Terkait dengan persyaratan dapat di bentuknya suatu lembaga kemasyarakatan di desakelurahan, Perda Kabupaten Semarang mencantukan
aturan tersebut, sedangkan Perda Kabupaten Wonosobo tidak mengatur hal tersebut.
Demikian pula dalam hal hubungan kerja, hubungan kerja lembaga kemasyarakatan desa dengan pemerintah desa di Kabupaten Semarang bersifat
bersifat kemitraan, konsultatif dan koordinatif, Hubungan kerja antar Lembaga Kemasyarakatan bersifat koordinatif, Hubungan kerja Lembaga Kemasyarakatan
dengan pihak ketiga bersifat kemitraan. Sedang di Kabupaten Wonosobo Hubungan kerja Lembaga Kemasyarakatan Desa dengan pihak lain bersifat
kemitraan.
4.4.6. Kerjasama desa di Kabupaten Semarang dan Kabupaten Wonosobo
Untuk kepentingan pembangunan, desa dapat mengadakan kerjasama, yang diatur dengan keputusan bersama dan dilaporkan kepada bupatiwalikota
melalui camat. Kerjasama antardesa dan desa dengan pihak ketiga, dilakukan sesuai kewenangan yang dimiliki. Kerjasama ini dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai pelaksana dari kerjasama ini dapat dibentuk badan kerjasama.
Desa dapat mengadakan kerja sama antar desa untuk kepentingan desa masing-masing. Pasal 83 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005
tentang Desa, menyebutkan kerja sama meliputi bidang: a. Peningkatan perekonomian masyarakat desa;
b. Peningkatan pelayanan pendidikan; c. Kesehatan;
d. Sosial budaya;
e. Ketentraman dan ketertiban; danatau f. Pemanfaatan sumber daya alam dan teknologi tepat guna dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan. Pengaturan lebih lanjut mengenai desa ditetapkan dengan Peraturan
Daerah Perda, dimana perda dimaksud wajib menghormati hak, asal-usul dan adat istiadat yang berlaku di desa.
Dalam hal kerjasama di Kabupaten Semarang dengan di Kabupaten Wonosobo pun terdapat banyak perbedaan. Di Kabupaten Semarang kerjasama
diatur dalam Peraturan daeran No. 24 Tahun 2006, dalam Perda disebutkan bahwa kerjasama dapat dilaksanakan antar desa di kecamatan yang sama dalam wilayah
daerah; antar desa di kecamatan yang berbeda dalam wilayah daerah; dan antar desa dengan pihak ketiga dalam wilayah daerah. Di Kabupaten Wonosobo,
kerjasama diatur dalam Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2010, disebutkan bahwa kerjasama desa dapat dilaksanakan antar desa dengan desa satu kecamatan; dan
desa dengan desa di lain kecamatan dalam daerah. Selanjutnya mengenai bidang kerjasama desa, dalam Perda Kabupaten
Semarang Nomor 24 Tahun 2006 disebutkan kerjasama desa meliputi bidang: peningkatan perekonomian masyarakat desa; peningkatan pelayanan pendidikan;
kesehatan; sosial budaya; ketentraman dan ketertiban; danatau pemanfaatan sumber sumber daya alam dan teknologi tepat guna dengan memperhatikan
kelestarian lingkungan. Sedangkan Perda Kabupaten Wonosobo Nomor 3 Tahun 2010, selain seperti yang disebutkan di Kabupaten Semarang, ditambah tiga
bidang yaitu: tenaga kerja; pekerjaan umum; batas desa; dan lain-lain sesuai dengan kewenangan desa.
Prinsip kerjasama desa pun ternyata juga sedikit berbeda antara Kabupaten Semarang dengan Kabupaten Wonosobo yakni, di Kabupaten Semarang
Kerjasama dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut, yaitu: saling membutuhkan; meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembangunan, pengelolaan
dan pengolahan potensi desa; meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kepada masyarakat; tidak merusak danatau menurunkan kualitas pembangunan
dan lingkungan; tidak menyebabkan timbulnya dampak sosial yang dapat meresahkan masyarakat dan tidak bertentangan dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku. Di Kabupaten Wonosobo antara lain: efisiensi; efektivitas; sinergi; saling menguntungkan; kesepakatan bersama; itikad baik;
persamaan kedudukan dan transparansi.
4.4.7. Sumber pendapatan desa di Kabupaten Semarang dan Kabupaten