b. Pengoordinasian perencanaan pembangunan; c. Pengoordinasian perencanaan lembaga kemasyarakatan;
d. Perencanaan kegiatan pembangunan secara partisipatif dan
terpadu; dan e. Penggalian dan pemanfaatan sumber daya kelembagaan
untuk pembangunan di desa danatau kelurahan.
2.4.5 Keuangan Desa
Pasal 212 UU Pemda menyebutkan bahwa “Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik
berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik desa berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban menimbulkan
pendapatan, belanja dan pengelolaan keuangan desa”.
Pasal 1 angka 1 Peraturan dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa, menjelaskan “Keuangan Desa adalah
semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk keayaan yang
berhubungan dengan hak dan kewajiban desa tersebut”. Keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan
tertib dan disiplin. Pasal 68 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang
Desa, menyebutkan sumber pendapatan desa terdiri atas: a. Pendapatan asli desa, terdiri dari hasil usaha desa, hasil
kekayaan desa, hasil swadaya desa dan partisipasi, hasil gotong royong dan lain-lain pendapatan asli desa yang sah;
b. Bagi hasil pajak daerah kabupatenkota paling sedikit 10 sepuluh per seratus untuk desa dan dari retribusi
KabupatenKota sebagian diperuntukkan bagi desa; c. Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang
diterima oleh KabupatenKota untuk desa paling sedikit 10 sepuluh per seratus, yang pembagiannya untuk setap Desa
secara proporsional yang merupakan alokasi dana desa;
d. Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah KabupatenKota dalam ramgka pelaksanaan urusan
pemerintahan; e. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.
Belanja desa dimaksud digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat desa. Pengelolaan keuangan
desa ditentukan oleh kepala desa, yang dirinci dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, yang ditetapkan dengan Peraturan Desa. Pengelolaan keuangan
desa ini dilakukan oleh kepala desa, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh BupatiWalikota dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
Dalam rangka meningkatkan pendapatan, desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki desa. Badan
Usaha Milik Desa ini dapat melakukan pinjaman sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Badan Usaha Milik Desa ini merupakan badan hukum
pembentukannya dilakukan dengan berpedoman pada peraturan perundang- undangan.
Sumber pendapatan desa yang telah dimiliki dan dikelola oleh desa tidak dibenarkan diambil alih oleh pemerintah atau pemerintah daerah. Pasal 72 ayat 2
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa:
Peraturan Daerah KabupatenKota sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sekurang-kurangnya memuat:
a. Sumber pendapatan;
b. Jenis pendapatan;
c. Rincian bagi hasil pajak dan retribusi daerah;
d. Bagian dana perimbangan;
e. Persentase dana alokasi desa;
f. Hibah;
g. Sumbangan;
h. Kekayaan.
2.4.6 Anggaran Pendapatan Desa APBDes