- Sumber Saparin, Tata Pemerintahan dan Administrasi Pemerintahan Desa, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986
- Taliziduhu Ndraha, Dimensi-Dimensi Pemerintahan Desa, Jakarta: Bumi Aksara, 1981
- W. Riawan Tjandra dan Kresno Budi Darsono, Legal Drafting: Teori dan Teknik Pembuatan Peraturan Daerah, Yogyakarta: Atma Jaya
Yogyakarta, 2009.
3.3 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Teknik pengumpulan bahan hukum yang akan digunakan sebagai sumber di dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Menurut
Iskandar 2009: 64, “studi kepustakaan library research dikenal juga dengan
riset non reaktif untuk mencari data sekunder dalam penelitian hukum normatif dengan jalan menelaah bahan-bahan kepustakaan seperti buku, jurnal, artikel-
artikel maupun kepustakaan lainnya, termasuk pustaka online”.
Sedangkan teknik pengumpulan bahan hukum primer dilakukan dengan teknik legal dokumenter dokumentatif research. Menurut Arif Hidayat 2010:
17 teknik legal dokumenter adalah ”teknik pengumpulan data melalui identifikasi
dan telaah perundang-undangan maupun dokumen-dokumen hukum resmi, kemudian dianalisis dan dirumuskan sebagai bahan hukum pokok di dalam
penelitian hukum normatif legal doctriner.
3.4 Teknik Analisis Bahan Hukum
Penelitian hukum ini berusaha untuk mengerti atau memahami gejala yang diteliti untuk kemudian mendeskripsikan data-data yang diperoleh selama
penelitian, yaitu apa yang tertera dalam bahan-bahan hukum yang relevan dan menjadi acuan dalam penelitian hukum kepustakaan sebagaimana telah
disinggung di atas. Metode penalaran yang dipilih oleh peneliti adalah metode penalaran
deduktif, yaitu “hal-hal yang dirumuskan secara umum diterapkan pada keadaan
yang khusus ” Marzuki, 2008: 42. Dalam penelitian ini, peneliti mengkritisi
teori-teori ilmu hukum yang bersifat umum untuk kemudian menarik kesimpulan yang sesuai dengan isu hukum yang diteliti atau dianalisa, yaitu mengenai
perbedaan-perbedaan isi Peraturan daerah antara Kabupaten Semarang dan Kabupaten Wonosobo serta isu-isu strategis Peraturan Daerah tentang
Pemerintahan Desa.
3.5 Definisi Operasional
a. Otonomi Daerah, adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom