Sumber pendapatan desa di Kabupaten Semarang dan Kabupaten

Prinsip kerjasama desa pun ternyata juga sedikit berbeda antara Kabupaten Semarang dengan Kabupaten Wonosobo yakni, di Kabupaten Semarang Kerjasama dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut, yaitu: saling membutuhkan; meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembangunan, pengelolaan dan pengolahan potensi desa; meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kepada masyarakat; tidak merusak danatau menurunkan kualitas pembangunan dan lingkungan; tidak menyebabkan timbulnya dampak sosial yang dapat meresahkan masyarakat dan tidak bertentangan dengan ketentuan perundang- undangan yang berlaku. Di Kabupaten Wonosobo antara lain: efisiensi; efektivitas; sinergi; saling menguntungkan; kesepakatan bersama; itikad baik; persamaan kedudukan dan transparansi.

4.4.7. Sumber pendapatan desa di Kabupaten Semarang dan Kabupaten

Wonosobo Pasal 68 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa, menyebutkan sumber pendapatan desa terdiri atas: a. Pendapatan asli desa, terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaan desa, hasil swadaya desa dan partisipasi, hasil gotong royong dan lain-lain pendapatan asli desa yang sah; b. Bagi hasil pajak daerah kabupatenkota paling sedikit 10 sepuluh per seratus untuk desa dan dari retribusi KabupatenKota sebagian diperuntukkan bagi desa; c. Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh KabupatenKota untuk desa paling sedikit 10 sepuluh per seratus, yang pembagiannya untuk setap Desa secara proporsional yang merupakan alokasi dana desa; d. Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah KabupatenKota dalam ramgka pelaksanaan urusan pemerintahan; e. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat. Belanja desa dimaksud digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat desa. Pengelolaan keuangan desa ditentukan oleh kepala desa, yang dirinci dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, yang ditetapkan dengan Peraturan Desa. Pengelolaan keuangan desa ini dilakukan oleh kepala desa, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh BupatiWalikota dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Dalam rangka meningkatkan pendapatan, desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki desa. Badan Usaha Milik Desa ini dapat melakukan pinjaman sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Badan Usaha Milik Desa ini merupakan badan hukum pembentukannya dilakukan dengan berpedoman pada peraturan perundang- undangan. Sumber pendapatan desa yang telah dimiliki dan dikelola oleh desa tidak dibenarkan diambil alih oleh pemerintah atau pemerintah daerah. Pasal 72 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa: Peraturan Daerah KabupatenKota sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sekurang-kurangnya memuat: a. Sumber pendapatan; b. Jenis pendapatan; c. Rincian bagi hasil pajak dan retribusi daerah; d. Bagian dana perimbangan; e. Persentase dana alokasi desa; f. Hibah; g. Sumbangan; h. Kekayaan. Terkait dengan sumber pendapatan desa, ada sedikit perbedaan antara di Kabupaten Semarang dan Kabupaten Wonosobo. Di Kabupaten Semarang, diatur dalam Peraturan Daerah No. 18 Tahun 2006, menyebutkan sumber pendapatan desa terdiri atas: pendapatan asli Desa; bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah; bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Daerah; bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah; hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat; dan pinjaman desa. Sedangkan di Kabupaten Wonosobo yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2008, sumber pendapatan desa terdiri atas: Pendapatan asli desa, terdiri dari hasil usaha desa, kekayaan desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong dan lain-lain pendapatan asli desa yang sah; Bagi hasil pajak daerah kabupaten paling sedikit 10 untuk desa dan dari retribusi kabupaten sebagian diperuntukkan untuk desa yang merupakan pembagian untuk setiap desa secara proporsional; Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten untuk desa paling sedikit 10 yang pembagiannya untuk setiap desa secara proporsional yang merupakan Alokasi Dana Desa; Bantuan uang dari pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah daerah dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintah; Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat. Perbedaan lain, unsur-unsur kekayaan desa, sebagai salah satu komponen pendapatan asli desa. Di Kabupaten Semarang, kekayaan desa hanya dijabarkan ke dalam: tanah kas desa; jalan desa; pasar desa; pasar hewan desa; tambatan perahu desa; bangunan desa; pelelangan ikan yang dikelola oleh desa; dan lain- lain kekayaan milik Desa.

4.4.8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa APBDesa di Kabupaten

Dokumen yang terkait

JEMBER NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PEMERINTAHAN DESA KAJIAN YURIDIS MEKANISME PENCALONAN KEPALA DESA BERDASARKAN PERATURAN DAERAh KABUPATEN

0 3 11

KAJIAN YURIDIS MEKANISME PENCALONAN KEPALA DESA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PEMERINTAHAN DESA

0 8 15

KAJIAN YURIDIS MENGENAI FUNGSI DAN PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DI DESA SUKOREJO KECAMATAN BANGSALSARI KABUPATEN JEMBER BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 72 TAHUN 2005 TENTANG PEMERINTAHAN DESA

0 5 10

KAJIAN YURIDIS MENGENAI FUNGSI DAN PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DI DESA SUKOREJO KECAMATAN BANGSALSARI KABUPATEN JEMBER BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 72 TAHUN 2005 TENTANG PEMERINTAHAN DESA

0 3 15

KAJIAN YURIDIS TENTANG PELAKSANAAN PEMERINTAHAN DESA DI DESA KEDUNGREJO KECAMATAN ROWOKANGKUNG BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

0 4 16

KAJIAN YURIDIS TENTANG PELAKSANAAN PEMERINTAHAN DESA DI DESA KEDUNGREJO KECAMATAN ROWOKANGKUNG BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

0 4 9

Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Proda Tahun 2004 di Desa Gunung Tumpeng Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

0 7 71

TINJAUAN YURIDIS PENGARUH UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 1999 TENTANG TINJAUAN YURIDIS PENGARUH UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 1999 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP SISTEM PEMERINTAHAN DESA (Studi Kasus di Desa Botok Kecamatan Kerjo Kabupaten Karangany

0 2 9

PENDAHULUAN TINJAUAN YURIDIS PENGARUH UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 1999 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP SISTEM PEMERINTAHAN DESA (Studi Kasus di Desa Botok Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar).

0 1 17

permen no.10 th 2012

0 0 3