“bahwa setiap Materi Peraturan Perundang-undangan harus menimbulkan ketertiban dalam masyarakat melalui jaminan adanya
kepastian hukum.”
j. Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan:
“bahwa setiap Materi Peraturan Perundang-undan gan harus mencerminkan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan, antara
kepentingan individu dan mayarakat den gan kepentingan bangsa
dan Negara.” Selanjutnya materi Peraturan Daerah dilarang bertentangan dengan
kepentingan umum danatau Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 136 ayat 4 UU Pemda, yang
menyatakan bahwa “Perda sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilarang bertentangan dengan kepentingan umum danatau Peraturan Perundang-undangan
yang lebih tinggi”. Dalam penjelasan Pasal tersebut, yang dimaksud dengan ”bertentangan
d engan kepentingan umum” dalam ketentuan ini adalah kebijakan yang berakibat
terganggunya kerukunan antar warga masyarakat, terganggunya pelayanan umum, dan terganggunya ketentramanketertiban umum serta kebijakan yang bersifat
diskriminatif. Menurut Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,
Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan dalam Panduan Praktis Memahami Perancangan Peraturan Daerah 2011: 15, menyebutkan dalam
pembentukan peraturan daerah paling sedikit harus memuat 3 tiga landasan yaitu:
a. Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan
bahwa peraturan
yang dibentuk
mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran dan cita hukum yang meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia
yang bersumber dari Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.
b. Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek. Landasan sosiologis sesungguhnya menyangkut kenyataan empiris yang hidup dalam
masyarakat.
c. Landasan Yuridis
Landasan yuridis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk mengatasi
permasalahan hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan diubah, atau
yang akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat. Landasan yuridis menyangkut persoalan
hukum yang berkaitan dengan substansi atau materi yang diatur sehingga perlu dibentuk Peraturan Perundang-undangan yang baru.
Beberapa persoalan hukum itu, antara lain, peraturan yang sudah ketinggalan, peraturan yang tidak harmonis atau tumpang tindih,
jenis peraturan yang lebih rendah dari Undang-Undang sehingga daya berlakunya lemah, peraturannya sudah ada tetapi tidak
memadai, atau peraturannya memang sama sekali belum ada”. Peraturan Perundang-undangan merupakan salah satu produk hukum,
maka agar dapat mengikat secara umum dan mamiliki efektivitas dalam hal pengenaan sanksi, dalam pembentukannya harus memperhatikan beberapa
persyaratan yuridis, yaitu: a Dibuat atau dibentuk oleh oergan yang berwenang. Artinya suatu
Peraturan Perundang-undangan harus dibuat oleh pejabat atau badan yang mempunyai kewenangan untuk itu. Kalau persyaratan ini tidak
diindahkan maka menjadikan Peraturan Perundang-undangan itu batal demi hukum van rechtswegenietig.
b Adanya kesesuaian bentukjenis Peraturan Perundang-undangan dengan materi muatan yang akan diatur. Ketidaksesuaian
bentukjenis ini dapat menjadi alasan untuk membatalkan Peraturan Perundang-undangan yang dimaksud.
c Adanya prosedur dan tata cara pembentukan yang telah ditentukan. Pembentukan suatu Peraturan Perundang-undangan harus melalui
prosedur dan tata cara yang telah ditentukan. d Tidak boleh bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan
yang lebih tinggi tingkatannya. Sesuai dengan pandangan stufenbau theory, Peraturan Perundang-undangan mengandung norma-norma
hukum yang sifatnya hirarkhis. Artinya suatu Peraturan Perundang- undangan yang lebih tinggi tingkatannya merupakan grundnorm
norma dasar bagi Peraturan Perundang-undangan yang lebih rendah tingkatannya Handoyo; 2008: 70-71.
Menurut Rosjidi Ranggawidjaja dalam Handoyo 2008: 71 menyatakan
bahwa “Selain ketiga landasan filosofis, sosiologis dan yuridis, masih terdapat landasan lain, yaitu landasan teknik perancangan, karena berkaitan erat dengan
hal-hal yang
menyangkut kejelasan
perumusan, konsistensi
dalam mempergunakan peristilahan atau sistematika dan penggunaan b
ahasa yang jelas”. Dalam pembentukan Peraturan Daerah selain didasarkan pada Pancasila
yang merupakan sumber dari segala sumber hukum negara dan UUD 1945 yang merupakan hukum dasar dalam peraturan perundang-undangan, juga didasarkan
pada asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan sebagaimana diatur dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang undangan dan Pasal 137 UU Pemda, yang meliputi asas:
a. Kejelasan Tujuan.