualan setiap bulannya selama satu tahun. Berikut adalah data biaya iklan dan biaya promosi dengan hasil penjualan dalam ratusan ribu rupiah. METODE RISET LAB. MANAJEMEN DASAR 56 LITBANG PTA 1617 Bulan Biaya Iklan Biaya Promosi Hasil Penjualan Januari 570 151 5700 Februari 560 151 5600 Maret 500 150 5555 April 560 156 5700 Mei 500 151 5555 Juni 570 150 5500 Juli 560 156 5700 Agustus 560 151 5555 September 570 156 5700 Oktober 500 157 5500 November 560 151 5600 Desember 500 156 5700 Taraf signifikan yang digunakan adalah 5 α = 5. Tentukan : 1 Persamaan regresi 2 Uji t 3 Uji F 4 R 2