Analisis Peraturan Daerah Perda Kabupaten Wonosobo Mengenai Sistem

2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa Lainnya. g Peraturan Bupati Nomor 31 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa di Kabupaten Wonosobo, memuat ketentuan mengenai Maksud dan Tujuan, Pembentukan, Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewajiban, Kegiatan, Kepengurusan, Pelantikan Pengurus LPMD, Pemberhentian Pengurus LPMD, Struktur Organisasi, Hubungan Kerja dan Sumber Dana. h Peraturan Bupati Nomor 21 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda Nomor 6 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pemilihan, Pencalonan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa, mengatur mengenai Persiapan Pemilihan Kepala Desa, Panitia Pemilihan, Hak Memilih dan Dipilih, Daftar Pemilih, Penjaringan dan Penyaringan Calon Kepala Desa, Kampanye, Tanda Gambar dan Nomor Urut Calon, Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa, Pemungutan Suara, Larangan dan Sanksi bagi Calon Kepala Desa dan Panitia Pemilihan Kepala Desa, Mekanisme Pengaduan dan Penyelesaian Masalah, Biaya Pemilihan Kepala Desa, Pelantikan Kepala Desa dan Masa Jabatan Kepala desa.

3. Analisis

Berdasarkan teori dan sumber data primer yang penulis gunakan, penulis berpendapat bahwa dalam Peraturan Pemerintah No. 72 tentang Desa menyatakan bahwa “setiap daerah perlu menindaklanjuti Peraturan daerah yang mengatur mengenai sistem pemerintahan desa”. Dalam kenyataannya legislasi Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo dengan luas wilayah lebih besar dibanding wilayah Kabupaten Semarang sampai dengan tahun 2012 sudah menjalankan apa yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah tersebut. Dengan begitu Pemerintah Kabupaten Wonosobo telah memberi peluang kepada daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri serta memberikan keleluasaan kepada desa untuk melaksanakan tugas dan wewenang sesuai dengan kewenangan masing-masing desa dengan memperhatikan kondisi desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat dengan adanya Peraturan Daerah yang mengatur mengenai sistem pemerintahan desa. Teori Hans Kelsen menjelaskan bahwa “dalam pendekatan „stufenbau theory‟, hukum positif peraturan dikonstruksi berjenjang dan berlapis-lapis, peraturan yang rendah bersumber dari peraturan yang lebih tinggi dan tidak boleh bertentangan dengan peraturan di atasnya atau peraturan yang lebih tinggi” http:www.scribd.comdoc88632306Problematika-Yuridis- Hirarki-Peraturan-Daerah- Dengan- Esensi-Otonomi-Daerah diunduh tanggal 31 Oktober 2012. Dalam hal ini bahwa landasan Kabupaten Wonosobo dalam menyusun Peraturan Daerah mengenai Sistem Pemerintahan Desa bersumber pada peraturan yang lebih tinggi peraturan diatasnya yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 30 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyerahana Urusan KabupatenKota Kepada Desa dan Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang Desa dan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Sebagaimana tercantum dalam Pasal 146 ayat 1 UU Pemda yang menyebutkan bahwa “Untuk melaksanakan Peraturan Daerah dan atas kuasa Peraturan Perundang-undangan, Kepala Daerah menetapkan Peraturan Kepala Daerah danatau Keputusan Kepala Daerah”. Di Kabupaten Wonosobo dari 15 Peraturan Daerah mengenai sistem pemerintahan desa terdapat 8 Peraturan Bupati terkait dengan petunjuk pelaksana peraturan daerah mengenai sistem pemerintahan desa, yang mana ketentuan-ketentuan yang seharusnya diatur dengan peraturan bupati sudah ditindaklanjuti dengan menerbitkan Peraturan Bupati terkait dengan petunjuk pelaksana peraturan daerah mengenai sistem pemerintahan desa. Peraturan Bupati sangat penting karena menurut Hartono 2008: 144 menerangkan bahwa “penggunaan kata peraturan, maka secara terminologis makna Peraturan Kepala Daerah merupakan jenis Peraturan Perundang-undangan tingkat daerah yang sifatnya adalah mengatur dan berlakunya mengikat umum”.

4.3.3. Perbedaan Peraturan Daerah Perda mengenai Sistem Pemerintahan

Dokumen yang terkait

JEMBER NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PEMERINTAHAN DESA KAJIAN YURIDIS MEKANISME PENCALONAN KEPALA DESA BERDASARKAN PERATURAN DAERAh KABUPATEN

0 3 11

KAJIAN YURIDIS MEKANISME PENCALONAN KEPALA DESA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PEMERINTAHAN DESA

0 8 15

KAJIAN YURIDIS MENGENAI FUNGSI DAN PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DI DESA SUKOREJO KECAMATAN BANGSALSARI KABUPATEN JEMBER BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 72 TAHUN 2005 TENTANG PEMERINTAHAN DESA

0 5 10

KAJIAN YURIDIS MENGENAI FUNGSI DAN PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DI DESA SUKOREJO KECAMATAN BANGSALSARI KABUPATEN JEMBER BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 72 TAHUN 2005 TENTANG PEMERINTAHAN DESA

0 3 15

KAJIAN YURIDIS TENTANG PELAKSANAAN PEMERINTAHAN DESA DI DESA KEDUNGREJO KECAMATAN ROWOKANGKUNG BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

0 4 16

KAJIAN YURIDIS TENTANG PELAKSANAAN PEMERINTAHAN DESA DI DESA KEDUNGREJO KECAMATAN ROWOKANGKUNG BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

0 4 9

Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Proda Tahun 2004 di Desa Gunung Tumpeng Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

0 7 71

TINJAUAN YURIDIS PENGARUH UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 1999 TENTANG TINJAUAN YURIDIS PENGARUH UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 1999 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP SISTEM PEMERINTAHAN DESA (Studi Kasus di Desa Botok Kecamatan Kerjo Kabupaten Karangany

0 2 9

PENDAHULUAN TINJAUAN YURIDIS PENGARUH UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 1999 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP SISTEM PEMERINTAHAN DESA (Studi Kasus di Desa Botok Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar).

0 1 17

permen no.10 th 2012

0 0 3